Energy Incident
Energy Absorbed
……………………………….. 2.8
Terdapat dua metode untuk mengukur koefisien absorbsi suara, yaitu dengan tabung impedansi impedance tube yang dapat mengukur koefisien
absorbsi suara
normal, serta
pengukuran dengan
ruang dengung
reverberationroom yang dapat mengukur koefisien absorbsi suara sabine. Tabel 2.2 berikut merupakan nilai koefisien absorpsi dari beberapa material.
Tabel 2.2 Koefisien Penyerapan Bunyi dari Beberapa Material
Material Frekuensi
250 500
1000 2000
Stainless Steel 1.5mm 0.34
0.25 0.19
0.15 Glasswoll 25mm
0.28 0.55
0.71 0.74
Aluminium 6mm 0.05
0.08 0.04
0.03 Sumber: www.decorsystems.com.au
2.10 Material Akustik
Material akustik adalah material teknik yang fungsi utamanya adalah untuk menyerap bunyi. Penyerapan bunyi adalah perubahan energi bunyi menjadi suatu
bentuk lain, biasanya panas, ketika melewati suatu bahan atau ketika menumbuk suatu permukaan. Jumlah panas yang dihasilkan pada perubahan energi ini adalah
sangat kecil, sedang kecepatan perambatan gelombang bunyi tidak dipengaruhi oleh penyerapan Doelle, 1993. Tiap-tiap material akustik memiliki nilai
kemampuan penyerapan bunyi yang berbeda-beda, Material akustik dapat dibagi ke dalam tiga kategori dasar :
Universitas Sumatera Utara
1. Material penyerap atau absorbing material, 2. Material penghalang atau barrier material,
3. Material peredam atau damping material. Material penyerap bunyi mempunyai beberapa parameter akustik yang
merupakan besaran yang dapat diukur sebagai sifat dan kinerja material tersebut. Besaran tersebut yaitu impedansi normal dan koefisien serapan bunyi. Penelitian
mengenai karakter akustik pada suatu material penyerap bunyi telah banyak dilakukan Doelle,1993. Secara umum bahan penyerap suara terdiri dari beberapa
jenis diantaranya : A. Bahan berporous,
B. Panel-panel penyerap bunyi, C. Resonator berongga.
Pada bahan berpori, energi bunyi diubah menjadi energi panas melalui gesekan dengan molekul udara. Contoh material ini adalah serat kacang rock
wall, serat kayu, dan papan serat fiber board. Pada panel absorber, energi bunyi diubah menjadi energi getaran. Material panel absorber ini bekerja dengan baik
pada frekuensi rendah, misalnya kaca, pintu, dan panel kayu. Resonator berongga mengurangi energi bunyi melalui gesekan dan interfleksi pada lubang dalam yang
bekerja pada frekuensi rendah. Contohnya antara lain sound block, resonator panel berlubang, dan resonator celah. Sriwigiyatno, 2006.
Kualitas dari bahan penyerap suara ditunjukkan dengan harga α koefisien penyerapan bahan terhadap bunyi, semakin besar α maka semakin baik digunakan
sebagai peredam suara. Nilai α berkisar dari 0 sampai 1. Jika α bernilai 0, artinya
Universitas Sumatera Utara
tidak ada bunyi yang diserap sedangkan jika α bernilai 1, artinya 100 bunyi yang
datang diserap oleh bahan Khuriati 2006. Reaksi serap terjadi akibat turut bergetarnya material terhadap gelombang bunyi yang sampai pada permukaan
material tersebut. Getaran suara yang sampai dipermukaan turut menggetarkan partikel dan pori-pori udara pada material tersebut. Sebagian dari getaran tersebut
terpantul kembali ke ruangan, sebagian berubah menjadi panas dan sebagian lagi di teruskan ke bidang lain dari material tersebut. Gunawan dalam Niken Puspita
Sari,2008. Kayu dengan kerapatan dan modulus elastisitas yang rendah, dan kadar air dan temperatur yang tinggi lebih banyak menyerap suara.
2.11 Kebisingan Noise