Sistem Pencernaan Pencernaan Pada Ternak Ruminansia

commit to user

B. Pencernaan Pada Ternak Ruminansia

1. Sistem Pencernaan

Pencernaan merupakan suatu proses untuk memperkecil ukuran partikel pakan. Saluran pencernaan ternak ruminansia meliputi mulut, esofagus, lambung, pankreas, usus halus, sekum, kolon dan anus Soebarinoto et al., 1991. Pencernaan pada ruminansia melalui proses mekanik, fermentatif dan enzimatik. Proses mekanik terdiri dari penguyahan pakan dalam mulut dan gerakan saluran pencernaan yang dihasilkan oleh kontraksi sepanjang usus. Pencernaan fermentatif dilakukan oleh mikroorganisme yang hidup dalam saluran pencernaan, terutama di retikulo- rumen dan usus besar. Pencernaan enzimatik atau kimiawi dilakukan oleh enzim yang dihasilkan sel-sel dalam organ tubuh ternak, yang berupa getah- getah pencernaan Tillman et al., 1991. Lambung ternak ruminansia terdiri dari empat bagian, yaitu: a. Rumen Rumen merupakan bagian lambung paling depan, berfungsi sebagai tempat penampungan pakan yang dikonsumsi untuk sementara waktu. Di dalam rumen terkandung berjuta-juta binatang bersel tunggal bakteri dan protozoa yang menggunakan campuran pakan dan air sebagai medianya. b. Retikulum Retikulum mempunyai bentuk menyerupai sarang lebah dan mendorong pakan padat dan ingesta dari rumen ke dalam abomasum. Pakan yang dikonsumsi ternak mengalami fermentasi ketika berada di dalam retikulum. c. Omasum Omasum berfungsi menggiling partikel-partikel pakan, mengabsorbsi air, dan mengabsorbsi asam lemak terbang yang dibentuk di dalam retikulo- rumen dan omasum. Sifat mengabsorbsi air pada omasum diduga berfungsi untuk mencegah turunnya pH pada abomasum. d. Abomasum Abomasum merupakan tempat pertama terjadinya pencernaan pakan secara kimiawi karena adanya sekresi getah lambung Arora, 1989. commit to user Mikroorganisme di dalam rumen memerlukan sumber energi untuk kelangsungan hidup, produksi, dan reproduksi. Sumber energi tersebut dapat berupa selulosa, hemiselulosa, pati, lipid, dan protein. Bakteri mendegradasi sumber energi tersebut, kemudian hasil degradasi disambut oleh mikroba lainnya untuk difermentasikan menjadi asam lemak terbang VFA. Untuk mencapai tujuan tersebut, mikroorganisme aktif melakukan fermentasi, membentuk vitamin B komplek dan vitamin K, serta menggunakannya sebagai sumber zat makanan bagi induk semang Mukhtar, 2006. Pakan yang dimakan ternak ruminansia dikunyah dengan bantuan saliva di dalam mulut, selanjutnya pakan ditelan dan masuk kedalam rumen, bagian yang halus masuk kedalam retikulum. Didalam rumen pakan yang masih kasar mengalami fermentasi karena pengaruh bermacam-macam bakteri yang memecahkan selulosa dari dinding-dinding sel tanaman sehingga pakan menjadi lebih lunak dan halus. Setelah itu pakan dimuntahkan kembali ke dalam mulut proses regurgitasi, dikunyah-kunyah dan dicampur lagi dengan air liur sehingga berupa bubur proses remastikasi. Kemudian pakan ditelan untuk kedua kalinya proses redeglutasi dan langsung masuk ke dalam retikulum. Pakan tersebut selanjutnya masuk ke omasum dan abomasum Soebarinoto et al., 1991. Di dalam abomasum, pakan dicampur dan dihancurkan oleh lambung yang mengandung HCL, selama di dalam abomasum pakan bereaksi asam. Di dalam usus, pakan mengalami perubahan lagi oleh enzim dari pankreas dan dinding usus dan empedu yang berasal dari hati, sehingga terbentuk nutrien yang mudah diserap oleh darah melalui dinding-dinding usus kecil dan darah, kemudian nutrien tersebut diedarkan ke seluruh tubuh Soetarno, 2003.

2. Pencernaan Pakan pada Ternak Ruminansia

Dokumen yang terkait

Pendugaan Kadar Neutral Detergent Fiber dan Acid Detergent Fiber pada Pakan Berdasarkan Hasil Analisa Proksimat

0 6 81

PENGARUH PENGGUNAAN AMPAS BIR DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PADA DOMBA LOKAL JANTAN

0 4 48

PENGARUH PENGGUNAAN MINYAK IKAN LEMURU, MINYAK KELAPA SAWIT, DAN BUNGKIL KELAPA SAWIT TERPROTEKSI TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING, BAHAN ORGANIK, PROTEIN, pH DAN NH3 CAIRAN RUMEN SAPI PO BERFISTUL

0 5 50

PENGARUH COATING MINYAK SAWIT PADA UREA TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING, BAHAN ORGANIK, NEUTRAL DETERGENT FIBER (NDF) DAN ACID DETERGENT FIBER (ADF) DALAM RANSUM DOMBA LOKAL JANTAN

0 4 38

PENGARUH SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L CARNITIN DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING, KECERNAAN BAHAN ORGANIK DAN KECERNAAN SERAT KASAR DOMBA LOKAL JANTAN

0 10 90

PENGARUH PENAMBAHAN MIKROBA LOKAL (MOL) TERHADAP KADAR NEUTRAL DETERGENT FIBER DAN ACID DETERGENT FIBER PADA RANSUM LENGKAP TERFERMENTASI.

0 0 2

SUPLEMENTASI MINYAK IKAN LEMURU TERPROTEKSI DAN L-CARNITIN DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PADA PAKAN SAPI PERAH LAKTASI.

0 1 4

PENGARUH PEMBERIAN CAMPURAN MENIR KEDELAI TERPROTEKSI DAN MINYAK IKAN LEMURU TERHADAP KECERNAAN NDF DAN ADF RANSUM SAPI SIMMENTAL PERANAKAN ONGOLE.

0 2 3

PENGARUH SUPLEMENTASI MINYAK IKAN LEMURU DAN L-KARNITIN DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK ITIK LOKAL JANTAN (ANAS PLATHYRYNCHOS).

0 0 4

PENGARUH PENGGUNAAN MINYAK IKAN LEMURU DAN MINYAK KELAPA SAWIT TERPROTEKSI DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS KIMIA DAGING DOMBA LOKAL JANTAN.

0 0 9