kesehatan  bagi  masyarakat  setempat,  Posyandu  juga  merupakan  tempat interaksi baik antar anggota Posyandu maupun dengan masyarakat sekitar.
Untuk  mencapai  manusia  yang  sehat  diperlukan  pemahaman  dan sikap  serta  upaya  dari  Kader  dengan  memperhatikan  dan  memperhitungkan
intervensi, sebagai berikut: 1.
Faktor Lingkungan 2.
Pelayanan Kesehatan 3.
Sikap 4.
Perilaku Masyarakat Sedangkan  untuk  meningkatkan  kesehatan,  para  kader  harus
memperhatikan dua aspek, yakni; ·
Preventif pencegahan penyakit ·
Promotif peningkatan kesehatan itu sendiri. Jika  dua  aspek  di  atas  dapat  tercakup  dan  dengan  memperhatikan
faktor-faktor  diatas,  maka  kader  Posyandu  sebagai  wadah  kesehatan masyarakat  setempat  secara  tidak  langsung  menjalankan  perannya  dalam
meningkatkan kesehatan masyarakat. Didalam sub bab ini akan dibahas mengenai berbagai peranan kader
Posyandu  Pelangi  dan  Posyandu  Panca  Manunggal  dalam  meningkatkan Kesehatan Masyarakat.
1. Peranan Kader Posyandu Sebagai Motivator
Maksud  dari  peranan  kader  Posyandu  dalam  memotifasi masyarakat  dalam  sub  bab  ini  adalah,  tindakan  kader  Posyandu  sebagai
pembimbing, pengarah, pendorong sikap dan perilaku masyarakat. Pentingnya  peranan  kader  sebagai  motivator  masyarakat,  karena
masing-masing orang memiliki pengertian, perasaan, sikap, tindakan yang terbilang
variatif
.  Untuk  itu,  diperlukan  pengaruh  dari  seorang  kader sebagai  tindakan  yang  dapat  membentuk,  mendukung,  menunjang
perkembangan masyarakat kearah yang lebih baik. Hasil  penelitian  ini,  menemukan  bahwa  kader  berperan  dalam
memotivator  masyarakat  untuk  aktif  dalam  kegiatan  Posyandu.  Di Posyandu  Panca  Manunggal,  para  kader  menggerakkan  masyarakat
melalui  pertemuan.    Seperti  yang  diungkapkan  dengan  Ibu  setiatmi  salah satu  kader  Posyandu  Panca  Manunggal  dalam  wawancara  tanggal  30
November 2007:
“Waktu  ada  pertemuan,  saya  mengutarakan  tujuan,  manfaat,  akan pentingnya  kegiatan  Posyandu  untuk  menciptakan  kesehatan
masyarakat.  Jadi  pas  waktu-waktu  perkumpulan  saya  memberikan informasi  dan  mengajak  warga  untuk  selalu  aktif  dalam  kegiatan
Posyandu”.
Dari  pernyataan  salah  satu  kader  Posyandu  Panca  Manunggal diatas,  terlihat  bahwa  terkadang  kegiatan  pertemuan  memang  diperlukan
untuk  dapat  mengubah  sikap  dan  pemikiran  masyarakat.  Disamping  itu, pernyataan  diatas  juga  menyiratkan  bahwa  untuk  menjaga  eksistensi
organisasi  Posyandu,  para  kader  Posyandu  Panca  Manunggal  selalu
melakukan  upaya-upaya  yang  dapat  membuat  organisasi  ini  selalu bergerak dinamis.
Disamping  melalui  pertemuan,  para  kader  juga  mendorong masyarakat melalui kegiatan
sweeping
. Sweeping adalah salah satu upaya untuk  menjaring  sasaran  dalam  bentuk  kunjungan  rumah.  Hal  ini
dilakukan apabila masih ada sasaran yang tidak datang ke Posyandu pada waktu yang ditentukan.  Seperti yang dituturkan ibu Tuti salah satu kader
Posyandu  Panca  Manunggal  dalam  wawancara  tanggal  30  November 2007.
“Kalau  ada  masyarakat  yang  pasif,  waktu  berpas-pasan  saya  ajak, kalau sudah saya ajak tidak datang, biasanya saya bersama-sama kader
yang  lain  mendatangi  rumah  mereka.  Memberikan  pemahaman mereka,  supaya  sadar  dan  mau  datang  waktu  ada  kegiatan  di
Posyandu.”.
Pernyataan  diatas  sangat  berkaitan  dengan  konsep  tindakan  sosial yang  dikembangkan  oleh  Weber.  Dimana  seseorang  atau  individu
melakukan  tindakan  yang  memiliki  arti  dan    tindakannya  itu  diarahkan kepada orang lain. Sehingga dalam konteks ini, lewat
sweeping
dijadikan salah  satu  upaya  kader  Posyandu  Panca  Manunggal  sebagai  cara  untuk
mencapai tujuannya. “Masyarakat  sebagai  kenyataan  yang  sangat  kompleks”,
sebagaimana  yang  telah  diungkapkan  oleh  Weber  Lawang,  1986:  332. Maka  untuk  membuat  suatu  aspirasi  masyarakat  dalam  kegiatan
Posyandu, dibutuhkan pengorbanan materi.
Di  Posyandu  Pelangi,  untuk  membuat  masyarakat  aktif  dan  bisa menjadi  pribadi  yang    bernilai  kesehatannya,  para  kader  Posyandu
memberikan  iming-iming  hadiah  yang  menggiurkan.  Sebagaimana  yang dikatakan oleh Ibu Chandra dalam wawancara tanggal 16 Desember 2007
mengatakan:
“…kita  sering  memberi  hadiah  bagi  masyarakat  yang  aktif  dan  bisa menjadi contoh masyarakat lain”.
Pemberian  hadiah  merupakan  salah  satu  alternati  cara  yang  dapat mendorong  aspirasi  masyarakat.  Pemberian  hadiah  merupakan  hasil
dorongan eksternal, sehingga dapat dikatakan para kader Posyandu sangat aktif dan kreatif dalam mendorong kesadaran masyarakat.
Selain  menggunakan  iming-iming  hadiah,  para  kader  Posyandu Pelangi  juga  melakukan  tindakan  persuasif  mengajak  masyarakat
misalnya  memberikan  undangan.  Seperti  yang  dikatakan  oleh  Ibu  Ninik salah  satu  kader  Posyandu  Pelangi  dalam  wawancara  tanggal  16
Desember 2007
“Sebelum tanggal 16 itu kan ada undangan kegiatan Posyandu, sambil membagikan undangan saya juga menyuruh masyarakat untuk datang
waktu kegiatan Posyandu…”.
Disamping  kader  Posyandu  berperan  dalam  menggerakan masyarakat  untuk  aktif  dalam  kegiatan  Posyandu,  para  kader  juga
berperan  dalam  mendorong  masyarakat  untuk  menjaga  kasehatan  dirinya dan  kebersihan  lingkungannya.    Seperti  yang  diungkapkan  Ibu  Sumari
dalam wawancara pada tanggal 30 November 2007, mengatakan:
“…Supaya  pemikiran  masyarakat  disini  berkembang,  saya  bersedia menyelenggarakan  penyuluhan  tentang  kesehatan  yang  berasal  dari
petugas  PUSKESMAS,  anak-anak  PKL  Praktek  Kerja  Lapangan terkadang juga dari kader Posyandu sendiri”.
Para  kader  Posyandu  Panca  Manunggal  yang  mendapati masyarakat  sekitar  terkena  gangguan  penyakit,  mereka  juga  berperan
dalam mendorong untuk mau dirujuk ke Puskesmas atau Rumah sakit. Hal ini  seperti  yang  diungkapakan  oleh  Ibu  Tutisalah  satu  Kader  Posyandu
Panca Manunggal dalam wawancara pada tanggal 30 November 2007:
“…Saat  ada  warga  yang  terkena  DBD,  diare  atau  penyakit  lain,  saya dan kader lain juga melakukan rujukan”
Dari  berbagai  data-data  diatas,  adanya  sebuah  indikasi  dimana kader  Posyandu  Panca  Manunggal  dan  Posyandu  Pelangi  berusaha
berperan dalam memotivasi masyarakat untuk mendapakan kesehatan. Hal ini  berkaitan  dengan  konsep
voluntarisme
.
Voluntarisme
adalah kemampuan  individu  melakukan  tindakan  dalam  arti  menetapkan  cara
atau  alat  dari  sejumlah  alternatif  yang  tersedia  dalam  rangka  mencapai tujuannya.
Meskipun para kader sudah melakukan tindakan persuasif, namun terkadang para kader masih menemui keenganan masyarakat untuk datang
dalam  kegiatan  Posyandu.  Seperti  yang  dikatakan  oleh  Ibu  Ninik  salah satu  kader  Posyandu  Pelangi  dalam  wawancara  tanggal  16  Desember
2007:
“…Terkadang  meski  sudah  dikasih  undangan  masih  ada  yang  tidak datang. Kalau  sudah begitu  ya sudah, saya  tidak  bisa  memaksa kalau
dari diri mereka sendiri tidak ada niat.”.
Sikap  masyarakat  yang  kurang  peduli  dengan  kesehatannya  dan organisasi  Posyandu,  menunjukkan  sikap  masyarakat  yang  apatis.
Tentunya  hal  ini  akan  berpengaruh  terhadap  perkembangan  kesehatan masyarakatnya dan perkembangan Posyandu itu sendiri.
Pada  hal  dengan  adanya  Posyandu,  masyarakat  dapat  merasakan manfaatnya baik itu saat ini atau beberapa waktu kemudian. Seperti yang
dikatakan  Mahargyan  salah  satu  masyarakat  aktif  di  RW  23,  wawncara pada tanggal 5 Desember 2007:
“Saya  merasa  manfaat  Posyandu  itu  cukup  banyak,  baik  itu  dapat dirasakan secara langsung atau kelak dikemudian hari. Disini saya bisa
mendapatkan  tambahan  gizi  dengan  cuma  membayar  Rp.  500,00, selain  itu  anak  saya  juga  tercukupi  kebutuhannya  karena  dikasih
imunisasi dan vit A, yang berguna bagi perkembangnya kelak”.
2. Peranan Kader Posyandu dalam Aksi Sosial