3. Anggapan bahwa bayi yang dilahirkan dengan seksio sesarea menjadi
lebih pandai karena kepalanya tidak terjepit di jalan lahir. Padahal, sebenarnya tidak ada perbedaan kecerdasan bayi yang dilahirkan
secara seksio sesarea dengan pervaginam.
Selain itu, seksio sesarea dipilih karena kekhawatiran atau kecemasan menghadapi rasa sakit pada persalinan normal Maryunani 2014.
Seksio sesarea akan meningkat “atas dasar permintaan istri” untuk kepentingan keharmonisan keluarga. Permintaan itu seyogyanya dipenuhi
oleh karena merupakan “hak azazi manusia-keluarga”. Tindakan seksio sesarea tersebut dilakukan dengan insisi Pfannelstiel demi kepentingan
kosmetik Manuaba, dkk., 2007.
2.1.6 Kontraindikasi Seksio Sesarea
Menurut Benson dan Pernoll 2009, ada beberapa kontraindikasi seksio sesarea, yaitu infeksi piogenik dinding perut, janin abnormal yang tidak dapat
hidup, janin mati kecuali untuk menyelamatkan nyawa ibu, dan kurangnya fasilitas, perlengkapan, atau tenaga yang sesuai.
2.1.7 Komplikasi Seksio Sesarea
Menurut Sofian 2013, ada beberapa komplikasi yang terjadi pada ibu, yaitu:
1. Perdarahan
Perdarahan bisa terjadi karena banyak pembuluh darah yang terputus atau terbuka, atonia uteri, dan perdarahan yang terjadi pada placental bed.
Kemungkinan pasien akan membutuhkan tranfusi darah.
Universitas Sumatera Utara
2. Infeksi puerperal nifas
Infeksi puerpural terbagi menjadi 3 tingkat, yaitu: a.
Ringan Terjadi kenaikan suhu dalam beberapa hari saja.
b. Sedang
Terjadi kenaikan suhu yang lebih tinggi. Selain itu, terjadi dehidrasi dan perut menjadi sedikit kembung.
c. Berat
Terjadi peritonitis, sepsis, dan ileus paralitik. Ini sering terjadi pada partus terlantar. Sebelum infeksi berat ini muncul, telah terjadi infeksi
intrapartum yang disebabkan oleh ketuban yang sudah pecah terlalu lama.
Infeksi puerperal ini dapat ditangani dengan pemberian cairan, elektrolit, dan antibiotik yang adekuat dan tepat misalnya profilaksis selama 24
jam.
3. Cedera pada organ di dekat uterus usus, kandung kemih, ureter, pembuluh
darah Cedera kandung kemih dapat segera diketahui. Namun, cedera ureter
sering terlambat diketahui. Infeksi uterus relatif sering terjadi setelah seksio sesarea Cunningham, et al., 2013.
4. Kemungkinan akan terjadi ruptur uterus spontan pada kehamilan
berikutnya Wanita dengan riwayat seksio sesarea mengalami kejadian ruptur uterus
yang lebih tinggi pada kehamilan berikutnya daripada wanita dengan riwayat persalinan pervaginam. Namun, risiko ruptur uterus tergolong
rendah Cunningham, et al., 2013.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Molika 2015, ada beberapa komplikasi seksio sesarea yang dapat terjadi pada bayi yaitu:
1. Komplikasi respiratorik
Bayi yang lahir melalui seksio sesarea cenderung membuat napasnya cepat dan tidak teratur karena bayi tidak mengalami tekanan saat lahir seperti
bayi yang lahir normal, sehingga cairan paru-parunya tidak bisa keluar. Masalah pernapasan ini dapat terjadi sampai beberapa hari setelah lahir.
Menurut Oxorn dan Forte 2010, insiden komplikasi respiratorik lebih tinggi pada bayi prematur yang dilahirkan dengan seksio sesarea. Contoh
komplikasi respiratorik adalah atelektasis, hyaline membrane disease, dan respiratory distress syndrome.
2. Risiko tersayatnya bayi
Hal ini disebabkan karena habisnya air ketuban sehingga membuat volume ruang dalam rahim menyusut dan ruang gerak bayi akan berkurang serta
lebih mudah terjangkau pisau bedah. Selain itu, semburan darah saat operasi membuat bayi sulit terlihat.
3. APGAR yang rendah
Angka APGAR adalah angka yang mencerminkan kondisi umum bayi pada menit pertama dan menit kelima.Yang menyebabkan angka APGAR
rendah adalah efek anestesi dan seksio sesarea, kondisi bayi yang stress menjelang kelahiran, dan bayi yang tidak distimulasi sebagaimana bayi
yang lahir normal.
4. Risiko kelahiran prematur
Seringkali sulit untuk menghitung umur bayi yang sebenarnya. Bila ternyata bayi masih berumur di bawah 36 minggu kelahiran prematur,
maka akan ada risiko seperti masalah pernapasan, suhu tubuh, dan pencernaan.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan menurut Benson dan Pernoll 2009, komplikasi pembedahan selama seksio sesarea terdiri dari komplikasi mayor 80 dan komplikasi minor
20. a.
Komplikasi mayor Yang termasuk komplikasi mayor yaitu trauma pada kandung kemih,
laserasi sampai serviks atau vagina, laserasi korpus uterus, laserasi melalui ismus ke ligamentum latum, laserasi pada kedua arteri uterina, trauma
usus, dan trauma pada bayi dengan sekuele. Kejadian komplikasi ini lebih tinggi pada kasus-kasus darurat 19 dibandingkan kasus-kasus elektif
4,2.
b. Komplikasi minor
Yang termasuk komplikasi minor yaitu tranfusi darah, trauma pada bayi tanpa sekuele, laserasi minor pada ismus, dan kesulitan melahirkan bayi.
Hampir separuh dari pasien-pasien yang menjalani seksio sesarea mengalami komplikasi operasi dan pascaoperasi, sebagian diantaranya bersifat
serius dan bisa menyebabkan kematian. Morbiditas standar bagi seksio sesarea adalah sekitar 20 Oxorn dan Forte, 2010.
2.1.8 Lama Perawatan