15
2.2.6 BAHAN PENGISI FILLER
Bahan pengisi ini merupakan material paling besar kedua dalam hal kuantitas di dalam campuran karet setelah karet itu sendiri. Pada umumnya bahan
pengisi digunakan untuk memperkuat karet, meningkatkan kepadatan dan meningkatkan sifat pemprosesan . penguat karet merupakan bidang yang penting
dalam teknologi pemprosesan karet karena dapat meningkatkan satu atau lebih sifat elastomer, sesuai kegunaanya. Selain itu, penggunaan bahan pengisi akan
meningkatkan banyaknya rantai polimer [23].Pengisi-pengisi biasanya digunakan untuk meningkatkan sifat-sifat mekanikal dari vulkanisat karet alam seperti
kekuatan tarik tensile strength, ketahanan terhadap pengikisan dan pengoyakan resistances to abrasion and tearing atau untuk memurahkan ongkos suatu
produk karet cheapen the cost of product. Pengisi-pengisi juga mempengaruhi sifat-sifat viskoelastis viscoelastic properties dan kekuatan kompon karet.
Berdasarkan efek penguatan terhadap sifat-sifat karet rubber properties, maka pengisi dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu penguat reinforcing, semi penguat
dan bukan penguat non reinforcing. Pengisi penguat reinforcing filler digunakan untuk meningkatkan sifat-sifat mekanikal vulkanisat karet alam seperti
yang telah dijelaskan diatas. Pengisi bukan penguat dipakai untuk memurahkan ongkos produksi, dan memudahkan pemprosesan. Pengisi bukan penguat juga
dapat menyebabkan peningkatan kekerasan, penurunan kekuatan-kekuatan tarik dan koyak, resistansi pengikisan, dan resiliensi dari vulkanisat karet. Kalsium
karbonat CaCO3, barium sulfat, dan kaolin clay adalah contoh-contoh pengisi bukan penguat bagi karet [8].
2.2.7 BAHAN PENYERASI SURFAKTAN
Surfaktan merupakan suatu molekul yang sekaligus memiliki gugus hidrofil dan gugus lipofil sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri
dari air dan minyak. Surfaktan adalah bahan aktif permukaan. Aktifitas surfaktan diperoleh karena sifat ganda dari molekulnya. Molekul surfaktan memiliki bagian
polar yang suka akan air hidrofilik dan bagian non polar yang suka akan minyaklemak lipofilik. Umumnya bagian non polar lipofilik adalah merupakan
rantai alkil yang panjang, sementara bagian yang non polar hidrofilik mengandung gugus hidroksil [22]
Universitas Sumatera Utara
16
Penggunaan surfaktan terbagi atas tiga golongan, yaitu sebagai bahan pembasah wetting agent, bahan pengemulsi emulsifying agent dan bahan
pelarut solubiliting agent. Penggunaan surfaktan ini bertujuan untuk meningkatkan kestabilan emulsi dengan cara menurunkan tegangan antar muka,
antara fasa minyak dan fasa air. Surfaktan digunakan baik berbentuk emulsi minyak dalam air maupun berbentuk emulsi air dalam minyak. Penambahan
surfaktan dalam larutan akan menyebabkan turunnya tegangan permukaan larutan. Kemudian setelah mencapai konsentrasi tertentu, tegangan permukaan akan
konstan walaupun konsentrasi surfaktan ditambahkan. Kalau surfaktan ditambahkan melebihi konsentrasi ini maka surfaktan mengagregasi membentuk
misel [22].
2.2.8 PROSES PENCELUPAN
Proses pencelupan merupakan suatu teknik yang menghasilkan barang dari lateks yang dilakukan dengan mencelup suatu pembentuk, yang telah dibersihkan
ke dalam formulasi lateks. Sewaktu pembentuk dicelupkan di dalam formulasi lateks, partikel-partikel lateks yang bersentuhan dengan permukaan pembentuk
mengalami hilang kestabilan dan membentuk suatu lapisan atau film, dimana film yang terbentukmempunyai bentuk yang sama dengan pembentuk cetakan yang
dicelupkan kemdalam formulasi lateks tersebut dan apabila film ini dikeringkan produk lateks akan didapat. Dalam industri, teknik pencelupan ini selalu
digunakan untuk menghasilkan produk yang tipis dan berongga seperti sarung tangan, balon dan lain-lain. Teknik pencelupan terdiri dari tiga cara yaitu [19]:
1. Pencelupan terus straight dipping 2. Pencelupan berkoagulan coagulant dipping
3. Pencelupan pengaktifan panas heat sensitized dipping Pencelupan berkoagulan merupakan teknik pencelupan yang digunakan
untuk menghasilkan produk yang mempunyai ketebalan sederhana yaitu 0,2-0,8 mm.Contoh produk yang mempunyai ketebalan ini adalah sarung tangan.
Pencelupan berkoagulan pada umumnya dapat dibagi atas dua jenis yaitu : 1. Pencelupan berkoagulan basah
2. Pencelupan berkoagulan kering
Universitas Sumatera Utara
17
Pencelupan berkoagulan basah ialah teknik pencelupan dimana pembentuk dilapisi oleh koagulan dicelupkan ke dalam formulasi lateks sewaktu koagulan itu
masih basah. Contoh koagulan yang digunakan dalam pencelupan berkoagulan basah adalah asam asetat. Pencelupan berkoagulan kering yaitu pembentuk
dimasukkan ke dalam formulasi lateks setelah koagulan yang meliputi pembentukan dikeringkan dahulu. Contoh koagulan yang digunakan dalam
pencelupan berkoagulan kering ialah kalsium nitrat. Pencelupan berkoagulan kering lebih sering digunakan dari pada pencelupan berkoagulan basah.
2.3 BENTONITE CLAY