Rebana Peninggalan Alat Musik Arab di Museum Banda Aceh

53

2. Rebana

ﺎﻨّﺑﺭ , ٌﺭﺎﻁ ﻭﺍ ٌﻑﺩ duffun au ṭārun au rabbana Dalam kamus besar Al-Akbar Rebana ﺎﻨّﺑﺭ , ٌﺭﺎﻁ ﻭﺍ ٌﻑﺩ duffun au ṭārun au rabbana dan menurut buku Seni musik Rebana 1995:2 Rebana berasal dari kata Robbana yang berarti “ Yaa Tuhan Kami ” kemudian hasil kata yang di gabungkan tersebut disempurnakan lagi menjadi Rebana . Rebana yang dikenal di sini adalah berasal dari Arab, terutama dipakai untuk Qasidah, Musik Melayu, musik Aceh yang juga kita kenal dengan nama tambourine di Arab disebut Tar. Ukuran bervariasi, disebut kendang dengan kulit lembu, namun di Arab biasanya memakai kulit domba banyak di sana atau kulit ikan. Karena kulit domba atau ikan sangat sensitif terhadap kelembaban udara, maka sebelum main mereka sering memanaskan di atas api lebih dahulu. Oleh sebab itu mereka sering membawa cadangan. Sejak tahun 1980, sudah ada yang modern, dibuat dari aluminium atau plastik, kemudian kulitnya diganti dengan plastik juga tentunya hal ini untuk menjaga kestabilan terhadap kelembaban udara.Razali :1978: 80. Alat musik ini termasuk kedalam kategori membranofon, yakni alat musik yang dihasilkan dari bunyi getaran selaput atau membrane suara instrument baik dengan carahembusan udara maupun melalui pukulan atau ketukan. Sri Hartini,2003:4. Universitas Sumatera Utara 54 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia , rebana merupakan gendang pipih bundar yang oleh tabung kayu pendek dan agak lebar ujungnya, pada salah satu bagiannya diberi kulit. Maestro rebana adalah: Mohamed El Arabi Mesir, Adel Shams Eddine Mesir, Hossam Ramzi Mesir. Alat musik ini cukup dikenal oleh masyarakat Aceh dikarenakan sejumlah besar penduduknya beragama Islam yang mana rebana sendiri berasal dari Arab. Rebana di hadirkan sebagai saran hiburan maupun Dakwah yang kuat ikatannya dengan mendendangkan bait-bait syair yang berisi pujian terhadap kebesaran Allah SWT juga dengan syair-syair bertemakan syiar agama Islam. Sujiman:1995:2. Berdasarkan literature sejarah kesenian yang diterbitkan oleh Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional tahun 1990, di jelaskan bahwa instrument musik rebana sudah ada semenjak lebih kurang pada Abad ke XIV Masehi yaitu pada zaman kerasulan Nabi Muhammad SAW. Pada zaman Nabi, rebana dipergunakan sebagai media hiburan, pergaulan social, dan sebagai alat upacara keislaman. Sebagai media hiburan misalnya, ketika Nabi Muhammad SAW dan bala tentaranya pulang dari suatu medan perang Badar, Nabi dan bala tentaranya disambut oleh para sahabat dengan permainan rebana sambil diiringi bacaan shalawat yang berisi sanjungan sebagai tanda syukur atas kemenangan yang diperoleh Nabi dan bala tentaranya. Maka jelaslah bahwa rebana adalah instrument musik milik bangsa timur tengah Arab . Sedangkan rebana yang selama ini dikenal masyarakat Aceh merupakan pengaruh dari budaya timur tengah. Sujiman,1995:1-2. Rebana dibuat dari kayu yang keras seperti merbau. Permukaannya yang berukuran dalam 80 cm – 100 cm pada garis lintang, diregangkan dengan kulit kerbau yang berfungsi untuk menimbulkan suara, disebut juga sounding body. Rotan yang dibelah dua digunakan sebagai bahan akustik utama bagi proses penegangan kulit dan diperkokoh dengan kayu-kayu yang juga berfungsi sebagai alat penyeimbang nada. Dalam konteks persembahan pertunjukan, rebana dipukul secara langsung dengan tangan pemain tanpa menggunakan alat pemukul, Universitas Sumatera Utara 55 untuk mengiringi nyanyian dzikir, yang bertemakan pesan-pesan agama dan juga pesan-pesan sosial budaya. Adapun syarat dari pegelaran alat musik ini dengan menguasai seni musik rebana, berpenampilan menarik yang di maksudkan dengan pakaian yang baik dan sopan. Adapun syarat-syarat dalam pegelaran Rebana : a. Menguasai seni musik Rebana, yang dimaksudkan dengan menguasai seni musik rebana secara baik dan benar adalah secara teori dan praktek dapat membaca not baloknot musik, dapat menabuh alat musik rebana serta dapat menyanyikan lagu-lagu Qasidah. b. Penampilan simpatik, yang dimaksudkan dengan penampilan simpatik adalah tidak berlebihan dalam berpakaian,sederhana tapi rapi sehingga serasi kelihatannya. Dimaksudkan bila busana yang dipakai wanita haruslah tertutup aurat serta memakai jilbab, sedangkan pria dapat memakai baju muslim serta kopiah maupun lobe . Asmawi, 1996:8487. Shalawat Nabi SAW yang selalu mengawali alat musik rebana yakni : ﺪﻴِﺠَﻣ ٌﺪﻴِﻤَﺣ َﻚﱠﻧِﺇ َﻢﻴِﻫﺍَﺮْﺑِﺇ ِﻝﺁ ﻰَﻠَﻋَﻭ َﻢﻴِﻫﺍَﺮْﺑِﺇ ﻰَﻠَﻋ َﺖْﻴﱠﻠَﺻ ﺎَﻤَﻛ ٍﺪﱠﻤَﺤُﻣ ِﻝﺁ ﻰَﻠَﻋَﻭ ٍﺪﱠﻤَﺤُﻣ ﻰَﻠَﻋ ﱢﻞَﺻ ﱠﻢُﻬﱠﻠﻟﺍ َﻚﱠﻧِﺇ َﻢﻴِﻫﺍَﺮْﺑِﺇ ِﻝﺁ ﻰَﻠَﻋَﻭ َﻢﻴِﻫﺍَﺮْﺑِﺇ ﻰَﻠَﻋ َﺖْﻛَﺭﺎَﺑ ﺎَﻤَﻛ ٍﺪﱠﻤَﺤُﻣ ِﻝﺁ ﻰَﻠَﻋَﻭ ٍﺪﱠﻤَﺤُﻣ ﻰَﻠَﻋ ْﻙِﺭﺎَﺑ َﻭ : ٍﺔَﻳﺍَﻭِﺭ ﻲِﻓ ْﻙِﺭﺎَﺑ ﱠﻢُﻬﱠﻠﻟﺍ ٌﺪﻴِﻤَﺣ ٌﺪﻴِﺠَﻣ Allāhumma ṣalli alā Muhammadin wa alā āli Muhammadin, kamāṣalayta alā Ibrāhῑma wa ala āli Ibrāhῑma, innaka ḥamidun Majīdun. Allāhumma bārik fī riwāyatin, wa bārik, alāMuhammad wa ala āli Muhammad, kama barakta alāIbrāhῑma wa alāāli Ibrāhῑma, innaka ḥamīdun Majid ”Ya, Allah. Berilah yakni, tambahkanlah shalawat sanjungan kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi shalawat kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya, Allah. Berilah berkah tambahan kebaikan kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi berkah Universitas Sumatera Utara 56 kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. [HR Bukhari, Muslim, dan lainnya. Lihat Shifat Shalat Nabi, hlm. 165-166, karya Al Albani, Maktabah Al Maarif]. Menurut buku makna kesenian pada masyarakat Aceh 2006 ,rebana biasanya digunakan pada acara-acara marawis maupun qasidah bagi beberapa kalangan seperti kelompok Ibu-ibu dan anak-anak sekolah yang sering tampil di berbagai acara adat-istiadat Aceh yang bertujuan menjalin silahturahmi dan melestarikan budaya Aceh yang sering kali alat musik rebana menjadi pengiring suatu tarian Aceh tradisional.Rebana ditampilkan bersama iringan musik beserta tarian seperti tari saman dan seudati.

3. Rapai