17
BKS. Hal ini disebabkan karena pada bagian ujung tersusun atas jaringan yang masih muda, dimana secara fisiologis jaringan tersebut masih berfungsi aktif
sehingga dinding selnya relatif tipis dibanding dengan dinding sel jaringan yang sudah tua, kandungan selulosa dan lignin jaringan ikatan pembuluh pada bagian
pangkal lebih tinggi. Dengan kata lain bagian pangkal BKS sifat mekaniknya lebih baik dibandingkan dengan bagian tengah dan ujung BKS.
Menurut Nuryawan et al. 2012 kadar lignin kelapa sawit pada bagian pangkal BKS sebesar 23,20. Sedangkan kadar lignin yang terdapat pada bagian
tengah BKS adalah sebesar 21,82. Untuk kadar lignin yang terdapat pada bagian ujung BKS adalah sebesar 21,57. Jadi rata-rata keseluruhan kandungan kadar
lignin yang terdapat pada BKS sebesar 22,20. Ikatan pembuluh BKS dapat dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan sifat fisis dan kimia ikatan pembuluh BKS mampu menjadi bahan alternatif sebagai pengganti bahan dasar kayu dalam pembuatan papan komposit.
B. Meranti
Menurut Wahyu 2014 adapun taksonomi kayu meranti dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta Divisi
: Magnoliophyta Kelas
: Magnoliopsida Ordo
: Theales Famili
: Dipterocarpaceae Genus
: Shorea
Universitas Sumatera Utara
18
Spesies : Shorea sp.
Menurut Martawijaya et al. 2005 sifat fisis meranti seperti berat jenis sebesar 0,52 grcm
3
dan termasuk kedalam kelas kuat kayu III-IV. Penyusutan kadar air arah radial 2,1 dan tangensial 3,5. Sifat mekanis meranti seperti
tegangan batas proporsi sebesar 179 kgcm
2
, tegangan pada batas patah 359 kgcm
2
, MOE 66 kgcm
2
, usaha sampai batas proporsi 0,3 kgdm
3
dan usaha sampai batas patah 2,5 kgdm
3
. Menurut Vademikum Dipterocarpaceae 2007 kayu meranti memiliki ciri
seperti kayu teras berwarna merah muda dengan tebal 2-8 cm. Tekstur kayu meranti tergolong kasar dengan arah serat berpadu, permukaan kayu licin dan
mengkilap. Sifat fisis kayu meranti termasuk kedalam kayu kelas kuat III-IV. Kayu meranti memiliki kandungan selulosa sebesar 50,76, lignin 30,60,
pentosan 12,74, abu 0,68 dan silika 0,29. Kayu meranti termasuk kedalam kayu dengan kelas awet III. Kayu meranti umumnya mempunyai saluran aksial
yang biasanya tersusun dalam deretan tangensial yang kontinu, kadang-kadang terdapat deretan yang pendek, diameter saluran aksial umumnnya lebih kecil dari
diameter pori, kecuali pada Shorea platycarpa yang keadaannya sebaliknya. Saluran radial terdapat pada Shorea leprosula, Shorea ovate dan Shorea
teysmanniana, sedang pada Shorea parvifolia dan Shorea acuminate hanya terdapat secara sporadis.
C. Papan Partikel
Papan partikel adalah hasil pengempaan panas campuran partikel kayu atau bahan berlignoselulosa lainnya dengan perekat organik serta bahan lain. Pada
papan partikel dilakukan pengujian kualitas berdasarkan sifat fisis dan mekanis
Universitas Sumatera Utara
19
diantaranya adalah KA, kerapatan, DSA, PT, IB, MOE dan MOR BSN, 2006. Sedangkan menurut Haygreen dan Bowyer 1993, papan partikel ialah produk
panil yang dihasilkan dengan memanfaatkan partikel-partikel kayu dan sekaligus mengikatnya dengan satu perekat. Tipe-tipe papan partikel yang banyak itu sangat
berbeda dalam hal ukuran dan bentuk partikel, jumlah resin perekat yang digunakan dan kerepatan panil yang dihasilkan. Ada tiga ciri utama papan yang
menentukan sifat-sifatnya adalah sebagai berikut: 1. Spesies dan Bentuk Partikel
Sifat yang diinginkan dari partikel berbentuk serpih untuk kekuatan dan partikel-partikel halus untuk permukaan yang licin. Aspek terpenting bentuk
partikel ialah panjang partikel dan nisbah tebal ke panjang. 2. Kerapatan Papan dan Profil Kerapatan
Semakin tinggi kerapatan menyeluruh papan dari suatu bahan baku tertentu, semakin tinggi kekuatannya. Tetapi, sifat-sifat papan lain seperti kestabilan
dimensi mungkin terpengaruh jelek oleh naiknya kerapatan. Untuk memproduksi papan dengan keteguhan lengkung setinggi mungkin pada setiap kerapatan
menyeluruh tertentu, papan dengan permukaan yang lebih rapat daripada intinya lebih disukai. Variasi kerapatan di seluruh tebal papan disebut profil kerapatan.
3. Kandungan Resin dan Penyebarannya Semakin banyak resin digunakan dalam suatu papan, semakin kuat dan
semakin stabil dimensi papannya. Namun, untuk alasan-alasan ekonomis tidak diinginkan untuk menggunakan jumlah resin yang lebih banyak daripada yang
diperlukan untuk memperoleh sifat-sifat yang diinginkan. Secara normal, kandungan resin papan berperekat urea bervariasi dari 6 sampai 10 atas dasar
Universitas Sumatera Utara
20
berat resin padat. Papan fenol yang dapat dibuat dengan resin yang lebih sedikit. Pada papan biskit yang menggunakan resin fenol dalam bentuk tepung,
kandungan resin mungkin serendah 2,5. Tetapi, resin tepung jauh lebih mahal daripada tipe yang cair.
D. Perekat Phenol Formaldehida