Definisi Klasifikasi Patofisiologi Tinjauan Pustaka 1. Menstruasi

commit to user 9 2. Dysmenorrhea

a. Definisi

Dysmenorrhea adalah nyeri yang timbul akibat kontraksi disritmik miometrium yang menampilkan satu atau lebih gejala, mulai dari nyeri ringan sampai berat pada perut bagian bawah, pantat dan nyeri spasmodik pada sisi medial paha. Pada keadaan berat disertai dengan berbagai gejala dan tanda mulai dari mual, muntah, diare, pusing, nyeri kepala sampai pingsan Jacoeb, 1990.

b. Klasifikasi

1 Dysmenorrhea primer Disebut juga sebagai dysmenorrhea essensial, intrinsik atau idiopatik yaitu nyeri haid yang timbul karena ketidakseimbangan hormonal dalam tubuh tanpa adanya kelainan ginekologik. Diduga berhubungan dengan siklus perlepasan telur dari indang telur. Nyeri haid timbul sejak menarche , biasanya pada bulan-bulan atau tahun–tahun pertama haid. Biasanya terjadi pada usia antara 15- 25 tahun dan kemudian hilang pada usia 20-an atau 30-an. Tidak dijumpai kelainan alat-alat kandungan. 2 Dysmenorrhea sekunder Disebut juga dysmenorrhea ekstrinsik, yaitu nyeri haid yang timbul karena adanya kelainan ginekologik seperti endometriosis, tumor jinak rahim, kista indung telur, polip dinding rahim, infeksi panggul rahim dan commit to user 10 lain sebagainya. Dimulai pada usia dewasa, menyerang wanita yang semula bebas dari dysmenorrhea .

c. Patofisiologi

Patofisiologi dysmenorrhea sampai sekarang masih belum jelas, tetapi akhir-akhir ini teori prostaglandin banyak digunakan. Dikatakan bahwa pada keadaan dysmenorrhea kadar prostaglandin meningkat Helms, 1987. Ada beberapa penyebab terjadinya dysmenorrhea primer , yaitu: 1 Faktor peningkatan kadar prostaglandin, terutama PGF 2 α Kadar PGF 2 α akan menstimulasimerangsang kontraksi miometrium dan meningkatkan kepekaan serabut-serabut saraf terminal rangsang nyeri Coco, 1999. Kadar PGF 2 α ini ditemukan dalam jumlah yang besar, yaitu 5x lebih banyak pada wanita dengan ovulasi teratur dibanding wanita yang ovulasinya tidak teratur. Karena itu wanita yang ovulasinya teratur lebih sering mengalami dysmenorrhea primer Sheldon, 1999. 2 Faktor sistem saraf Uterus dipersarafi oleh Sistem Saraf Otonom SSO yang terdiri dari sistem saraf simpatis dan saraf parasimpatis. Ketidakseimbangan pengendalian SSO terhadap indometrium ini akan menyebabkan dysmnorrhea primer karena terjadi perangsangan yang berlebihan oleh saraf simpatik sehingga serabut-serabut sirkuler pada istmus dan ostium uteri internum menjadi hipertonik Galya, dkk, 2001. commit to user 11 3 Faktor hormon steroid seks Dysmenorrhea primer hanya terjadi pada siklus ovulatorik. Artinya dysmenorrhea hanya timbul bila uterus berada di bawah pengaruh progesteron. Sedangkan prostaglandin berhubungan dengan fungsi ovarium. Kadar progesteron yang rendah akan menyebabkan terbentuknya PGF 2 α dalam jumlah yang banyak Galya, dkk, 2001. 4 Faktor vasopresin Wanita dengan dysmenorrhea pri mer ternyata memiliki kadar vasopresin yang sangat tinggi dan berbeda sangat bermakna dari wanita tanpa dysmenorrhea . Pemberian vasopresin pada saat haid menyebabkan peningkatan kontraksi uterus dan berkurangnya darah haid. Namun demikian peranan pasti vasopresin dalam mekanisme dysmenorrhea masih perlu diteliti lebih lanjut Akerlund and Forsling, 1979. 5 Faktor psikis Semua nyeri tergantung pada hubungan susunan saraf pusat, khususnya thalamus dan korteks. Pada dysmenorrhe a, faktor pendidikan dan faktor psikis sangat berpengaruh. Pada wanita yang secara emosional tidak stabil, dysmenorrhea primer mudah terjadi. Dengan demikian nyeri dapat dibangkitkan atau diperberat oleh keadaan psikis penderita. Seringkali segera setelah perkawinan dysmenorrhea hilang, dan jarang masih menetap setelah melahirkan. Mungkin kedua keadaan tersebut perkawinan dan melahirkan commit to user 12 membawa perubahan fisiologik pada genitalia maupun perubahan psikis Jacoeb, 1990. 6 Faktor konstitusi Erat hubungannya dengan hal tersebut di atas, sehingga dapat menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri. Penyakit anemia, penyakit menahun dan sebagainya dapat mempengaruhi timbulnya dysmenorrhea primer Sarwono, 1999. 7 Obstruksi kanalis servikalis Salah satu teori yang menyebabkan terjadinya obstruksi ialah dengan terjadinya stenosis pada kanalis servikalis Sarwono, 1999. commit to user 13 Tabel 1. Perbandingan Gejala Dysmenorrhea Primer dengan Dysmenorrhea Sekunder Dysmenorrhea primer Dysmenorrhea sekunder 1. Usia lebih muda 2. Timbul segera setelah terjadinya siklus haid yang teratur 3. Sering pada nulipara 4. Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan spastik 5. Nyeri timbul mendahului haid dan meningkat pada hari pertama atau kedua dari haid 6. Tidak dijumpai keadaan patologi pelvik 7. Hanya terjadi pada siklus haid yang ovulatorik 8. Sering memberikan respon terhadap pengobatan medika mentosa 9. Pemeriksaan pelvik : normal 10. Sering disertai nausea, vomitus, diare, kelelahan dan nyeri kepala 1. Usia lebih tua 2. Cenderung mulai setelah 2 tahun siklus haid teratur 3. Tidak berhubungan dengan paritas 4. Nyeri sering terasa menerus dan tumpul 5. Nyeri mulai pada saat haid dan meningkat bersamaan dengan keluarnya darah 6. Berhubungan dengan kelainan pelvik 7. Tidak berhubungan dengan adanya ovulasi 8. Seringkali memerlukan tindakan operatif 9. Terdapat kelainan pelvik Mansjoer dkk , 2001 commit to user 14

d. Faktor risiko