4.8.4 Bunyi yang Keluar dari Knalpot Tipe I
Diasumsikan bunyi yang keluar dari knalpot tipe I adalah kebisingan mesin dikurang kehilangan bunyi akibat adanya knalpot tipe I.
Spl = Lw – Ktb
Dimana : Spl = Kebisingan yang keluar dari knalpot dB
Lw = Kebisingan mesin dB Ktb = Kehilangan bunyi akibat adanya knalpot dB
= 103.73 dB – 44.84 dB
= 58.89 dB Maka kebisingan yang keluar dari knalpot tipe I berdasarkan perhitungan diatas
adalah 63.66 dB pada putaran 7000 rpm.
4.9 Desain Knalpot Tipe II
Pada desain knalpot tipe II ini dapat dilihat pada gambar 4.9 panjang tabung knalpot 452, dimeter tabung knalpot 90 mm dan memiliki tebal 2 mm berbahan
stainsless stell. Pada desain tipe II knalpot disesain tidak memiliki peredam, knalpot ini didesain memiliki chambersruang untuk menahan kecepatan aliran gas buang
yang masuk kedalam knalpot. Diharapkan desain chamber dapat mengurangi kebisingan karena ruang-ruang dapat mengurangi kecepatan aliran gas buang.
Desain tipe II memiliki 3 buah sekat berbahan aluminium dan memiliki 5 pipa perporate, 4 buah pipa dengan panjang 80 mm dan 1 buah pipa yang panjangnya
120 mm yang dipasang pada disekat dapat dilihat pada gambar 4.9, 4.10, 4.11 dan 4.12.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.9 Gambar 2d Knalpot Tipe II
Gambar 4. 10 Sekat Gambar 4.11 Pipa Perporate
Gambar 4.12 Assembling Knalpot Tipe II
Universitas Sumatera Utara
4.10 Perhitungan Kebisingan Knalpot Tipe II
4.10.1 Kehilangan Bunyi PadaTabung Knalpot Tipe II
Panjang knalpot = 425 mm = 0.425 m Diameter knalpot = 90 mm = 0.09 m
Diameter inlet = 30 mm = 0.03 m Material
= Stainless steel
TL = log [ + . Sc
Se -
Se Sc
sin πLc
λ ]
Dimana : TL = Transmision loses dB
Se = Luas daerah masuk atau keluar m
2
Sc = Luas daerah knalpot m
2
Lc = Panjang knalpot m λ = Panjang gelombang m
Sc = x π.d
2
= x 3.14. 0.09 = 0.07 m
2
Se = x π.d
2
= x 3.14. 0.03 = 0.023 m
2
c = 20,05 √
T = 215
o
C dari pengukuran c = 20,05
√ +
c = 441.81 ms Frekuensi = 200 Hz Asumsi
=
� �
=
.
= 2.2 m
Universitas Sumatera Utara
TL = log [ + . .
. -
. .
sin x , x .
. ]
TL = log [ + . . − . . ] = . dB
4.10.2 Kehilangan Bunyi Akibat Penyerapan Aluminium pada Sekat
Karena aluminium mempunyai koefisien serap α sebasar 0.05 dapat
dilihat pada lampiran maka kebisingan yang dapat diserap oleh aluminium adalah:
K = α x Lw Dimana :
K = Besarnya bunyi yang dapat diserap dB α = Koefisien serap
Lw = Kebisingan mesin dB K = α x Lw
= 0.05 x 103.73 dB = 5.18 dB
Karena knalpot tipe II didesain mempunyai 3 sekat, maka diasumsikan besarnya peyerapan bunyi pada 3 sekat adalah 3 x 5.18 = 15.5 dB.
4.10.3 Kehilangan bunyi pada knalpot Tipe II
Kehilangan bunyi pada knalpot tipe I diasumsikan karena adanya tabung knalpot dan material aluminium. Maka kehilangan total bunyi pada knalpot tipe II
adalah :
Universitas Sumatera Utara
Ktb = TL + K Dimana :
Ktb = Kehilangan bunyi total pada knalpot dB TL = Kehilangan bunyi pada tabung knalpot dB
K = Besarnya bunyi yang dapat diserap dB Ktb = 15.84 dB + 15.5 dB
= 31.34 dB
4.10.4 Bunyi yang Keluar dari Knalpot Tipe II
Diasumsikan bunyi yang keluar dari knalpot tipe II adalah kebisingan mesin dikurang kehilangan bunyi akibat adanya knalpot tipe II.
Spl = Lw – Ktb
Dimana : Spl = Kebisingan yang keluar dari knalpot dB
Lw = Kebisingan mesin dB Ktb = Kehilangan bunyi akibat adanya knalpot dB
Spl = 103.73 dB – 31.34 dB
= 72.39 dB Maka kebisingan yang keluar dari knalpot adalah sebesar 72.39 dB pada putaran
7000 rpm.
Universitas Sumatera Utara
4.11 Gambar Knalpot Standart Jupiter Z