20
berat resin padat. Papan fenol yang dapat dibuat dengan resin yang lebih sedikit. Pada papan biskit yang menggunakan resin fenol dalam bentuk tepung,
kandungan resin mungkin serendah 2,5. Tetapi, resin tepung jauh lebih mahal daripada tipe yang cair.
D. Perekat Phenol Formaldehida
Phenol formaldehida PF merupakan hasil kondensasi formaldehida dengan monohidrik phenol, termasuk phenol itu sendiri, creosol dan xylenol.
Perekat PF dapat dibagi menjadi dua kelas yaitu resol yang bersifat thermosetting dan novolak yang bersifat thermoplastik. Perbedaan kedua ini disebabkan oleh
perbandingan molar fenol dan formaldehida, serta katalis atau kondisi yang terjadi selama berlangsungnya reaksi. Kelebihan perekat PF yaitu tahan terhadap
perlakuan air, tahan terhadap kelembaban dan temperature tinggi, tahan terhadap bakteri, jamur, rayap dan mikro-organisme serta tahan terhadap bahan kimia,
seperti minyak, basa dan bahan pengawet kayu. Kelemahan perekat PF yaitu memberikan warna gelap, kadar air kayu harus lebih rendah daripada perekat urea
formaldehida UF atau perekat lainnya serta garis perekatan yang relative tebal dan mudah patah Ruhendi et al., 2007.
Perekat PF memiliki warna merah tua dengan keadaan encer. Perekat PF memiliki pH 10-11 dengan kekentalan 1-2 poise pada suhu 25
C. Waktu yang dibutuhkan agar perekat PF menjadi kental berkisar 5-25 menit pada suhu 135
C, bahan yang tidak menguap sebesar 40-45. Perekat PF larut dalam air 10 kali
pada suhu 25 C dengan berat jenis perekat 1,170-1,190
Kliwon dan Iskandar, 2008.
Universitas Sumatera Utara
21
Menurut Achmadi 1990 perekat PF adalah jenis yang paling awet. Viskositas perekat PF cukup rendah yang memungkinkan penetrasi ke dalam pori-
pori kayu dan berfungsi sebagai jankar mekanis dalam perekatan. Kekuatan dari perekat melebihi kekuatan kohesif kayu. Faktor-faktor tersebut memberikan
sumbangan bagi kekuatan rekat pada kayu.
E. Variasi Kadar Perekat
Menurut Maloney 1993 jumlah perekat yang banyak akan meningkatkan ikatan antar partikel sehingga papan partikel yang dihasilkan lebih tahan terhadap
air dan stabil. Hal ini sesuai dengan penelitian Iskandar dan Supriadi 2012 yang menggunakan kadar perekat 6, 8 dan 10 bahwa peningkatan kadar perekat
berpengaruh terhadap pengembangan tebal PT, daya serap air DSA, meningkatkan MOR dan MOE. Pada PT dan DSA, baik perendaman selama 2 jam
maupun 24 jam, nilai PT dan DSA menurun seiring dengan penambahan kadar perekat. Semakin tinggi kadar perekat yang digunakan semakin rendah nilai PT
dan DSA papan partikel. Variasi kadar perekat berpengaruh terhadap sifat fisis dan mekanis papan
partikel. Pada penelitian Sinulingga 2009 menunjukkan pengaruh signifikan dari variasi kadar perekat terhadap papan partikel. Pada penelitian ini diperoleh nilai
KA sebesar 10,27-16,07, nilai KA menurun seiring dengan penambahan kadar perekat, sebaliknya nilai MOR meningkat seiring dengan penambahan kadar
perekat dengan nilai MOR sebesar 67,8-82,95 kgcm
2
. Sedangkan nilai kerapatan papan partikel bervariasi antara 0,82-0,95 grcm
3
dimana nilai kerapatan tertinggi diperoleh pada kadar perekat 10.
Universitas Sumatera Utara
12
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang