15
perilaku dan seberapa tinggi tingkat kepercayaan diri mereka dapat menunjukkan perilaku. Controllability dapat diukur dengan pertanyaan
apakah memunculkan perilaku membeli berdasarkan keinginan mereka sendiri dan faktor lain dibawah kontrol mereka.
B. Brand Image I. Definisi Brand Image
Image menurut Kotler Keller 2008 adalah sejumlah keyakinan,
ide, dan kesan yang dipegang oleh seseorang tentang sebuah objek. Mengembangkan citra yang kuat membutuhkan kreatifitas dan kerja keras.
Image tidak dapat ditanamkan dalam pikiran manusia dalam semalam atau
disebarkan melalui media masa. Sebaliknya, image itu harus disampaikan melalui tiap sarana komunikasi yang tersedia dan disebarkan secara terus-
menerus. Sedangkan brand adalah sebuah nama, tanda, istilah, simbol, atau desain dengan tujuan untuk mengidentifikasi sebuah produk atau jasa dari
seorang penjual untuk membedakannya dari produk atau jasa competitor lainnya Kotler, 2009.
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa brand
merupakan identitas produk yang digunakan untuk pembeda antara barang dan jasa. Brand juga menawarkan janji akan nilai brand produk
kepada konsumen yang nantinya akan mempengaruhi persepsi konsumen terhadap brand tersebut.
Universitas Sumatera Utara
16
Brand tentunya juga mempunyai image, baik yang bersifat positif
maupun negatif, tergantung kepada upaya perusahaan dalam menciptakan image
akan produknya. Asosiasi Pemasaran Amerika mendefinisikan brand sebagai “nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari
semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa pesaing”. Dengan demikian sebuah brand adalah produk atau jasa
penambah dimensi yang dengan cara tertentu mendiferensiasikan dari produk dan jasa lain yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang
sama. Perbedaan ini bisa fungsional, rasional, atau berwujud yang dikaitkan dengan kinerja produk dari brand Kotler, 2009.
Brand image adalah persepsi dan keyakinan yang dipegang oleh
konsumen, seperti yang dicerminkan asosiasi yang tertanam dalam ingatan konsumen Kotler Keller, 2008. Sedangkan Hawkins 2007 mengatakan
bahwa brand image adalah memori skematik dari sebuah merek. Ini berisi interpretasi target pasar atribut produk, manfaat, situasi penggunaan,
pengguna, dan karakteristik produsenpemasar dan merupakan apa yang orang pikirkan dan rasakan ketika mereka mendengar atau melihat nama
merek. Sitinjak 2005 menambahkan bahwa brand image merupakan aspek yang penting dalam merek, citra dapat didasarkan kepada kenyataan atau
fiksi tergantung bagaimana konsumen mempersepsikan. Untuk mengukur brand image
itu sendiri dapat dikaitkan dengan dimensi kualitas pelayanan. Brand image
atau brand description yakni deskrispi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap brand tertentu. Sejumlah teknik kuantitatif
Universitas Sumatera Utara
17
dan kualitatif telah dikembangkan untuk membantuk mengungkap presepsi dan asosiasi konsumen terhadap sebuah brand tertentu, diantaranya
multidimensional scaling, projection techniques, dan sebagainya Tjiptono,
2011. Sedangkan menurut Kotler 2009, brand image adalah sekumpulan
asosiasi merek yang terbentuk dan melekat di benak konsumen. Konsumen yang terbiasa menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi
terhadap brand image. Brand image ialah persepsi dan keyakinan yang dilakukan oleh konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi
dalam memori konsumen. Brand image
kadang-kadang dapat berubah, ketika dibutuhkan suatu perubahan citra merek maka model peran yang harus ditemukan. Sebagai
bagian dari identifikasi merek, model peran tersebut seyogianya dapat mewakili elemen identitas inti sebuah merek Surachman, 2008.
Jadi, brand image dapat diartikan sebagai apa yang menjadi persepsi konsumen ketika melihat suatu produk yang didasarkan pada kenyataan dan
biasanya merek diartikan dengan bagaimana kualitas pelayanan.
II. Faktor-Faktor Terbentuknya Brand Image
Menurut Kotler Keller 2008 bahwa pengukur citra merek dapat dilakukan berdasarkan pada faktor-faktor terbentuknya sebuah merek, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
18
a. Kekuatan Strengthness Dalam hal ini adalah keunggulan yang dimiliki oleh merek yang bersifat
fisik dan tidak ditemukan pada merek lainnya. Keunggulan merek ini mengacu pada atribut-atribut fisik atas merek tersebut sehingga bisa
dianggap sebagai sebuah kelebihan dibanding dengan merek lainnya. Yang termasuk pada sekelompok kekuatan strength adalah keberfungsian semua
fasilitas produk, penampilan fisik, harga produk, maupun penampilan fasilitas pendukung dari produk tersebut dan memiliki cakupan pasar yang
luas. b. Keunikan Uniqueness
Keunikan merupakan kemampuan untuk membedakan sebuah merek diantara merek lainnya. Kesan ini muncul dari atribut produk tersebut yang
menjadi bahan pembeda atau diferensiasi dengan produk-produk lainnya. Yang termasuk dalam kelompok unik ini adalah variasi penampilan atau
nama dari sebuah merek yang mudah diingat dan diucapkan, dan fisik produk itu sendiri.
c. Keunggulan Favorable Yang termasuk dalam kelompok favorable ini antara lain,
kemudahan merek produk diucapkan serta kemampuan merek untuk tetap diingat oleh pelanggan yang membuat produk terkenal dan menjadi favorit
di masyarakat maupun kesesuaian antara kesan merek di benak pelanggan dengan citra yang diinginkan perusahaan atas merek yang bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
19
C. Produk IPhone