Konsumsi Bahan Kering dan Bahan Organik

commit to user

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Konsumsi Bahan Kering dan Bahan Organik

Hasil penelitian konsumsi bahan kering dan bahan organik domba lokal jantan ditunjukkan pada Tabel 5. Tabel 5. Rerata konsumsi bahan kering dan bahan organik domba lokal jantan gekorhari Rata-rata Konsumsi Perlakuan P0 P1 P2 Bahan Kering 721.486 786.294 798.698 Bahan Organik 656.263 717.457 728.813 Rata-rata konsumsi bahan kering dan bahan organik yang menggunakan minyak memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan tanpa penggunaan minyak. Lemak yang ditambahkan ke dalam ransum ternak dapat meningkatkan konsumsi Parakkasi, 1999 dan NRC 2001, namun dalam penelitian ini hasil analisis variansi menunjukkan bahwa ketiga perlakuan memberikan pengaruh berbeda tidak nyata P0.05 terhadap konsumsi bahan kering. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan MIL dan MKS terproteksi tidak mempengaruhi konsumsi bahan kering. Menurut Davies 1982; Wodzicka 1993; NRC 2001 bahwa konsumsi bahan kering merupakan faktor penting yang menentukan jumlah nutrien makanan yang di dapat oleh ternak untuk pertumbuhan, kesehatan dan produktifitas ternak. Tinggi rendahnya konsumsi pakan pada ternak dipengaruhi oleh palatabilitas, bentuk pakan Davies, 1982; Siregar, 1994; Parakkasi, 1999 dan konsentrasi nutrien Siregar, 1994 dan Kartadisastra, 1997 terutama konsentrasi energi yang terkandung di dalam pakan. Menurut Soeharsono 2010 palatabilitas merupakan tingkat kesukaan dari ternak untuk mengkonsumsi suatu bahan pakan yang diberikan dalam satuan waktu tertentu. Palatabilitas dipengaruhi oleh parameter fisik dan kimia yang dirangsang oleh penglihatan, penciuman, sentuhan, dan rasa dari ternak. commit to user Parameter fisik meliputi kekerasan bahan pakan, warna, bentuk pakan, dan tekstur, sedangkan parameter kimiawi berupa kandungan nutrien dalam bahan pakan. Minyak yang diberikan secara langsung dapat menyebabkan kesulitan dalam pencampuran karena membuat ransum menggumpal dan tidak homogen, selain itu minyak mudah teroksidasi. Minyak yang teroksidasi menyebabkan bau tengik, perubahan warna, dan timbul buih Montesqrit, 2008. Penelitian ini menggunakan minyak terproteksi dengan metode saponifikasi sehingga minyak menjadi padat garam dan mudah dicampur dengan bahan pakan lain. Minyak terproteksi ini dicampur secara homogen dalam konsentrat sehingga tidak mempengaruhi konsumsi karena warna, bentuk fisik, dan tekstur bahan pakan sama. Minyak terproteksi yang ditambahkan ke dalam ransum secara homogen tidak memberikan pengaruh terhadap palatabilitas dan selera makan bagi domba. Kartadisastra 1997 menjelaskan bahwa konsentrasi energi pakan berbanding terbalik dengan tingkat konsumsinya, semakin tinggi konsentrasi energi di dalam pakan, maka jumlah konsumsinya akan menurun. Sebaliknya, konsumsi pakan akan meningkat jika konsentrasi energi yang dikandung pakan rendah. Dinius dan Baumgardt 1970 cit Adhianto 2000 dan Parakkasi 1999 menyatakan apabila kandungan energi telah terpenuhi, ternak akan berhenti makan walaupun retikulo-rumen masih mampu menampung lebih banyak. Kandungan energi ransum dalam penelitian ini antara P0, P1, dan P2 adalah 71.87; 69.61; dan 69.61. Adanya perbedaan TDN dalam ransum ini tidak berpengaruh terhadap konsumsi domba lokal jantan. Hasil analisis yang berbeda tidak nyata P0.05 pada ketiga perlakuan konsumsi bahan organik disebabkan karena konsumsi bahan organik pakan dipengaruhi oleh total konsumsi bahan kering. Hal ini sesuai pernyataan Tilman et al. 1991 dan Kamal 1994 bahwa bahan organik merupakan bagian dari bahan kering sehingga besarnya bahan organik yang dikonsumsi berbanding lurus dengan besarnya bahan kering yang dikonsumsi. commit to user

B. Konsumsi Acid Detergent Fiber dan Neutral Detergent Fiber

Dokumen yang terkait

Pendugaan Kadar Neutral Detergent Fiber dan Acid Detergent Fiber pada Pakan Berdasarkan Hasil Analisa Proksimat

0 6 81

PENGARUH PENGGUNAAN AMPAS BIR DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PADA DOMBA LOKAL JANTAN

0 4 48

PENGARUH PENGGUNAAN MINYAK IKAN LEMURU, MINYAK KELAPA SAWIT, DAN BUNGKIL KELAPA SAWIT TERPROTEKSI TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING, BAHAN ORGANIK, PROTEIN, pH DAN NH3 CAIRAN RUMEN SAPI PO BERFISTUL

0 5 50

PENGARUH COATING MINYAK SAWIT PADA UREA TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING, BAHAN ORGANIK, NEUTRAL DETERGENT FIBER (NDF) DAN ACID DETERGENT FIBER (ADF) DALAM RANSUM DOMBA LOKAL JANTAN

0 4 38

PENGARUH SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L CARNITIN DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING, KECERNAAN BAHAN ORGANIK DAN KECERNAAN SERAT KASAR DOMBA LOKAL JANTAN

0 10 90

PENGARUH PENAMBAHAN MIKROBA LOKAL (MOL) TERHADAP KADAR NEUTRAL DETERGENT FIBER DAN ACID DETERGENT FIBER PADA RANSUM LENGKAP TERFERMENTASI.

0 0 2

SUPLEMENTASI MINYAK IKAN LEMURU TERPROTEKSI DAN L-CARNITIN DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PADA PAKAN SAPI PERAH LAKTASI.

0 1 4

PENGARUH PEMBERIAN CAMPURAN MENIR KEDELAI TERPROTEKSI DAN MINYAK IKAN LEMURU TERHADAP KECERNAAN NDF DAN ADF RANSUM SAPI SIMMENTAL PERANAKAN ONGOLE.

0 2 3

PENGARUH SUPLEMENTASI MINYAK IKAN LEMURU DAN L-KARNITIN DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK ITIK LOKAL JANTAN (ANAS PLATHYRYNCHOS).

0 0 4

PENGARUH PENGGUNAAN MINYAK IKAN LEMURU DAN MINYAK KELAPA SAWIT TERPROTEKSI DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS KIMIA DAGING DOMBA LOKAL JANTAN.

0 0 9