Faktor risiko Tinjauan Pustaka 1. Menstruasi

commit to user 14

d. Faktor risiko

Faktor resiko dari dysmenorrhea adalah sebagai berikut : 1 Faktor risiko dysmenorrhea primer a Nullipara Dalam hubungannya dengan paritas, ternyata wanita nullipara lebih sering menderita dysmenorrhea, kemudian berkurang setelah melahirkan terutama dengan persalinan aterm pervaginam. Diduga hal ini disebabkan oleh uterus yang masih kecil atau uterus yang masih tegang dan ostium uteri masih sempit. Perubahan psikis setelah melahirkan diduga kuat juga berpengaruh Jacoeb, 1990. b Merokok Penelitian yang dilakukan di Milan, Itali, dengan menunjukkan bahwa ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan angka kejadian dysmenorrhea primer. Durasi terjadinya dysmenorrhea primer meningkat pada wanita perokok dan cenderung turun pada wanita bukan perokok Hornsby, 1998. c Riwayat keluarga Jeffcoate menemukan bahwa wanita yang ibunya menderita dysmenorrhea primer lebih sering mengalami keluhan yang sama. Keadaan ini erat kaitannya dengan faktor-faktor seperti keawaman terhadap proses haid, jiwa yang masih labil dan masih dalam pertumbuhan fisik Jacoeb, 1990. commit to user 15 2 Faktor risiko dysmenorrhea sekunder a Infeksi pada pelvis Infeksi pada pelvis menimbulkan keluhan dysmenorrhea . Pada keadaan ini rasa sakit menyerang di seluruh perut bagian bawah, tidak bisa ditentukan lokasinya secara tepat dan terus- menerus terasa Faisal, 2001. b Penyakit Menular Seksual PMS Penelitian di Amerika menunjukkan bahwa angka kejadian dysmenorrhea meningkat pada wanita yang menderita penyakit menular seksual Medline, 2004. c Endometriosis Endometriosis merupakan kelainan letak lapisan dinding rahim yang menyebar keluar rahim. Akibatnya penderita endometriosis akan merasa sensasi sakit yang luar biasa menjelang dan saat menstruasi, yaitu pada saat dinding rahim menebal Medline 2010. Andercsh dan Milson membagi tingkatan kejadian dysmenorrhea primer menjadi 4 derajat, yaitu Jacoeb, 1990: a Derajat 0 : Tanpa rasa nyeri, aktifitas sehari-hari tidak terpengaruh. b Derajat 1 : Nyeri ringan, jarang memerlukan analgetika, aktifitas sehari-hari jarang terpengaruh. commit to user 16 c Derajat 2 : Nyeri sedang, memerlukan analgetik, aktifitas sehari-hari terganggu. d Derajat 3 : Nyeri berat dan tidak banyak berkurang dengan analgetik.

e. Penatalaksanaan 1 Pendekatan non-farmakologi