35
4.Rebana Tamborin Arab
Rebana yang dikenal di sini adalah berasal dari Arab, yaitu ﻑﺩ duff
terutama dipakai untuk Qasidah, Musik Melayu, maupun Dangdut, yang juga kita kenal dengan nama tambourine di Arab disebut sagaat. Ukuran bervariasi, kalau
dalam musik Dangdut disebut kendang dengan kulit lembu, dan suling dari bambu, namun di Arab biasanya memakai kulit domba banyak di sana atau kulit
ikan. Ukurannya biasanya dengan diameter 20 cm dan tinggi 8 cm, diberi krincingan tembaga sebanyak 5 pasang.Karena kulit domba atau ikan sangat
sensitif terhadap kelembaban udara, maka sebelum main mereka sering memanaskan di atas api lebih dahulu. Oleh sebab itu mereka sering membawa
cadangan.Sejak tahun 1980, sudah ada yang modern, dibuat dari aluminium atau palstik, kemudian kulitnya diganti dengan plastik juga tentunya hal ini untuk
menjaga kestabilan terhadap kelembaban udara.
5. Buzuq Mandolin Arab
Universitas Sumatera Utara
36
Kata buzuq berasal dari Turki, dan dalam Bahasa Arab yaitu ﺪﻧﺍ and pada
masa prajurit Ottoman, yang berarti kepala terbakar. Awalnya alat musik ini dibuat dari sepotong kayu tunggal yang dipotong dan digerus, namun sekarang
sudah berupa beberapa lapis kayu untuk membentuknya, dan juga putaran dawai sudah dengan mekanik seperti gitar.Alat musik ini mempunyai papan jari yang
panjang dan dawai logam, dimainkan dengan petikan plektrum tanduk, sekarang dari palstik. Dawai logam memberi suara yang nyaring, baiasnya dimainkan
secara tunggal dan tidak dalam kelompok pemusik Arab band, dan biasa dijumpai di Suriah, Lebanon, Palestina, dan Yordania, terutama dalam hubungan
dengan Musik Gypsy.
Menurut Buku Makna Kesenian Tradisional pada Masyarakat NAD
2006:24
1. Arbab
ﺏﺎﺑﺭﺍ arbāb
Instrumen ini terdiri dari 2 bagian yaitu Arbabnya sendiri instrumen induknya dan penggeseknya stryk stock dalam bahasa daerah
disebut : Go Arab. Instrumen ini memakai bahan : tempurung kelapa, kulit kambing, kayu dan dawai. Musik Arbab pernah berkembang di daerah Pidie,
Aceh Besar dan Aceh Barat.Arbab ini dipertunjukkan pada acara-acara keramaian rakyat, seperti hiburan rakyat, pasar malam dsb.Sekarang ini tidak pernah
dijumpai kesenian ini, diperkirakan sudah mulai punah.Terakhir kesenian ini dapat dilihat pada zaman pemerintahan Belanda dan pendudukan Jepang.
Universitas Sumatera Utara
37
2. Bangsi Alas
Bangsi Alas adalah sejenis isntrumen tiup dari bambu yang dijumpai di daerah Alas, Kabupeten Aceh Tenggara.Secara tradisional pembuatan Bangsi
dikaitkan dengan adanya orang meninggal dunia di kampungdesa tempat Bangsi dibuat.Apabila diketahui ada seorang meninggal dunia, Bangsi yang telah siap
dibuat sengaja dihanyutkan disungai.Setelah diikuti terus sampai Bangsi tersebut diambil oleh anak-anak, kemudian Bangsi yang telah di ambil anak-anak tadi
dirampas lagi oleh pembuatnya dari tangan anak-anak yang mengambilnya. Bangsi inilah nantinya yang akan dipakai sebagai Bangsi yang merdu suaranya.
Ada juga Bangsi kepunyaan orang kaya yang sering dibungkus dengan perak atau suasa.
3. Serune Kalee Serunai