18
sebagai pengisi lateks karet alam dalam sistem dispersi. Ini terdiri dari air, kaolin dan alkanolamida.
Hal ini
mengamati bahwa
pemanfaatan alkanolamida
sebagai memodifikasi agen dapat memodifikasi properti kaolin. itu adalah terbukti dari
kepadatan cross-linking fisik di mana alkanolamida memiliki peran penting untuk membentuk kuat jaringan cross-link sehingga meningkatkan mekanik properti
[28].
2.4 PENGUJIANKARAKTERISASI
2.4.1 UJI KEKUATAN TARIK TENSILE STRENGTH
Kekuatan tarik adalah salah satu sifat dasar dari bahan polimer yang terpenting dan sering digunakan untuk karakteristik suatu bahan polimer.
Kekuatan tarik suatu bahan didefenisikan sebagai besarnya beban maksimum Fmaks yang digunakan untuk memutuskan spesimennya bahan dibagi dengan
luas penampang awal Ao dapat ditunjukkan pada persamaan 2.1 [20].
σ = Fmaks Ao
…………………………………………2.1 Dimana :
σ = kekuatan tarik kg. fmm
2
F maks = beban maksimum kgf Ao = luas penampang awal mm
2
2.4.2 UJI SWELLING INDEX DAN KERAPATAN SAMBUNG SILANG
CROSSLINK DENSITY.
Uji Swelling ASTM 3615 adalah dilakukan dengan memotong film latex sampel karet yang dibentuk secara bulat diameter 38 mm dan ketebalan 0,2 mm
dengan metode perendaman dalam siklohexana pada suhu kamar selama 30 menit untuk memungkinkan pengembangan guna mencapai kesetimbangan difusi.
Kemudian permukaan sampel yang mengembang dihitung dengan menggunakan kertas grafik dan rasio pengembangan di definisikan sebagai:
Swelling Indek = Ws Wi…………………2.2
Universitas Sumatera Utara
19
Dimana Ws dan Wi adalah berat dari benda uji sebelum mengembang dan setelah perendaman selama waktu “t”. Rasio ini tentu merupakan ukuran langsung
dari tingkat hubungan silang. Berat sampel benda uji sebelum mengembang 38 mm.[25]
2.4.3 KARAKTERISASI FOURIER TRANSFORM INFRA RED
FT-IR
Pada tahun 1965, Cooley dan Turky mendemonstrasikan teknik spektroskopi FT-IR. Pada dasarnya teknik ini sama dengan spektroskopi infra
merah biasa, kecualidilengkapi dengan cara perhitungan Fourier Transform dan pengolahan data untuk mendapatkan resolusi dan kepekaan yang lebih tinggi.
Teknik ini dilakukan dengan penambahan peralatan interferometer yang telah lama ditemukan oleh Michelson pada akhir abad 19 [21].
Penggunaan spektrofotometer FT-IR untuk analisa banyak diajukan untuk identifikasi suatu senyawa. Hal ini disebabkan spektrum FT-IR suatu senyawa
misalnya organik bersifat khas, artinya senyawa yang berbeda akan mempunyai spektrum berbeda pula. Vibrasi ikatan kimia pada suatu molekul menyebabkan
pita serapan hampir seluruh di daerah spektrum IR 4000-450 cm-1 [21]. Pada molekul biasa molekul organik frekwensi vibrasinya dalam keadaan
tetap. Masing-masing ikatan mempunyai vibrasi regangan stretching dan vibrasi tekuk bending yang dapat mengabsorbsi energi radiasi pada frekwensi itu. Yang
dimaksud vibrasi regangan adalah terjadinya terus menerus perubahan jarak antara dua atom di dalam suatu molekul. Vibrasi ini ada dua macam, yaitu regangan
simetris dan tak simetris. Yang dimaksud vibrasi tekuk adalah terjadinya perubahan sudutantara dua ikatan kimia. Ada empat macam vibrasi tekuk, yakni
vibrasi tekuk dalam bidang inplane bending yang dapat berupa vibrasi deformasi scissoring atau vibrasi “rocking” dan vibrasi keluar bidang out of plane
bending yang dapat berupa “wagning” atau berupa twisting Gambar 2.4.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
21
Teknik SEM pada hakikatnya merupakan pemeriksaan dan analisa permukaan. Data atau tampilan yang diperoleh adalah data dari permukaan atau
dari lapisan yang tebalnya sekitar 20 μ m dari permukaan. Gambar permukaan yang diperoleh merupakan tofografi segala tonjolan, lekukan dan lubang pada
permukaan [26]. Sinyal elektron sekunder yang dihasilkan ditangkap oleh detektor yang
diteruskan ke monitor. Pada monitor akan diperoleh gambar yang khas menggambarkan struktur permukaan spesimen. Selanjutnya gambar di monitor
dapat dipotret dengan menggunakan film hitam putih atau dapat pula direkam ke dalam suatu disket [25]
2.5 ANALISIS BIAYA