Penangguhan Keanggotaan Pengakhiran Keanggotaan

dengan penerimaan keanggotaan dalam suatu organisasi internasional sangat penting. 56 Dalam instrumen pokok suatu organisasi internasional sering ditentukan bahwa suatu negara calon anggota harus memenuhi persyaratan yang ditentukan sesuai dengan konstitusi negara tersebut. 57 Prosedur keanggotaan ditentukan oleh organisasi internasional tersebut. Misalnya, di PBB, permohonan keanggotaan harus disampaikan kepada Sekretaris Jenderal PBB. 58 Sedangkan, mengenai tanggal kapan suatu negara dinyatakan efektif menjadi anggota suatu organisasi internasional, maka harus memenuhi 2 syarat. 59

4. Penangguhan Keanggotaan

Pertama, organisasi internasional telah menerima keanggotaan, dan kedua, calon anggota telah meratifikasi instrumen pokok organisasi internasional. Penangguhan keanggotaan pada umumnya merupakan suatu cara yang lebih halus dibandingkan pengeluaran untuk mendorong agar suatu negara berhenti melakukan pelanggaran. Penangguhan keanggotaan disini maksudnya adalah penangguhan hak – hak keistimewaan dari keanggotaan. Namun, tidak semua organisasi internasional memberikan ketentuan mengenai hal ini. Belakangan ini berkembang suatu praktik dimana dilakukan pembuatan 56 Contohnya, pada waktu Amerika Serikat akan menjadi anggota International Labour Organization ILO tahun 1943, Presiden Roosevelt mendapat otoritas dari Kongres Amerika Serikat untuk menerima keanggotaan ILO. Pada waktu ILO mengundang AS unutk menerima keanggotaan ILO, Presiden AS menerima undangan tersebut dan kemudian AS menjadi anggota ILO. 57 Misalnya, pada Pasal 4 ayat 1 Piagam PBB yang berbunyi, “Membership in the United Nations is open to all other peace-loving states which accept the obligations contained in the present Chapter and, in the judgement of the Organization, are able and willing to carry out these obligations.” 58 Pasal 134 Rules Procedure Majelis Umum PBB dan Pasal 58 Rules Procedure Dewan Keamanan PBB. 59 Suwardi, op.cit, hal. 62-63. Universitas Sumatera Utara pengaturan bagi negara anggota yang melanggar peraturan – peraturan organisasi. Bukannya menggunakan ketentuan mengenai pelanggaran material sebagaimana yang terdapat di dalam Pasal 60 dari Vienna Convention on the Law of Treaties, justru instrumen – instrumen pokok organisasi semakin banyak yang menentukan sistem sanksinya sendiri, dan biasanya mereka mengacu pada penangguhan hak – hak dan keistimewaan – keistimewaan. 60

5. Pengakhiran Keanggotaan

Perserikatan Bangsa – Bangsa PBB juga memiliki ketentuan yang menentukan sistem sanksinya sendiri bagi negara – negara anggota yang tidak patuh. Sistem sanksi tersebut adalah penangguhan hak – hak dan keistimewaan dan pengeluaran keanggotaan. Penangguhan ini diberikan sebagai alternatif sanksi yang lebih halus dibandingkan pengeluaran keanggotaan. Dikarenakan pengeluaran merupakan suatu cara yang sangat ekstrim, maka dimasukkan pula ketentuan mengenai penangguhan hak dan keistimewaan sebagai sanksi yang tidak terlalu ekstrim. Berkaitan dengan pengakhiran keanggotaan pada suatu organisasi internasional, terdapat beberapa cara bagaimana suatu keanggotaan dapat berakhir. Petama, pengeluaran anggota seperti yang terdapat di dalam PBB, yang 60 Contoh dari Organisasi Internasional menggunakan penangguhan sebagai suatu sistem sanksi atas pelanggaran yang telah dilakukan negara anggota adalah Organization for the Prohibition of Chemical Weapons, dimana pengeluaran dilarang. Sanksi terberat adalah dengan menyerahkan masalah pelanggaran tersebut ke Dewan Keamanan, kemungkinan dengan harapan akan adanya aksi penegakan. Contoh lainnya adalah pemasukan, di dalam Pasal 6 dan 7 dari Treaty on European Union TEU yang telah diamandemen di Amsterdam, dasar-dasar esensial dari keanggotaan dengan dikombinasikan dengan sanksi-sanksi, dimana apabila dasar-dasar esensial penghormatan terhadap kebebasan, demokrasi, hak asasi manusia dan supremasi hukum tersebut dilanggar, hak-hak tertentu yang berkaitan dengan keanggotaan, termasuk hak untuk memberikan suara, dapat ditangguhkan. Universitas Sumatera Utara juga mencontoh dari Liga Bangsa – Bangsa. 61 Keanggotaan juga dapat berakhir dengan adanya suatu pengunduran diri, atau sehubungan dengan amandemen dari suatu perjanjian yang membentuk konstitusi organisasi internasional yang bersangkutan. Beberapa organisasi secara jelas mengizinkan adanya hak untuk mengundurkan diri, biasanya setelah memberikan pemberitahuan dalam jangka waktu tertentu, Pada Pasal 6 Piagam PBB dinyatakan bahwa Majelis Umum, berdasarkan rekomendasi dari Dewan Keamanan, dapat mengeluarkan suatu anggota jika anggota yang bersangkutan telah secara terus menerus melanggar prinsip – prinsip yang tercantum di dalam piagam. Pengeluaran anggota mungkin merupakan cara yang paling dramatis dalam pengakhiran keanggotaan suatu organisasi internasional, namun ini bukanlah satu – satunya cara. Tentunya, pengakhiran dari keanggotaan dapat juga terjadi ketika suatu organisasi sudah bubar. Hal ini tidak terjadi setiap hari, dan salah satu contoh yang paling terkenal adalah bubarnya Liga Bangsa – Bangsa. Meskipun secara praktik sudah tidak berfungsi, dan telah tergantikan dengan PBB, namun Majelis Liga secara formal membubarkan Liga pada suatu pertemuan pada April 1946, setelah menyelesaikan beberapa permasalahan yang menarik perhatian. 62 dan dengan memenuhi persyaratan bahwa semua kewajiban anggota tersebut telah dipenuhi. 63 61 Klabbers, op.cit, hal. 121. 62 Hal ini dapat memberikan anggota-anggota yang mengundurkan diri waktu untuk mengubah pilihan mereka, seperti yang telah terjadi pada Spanyol pada akhirnya memutuskan untuk tidak keluar dari Liga Bangsa-Bangsa pada tahun 1928, beberapa waktu sebelum pemberitahuannya tersebut berlaku. 63 Singh memberikan catatan bahwa bahkan Jerman pun menyelesaikan kewajiban finansialnya sebelum mengundurkan diri dari Liga Bangsa-Bangsa. Lihat Singh, Termination of Membership of International Organization, London: Steven Sons, 1958, hal. 34. Namun, seperti yang telah dibahas di bab sebelumnya, apabila tidak terdapat Universitas Sumatera Utara pengaturan spesifik mengenai pengunduran diri di dalam instrumen pokok suatu organiasi internasional, maka hukum perjanjian internasional kemungkinan besar akan berlaku. Lagipula, menurut Singh, dalam hal PBB, apabila suatu anggota menginginkan untuk mengundurkan diri, maka bukan merupakan tujuan dari organisasi untuk memaksa negara anggota untuk terus bekerja sama. 64 Suatu cara lebih teknis yang dapat mengakibatkan berakhirnya suatu keanggotaan adalah dengan mengamandemen instrumen pokok suatu organisasi internasional. Beberapa organisasi internasional memberikan hak kepada anggotanya untuk berhenti jadi anggota apabila telah terjadi suatu amandemen terhadap instrumen pokok dan anggota yang bersangkutan tidak dapat menerima amandemen tersebut. 65 Pada akhirnya, suatu keanggotaan dapat berakhir apabila suatu negara yang menjadi anggota dari suatu organisasi internasional yang bersangkutan, bubar. 66

6. Praktik Keanggotaan di Beberapa Organisasi Internasional