Distribusi Persalinan di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2014 Distribusi Frekuensi Indikasi Seksio Sesarea di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2014

yaitu sebanyak 118 orang 41,4, selama kurang dari 4 hari yaitu sebanyak 95 orang 33,3, selama 6-7 hari yaitu sebanyak 40 orang 14,0, dan yang paling sedikit adalah selama lebih dari 7 hari yaitu sebanyak 32orang 11,2. Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Luaran Ibu pada Seksio Sesarea di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2014 Luaran Ibu Jumlah Persentase Hidup 283 99,3 Meninggal 2 0,7 1. Atonia Uteri 2. Sepsis Berat Total 285 100,0 Dari tabel 5.6.di atas dapat dilihat bahwa jumlah ibu yang melakukan persalinan seksio sesarea dengan luaran hidup adalah sebanyak 283 orang 99,3 dan yang meninggal hanya 2 orang 0,7. Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Luaran Bayi pada Seksio Sesarea di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2014 Luaran Bayi Jumlah Persentase Hidup 264 92,6 Meninggal 21 7,4 Total 285 100,0 Dari tabel 5.7.di atas dapat dilihat bahwa jumlah bayi dengan luaran hidup dari ibu yang melakukan persalinan dengan seksio sesarea adalah sebanyak 264 orang 92,6 dan yang meninggalsebanyak 21 orang 7,4.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Distribusi Persalinan di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2014

Persalinan dengan seksio sesarea merupakan persalinan terbanyak selama tahun 2014 di RSUP Haji Adam Malik Medan yaitu sebanyak 285 orang62,4. Universitas Sumatera Utara Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan angka seksio sesarea tahun 2008 yaitu sebanyak 57 orang 19,6 dari 296 total persalinan Anggita, 2015.Hal ini kemungkinan disebabkan oleh berkembangnya kecanggihan bidang ilmu kedokteran kebidanan, sehingga seksio sesarea menjadi alternatif persalinan dengan atau tanpa indikasi medis yang dianggap lebih mudah dan lebih nyaman Sinaga, 2008 dalam Nasution, 2012. Selain itu, tingginya angka seksio sesarea di RSUP Haji Adam Malik Medan juga bisa disebabkan karena merupakan pusat rujukan dan juga karena adanya program BPJS. 5.2.2 Distribusi Frekuensi Status Rujukan Pasien Seksio Sesarea di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2014 Status rujukan terbanyak pada pasien yang melakukan persalinan dengan seksio sesarea adalah kelompok rujukan yaitu sebanyak 268 orang 94,0 dan hanya 17 orang 6,0 yang bukan rujukan. Hal ini sesuai dengan penelitian Sari 2013 yang menyatakan bahwa distribusi terbesar kasus seksio sesarea terdapat pada kelompok pasien rujukan yaitu sebanyak 372 kasus 66,1. Tingginya angka rujukan di RSUP Haji Adam Malik Medan disebabkan karena rumah sakit ini merupakan pusat rujukan wilayah Pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, dan Riau. Oleh karena itu, banyak pasien yang mengalami kehamilan dengan disertai penyulit datang atau dirujuk ke rumah sakit ini.

5.2.3 Distribusi Frekuensi Indikasi Seksio Sesarea di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2014

Indikasi seksio sesarea terbanyak di RSUP Haji Adam Malik Medan adalah eklampsiapreeklampsiasebanyak 105 orang 36,8, riwayat seksio sesarea sebelumnya sebanyak 50 orang 17,5, HIVHuman Immunodeficiency Virussebanyak 20 orang 7,0, dan plasenta previa sebanyak 13 orang 4,6. Pada penelitian ini, eklampsiapreeklampsiamerupakan indikasi tertinggi yaitu sebanyak 36,8. Hasil ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan data dari RSU Pematang Siantar tahun 2001-2002 yaitu 13,8 Simangunsong, 2012. Universitas Sumatera Utara Menurut Sinsin 2008, masalah eklampsiapreeklampsia tidak dapat dihindari, artinya hal tersebut pasti terjadi khususnya pada kehamilan pertama. Cara mengatasinya adalah dengan melahirkan bayi karena jika bayi sudah dilahirkan, maka gejala-gejala preeklampsia otomatis akan hilang. Riwayat seksio sesarea sebelumnya merupakan indikasi tertinggi kedua pada penelitian ini yaitu 17,5. Hasil ini hampir sama dengan hasil penelitian di RSU Pematang Siantar tahun 2001-2002 yaitu 18,0 Simangunsong, 2012. Sebenarnya, semua kehamilan dengan riwayat seksio sesarea sebelumnya harus diusahakan untuk dilahirkan pervaginam.Namun, pasien dengan riwayat seksio sesarea sebelumnya memiliki risiko ruptur uteri dan gawat janin sampai dengan kematian janin intrauteri.Oleh sebab itu, apabila syarat untuk persalinan per vaginam tidak terpenuhi, dapat segera dilakukan seksio sesarea kembali.Pasien dengan riwayat seksio sesarea sebelumnya harus melahirkan di suatu rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya yang memiliki kemampuan untuk melakukan seksio sesarea kembali secepatnya Achadiat, 2004.Selain itu, menurut Cunningham, et al.2013, seksio sesarea berulang elektif lebih dipilih oleh banyak wanita karena kenyamanan pada persalinan yang direncanakan dan juga karena ketakutan akan persalinan yang lama dan mungkin berbahaya. Indikasi tertinggi ketiga pada penelitian ini adalah Human Immunodeficiency Virus yaitu sebanyak7,0. Hasil penelitian ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan data dari RSUD Dokter Soedarso Pontianak tahun 2010 yaitu 0,2 Sari, 2013. Hal ini menunjukkan bahwa angka kejadian HIV pada ibu hamil semakin meningkat.Seksio sesarea merupakan metode persalinan yang sebaiknya dipilih karena terbukti mengurangi risiko penularan HIV dari ibu ke bayi sampai 80 Nursalam dan Kurniawati, 2007. Plasenta previa merupakan indikasi tertinggi keempat pada penelitian ini yaitu 4,6. Hasil ini tidak jauh berbeda dengan data dari RSUD dr. Pirngadi Medan tahun 2010 yaitu 5,8 Nasution, 2012. Plasenta previa dapat menyebabkan syok hipovolemik, kelahiran prematur, dan plasenta akreta.Pasien- pasien yang mengalami syok hipovolemik dan disertai dengan perdarahan aktif yang persisten biasanya memerlukan tindakan seksio sesarea segera untuk Universitas Sumatera Utara mengakhiri kehamilan.Semua kasus plasenta previa parsialistotalis dianjurkan untuk seksio sesarea Taber, 1994. 5.2.4 Distribusi Frekuensi Komplikasi Pasien Seksio Sesarea di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2014 Berdasarkan hasil penelitian, distribusi komplikasi terbanyak pada pasien yang melakukan persalinan dengan seksio sesarea adalah kelompok yang tidak mengalami komplikasi yaitu sebanyak 269 orang 94,4. Hal ini sejalan dengan penelitian Sari 2013 yang menunjukkan bahwa pasien yang tidak mengalami komplikasi berjumlah 546 orang 97,0, sedangkan yang mengalami komplikasi berjumlah 17 orang 3,0. Pasien yang mengalami komplikasi di RSUP Haji Adam Malik Medan adalah sebanyak 16 orang 5,6 dengan komplikasi terbanyak berupa edema paru yaitu sebanyak 6 orang 2,1, perdarahan sebanyak 4orang 1,4, dan infeksi sebanyak 3 orang 1,1. Rendahnya angka morbiditas ini disebabkan oleh kemajuan yang pesat dalam teknik operasi, anestesi, penyediaan cairan dan darah, indikasi, dan juga antibiotik Mochtar, 2013. 5.2.5 Distribusi Frekuensi Lama Perawatan Pasien Seksio Sesarea di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2014 Lama perawatan terbanyak pada pasien yang melakukan persalinan dengan seksio sesarea adalah selama 4-5 hari yaitu sebanyak 118 orang 41,4, selama kurang dari 4 hari yaitu sebanyak 95 orang 33,3, selama 6-7 hari yaitu sebanyak 40 orang 14,0, dan yang paling sedikit adalah selama lebih dari 7 hari yaitu sebanyak 32 orang 11,2. Hal ini sesuai dengan pernyataan Achadiat 2004 bahwalama perawatan pasien yang menjalani seksio sesarea adalah 4-5 hari tergantung keadaan setelah pembedahan.Hal ini juga sesuai dengan penelitian Sinaga 2009 yang menyatakan bahwa lama perawatan rata-rata ibu yang mengalami persalinan dengan seksio sesarea di RSUD Sidikalang adalah 4,92 hari. Berdasarkan hasil penelitian ini, lama perawatan terpendek adalah Universitas Sumatera Utara kurang dari 4 hari danrata-rata disebabkan karena pasien pulang atas permintaan sendiri. 5.2.6 Distribusi Frekuensi Luaran Ibu pada Seksio Sesarea di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2014 Ibu yang mengalami keadaan hidup setelahmelakukan persalinan dengan seksio sesarea di RSUP Haji Adam Malik Medan adalah sebanyak 283 orang 99,3 danyang meninggal hanya 2 orang 0,7. Hal ini sesuai dengan penelitian Sandi 2014 yang menunjukkan bahwa jumlah ibu yang tidak meninggal setelah melahirkan secara seksio sesarea adalah 583 orang 99,3, sedangkan yang meninggal adalah sebanyak 4 orang 0,68. Berdasarkan hasil penelitian, penyebab kematian ibu adalah atonia uteri dan sepsis beratakibat pneumonia yang sudah dialami pasien sebelumnya.Menurut Oxorn dan Forte 2010, atonia uteri merupakan salah satu penyebab perdarahan postpartum, sementara perdarahan postpartum dapat menyebabkan kematian ibu karena kehilangan darah yang tidak dihentikan.Sepsis berat akibat pneumonia yang dialami ibu merupakan penyebab kematian secara tidak langsung. Kematian secara tidak langsung adalah kematian yang disebabkan oleh penyakit yang telah diderita ibu dan bukan oleh kehamilan atau persalinannya Triana, dkk., 2015.

5.2.7 Distribusi Frekuensi LuaranBayi pada Seksio Sesarea di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2014