penyemprotan nyamuk kerumah-rumah. Dulu sekitar tahun 2004 mendapat bantuan dana dari Walikota sebesar Rp. 25.000.000,-“.
Peran serta tokoh masyarakat setempat khususnya di Posyandu Panca Manunggal, merupakan sikap aktif dan kreatif
seorang tokoh dalam menguatkan Posyandu secara finansial. Karena peran tokoh masyarakat di Panca Manunggal tersebut tidak hanya
terlibat kegiatan sentral saja melainkan juga membantu pengadaan fasilitas seperti gedung Posyandu. Dalam hubungan ini juga dapat
dikatakan, bahwa tokoh masyarakat tersebut melakukan tindakan sosial, karena tindakannya nyata-nyata diarahkan untuk orang lain.
Pengadaan gedung sebagai sarana fisik yang dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi kader dan masyarakat
sekitar, sehingga secara tidak langsung dapat menunjang kegiatan yang ada di Posyandu. Untuk itu, Bapak Sarwano selaku tokoh
masyarakat di RW 23, berharap masyarakat dan para kader Posyandu dapat memanfaatkan fasilitas yang ada di Posyandu dengan optimal.
Karena wadah ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat setempat, karena mengingat semakin banyak penyakit
yang berkembang di masyarakat.
“Dengan dimilikinya fasilitas seperti gedung, tentunya diharapkan dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Saya
juga berharap kader dapat berperan dengan baik supaya kesehatan masyarakat terjamin”.
Wawancara dengan Bapak Sarwanto tanggal 1 November 2007
e. Rujukan
Sikap kepedulian kader Posyandu Panca Manunggal tidak hanya terbatas dalam tindakan preventif, tetapi juga merespon
penyakit yang menyerang masyarakatnya Reparatif. Tindakan reparatif
merupakan tindakan
para kader
Posyandu untuk
memperbaiki kembali kondisi kesehatan masyarakatnya, setelah mendapat gangguan penyakit. Tindakan reparatif dikarenakan di
dalam kehidupan masyarakat, ada sebagian masyarakat yang kurang memperhatikan masalah-masalah kesehatan, hal ini disebabkan
individu satu dengan individu lain memiliki kesadaran yang tidak sama. Untuk itu, para kader Posyandu memiliki peran di dalamnya,
sehingga tercapai kembali kondisi kesehatan masyarakat di lingkungannya.
Seperti yang dikatakan Ibu Tuti dalam wawancara tanggal 30 November 2007:
“… .Saat ada warga yang terkena DBD, diare atau penyakit lain, saya dan kader lain juga melakukan rujukan... .”
Ibu Sumari selaku Ketua Posyandu Panca Manunggal dalam wawancara tanggal 30 November 2007, menambahkan:
“Kita melakukan rujukan jika ada masyarakat terdeteksi penyakit seperti DBD, diare, gizi buruk ke SKD.”
Setelah mendapatkan rujukan dari Kader Posyandu, SKD melakukan hal sebagai berikut :
1 Apabila ada masyarakat yang klinis, maka SKD merujuk ke
Puskesmas. 2
Apabila keluarganya menolak dirujuk, SKD harus memberikan motivasi agar mereka mau dirujuk secara gratis. Bila perlu
melibatkan lintas sektor termasuk tokoh masyarakatagama setempat agar keluarga lebih termotivasi. Biaya rujukan bisa
dibayar melalui program APBD KabKota. Apabila yang bersangkutan tetap tidak mau dirujuk, dirawat di SKD dengan
supervisi dari Dokter RSUD, Dokter Puskesmas dan Ahli Puskesmas
Sumber: PUSKESMAS
. Pentingnya Rujukan yang dilakukan Kader Posyandu Panca
Manunggal, agar masyarakat mendapat penanganan yang baik dari petugas kesehatan dan sesegera mungkin mendapat pemulihan. Dalam
hal ini, kader di Posyandu Panca Manunggal melakukan tindakan yang penuh arti.
3. Peranan Kader Posyandu dalam Menjalin Kemitraan