5.1.6. Distribusi riwayat sisir dibersihkan Tabel 5.4. Distribusi sisir berdasarkan riwayat dibersihkan.
Riwayat sisir dibersihkan n
Pernah 10
33,3
Tidak Pernah 20
66,7
Total 30
100,0 Dari tabel 5.4. dapat diketahui bahwa dari 30 sisir tukang pangkas yang
diambil jadi sampel penelitian, jumlah sisir yang tidak pernah dibersihkan memiliki proporsi terbesar yaitu 20 66,7 dan jumlah sisir yang pernah
dibersihkan memiliki proporsi 10 33,3 .
5.1.7. Distribusi cara membersihkan sisir Tabel 5.5. Distribusi tukang pangkas berdasarkan cara membersihkan sisir
Cara membersihkan sisir
n
Cuci dengan air 9
64,3 Cuci dengan bahan pembersihair panas
0,00 Tidak pernah membersihkan
5 35,7
Total 14
100,0
Tabel 5.5. dapat diketahui bahwa 64,3 9 tukang pangkas hanya menggunakan air untuk membersihkan sisir dan 35,7 5 tidak pernah
membersihkan sisir yang digunakan.
5.1.8. Distribusi jadwal penggantian sisir
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa seluruh tukang pangkas tidak memiliki jadwal yang regular untuk mengganti sisir yang digunakan baik
berdasarkan waktu maupun jumlah pelanggan yang telah dilayani.
Universitas Sumatera Utara
5.1.9. Distribusi hasil pemeriksaan KOH Tabel 5.6. Distribusi hasil pemeriksaan KOH 10
Spora + Spora -
Hifa +
25 83,3
Hifa - 5
16,7 Pada pemeriksaan langsung dengan menggunakan larutan KOH 10 yang
dilakukan pada kerokan dari sisir tukang pangkas didapatkan hasil seluruh sisir positif + sporahifa.
5.1.10. Distribusi hasil kultur Tabel 5.7. Distribusi hasil kultur berdasarkan lama penggunaan sisir
Lama Sisir Digunakan Bulan
Dermatofita Tidak Tumbuh
Koloni Jamur Lain
2 1
5 3
3 8
4 1
1 5
3 10
1 2
11 2
1 12
1 1
Total 6
3 21
Dari tabel 5.7. dapat diketahui bahwa hasil kultur terbesar terdapat pada sisir dengan lama penggunaan 3 bulan yaitu sebanyak 8 sisir.
Tabel 5.8. Distribusi hasil kultur berdasarkan riwayat sisir dibersihkan Hasil Kultur Dermatofita
+ -
Riwayat sisir dibersihkan
+ 9
30
- 6
20 15
50
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 5.8. diketahui bahwa hasil 9 sisir yang pernah dibersihkan tidak ditemukan jamur golongan dermatofita, 6 dari 21 sisir yang belum pernah
dibersihkan ditemukan jamur golongan dermatofita.
Tabel 5.9. Distribusi hasil kultur berdasarkan golongan Golongan
n Tidak Tumbuh Koloni
3 10,0
Dermatofita 6
20,0
Jamur Lain 21
70,0
Total 30
100,0 Dari tabel 5.9. dapat diketahui bahwa 90 27 kultur sampel didapatkan
koloni jamur. 70 21 dari hasil kultur adalah jamur yang tidak termasuk golongan dermatofita, 20 6 tergolong dermatofita, dan 10 3 dari hasil
kultur tidak didapatkan pertumbuhan koloni jamur.
Tabel 5.10. Distribusi hasil kultur berdasarkan spesies Spesies Jamur
Golongan n
Tidak Tumbuh Koloni -
3 10,0
Tidak Teridentifikasi Jamur Lain
1 3,3
Aspergillus fumingatus Jamur Lain
1 3,3
Aspergillus niger Jamur Lain
7 23,3
Aspergillus flavus Jamur Lain
2 6,7
Fonsecae spp. Jamur Lain
1 3,3
Penicillium spp. Jamur Lain
8 26,7
Paecylomyces spp. Jamur Lain
1 3,3
Trichophyton mentagrophytes Dermatofita
2 6,7
Trichophyton rubrum Dermatofita
2 6,7
Trichophyton schoenleinii Dermatofita
1 3,3
Trichophyton violaceum Dermatofita
1 3,3
Total 30
100,0
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 5.10. diketahui bahwa, spesies jamur hasil kultur jamur dari sisir tukang pangkas didapatkan Penicillium spp. memiliki proporsi terbesar yaitu
26,7 8, sedangkan jamur dari golongan dermatofita memiliki proporsi 20 6 yang terdiri dari 6,7 2 Trichophyton mentagrophytes, 6,7 2 Trichophyton
rubrum, 3,3 1 Trichophyton schoenleinii dan 3,3 1 Trichophyton violaceum.
5.2. Pembahasan