Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik

commit to user melaui saponifikasi asam lemak menggunakan NaOH yang kemudian ditransformasi dengan CaCl 2 sehingga gugus karboksil berikatan dengan kalsium. Pengikatan gugus karboksil tersebut mengurangi toksisitas lemak sehingga menurunkan hambatan metabolisme mikroba rumen Widiyanto et al., 2007. Menurut Parakkasi 1999 faktor utama yang mempengaruhi tingkat konsumsi adalah dinding sel Neutral Detergent Fiber. Fraksi dinding sel terdiri dari selulosa, hemiselulosa, lignin dan silika, dimana fraksi ini tidak larut dalam air sehingga sulit dicerna Kamal, 1994. Rata-rata kandungan nutrien NDF ransum P0, P1, dan P2 adalah 67.81; 66.08; 66.08, sedangkan kandungan nutrien ADF ransum P0, P1, dan P2, adalah 57.80; 56.39; dan 56.39. Berdasarkan hasil analisis variansi dari ketiga perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata P0.05 terhadap konsumsi ADF dan NDF. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan kandungan nutrien ADF dalam ransum belum mempengaruhi konsumsi ADF dan NDF. Hasil analisis yang berbeda tidak nyata P0.05 pada ketiga perlakuan konsumsi ADF disebabkan karena konsumsi ADF pakan dipengaruhi oleh total konsumsi NDF. Hal ini sesuai pernyataan Kamal 1994 bahwa ADF merupakan bagian dari NDF sehingga besarnya ADF yang dikonsumsi berbanding lurus dengan besarnya NDF yang dikonsumsi. NDF terdiri dari lignin, selulosa, hemiselulosa, sedangkan ADF mewakili selulosa dan lignin dinding sel tanaman.

C. Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik

Hasil penelitian bahan kering dan bahan organik domba lokal jantan ditunjukkan dalam Tabel 7. Tabel 7. Rerata kecernaan bahan kering dan bahan kering domba lokal jantan Rata-rata Kecernaan Perlakuan P0 P1 P2 Bahan Kering 65.020 64.797 62.717 Bahan Organik 70.930 70.771 67.593 commit to user Hubungan daya cerna dengan konsumsi adalah meningkatnya konsumsi menyebabkan meningkatnya daya cerna Tillman et al., 1991. Wodzicka, et al. 1993 menyatakan bahwa tinggi rendahnya kecernaan disebabkan oleh tinggi rendahnya konsumsi pakan. Hasil analisis variansi kecernaan bahan kering dan bahan organik dalam penelitian ini berbeda tidak nyata P0.05 diduga karena konsumsi bahan kering dan bahan organik memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata. Menurut pendapat Anggorodi 1990 dan Parakkasi 1999 dijelaskan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap kecernaan bahan kering diantaranya komposisi ransum dan laju perjalanan pakan melalui alat pencernaan. Komposisi ransum dalam penelitian ini terdapat perbedaan dengan adanya penambahan minyak, namun berdasarkan analisis variansi kecernaan bahan kering antara P0, P1, dan P2 menunjukkan hasil yang berbeda tidak nyata P0.05. Kecernaan bahan kering yang tidak memperlihatkan perbedaan ini, dimungkinkan karena adanya proteksi dalam penggunaan minyak. Soebarinoto, et al. 1991 menjelaskan bahwa sebagian besar lemak di dalam rumen terikat di dalam partikel pakan 80.3, fraksi protozoa 15.6, dan fraksi bakteri 4.1. Hal ini mengakibatkan terjadinya hambatan kontak langsung mikroba dengan partikel pakan, sehingga aktivitas mikroba rumen dalam mendegradasi ransum terganggu dan memungkinkan terjadinya penurunan kecernaan. Proteksi menurut Tanuwiria et al. 2006 merupakan suatu bentuk manipulasi pakan di rumen dalam rangka memaksimalkan suplai nutrien untuk induk semang. Hal ini menyebabkan aktivitas mikroba di rumen berada pada kondisi normal karena lemak yang diproteksi dapat langsung ke pasca rumen. Dengan normalnya aktivitas mikroba berarti jumlah pakan yang dikonsumsi dan laju pakan di dalam rumen antara ketiga perlakuan tidak ada perbedaan. Semakin cepat laju pakan meninggalkan rumen menyebabkan potensi bahan pakan yang didegradasi oleh mikroba rumen semakin singkat sehingga kecernaan tidak terganggu Tillman et al., 1991. Kecernaan bahan kering yang berbeda tidak nyata kemungkinan juga menyebabkan kecernaan bahan organik menjadi berbeda tidak nyata. Hal ini commit to user disebabkan karena kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik saling berhubungan, sebab bahan pakan berdasarkan komposisi kimianya dibedakan menjadi bahan anorganik dan bahan organik. Seperti yang dilaporkan oleh Sutardi 2001 cit Muhtarudin 2006 bahwa peningkatan kecernaan bahan kering ransum sejalan dengan meningkatnya kecernaan bahan organik ransum, karena sebagian besar komponen bahan kering terdiri atas bahan organik, sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya kecernaan bahan kering akan mempengaruhi juga tinggi rendahnya kecernaan bahan organik ransum.

D. Kecernaan Acid Detergent Fiber dan Neutral Detergent Fiber

Dokumen yang terkait

Pendugaan Kadar Neutral Detergent Fiber dan Acid Detergent Fiber pada Pakan Berdasarkan Hasil Analisa Proksimat

0 6 81

PENGARUH PENGGUNAAN AMPAS BIR DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PADA DOMBA LOKAL JANTAN

0 4 48

PENGARUH PENGGUNAAN MINYAK IKAN LEMURU, MINYAK KELAPA SAWIT, DAN BUNGKIL KELAPA SAWIT TERPROTEKSI TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING, BAHAN ORGANIK, PROTEIN, pH DAN NH3 CAIRAN RUMEN SAPI PO BERFISTUL

0 5 50

PENGARUH COATING MINYAK SAWIT PADA UREA TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING, BAHAN ORGANIK, NEUTRAL DETERGENT FIBER (NDF) DAN ACID DETERGENT FIBER (ADF) DALAM RANSUM DOMBA LOKAL JANTAN

0 4 38

PENGARUH SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L CARNITIN DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING, KECERNAAN BAHAN ORGANIK DAN KECERNAAN SERAT KASAR DOMBA LOKAL JANTAN

0 10 90

PENGARUH PENAMBAHAN MIKROBA LOKAL (MOL) TERHADAP KADAR NEUTRAL DETERGENT FIBER DAN ACID DETERGENT FIBER PADA RANSUM LENGKAP TERFERMENTASI.

0 0 2

SUPLEMENTASI MINYAK IKAN LEMURU TERPROTEKSI DAN L-CARNITIN DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PADA PAKAN SAPI PERAH LAKTASI.

0 1 4

PENGARUH PEMBERIAN CAMPURAN MENIR KEDELAI TERPROTEKSI DAN MINYAK IKAN LEMURU TERHADAP KECERNAAN NDF DAN ADF RANSUM SAPI SIMMENTAL PERANAKAN ONGOLE.

0 2 3

PENGARUH SUPLEMENTASI MINYAK IKAN LEMURU DAN L-KARNITIN DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK ITIK LOKAL JANTAN (ANAS PLATHYRYNCHOS).

0 0 4

PENGARUH PENGGUNAAN MINYAK IKAN LEMURU DAN MINYAK KELAPA SAWIT TERPROTEKSI DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS KIMIA DAGING DOMBA LOKAL JANTAN.

0 0 9