Lama Perawatan Prognosis Seksio Sesarea

Sedangkan menurut Benson dan Pernoll 2009, komplikasi pembedahan selama seksio sesarea terdiri dari komplikasi mayor 80 dan komplikasi minor 20. a. Komplikasi mayor Yang termasuk komplikasi mayor yaitu trauma pada kandung kemih, laserasi sampai serviks atau vagina, laserasi korpus uterus, laserasi melalui ismus ke ligamentum latum, laserasi pada kedua arteri uterina, trauma usus, dan trauma pada bayi dengan sekuele. Kejadian komplikasi ini lebih tinggi pada kasus-kasus darurat 19 dibandingkan kasus-kasus elektif 4,2. b. Komplikasi minor Yang termasuk komplikasi minor yaitu tranfusi darah, trauma pada bayi tanpa sekuele, laserasi minor pada ismus, dan kesulitan melahirkan bayi. Hampir separuh dari pasien-pasien yang menjalani seksio sesarea mengalami komplikasi operasi dan pascaoperasi, sebagian diantaranya bersifat serius dan bisa menyebabkan kematian. Morbiditas standar bagi seksio sesarea adalah sekitar 20 Oxorn dan Forte, 2010.

2.1.8 Lama Perawatan

Lama perawatan pasien yang melakukan persalinan pervaginam adalah 3-4 hari, sedangkan pada seksio sesarea adalah 4-5 hari tergantung keadaan setelah pembedahan. Masa pemulihan untuk persalinan pervaginam adalah sekitar 42 hari, sedangkan pada seksio sesarea adalah 3-4 bulan Achadiat, 2004. Namun, menurut American Academy of Pediatrics dan American College of Obstetricians and Gynecologists 2007 dalam Cunningham, et al. 2013, aturan untuk lama perawatan pasien di rumah sakit adalah sampai 24 jam setelah persalinan pervaginam tanpa komplikasi dan sampai 96 jam pada seksio sesarea tanpa komplikasi. Tetapi menurut Strong, et al. 1993 dalam Cunningham, et al. Universitas Sumatera Utara 2013, pemulangan pada hari ke-2 pascapartum boleh dilakukan pada wanita tertentu yang memiliki motivasi tinggi.

2.1.9 Prognosis

Dulu, angka morbiditas dan mortalitas untuk ibu dan janin tinggi. Namun, berkat kemajuan yang pesat dalam teknik operasi, anestesi, penyediaan cairan dan darah, indikasi, dan juga antibiotik, maka angka ini pun menjadi sangat menurun. Di rumah sakit yang memiliki fasilitas operasi baik dan tenaga-tenaga yang cekatan, angka kematian ibu tidak tinggi yaitu kurang dari 2 per 1000 Sofian, 2013. Risiko morbiditas dan mortalitas ini tentu saja berhubungan dengan komplikasi dan faktor-faktor yang memerlukan tindakan, seperti komplikasi anestesi memberi sumbangan 10 dari seluruh kematian ibu. Karena itu, anestesi tetap merupakan penyebab kelima atau keenam kematian ibu Benson dan Pernoll, 2009. Menurut Villar, et al. 2007 dalam Cunningham, et al. 2013, angka morbiditas ibu menjadi dua kali lipat pada persalinan seksio sesarea daripada pervaginam. Selain itu, persalinan seksio sesarea darurat menyebabkan risiko kematian ibu hampir sembilan kali lipat daripada persalinan pervaginam dan persalinan seksio sesarea elektif menyebabkan risiko hampir tiga kali lipat Cunningham, et al., 2013. Pada persalinan dengan cara seksio sesarea, nasib janin sangat bergantung pada keadaan janin sebelum dilakukan operasi. Menurut data dari negara-negara yang menjalankan pengawasan antenatal yang baik dan memiliki fasilitas neonatal yang sempurna, angka kematian perinatal sekitar 4-7 Sofian, 2013. Meskipun mortalitas janin pada seksio sesarea terus menurun, namun angkanya masih dua kali lipat dari angka mortalitas pada persalinan pervaginam Oxorn dan Forte, 2010. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang