Capital Permodalan Analisa Kesehatan Bank

41 Berdasarkan Tim Pengawas BPR Bank Indonesia Tahun 1997, pelaksanaan penilaian kesehatan bank didasarkan pada sistem REWARD yang secara keseluruhannya sebagai berikut: 1. Menggunakan sistem kredit reward sistem dengan memberikan nilai kredit 0 sampai dengan 100 untuk setiap faktor yang dinilai. 2. Ukuran penilaian keadaan keuangan didasarkan pada rasio yang digunakan dalam manajemen keuangan. 3. Penilaian manajemen dilakukan atas dasar pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen termasuk sumber daya manusia. Pelaksanaaan penilaian kesehatan bank dilakukan dengan cara mengkuantitatifkan komponen-komponen yang ada dengan memberikan nilai kredit sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, yaitu : 81 - 100 : Sehat 66 - 81 : Cukup Sehat 51 - 66 : Kurang Sehat 0 -51 : Tidak Sehat Penilaian kesehatan bank dengan metode CAMEL, dimulai dengan penghitungan rasio-rasio dari masing-masing faktor. Penjelasan dari setiap faktor adalah sebagai berikut:

1. Capital Permodalan

Merupakan alat untuk mengukur kecukupan modal bank dengan membandmgkan modal capital dengan asset beresiko. Tujuan penilaian permodalan yaitu untuk menilai kecukupan modal bank tehadap Aktiva 42 Tertimpang Menurut Resiko ATMR dan menilai tingkat kemampuan modal untuk menyerap kerugian serta pemeliharaan kebutuhan modal. Penghitungan Modal terdiri dari: a. Modal Inti Modal inti terdiri atas modal yang disetor dan cadangan yang dibentuk dari laba setelah pajak dan laba yang diperoleh setelah dipotong pajak yaitu modal disetor, modal sumbangan, cadangan umum, cadangan tujuan, laba ditahan dan laba tahun berjalan. b. Modal Pelengkap Modal pelengkap terdiri atas cadangan yang berasal dari laba setelah pajak. Secara rinci modal pelengkap berupa cadangan revaluasi aktiva tetap, cadangan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP yang maksimal 1,25 dari ATMR, modal pinjaman, dan pinjaman sub ordinasi maksimal 50 dari modal inti. c. Ketentuan Permodalan Berdasarkan ketentuan yang berlaku maka bank diwajibkan memelihara penyediaan modal minimum KPMM sekurang- kurangnya sebesar 8. Penghitungan penyediaan modal minimum didasarkan pada Aktiva Tertimpang Menurut Resiko ATMR. Pos- pos aktiva diberikan bobot resiko yang besarnya berdasarkan pada kadar resiko yang terkandung pada aktiva itu sendiri atau didasarkan pada golongan nasabah, peminjam, atau sifat barang. d. Bobot Resiko Aktiva Neraca 43 Secara rinci bobot resiko aktiva neraca dapat dijelaskan sebagai berikut: : l Kas 2 Emas dan Mata uang Emas 3 SBI 20 : 1 Giro, deposito berjangka, sertipikat deposito 2 Kredit kepada bank lain dan pemerintah 3 Kredit yang terjamin bank lain atau PEMDA 50 : Kredit Pemilikan Rumah KPR yang dijamin hipotik pertama dengan tujuan untuk dihuni. 100 : 1 Tagihan kepada atau tagihan yang dijamin oleh surat berharga yang diterbitkan dijamin oleh: a BUMN b Perorangan c Koperasi d Perusahaan Swasta e Lain-lain 2 Aktiva Lengkap dan Inventaris 3 Antar kantor aktiva 4 Aktiva lainnya selain aktiva tersebut diatas Pada dasarnya Capital Adequancy Ratio CAR menunjukkan pemenuhan modal, yang merupakan landasan bank dalam mengembangkan kegiatan usahanya. Penilaian terhadap permodalan 44 untuk Bank Perkreditan Rakat, kewajiban penyediaan modal minimum ditetapkan sebagai berikut: Capital Adequancy Ratio 100 x ATMR Modal CAR = Dimana: CAR : Capital Adequancy Rasio ATMR : Aktiva Tertimpang Menurut Resiko Berdasarkan rasio yang diperoleh CAR digolongkan sebagai berikut: 1 Sehat : 8,00 ke atas 2 Kurang sehat : 6,5 - 7,99 3 Tidak sehat : 0 - 6,5 Cara penilaian permodalan berdasarkan nilai kredit faktor: a. Bobot faktor penilaian 30 b. Rasio 8 mendapatkan nilai kredit 81, dan untuk setiap kenaikan 0,1 dimulai dari 8 nilai kredit ditambah 1 hingga maksimal 100 sehingga nilai kreditnya dapat dirumuskan sebagai berikut: 1 1 , + = rasio t NilaiKredi c. Rasio kurang dari 8 mendapat nilai kredit 65 dan untuk setiap penurunan 0,1 dimulai dari 79 nilai kredit dikurangi 1 hingga minimum 0 sehingga nilai kreditnya dirumuskan sebagai berikut: 1 1 , - = rasio t NilaiKredi 45

2. Asset Quality Kualitas Aktiva

Dokumen yang terkait

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL TERHADAP PD. BPR BKK JUMATONO PERIODE 2002 2004

0 4 80

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL STUDI KASUS PADA PD BPR-BKK BOYOLALI Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Camel Studi Kasus Pada PD BPR-BKK Boyolali Cabang Andong Periode Tahun 2012-2014.

0 5 19

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL STUDI KASUS PADA PD BPR-BKK BOYOLALI Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Camel Studi Kasus Pada PD BPR-BKK Boyolali Cabang Andong Periode Tahun 2012-2014.

0 3 16

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Camel Pada Pd Bpr Bkk Kantor Cabang Tirtomoyo Tahun 2010 – 2012.

0 1 19

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PD BPR BKK PEDANDAN PD BPR BKK TULUNG KABUPATEN KLATEN ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PD BPR BKK PEDAN DAN PD BPR BKK TULUNG KABUPATEN KLATEN TAHUN 2007-2009.

0 4 12

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL (Studi Kasus PD BPR BKK Kabupaten Sukoharjo 2011) Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Camel (Studi Kasus PD BPR BKK Kabupaten Sukoharjo 2011).

0 0 11

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL (Studi Kasus PD BPR BKK Kabupaten Sukoharjo 2011) Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Camel (Studi Kasus PD BPR BKK Kabupaten Sukoharjo 2011).

0 2 15

ANALISIS KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD. BPR BKK TASIKMADU KANTOR PUSAT Analisis Kesehatan Bank pada PD. BKK Tasikmadu Kantor Cabang Colomadu Dengan Metode CAMEL Tahun 2007-2009.

0 1 15

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PD. BPR BKK KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN.

0 0 14

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL RATING SYSTEM PADA PD BPR BKK TULUNG PERIODE 2008 – 2010

0 0 17