BAHAN PENCEPAT REAKSI ACCELERATOR BAHAN PENGAKTIF ACTIVATOR

13

2.2.2 BAHAN PENCEPAT REAKSI ACCELERATOR

Kelemahan proses vulkanisasi konvesional yang hanya menggunakan belerang yaitu proses ini membutuhkan waktu yang lama karena reaksi vulkanisasi ini berlangsung sangat lambat, proses vulkanisasi membutuhkan belerang dalam jumlah yang sangat banyak, dan tempratur reaksi yang tinggi. Oleh karena itu pada proses vulkanisasi ditambahkan juga bahan pencepat vulkanisasi yang sering diistilahkan sebagai accelerator , fungsi utama dari bahan pencepat ini adalah untuk mempercepat reaksi vulkanisasi oleh belerang , sedangkan manfaat lain yang bisa didapatkan dengan menambahkan bahan pencepat ini ada dua, yaitu. 1. Kenaikan jumlah produksi karena waktu vulkanisasi menjadi lebih cepat 2. Perbaikan kualitas barang jadi karet oleh karena daya tahan yang lebih baik dengan kekuatan tarik lebih tinggi dibandingkan dengan vulkanisasi tanpa penambahan bahan pencepat [23]. Ada beberapa jenis bahan pencepat yang bisa digunakan, secara umum yaitu dari golongan dithiokarbamat. Bahn pencepat jenis ini mampu membantu reaksi vulkanisasi dengan ultra-cepat, selain itu bahan pencepat ini sesuai jika digunakan untuk pencepat proses vulkanisasi barang – barang tipis dan dapat divulkanisasi dalam waktu singkat dan dengan suhu yang rendah 100 C. contohnya adalah senyawa Zinc dibuthyldithiocarbamate ZDBC dan Zinc diethyldithiocarbamate ZDEC serta Zinc dimethyldithiocarbamate ZDMC [23].

2.2.3 BAHAN PENGAKTIF ACTIVATOR

Sebagian besar bahan pencepat vulkanisasi accelerator membutuhkan bahan pengaktif pencepat atau disebut juga penggiat vulkanisasi activators accelerator untuk bisa mempercepat proses vulkanisasi secara maksimal. Bahan ini dipakai untuk lebih mengaktifkan bahan pencepat organic tidak akan berfungsi secara efisien tanpa adanya bahan pengaktif. Bahan pengaktif yang umum Universitas Sumatera Utara 14 digunakan Zinc oxide ZnO. Selain Zinc oxide senyawa lain yang bisa digunakan sebagai Activators Accelerator adalah asam stearat [23]

2.2.4 BAHAN PENSTABIL STABILIZER