commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menstruasi atau haid menggambarkan suatu perubahan siklus yang teratur pada seorang wanita Ihya, 2002. Haid adalah peristiwa keluarnya darah dari
vagina. Darah ini berasal dari rongga rahim dan timbul akibat terlepasnya selaput lendir rahim endometrium yang mengalami proses kemunduran dan
kerusakan deskuamasi. Karenanya dalam darah haid selain darah biasa terdapat pula sisa-sisa dan hancuran dari selaput lendir rahim tersebut Suryo,
2005. Siklus ini merupakan siklus yang tidak terputus semenjak seorang wanita
pertama kali mendapat haid sampai pada masa menopouse tidak mendapat haid lagi, kecuali pada masa kehamilan dan laktasi. Menstruasi baru akan
terjadi bila semua organ tubuh yang berperan dalam sistem reproduksi matang dan siap bekerja. Menstruasi pertama rata-rata terjadi pada usia 12 tahun dan
berhenti pada umur 51 tahun, walaupun patokan umur ini bervariasi antara satu orang dengan yang lain Pritchard
et al
, 1991. Lamanya siklus haid yang normal adalah 28 hari, tapi 26-30 hari masih
dianggap normal, dengan lama satu periode haid berkisar antara 3-7 hari Savitri, 2006. Siklus tersebut dipengaruhi oleh hormon-hormon indung telur,
yaitu estrogen dan progesteron Junita, 2004. Pada saat menjelang atau selama fase haid tersebut berlangsung sering dijumpai gangguan berupa nyeri
commit to user 2
haid atau disebut juga
dysmenorrhea
, yang nyerinya terasa sedemikian hebatnya sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan
pekerjaan ataupun kegiatan sehari-harinya selama beberapa jam atau beberapa hari Galya, dkk, 2001.
Dysmenorrhea
dikenal dua macam, yaitu
dysmenorrhea primer
dan
sekunder
. Dari kedua
dysmenorrhea
tersebut,
dysmenorrhea primer
adalah yang paling sering terjadi di dalam masyarakat. Penelitian yang dilakukan
oleh Andersh pada tahun 1982 di Swedia menyatakan bahwa sekitar 72 dari 596 gadis umur 19 tahun menderita nyeri haid primer dan 15 di antaranya
sangat berat sehingga memerlukan pengobatan untuk menghilangkan rasa nyeri tersebut.
Dysmenorrhea primer
ini biasanya timbul setelah dimulainya menstruasi pertama dan seringkali berkurang atau bahkan hilang setelah
kehamilan atau melahirkan anak pertama Smith, 2000. Di Indonesia angka kejadian
dysmenorrhea
ini secara menyeluruh belum diketahui dengan pasti, tetapi di Surabaya dijumpai sebesar 1,07-1,31 dari
jumlah total pasien yang datang ke bagian kebidanan dengan keluhan rasa nyeri saat haid Yastroki, 2001. Angka ini tidak menggambarkan keadaan
yang sebenarnya karena tidak semua penderita
dysmenorrhea
datang untuk berobat. Bahkan masyarakat terkesan membiarkan gangguan itu dengan
anggapan bahwa nyeri saat haid itu akan hilang dengan sendirinya apabila wanita yang bersangkutan menikah atau hamil Jacoeb, 1990.
commit to user 3
Berdasarkan uraian di atas peneliti mau mengetahui apakah benar anggapan masyarakat yang menyatakan ada perbedaan angka kejadian
dysmenorrhea primer
antara wanita yang sudah menikah dengan wanita yang belum menikah.
B. Perumusan Masalah