dengan gigi. Bahan ini mengandung ferric oxide F
2
O
3
dan ferric hydroxide FeOOH.
14
2.3 Klasifikasi Resin Komposit
Sejumlah klasifikasi telah digunakan untuk bahan komposit berbasis resin. Satu sistem klasifikasi didasarkan pada ukuran rata-rata pertikel bahan pengisi utama
adalah terdiri dari resin komposit macrofiiler tradisional, resin komposit microfiller, dan resin komposit hibrid.
11
2.3.1 Resin Komposit Macrofiller
Resin komposit ini biasa disebut dengan komposit konvensional, atau komposit berbahan pengisi makro, disebut demikian karena ukuran partikel bahan
pengisinya yang relatif besar. Bahan pengisi yang paling banyak digunakan untuk komposit ini adalah quartz giling. Besarnya sekitar 8-12
μm dan partikel terbesar sekitar 50
μm. Banyaknya bahan pengisi umumnya 70-80 berat atau 60-65 volume. Partikel pengisi yang terpapar, beberapa cukup besar dan dikelilingi oleh
sejumlah besar matriks resin. Kekurangan utama dari komposit tradisional adalah permukaan kasar yang terjadi selama berlangsung keausan dari matriks resin lunak
yang menyebabkan partikel pengisi yang lebih tahan aus terangkat. Penyelesaian restorasi dapat menghasilkan permukaan kasar, begitupun penyikatan gigi dan
pengunyahan. Restorasi ini juga memiliki kecenderungan berubah warna, sebagian karena kecerendungan dari permukaan bertekstur kasar untuk mengikat warna.
11
2.3.2 Resin Komposit Microfiller
Resin komposit jenis ini mulai diedarkan pada akhir tahun1970, ukuran partikel dari resin komposit microfiller 0,03-0,5 µm lebih kecil bila dibandingkan
dengan resin komposit macrofiller. Komposit ini mempunyai nilai estetis yang sangat baik karena mempunyai permukaan yang halus dan berkilau apabila dipoles, dan
bentuk permukaan nya sangat mirip dengan enamel. Komposit ini juga mempunyai tingkat modulus elastisitas yang lebih rendah dan beradaptasi pada gigi lebih baik
dari komposit lainnya, sehingga resin komposit ini banyak digunakan untuk restorasi
Universitas Sumatera Utara
kelas V pada cemento-enamel junction. Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa resin komposit mikrofil lebih banyak disukai untuk restorasi kelas V daripada jenis
komposit lain. Tetapi komposit mikrofil mempunyai memiliki sifat fisik dan mekanis yang kurang dibandingkan dengan komposit macrofiller. Hal ini karena 50-70
volume bahan restorasi terbuat dari resin, sehingga jumlah resin yang lebih banyak dibandingkan dengan bahan pengisi menyebabkan penyerapan air yang lebih tinggi
dan ekspansi termal yang lebih tinggi.
11
2.3.3 Resin Komposit Hibrid
Kategori bahan komposit ini dikembangkan dalam rangka memperoleh kehalusan permukaan yang lebih baik daripada komposit mikrofiller sementara
mempertahankan sifat komposit partikel kecil tersebut. Kebanyakan bahan pengisi hybrid modern terdiri atas silika kolodial dan partikel kaca yang dihaluskan yang
mengandung logam berat, yang mengisi kandungan bahan pengisi sebesar 70-80 berat. Partikel pengisinya berkisar antara 0,5-1 µm, tetapi dengan ukuran partikel
yang bervariasi 0,1-3 µm. Resin komposit hibrid sangat popoler karena kekuatan dan ketahanan abrasi yang dapat digunakan untuk restorasi kelas I dan restorasi kelas
II. Permukaannya yang cukup halus menjadikannya sebaik resin mikrofiller dalam hal estetika, sehingga tidak jarang digunakan untuk restorasi kelas III dan kelas V.
12,15
2.3.4 Resin Komposit Nanofiller
Suatu bahan restorasi komposit yang memiliki sifat fisik sangat baik terutama hasil pemolesan maupun kekuatan telah dikembangkan yaitu komposit nanofiller.
Komposit nanofiller merupakan bahan restorasi universal yang diaktifasi oleh visible- light yang dirancang untuk keperluan merestorasi gigi anterior maupun posterior.
Memiliki sifat kekuatan dan ketahanan hasil poles yang sangat baik. Dikembangkan dengan konsep nanoteknologi, yang biasanya digunakan untuk membentuk suatu
produk yang dimensi komponen kritisnya adalah sekitar 0,1 hingga 100 nanomer. Secara teori, nanoteknologi digunakan untuk membuat suatu produk yang lebih
ringan, lebih kuat, lebih murah, dan lebih tepat. Karena bersifat universal, komposit
Universitas Sumatera Utara
bias digunakan untuk gigi anterior maupun posterior, sandwich technique bersama dengan bahan resin glass ionomer, cusp buildup, core buildup, splinting, restorasi
indirek gigi anterior maupun posterior termasuk inlay, onlay, dan veneer.
16
Komposisi bahan komposit ini terdiri dari sistem resin yang bersifat dapat mengurangi penyusutan, yaitu BIS-GMA, BIS-EMA, UDMA, dan sejumlah kecil
TEGDMA. Sedangkan fillernya berisi kombinasi antara filler nanosilica 20 nm yang tidak berkelompok, dan nano cluster zirconiasiliva yang mudah berikatan
membentuk kelompok, dimana kelompok tersebut terdiri dari partikel zirconiasilica dengan ukuran 5-20 nm. Ukuran partikel satu cluster adalah berkisar antara 0,6-1,4
mikron. Muatan filler komposit ini adalah 78,5 berat. Ukuran suatu nanomer setara dengan 11,000,000,000 meter atau 11000 mikron. Imi adalah sekitar 10 kali garis
tengah suatu atom hidrogen atau 180,000 tebal rambut manusia. Komposit nano yang dikembangkan dengan menggunakan teknik nanotechnology, memiliki hasil
poles seperti pada komposit mikro tetapi memiliki kekuatan dan tingkat keausan seperti pada komposit hibrid.
16
Terdapat perbedaan dalam hal ukuran partikel filler pada komposit hbrid dengan nano. Ukuran partikel filler yang relatif besar pada komposit hybrid membua
filler loading komposit ini menjadi lebih tinggi sehingga meningkatkan kekuatan komposit ini. Komponen filler pada komposit nano berisi kombinasi yang unik antara
nanopartikel individual dan nanocluster. Nanopartikel adalah partikel yang terpisah dan tidak berkelompok berukuran 20 nm. Nanocluster terdiri dari partikel-partikel
dengan ukuran nano yang dengan mudah berikatan membentuk kelompok partikel. Kelompok partikel ini bertindak sebagai unit tunggal yang memungkinkan filler
loading dan kekuatan yang tinggi pada komposit ini. Kombinasi nanopartikel dan nanocluster akan mengurangi jumlah ruang interstitial antar partikel filler sehingga
dapat meningkatkan sifat fisis dan hasil poles yang lebih baik bila dibandingkan dengan komposit yang lain.
16
Universitas Sumatera Utara
2.3.5 Resin Komposit Nano Hibrid
Resin komposit nano-hibrid adalah resin komposit yang dikembangkan dari campuran resin komposit nanofiller dan mikrofiller, suatu terobosan yang membuat
peningkatan cukup signifikan dalah hal kandungan bahan pengisi dan peningkatan yang cukup besar pada sifat fisik material. Kandungan matriks pada komposit ini
sama seperti pada komposit lainnya yaitu BIS-GMA konvensional yang dikembangkan oleh Bowen, tetapi beberapa tipe monomer ditambakan pada resin
komposit nano-hibrid seperti monomer dimer acid base dimethacrylate dan monomer special urethane TGD-urethane. Ukuran partikel dari komposit ini rata-rata 1,005-
0,01 µm.
17
2.4 Sifat Resin Komposit 2.4.1 Sifat Mekanis Resin Komposit