Klasifikasi Keanggotaan Internasional Penerimaan Keanggotaan

e. Keanggotaan yang didasarkan pada penerapan hak – hak asasi manusia. Contohnya, Council of Europe.

2. Klasifikasi Keanggotaan Internasional

Dalam pengklasifikasian keanggotaan, terdapat dua pendekatan, yaitu: 54 1. Kualitatif Dengan pendekatan kualitatif ini berarti memberikan status khusus bagi negara – negara tertentu sebagai anggota utama original members. Negara – negara yang ikut serta dalam Konferensi PBB mengenai Organisasi Internasional di San Fransisco, setelah menandatangani Piagam kemudian meratifikasinya, menjadi anggota utama. Polandia pada mulanya tidak disetujui oleh Tiga Besar Inggris, Amerika Serikat, dan Uni Soviet, karena itu tidak ikut serta dalam penyusunan Piagam di Konferensi San Fransisco. Namun demikian, negara ini diterima sebagai amggota utama setelah menandatangani Piagam. Kedudukan khusus anggota utama PBB ini telah ditegaskan secara jelas dalam Pasal 3 Piagam PBB. 2. Kuantitatif Pendekatan kuantitatif ini diartikan bahwa keputusan mengenai keanggotaan negara – negara lainnya di luar negara – negara anggota utama, akan diambil oleh organisasi – organisasi itu sendiri dengan ketentuan bahwa negara – negara itu harus memenuhi persyaratan dalam instrumen pokok masing – masing. 54 Suryokusumo, op.cit, hal. 53-55. Universitas Sumatera Utara

3. Penerimaan Keanggotaan

Pemutusan untuk penerimaan keanggotaan dalam suatu organisasi internasional merupakan tindakan bilateral. 55 Jadi, dalam penerimaan keanggotaan ini ada dua tindakan, yaitu tindakan sesuai dengan hukum nasional dan tindakan dalam hukum internasional. Dalam suasana nasional, adanya oposisi terhadap pemerintah yang dapat berpengaruh dalam proses penerimaan keanggotaan dalam suatu organisasi internasional. Hubungan antara suasana nasional dan suasana internasional dalam kaitannya Di satu pihak organisasi internasional harus setuju dengan penerimaan keanggotaan, di lain pihak negara itu menurut hukum nasionalnya sah untuk menjadi anggota organisasi interansional. Organisasi internasional tidak akan ikut campur dalam proses pemutusan apakah suatu negara menurut hukum nasional akan ikut dalam organisasi internasional. Permohonan untuk menjadi anggota diajukan oleh pihak yang berwenang menurut hukum internasional, seperti kepala negara atau perdana menteri atau menteri luar negeri atau pejabat diplomatik yang diakreditasikan di organisasi internasional tersebut atau negara yang ditunjuk untuk menyimpan dokumen ratifikasi. Dalam penerimaan keanggotaan ini biasanya ada dua prosedur yang harus ditempuh. Pertama, adanya permintaan dari calon anggota. Kedua, negara yang bersangkutan telah meratifikasikan anggaran dasar organisasi internasional dimana negara tersebut ingin menjadi anggota. 55 Suwardi, op.cit, hal. 56. Universitas Sumatera Utara dengan penerimaan keanggotaan dalam suatu organisasi internasional sangat penting. 56 Dalam instrumen pokok suatu organisasi internasional sering ditentukan bahwa suatu negara calon anggota harus memenuhi persyaratan yang ditentukan sesuai dengan konstitusi negara tersebut. 57 Prosedur keanggotaan ditentukan oleh organisasi internasional tersebut. Misalnya, di PBB, permohonan keanggotaan harus disampaikan kepada Sekretaris Jenderal PBB. 58 Sedangkan, mengenai tanggal kapan suatu negara dinyatakan efektif menjadi anggota suatu organisasi internasional, maka harus memenuhi 2 syarat. 59

4. Penangguhan Keanggotaan