Kesimpulan Kulit Formulasi dan Evaluasi Sediaan Masker Sheet yang Mengandung Provitamin B5 Sebagai Anti-Aging

51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: a. Provitamin B5 dapat diformulasikan dalam sediaan masker sheet wajah yang mempunyai pH sebesar 6,6-6,7, viskositas 250-325 cps, homogen, tidak mengiritasi, dan stabil dalam penyimpanan. b. Perbedaan konsentrasi provitamin B5 yang diformulasikan dalam masker sheet wajah memberikan efektivitas anti-aging yang berbeda. Semakin tinggi konsentrasi provitamin B5 semakin tinggi efektivitas anti agingnya. Konsentrasi paling tinggi yang dipakai adalah 5. c. Penggunaan sediaan masker sheet wajah yang mengandung provitamin B5 selama 4 minggu menunjukkan peningkatan kondisi kulit yaitu kadar air semakin meningkat 26,46-42,38, kehalusan kulit semakin meningkat 18,64-40,18, pori semakin mengecil 6,61- 27,35, noda semakin berkurang 6,56-14,91, dan keriput semakin berkurang 7,59-22,88.

5.2 Saran

Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat membandingkan efektivitas anti-aging masker sheet provitamin B5 dengan masker sheet anti- aging lain yang mengandung vitamin B lainnya. Universitas Sumatera Utara 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kulit

Kulit adalah organ terbesar dari tubuh, memiliki massa lebih dari 10 massa tubuh dan yang memungkinkan tubuh untuk berinteraksi dengan lingkungannya Walters, 2007. Kulit orang dewasa memiliki luas permukaan sekitar 1,6 m 2 dan memiliki ketebalan kulit yang bervariasi sesuai dengan usia, jenis kelamin dan lokasi. Umumnya, kulit pria lebih tebal daripada wanita. Namun, perempuan memiliki lapisan lemak subkutan lebih tebal. Secara umum, kulit kelopak mata adalah yang paling tipis dan kulit pada telapak kaki adalah yang paling tebal. Pada usia muda, regenerasi sel kulit berlangsung selama 28-30 hari Mitsui, 1997.

2.1.1 Fungsi kulit

Kulit memiliki banyak fungsi yang dapat diklasifikasikan sebagai fungsi yang essensial atau penting bagi tubuh mamalia dan manusia dalam bertahan hidup di lingkungan yang relatif tidak bersahabat. Dalam konteks umum, fungsi- fungsi ini dapat diklasifikasikan sebagai pelindung, mempertahankan homeostasis dan juga sebagai indera perasa. Kulit juga merupakan organ penting untuk mempertahankan homeostasis tubuh, terutama dalam hal regulasi panas, absorpsi, status emosional dan peran sekresi Walters, 2007. Gangguan fisik serta mekanik dicegah oleh adanya bantalan lemak subkutis, tebalnya lapisan kulit dan serabut penunjang yang berfungsi sebagai pelindung bagian luar tubuh. Gangguan kimiawi ditanggulangi dengan adanya lemak permukaan kulit atau mantel asam kulit dengan pH 4,5-6,5 Tranggono dan Universitas Sumatera Utara 6 Latifah, 2007. Gangguan sinar ultraviolet diatasi oleh sel melanin yang menyerap sekitar 5-10 dari sinar tersebut Wasitaatmadja, 1997.

2.1.2 Anatomi struktur kulit

Gambar 2.1 Anatomi kulit Burns, dkk., 2004. Kulit manusia terdiri dari tiga lapisan yaitu: 1. Epidermis kulit ari Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit manusia dan memiliki tebal yang berbeda-beda: 400-600 µm untuk kulit tebal kulit pada telapak tangan dan kaki dan 75-150 µm untuk kulit tipis kulit selain telapak tangan dan kaki, memiliki rambut. Keratinosit yang dibentuk dalam stratum basal berjalan menuju permukaan dengan meningkatnya diferensiasi menjadi sel pipih dan bertanduk. Proses yang terjadi pada epidermis inilah yang disebut dengan keratinisasi Keratinosit yang secara bersusun dari lapisan paling luar hingga paling dalam adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 7 a. Stratum Korneum lapisan tanduk Merupakan lapisan epidermis yang paling atas dan menutupi semua lapisan epiderma. Terdiri dari 15-20 lapis sel gepeng, tanpa inti dengan sitoplasma yang dipenuhi keratin, tahan terhadap air, elastis dan selalu mengelupas. Lapisan ini terdiri dari sisik-sisik keratin yang tersusun tumpang tindih overlapping Lapisan ini akan mengalami pembaruan selama proses keratinisasi pembentukan zat tandukkeratin berlangsung. Stratum korneum menggambarkan sistem pelindung yang sangat resisten terhadap bahan-bahan kimia dan sistem penyimpan dari kulit. Stratum korneum mencegah penguapan air yang berlebihan maupun mencegah masuknya senyawa asing. b. Stratum Lusidum Terletak di bawah lapisan tanduk dan sebagai penghubung antara lapisan tanduk dengan stratum granulosum. Lapisan ini terdiri dari protoplasma sel-sel jernih yang kecil-kecil, tipis dan bersifat translusen sehingga dapat dilewati sinar. Lapisan ini sangat tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki. Disinilah proses keratinisasi bermula. Fungsi lapisan ini untuk mengganti stratum korneum. c. Stratum Granulosum Lapisan ini terdiri dari satu atau dua lapisan sel-sel mati sel gepeng. Stratum granulosum mengandung ceramide, komponen penting dari lipid epidermal, yang bertanggung jawab untuk fungsi pelindung dari stratum korneum. Pada membran sel terdapat granula lamela yang bekerja sebagai penyaring selektif terhadap masuknya materi asing, serta menyediakan efek pelindung pada kulit. Universitas Sumatera Utara 8 d. Stratum Spinosum Disebut juga lapisan malphigi yang terdiri dari sel-sel yang saling berhubungan dengan perantaraan jembatan-jembatan protoplasma berbentuk kubus. Sel-sel spinosum saling terikat dengan filamen; filamen ini memiliki fungsi untuk mempertahankan kohesivitas kerekatan antar sel dan melawan efek abrasi. Sel-sel spinosum ini terdapat di daerah yang berpotensi mengalami gesekan seperti telapak kaki. e. Stratum BasalGerminativum Merupakan lapisan paling bawah epidermis, pada startum basal terjadi aktivitas mitosis, sehingga stratum ini bertanggung jawab dalam proses pembaharuan sel-sel epidermis secara berkesinabungan. Lapisan ini memproduksi pigmen melanosit. Pigmen inilah yang menentukan warna kulit seseorang. Melanin mampu melindungi jaringan kulit agar terhindar dari bahaya sinar ultraviolet Maharani, 2015. 2. Dermis Dermis yaitu lapisan kulit di bawah epidermis, memiliki ketebalan yang bervariasi tergantung pada daerah tubuh dan mencapai maksimum 4 mm di daerah punggung. Lapisan ini mengandung akar rambut, pembuluh darah, Lapisan dermis juga mengandung serat elastis sehingga dapat membuat kulit yang dikerutkan akan dikembalikan ke bentuknya semula Maharani, 2015. Lapisan ini juga terdiri dari serabut-serabut kolagen, elastin dan retikulin. Matriks kulit mengandung pembuluh-pembuluh darah dan saraf yang menyokong dan memberi nutrisi pada epidermis yang sedang tumbuh Anderson, 1996. Universitas Sumatera Utara 9 3. Hipodermis Pada bagian bawah dermis, terdapat suatu jaringan ikat longgar yang disebut jaringan hipodermis atau subkutan. Lapisan subkutan adalah lapisan paling dalam pada struktur kulit. Pada lapisan ini terdapat saraf, pembuluh darah dan limfe. Fungsi lapisan ini adalah membantu melindungi tubuh dari benturan-benturan fisik dan mengatur panas tubuh. Di lapisan ini terdapat banyak sel liposit yang memproduksi jaringan lemak yang menjadi pelapis antara kulit dengan organ dalam seperti tulang dan otot, selain itu, lemak yang terdapat pada lapisan ini berfungsi sebagai stok energi tubuh yang siap dibakar pada saat diperlukan Maharani, 2015.

2.1.3 Jenis-jenis kulit

Keragaman jenis dan fungsional kulit dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor intrinsik yang berhubungan dengan kelompok etnis, usia, keadaan fisiologis dan patologis, serta faktor-faktor ekstrinsik terkait dengan lingkungan sekitarnya seperti tingkat kekeringan, paparan sinar matahari, suhu, dan angin. Jenis-jenis kulit dibagi sebagai berikut. a. Kulit Normal Kulit normal biasanya kulit yang memiliki kadar air tinggi dan kadar minyak yang normal, bertekstur halus dan lembut, kulit kencang dan lentur, pori-pori kelihatan namun tidak terlalu besar, kelembapan kulit yang bagus dan warna kulit merata, memiliki pH normal. Kulit jenis ini umunya terdapat pada anak muda sehat yang belum mengalami pubertas. Pada sudut pandang kosmetologi, kulit normal adalah kulit yang struktural dan fungsionalnya seimbang dan tidak memerlukan perawatan lebih lanjut. Universitas Sumatera Utara 10 b. Kulit kering Kulit kering memiliki ciri-ciri: kehilangan kekenyalan dan elastisitas kulit, kulit terlihat kasar dan bersisik. c. Kulit berminyak Kulit berminyak merupakan hasil dari aktivitas yang berlebihan dari kelenjar minyak sebaceous, yang menyebabkan produksi sebum yang berlebihan menuju permukaan kulit sehingga memberikan penampilan yang berminyak dan mengkilap. Produksi ini akan berlanjut mencapai tingkat maksimum pada masa remaja dan kemudian mengalami penurunan seiring usia. d. Kulit kombinasi Kulit kompleks yang merupakan kombinasi dari kulit normal, kering dan berminyak. Pada area wajah T dimana kulit cenderung berminyak terdapat bersamaan dengan kulit kering di area pipi. e. Kulit sensitif Kulit sensitif dapat ditemukan pada orang yang memiliki kulit yang lebih tipis sehingga mudah iritasi, sangat sensitif dan berhubungan dengan faktor genetik Barel, dkk., 2009.

2.2 Penuaan Dini