8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Umum
2.1 1. Tanah
Tanah dapat didefenisikan sebagai akumulasi partikel mineral yang tidak mempunyai atau lemah ikatan antar partikelnya, yang terbentuk karena pelapukan
dari batuan R.F.Craig, 1989.Di antara partikel-partikel tanah terdapat ruang kosong yang disebut pori-pori void spaceyang bersisi air danatau udara. Tanah memiliki
media pengangkut berupa gaya gravitasi, angin, air, dan gletsyer. Pada saat berpindah tempat , ukuran dan bentuk partikel dapat berubah dan terbagi dalam
beberapa rentang ukuran. Proses penghancuran dalam pembentukan tanah dari batuan terjadi secara
fisis atau kimiawi. Proses fisis antara lain berupa erosi akibat tiupan angin, pengikisan oleh air dan gletsyer, atau perpecahan akibat pembekuan dan pencairan es
dalam batuan. Tanah yang terjadi akibat penghancuran tersebut mempunyai komposisi yang sama dengan batuan asalnya. Proses pelapukan kimiawi sedikit
berbeda. Proses kimiawi menghasilkan perubahan pada susunan mineral batuan asalnya. Proses ini akan banyak berhubungan dengan proses-proses kimia yang
menyebabkan butir pada batuan yang tadinya menyatu menjadi terlepas-lepas. Salah
Universitas Sumatera Utara
9
satunya sumbernya adalah cairan kimia yang berasal dari tumpukan sampah atau kotoran hewan bisa memicu proses pelapukan.
Segumpal tanah terdiri atas dua atau tiga bagian.Dalam tanah yang kering, hanya ada dua bagian, yaitu butir-butir tanah dan pori-pori udara. Dalam tanah yang
jenuh juga terdapat dua bagian, yaitu bagian padat atau butiran dan air pori. Dalam keadaan tidak jenuh, tanah terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian padat butiran, pori
pori udara, dan air pori. Bagian-bagian tanah dapat digambarkan dalam bentuk diagram fase, seperti ditunjukkan Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Tiga Fase Elemen Tanah Dalam hal ini:
V = Isi Volume
cm
3
V
a
= Isi udara Volume of air cm
3
V
w
= Isi air Volume of water cm
3
V
v
= Isi porirongga Volume of void cm
3
Universitas Sumatera Utara
10
V
s
= Isi butir-butir padat Volume of solid cm
3
W = Berat Weight
gr W
a
= Berat udara Weight of air gr
W
w
= Berat air Weight of water gr
W
s
= Berat butir-butir padat Weight of solid gr Dari Gambar 2.1 diatas maka dapat diperoleh persamaan-persamaan untuk
menghitung volume V dan berat tanah W sebagai berikut: V = V
s
+ V
v
= V
s
+ V
w
+ V
a
2.1 Jika diasumsikan bahwa udara tidak memiliki berat, maka berat total contoh tanah
W dapat dinyatakan dengan: W = W
s
+ W
w
2.2
2.1.2. Sifat-Sifat Fisik Tanah 2.1.2.1. Kadar Air
Water Content
Kadar air W merupakan perbandingan antara berat air W
w
dengan berat butiran padat W
s
dalam tanah tersebut, dinyatakan dalam persen.
W =
W
w
W
s
x 100 2.3
Dimana: W
= Kadar air
Universitas Sumatera Utara
11
W
w
= Berat air gr
W
s
= Berat butiran gr
2.1.2.2. Angka Pori Void Ratio
Angka pori e merupakan perbandingan antara volume rongga V
v
dengan volume butiran V
s
, biasanya dinyatakan dalam desimal.
e =
V
v
V
s
2.4
Dimana: e
= angka pori V
v
= volume rongga cm
3
V
s
= volume butiran cm
3
2.1.2.3 Porositas Porocity
Porositas n merupakan perbandingan antara volume rongga V
v
dengan volume total V. Nilai n dapat dinyatakan dalam persen atau desimal.
n =
V
v
V
2.5
Dimana: n
= porositas V
v
= volume rongga cm
3
V = volume total
cm
3
Universitas Sumatera Utara
12
2.1.2.4. Berat Volume Basah Unit Weight
Berat volume lembab atau basah γ
b
merupakan perbandingan antara berat butiran tanah termasuk air dan udaraW dengan volume tanah V.
γ
b
=
W V
2.6
Dimana: γ
b
= Berat volume basah grcm
3
W = berat butiran tanah gr
V = volume total tanah cm
3
dengan W = Ww + Ws + Wv Wv = berat udara = 0 .
Bila ruang udara terisi oleh air seluruhnya Va = 0, maka tanah menjadi jenuh.
2.1.2.5. Berat Volume Kering Dry Unit Weight
Berat volume kering γ
d
merupakan perbandingan antara berat butiran W
s
dengan volume total V tanah.
γ
d
=
W
s
V
2.7
Dimana: γ
d
= berat volume kering grcm
3
W
s
= berat butiran tanah gr V
= volume total tanah cm
3
Universitas Sumatera Utara
13
2.1.2.6. Berat Volume Butiran Padat Soil Volume Weight
Berat volume butiran padat γ
s
merupakan perbandingan antara berat butiran tanah W
s
dengan volume butiran tanah padat V
s
. γ
s
=
W
s
V
s
2.8
Dimana: γ
s
= berat volume padat grcm
3
W
s
= berat butiran tanah gr
V
s
= volume total padat cm
3
2.1.2.7 Berat Jenis Specific Gravity
Berat jenis tanah G
s
merupakan perbandingan antara berat volume butiran padat
γ
s
dengan berat volume air γ
w
pada temperature 4º.Nilai suatu berat jenis tanah tidak bersatuan tidak berdimensi.
G
s
=
γ
s
γ
w
2.9
Dimana: G
s
= berat jenis γ
s
= berat volume padat grcm
3
γ
w
= berat volume air grcm
3
Universitas Sumatera Utara
14
Nilai-nilai berat jenis dari berbagai jenis tanah dapat dilihat dalam Tabel 2.1 berikut ini:
Tabel 2.1 Berat Jenis Tanah
Sumber: Mekanika Tanah Jilid I, Hardiyatmo, 2002
2.1.2.8. Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan S merupakan perbandingan volume air V
w
dengan volume total rongga pori tanah V
v
, biasanya dinyatakan dalam persen.
S =
V
w
V
v
x100 2.10
Dimana: S
= derajat kejenuhan V
w
= volume air cm
3
V
v
= volume total rongga pori tanah cm
3
Macam Tanah Berat Jenis
Kerikil 2,65 – 2,68
Pasir 2,65 – 2,68
Lanau tak organic 2,62 – 2,68
Lempung organic 2, 58 – 2,65
Lempung tak organic 2,68 – 2,75
Humus 1,37
Gambut 1,25 – 1,80
Universitas Sumatera Utara
15
Bila tanah dalam keadaan jenuh air, maka S=1. Derajat kejenuhan dan kondisi tanah dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut:
Tabel 2.2 Derajat Kejenuhan dan Kondisi Tanah
Sumber: Mekanika Tanah Jilid I, Hardiyatmo, 2002
2.1.3. Uji Klasifikasi Tanah
Ada beberapa pengujian yang dapat kita lakukan untuk mengklasifikasikan tanah.Diantaranya adalah uji batas-batas atterberg, analisa ukuran butir, dan analisis
hidrometer.
2.1.3.1. Batas-Batas Atterberg
Batas-batas Atterberg digunakan untukmengklasifikasikan jenis tanahuntuk mengetahuiengineering propertiesdanengineeringbehaviortanahberbutirhalus.Pada
tanahberbutir halushalyang palingpenting adalahsifatplastisitasnya.Plastisitas disebabkanolehadanyapartikelminerallempungdalam tanahyangdapatdidefinisikan
sebagaikemampuantanahdalammenyesuaikanperubahanbentuk padavolumeyang
Keadaan Tanah Derajat Kejenuhan
Tanah kering Tanah agak lembab
0 – 0,25 Tanah lembab
0,26 – 0,50 Tanah sangat lembab
0,51 – 0,75 Tanah basah
0,76 – 0,99 Tanah jenuh
1
Universitas Sumatera Utara
16
konstan tanpa adanya retak ataupunremuk. Plastisitas
suatu tanah bergantung padakadar airsehingga
tanahmemungkinkan menjadi berbentukcair, plastis, semi padat atau padat. Konsistensi suatu tanah bergantung pada gaya tarik antara partikel mineral
lempungnya. Atterberg 1911 memberikan carauntuk menggambarkan batas-batas
konsistensi dari tanah berbutir halus dengan mempertimbangkan kandungan kadar airnya. Batas-batastersebut adalah batas cair, batasplastis dan batas susut.
Batas- batas Atterberg dapatdigambarkan seperti dalamGambar 2.2 .
Gambar 2.2 Batas-Batas Atterberg 1.
Batas cair Liquid Limit Batascairliquidlimit merupakankadarairtanahpadabatasantarakeadaan
cairdankeadaanplastisyaknibatasatasdaridaerahplastis. Batascairditentukan dari pengujian Cassagrande 1948, yakni dengan menggunakan cawan yang telah
dibentuk sedemikian rupa yang telah berisisampeltanah yang telah dibelah olehgroovingtooldandilakukandenganpemukulansampeldenganjumlahdua sampel
dengan pukulan diatas 25 pukulan dan dua sampel dengan pukulan dibawah 25 pukulan sampai tanah yang telah dibelah tersebut menyatu. Hal ini dimaksudkan
Universitas Sumatera Utara
17
agar mendapatkan persamaan sehingga didapatkan
nilaikadarairpada25kalipukulan.Batascairmemilikibatasnilaiantara0– 1000,akantetapikebanyakantanahmemilikinilaibatascairkurangdari100
Holtz danKovacs, 1981.
Alat pengujian untuk batas cair dapat dilihat pada Gambar 2.3 berikut:
Gambar 2.3 Cawan Casagrande dan Grooving Tool Das, 2002
Universitas Sumatera Utara
18
2. Batas Plastis Plastic Limit
Batasplastisplasticlimitmerupakankadarairtanah padakedudukanantara
daerahplastisdansemipadat,yaitupersentasekadarairdi manatanahdengandiametersilinder3,2 mmmulaimengalamiretak-retakketika
digulung. 3.
Batas Susut Shrinkage Limit Batas susut shrinkage limit merupakan kadar air tanah pada kedudukan
antara daerah semi padat dan padat, yaitu persentase kadar air di mana pengurangan kadar air selanjutnya mengakibatkan perubahan volume tanahnya. Percobaan batas
susut dilaksanakan dalam laboratorium dengan cawan porselin diameter 44,4 mm dengan tinggi 12,7 mm. Bagian dalam cawan dilapisi oleh pelumas dan diisi dengan
tanah jenuh sempurna yang kemudian dikeringkan dalam oven. Volume ditentukan dengan mencelupkannya dalam air raksa. Batas susut dapat dinyatakan dalam
berikut:
SL = �
m
1
−m
2
m
2
−
v
1
−v
2
γ
w
m
2
� x 100 2.11
Dimana:
m
1
= berat tanah basah dalam cawan percobaan gr
m
2
= berat tanah kering oven gr
v
1
= volume tanah basah dalam cawan cm
3
v
2
= volume tanah kering oven cm
3
γ
w
= berat jenis air grcm
3
Universitas Sumatera Utara
19
4. Indeks Plastisitas Plasticity Index
Indeks Plastisitasplasticityindex adalahselisih batas cairdan batas plastis.Adapunrumusandalammenghitung besarannilaiindeksplastisitasadalah sesuai
dengan persamaan2.12 , sepertiyangditunjukkan pada rumusan dibawah. PI=LL -PL
2.12 Dimana:
PI = indeks plastisitas
LL = batas cair
PL = batas plastis
Indeksplastisitasmerupakanintervalkadarair dimanatanahmasih bersifat
plastis. Karenaitu, indeks plastisitas menunjukkan sifat keplastisitasan tanahtersebut.Jikatanahmempunyaiintervalkadarairdaerahplastisyang kecil, maka
keadaaninidisebutdengantanahkurus,kebalikannya jikatanah mempunyai interval kadar air daerah plastisyang besar disebuttanahgemuk.
Klasifikasi jenis tanah berdasarkan indeks plastisitasnya dilihat pada Tabel 2.3
Universitas Sumatera Utara
20
Tabel 2.3 Indeks Plastisitas Tanah
Sumber: Mekanika Tanah Jilid I, Hardiyatmo, 2002
2.1.3.2. Gradasi Ukuran Butir
Sifat-sifat jenis tanah tertentu banyak tergantung pada ukurannya. Besarnya butiran juga merupakan dasar untuk klasifikasi atau pemberian nama pada macam
tanah. Besar butiran tanah biasanya digambarkan dalam grafik yaitu merupakan
grafik lengkung Grading Curve atau grafik lengkung pembagi butir Partial Size Distribution Cueve
. Suatu tanah yang mempunyai kurva distribusi ukuran butir yang hampir vertikal semua partikel dengan ukuran yang hampir sama disebut
tanah yang uniform Uniformly Graded. Apabila kurva membentang pada daerah yang agak besar, tanah disebut bergradasi baik.Berikut ini adalah gambar alat yang
digunakan untuk pengujian analisa saringan Sieve Analysis.
PI Tingkat Plastisitas
Jenis Tanah Kohesi
Non – Plastis Pasir
Non – Kohesif 7
Plastisitas Rendah Lanau
Kohesif Sebagian 7 – 17
Plastisitas Sedang Lempung Berlanau
Kohesif 17
Plastisitas Tinggi Lempung
Kohesif
Universitas Sumatera Utara
21
Gambar 2.4 Ayakan Untuk Pengujian Sieve Analysis Das, 1998
2.1.3.3. Analisa Hidrometer
Analisa hidrometer didasarkan pada prinsip sedimentasi pengendapan butir- butir tanah dalam air. Bila suatu contoh tanah dilarutkan dalam air, partikel-partikel
tanah akan mengendap dengan kecepatan yang berbeda-beda tergantung pada bentuk, ukuran, dan beratnya Das, 1998. Analisa hidrometer juga digunakan untuk
memperpanjang kurva distribusi analisa saringan dan untuk memperkirakan ukuran- ukuran yang butirannya lebih kecil dari ayakan No.200.Analisa hidrometer tidak
secara langsung digunakan dalam system klasifikasi tanah. Detail dari uji ini dapat ditemukan di ASTM D422 Bowles, 1984. Berikut ini adalah gambar alat yang
digunakan untuk pengujian analisa hidrometer Hydrometer Analysis
Universitas Sumatera Utara
22
Gambar 2.5 Alat Hidrometer Jenis ASTM 152H Das, 1998
2.1.4. Sistem Klasifikasi Tanah 2.1.4.1. Klarifikasi Berdasarkan Tekstur Ukuran Butir Tanah
Seperti diketahui bahwa di alam ini tanah terdiri dari susunan butir-butir antara lain: pasir, lumpur, dan lempung yang persentasenya berlainan. Klasifikasi
tekstur ini dikembangkan oleh departemen pertanian Amerika Serikat U.S. Departement of Agriculture dan deskripsi batas-batas susunan butir tanah di bawah
system U.S.D.A. Kemudian dikembangkan lebih lanjut dan digunakan untuk pekerjaan jalan raya yang lebih dikenal dengan klasifikasi tanah berdasarkan
persentase susunan butir tanah oleh U.S. Public Roads Administration. Diagram klasifikasi tekstur dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
23
Gambar 2.6 Diagram Klasifikasi Tekstur
Gambar 2.6 Diagram Klasifikasi Tekstur
2.1.4.2. Klasifikasi Sistem Kesatuan Tanah Unified Soil Classification System
Sistem klasifikasi berdasarkan hasil-hasil percobaan laboratorium yang paling banyak dipakai secara meluas adalah sistem klasifikasi kesatuan
tanah.Percobaan laboratorium yang dipakai adalah analisis ukuran butir dan batas- batas Atterberg.Semua tanah diberi dua huruf penunjuk berdasarkan hasil-hasil
percobaan ini. Ada dua golongan besar tanah-tanah yang berbutir kasar, 50 melalui
ayakan No.200 dan tanah-tanah berbutir halus 50 melalui ayakan No.200.Sistem ini pada awalnya dikembangkan untuk pembangunan lapangan terbang, diuraikan
oleh Casagrande 1948. Ia telah dipakai sejak tahun 1942 , tetapi diubah sedikit
Universitas Sumatera Utara
24
pada tahun 1952 agar dapat terpakai pada konstruksi bendungan dan konstruksi- konstruksi lainnya. Simbol-simbol yang digunakan untuk mengklasifikasikan tanah
dengan sistem unified ini adalah sebagai berikut: Huruf pertama:
Huruf kedua: G
= kerikil Gravel W
= bergradasi baik Well graded S
= pasir Sand P
= bergradasi buruk Poor graded W P dari lengkung gradasi
M = kelanauan Muddy
C = kelempungan Clayey
dari diagram plaastisitas M
= lanau Mud L
= batas cair rendah Low LL C
= lempung Clay H
= bataas cair tinggi High LL O
= organik Organic
Universitas Sumatera Utara
25
Gambar 2.7 Klasifikasi Tanah Sistem Unified
2.1.4.3 Klasifikasi Sistem AASHTO AASHTO Classification System
Klasifikasi tanah sistem ini dikembangkan pada tahun 1929 oleh Public Road Administration Classification System.Dalam sistem klasifikasi AASHTO ini, tanah
diklasifikasikan dalam 7 kelompok besar yaitu A-1 sampai dengan A-7. Tanah-tanah
Universitas Sumatera Utara
26
yang diklasifikasikan dalam kelompok A-1, A-2, dan A-3 adalah tanah-tanah berbutir kasar dimana 35 atau kurang butir-butir tersebut melalui ayakan No.200.
Sedangkan tanah-tanah yang diklasifikasikan dalam kelompok A-4, A-5, A-6, dan A-7 adalah tanah dimana butir-butirnya 35 atau lebih melalui ayakan No.200. Pada
umumnya tanah ini adalah lumpur dan lempung.
Gambar 2.8 Klasifikasi Tanah Sistem AASHTO
2.1.5. Sifat-Sifat Mekanis Tanah 2.1.5.1. Pemadatan Tanah
Compaction
Pemadatan compaction merupakan proses naiknya kerapatan tanah dengan memperkecil jarak antar partikel sehingga terjadi reduksi volume udara: tidak terjadi
perubahan volume air yang cukup berarti pada tanah ini. Pada dasarnya pemadatan merupakan usaha mempertinggi kepadatan tanah dengan pemakaian energi mekanis
Universitas Sumatera Utara
27
untuk menghasilkan pemampatan partikel.Energi pemadatan di lapangan dapat diperoleh dari mesin gilas, alat-alat pemadatan getaran dan dari benda-benda berat
yang dijatuhkan.Di dalam laboratorium digunakan alat-alat pemadatan tanah untuk percobaan. Derajat kepadatan yang dapat dicapai tergantung tiga faktor yang saling
berhubungan, yaitu kadar air selama pemadatan, volume dan jenis tanah dan jenis beban pemadat yang digunakan Krebs dan Walker, dalam Budi Satrio 1998.
Ada 2 macam percobaan di laboratorium yang biasa dipakai untuk menentukan kadar air optimum Optimum Moisture Content = O.M.C dan berat isi
kering maksimum Maximum Dry Density= γ
d
. Percobaan-percobaan tersebut ialah percobaan pemadatan standar Standart Compaction Test dan percobaan pemadatan
modifikasi Modified Compaction Test. Pada tanah yang mengalami pengujian pemadatan akan terbentuk grafik hubungan berat volume kering dengan kadar air.
Kemudian dari grafik hubungan antara kadar air dan berat volume kering ditentukan kepadatan maksimum dan kadar air optimum.
Gambar 2.9 Hubungan Antara Kadar Air dan Berat Isi Kering Tanah
2.1.5.2. Pengujian Uji Tekan Bebas Unconfined Compression Test
Universitas Sumatera Utara
28
Pengujian uji tekan bebas ini dimaksudkan untuk menentukan besarnya kekuatan tekan bebas contoh tanah dan batuan yang bersifat kohesif dalam keadaan
asli maupun buatan remoulded. Yang dimaksud dengan kekuatan tekan bebas adalah beban aksial persatuan luas pada saat benda uji mengalami keruntuhan pada
saat regangan axialnya mencapai 20.Bilamaksudpengujianadalah untuk menentukanparameterkuatgeser tanah,pengujian ini hanya cocok untuk jenis
tanah lempung jenuh, dimana
padapembebanancepat,airtidaksempatmengalirkeluardaribendauji. Berikut ini adalah gambar skematik dari prinsip pembebanan pada uji tekan bebas:
Gambar 2.10 Skema Uji Tekan Bebas Teganganaksialyangditerapkandiatasbendaujiberangsur-angsurditambah
sampaibendaujimengalamikeruntuhan.Padasaatkeruntuhannya,karen aσ
3
=0,maka:
τ
f
=
σ
1
2
=
q
u
2
= c
u
2.13
Dimana: τ
f
= kuat geser kgcm
2
Universitas Sumatera Utara
29
σ1 = tegangan utama
kgcm
2
q
u
= kuat tekan bebas tanah kgcm
2
c
u
= kohesi kgcm
2
Gambar 2.11 menunjukkan lingkaran Mohr untuk pengujian Unconfined Compression Test
UCT.
Gambar 2.11 Keruntuhan Geser Kondisi Air Termampatkan q
u
Di Atas Sebagai Kekuatan Tanah Kondisi Tak Tersekap Das, 2008
Tabel 2.4 Hubungan Konsistensi Dengan Kuat Tekan Bebas Tanah Lempung
Konsistensi q
u
kNm
2
Lempung keras 400
Lempung sangat kaku 200 – 400
Lempung kaku 100 – 200
Lempung sedang 50 – 100
Lempung lunak 25 – 50
Lempung sangat lunak 25
Faktor konversi : 1 lbin
2
= 6.894,8 Nm
2
Universitas Sumatera Utara
30
Sumber: Mekanika Tanah Jilid I, Hardiyatmo, 2002 Dalam praktek untuk mengusahakan agar kuat geser undrained yang
diperoleh dari hasil uji tekan bebas mendekati sama dengan hasil uji triaksial pada kondisi keruntuhan, beberapa hal harus dipenuhi, antara lain Holtz dan Kovacs,
1981: 1.
Benda uji harus 100 jenuh, kalau tidak, akan terjadi desakan udara di dalam ruang pori yang menyebabkan angka pori e berkurang sehingga kekuatan
benda uji bertambah. 2.
Benda uji tidak boleh mengandung retakan atau kerusakan yang lain. Dengan kata lain benda uji harus utuh dan merupakan lempung homogen.
3. Tanah harus terdiri dari butiran sangat halus. Hal ini berarti bahwa penentuan
kuat geser tanah dari uji tekan bebas hanya cocok untuk tanah lempung. 4.
Proses pengujian harus berlangsung dengan cepat sampai contoh tanah mencapai keruntuhan. Jika waktu yang dibutuhkan dalam pengujian terlalu
lama, penguapan dan pengeringan benda uji akan menambah tekanan kekang dan dapat menghasilkan kuat geser yang lebih tinggi. Waktu yang cocok
biasanya sekitar 5 sampai 15 menit.
2.1.5.3 Teori Keruntuhan Mohr-Coulomb
Teorikeruntuhanberfungsiuntuk mengujihubunganantarategangan
normaldantegangan gesertanah,dimanakeruntuhanfailureadalah ketidakmampuanelementanahuntukmenahanbeban
akibatpembebanan.Keruntuhanjugadapat didefenisikansebagaikeadaandimanatanahtidakdapat menahanreganganyangbesardan
ataupenurunankeadaanreganganyangsangat cepat.
Universitas Sumatera Utara
31
Padasekitartahun1776, Coulombmemperkenalkanhubunganlinearyang terjadi antara tegangan normal dan tegangan geser.
τ
f
= c + tan ∅
2.14 Dimana:
c = kohesi
kgcm
2
Ø = sudut geser internal º
Gambar 2.12 Grafik Hubungan Tegangan Normal dan TeganganGeser
2.2. Bahan-Bahan Penelitian
2.2.1. Tanah Lempung 2.1.2.1 Defenisi Lempung
Tanah lempung merupakan tanah dengan ukuran mikrokopis sampai dengan sub-mikroskopis tidak dapat dilihat dengan jelas hanya dengan mikroskopis biasa
yang berbentuk lempengan-lempengan pipih dan merupakan partikel-partikel dari mika, mineral-mineral lempung clay mineral, dan mineral-mineral sangat halus
lain. Dari segi material bukan ukurannya, yang disebut tanah lempung mineral
Universitas Sumatera Utara
32
lempung adalah tanah yang mempunyai partikel-partikel mineral tertentu yang “menghasilkan sifat-sifat plastis pada tanah bila dicampur dengan air” Grim, 1953.
Dalam klasifikasi tanah secara umum, partikel tanah lempung memiliki diameter 2µm atau sekitar 0,002 mm USDA, AASHTO, USCS.Di beberapa kasus
partikel berukuran antara 0,002 mm sampai 0,005 mm masih digolongkan sebagai partikel lempung ASTM-D-653. Sifat-sifat yang dimiliki lempung Hardiyatmo,
1999 adalah sebagai berikut: 1.
Ukuran butir halus, kurang dari 0,002 mm 2.
Permeabilitas rendah 3.
Kenaikan air kapiler tinggi 4.
Bersifat sangat kohesif 5.
Kadar kembang susut yang tinggi 6.
Proses konsolidasi lambat
2.1.2.2. Lempung dan Mineral Penyusunnya
Mineral lempung merupakansenyawasilikat yangkompleksyang terdiri darialuminium,magnesium danbesi.Duaunitdasardariminerallempungadalah silika
tetrahedradan aluminium oktahedra. Setiap unittetrahedra terdiri dari empatatom oksigenyangmengelilingisatuatom silikondanunitoktahedraterdiri
darienamgugusionhidroksilOHyangmengelilingiatomaluminiumDas, 2008. Satuan struktur dasar dari mineral lempung terdiri dari silika tetrahedron dan
aluminium octahedron.Satuan-satuan dasar tersebut bersatu membentuk struktur lembaran dan jenis-jenis mineral lempung tersebut tergantung dari komposisi
susunan satuan struktur dasar atau tumpuan lembaran serta macam ikatan antara
Universitas Sumatera Utara
33
masing-masing lembaran. Unit-unitsilikatetrahedraberkombinasimembentuklembaransilikasilicasheet
dan unit-unit oktahedraberkombinasi membentuk lembaran oktahedra gibbsite sheet
. Bilalembaransilikaituditumpukdiataslembaranoktahedra,atom-atomoksigen
tersebut akan menggantikan posisi ion hidroksil pada oktahedra untuk memenuhi keseimbangan muatan mereka.
a b
c d
e Gambar 2.13StrukturAtomMineral Lempung a silicatetrahedra; bsilica sheet ;
c aluminium oktahedra ; d lembaran oktahedra gibbsite ; e lembaran silika – gibbsite Das, 2008.
Universitas Sumatera Utara
34
Lempung terdiri dari berbagai mineral penyusun, antara lain mineral lempung kaolinite, montmorillonite, dan illite group dan mineral-mineral lain dengan ukuran
sesuai dengan batasan yang ada mika group, serpentinite group 1.
Kaolinite Kaolinite adalahhasil pelapukan sulfat atau air yang mengandung
karbonatpadatemperatursedang. Dimanakaolinitemurniumumnya berwarnaputih,putihkelabu,kekuning-kuningan ataukecoklat-coklatan.
Mineralkaoliniteberwujudseperti lempengan-lempengantipisdengan diameter1000Åsampai20000Ådanketebalandari100Åsampai1000 Å
denganluasanspesifikperunit massa±15m
2
gr. Silikatetrahedramerupakanbagiandasar
daristrukturkaoliniteyangdigabungdengansatu lembaranaluminaoktahedrangibbsite danmembentuksatuunitdasar dengantebalsekitar 7,2Å 1Å=10-10msepertiyang
terlihatpada Gambar2.14a.Hubunganantarunit dasarditentukanolehikatanhidrogen dan gaya bervalensi sekunder. Kedua lembaran terikat bersama-sama, sedemikian
rupa sehingga ujung dari lembaran silika dan satu dari lapisan lembaran oktahedra membentuk sebuah lapisan tunggal. Dalam kombinasi lembaran silika dan
aluminium, keduanya terikat oleh ikatan hidrogen Gambar 2.14b. Pada keadaan tertentu, partikel kaolinite mungkin lebih dari seratus tumpukan yang sukar
dipisahkan. Karena itu, mineral ini stabil dan air tidak dapat masuk di antara lempengannya untuk menghasilkan pengembangan atau penyusutan pada sel
satuannya. Mineral kaolinite memiliki rumus kimia sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
35
OH
8
Al
4
Si
4
O
10
Gambar struktur kaolinite dapat dilihat pada Gambar 2.14
Gambar 2.14 a Diagram skematik struktur kaolinite Lambe, 1953 b Struktur atom kaolinite Grim, 1959
2. Montmorillonite
Montmorillonite adalah nama yang diberikan pada mineral lempung yang ditemukan di Montmorillon, Perancis pada tahun 1847. Montrnorillonite, disebut
juga dengan smectite, adalah mineral yang dibentuk oleh dua lembaran silika dan satu lembaran aluminium gibbsite Gambar 2.15a. Lembaran oktahedra terletak di
antara dua lembaran silika dengan ujung tetrahedra tercampur dengan hidroksil dari lembaran oktahedra untuk membentuk satu lapisan tunggal Gambar 2.15b.
Universitas Sumatera Utara
36
Gambar 2.15 a Diagram skematik struktur montmorrilonite Lambe, 1953 b Struktur atom montmorrilonite Grim, 1959
Mineral montmorillonite memiliki rumus kimia sebagai berikut: OH
4
Si
8
Al
4
O
20
. nH
2
O Dimana:
nH
2
O adalah banyaknya lembaran yang terabsorbsi air. Mineral montmorillonite juga disebut mineral dua banding satu 2:1 karena satuan susunan kristalnya
terbentuk dari susunan dua lempeng silika tetrahedra mengapit satu lempeng aluminium oktahedral ditengahnya.
Dalam lembaran oktahedra terdapat substitusi parsial aluminium oleh magnesium. Karena adanya gaya ikatan van der Waals yang lemah di antara ujung
lembaran silika dan terdapat kekurangan muatan negatif dalam lembaran oktahedra, air dan ion-ion yang berpindah-pindah dapat masuk dan memisahkan lapisannya.
Jadi, kristal montmorillonite sangat kecil, tapi pada waktu tertentu mempunyai gaya tarik yang kuat terhadap air. Tanah-tanah yangmengandung montmorillonite sangat
Universitas Sumatera Utara
37
mudah mengembang oleh tambahan kadar air, yang selanjutnya tekanan pengembangannya dapat merusak struktur ringan dan perkerasan jalan raya.
3. Illite
Illite adalah bentuk mineral lempung yang terdiri dari mineral-mineral kelompok illite.Bentuk susunan dasarnya terdiri dari sebuah lembaran aluminium
oktahedra yang terikat di antara dua lembaran silika tetrahedra.Dalam lembaran oktahedra, terdapat substitusi parsial aluminium oleh magnesium dan besi, dan
dalam lembaran tetrahedra terdapat pula substitusi silikon oleh aluminium Gambar 2.16.Lembaran-lembaran terikat besama-sama oleh ikatan lemah ion-ion kalium
yang terdapat di antara lembaran-lembarannya. Ikatan-ikatan dengan ion kalium K
+
lebih lemah daripada ikatan hidrogen yang mengikat satuan kristal kaolinite, tapi lebih kuat daripada ikatan ionik yang membentuk kristal montmorillonite. Susunan
Illite tidak mengembang oleh gerakan air di antara lembaran-lembarannya. Mineral illite memiliki rumus kimia sebagai berikut:
OH
4
K
y
Si
8-y
. Al
y
Al
4
. Mg
6
.Fe
4
. Fe
6
O
20
Dimana y adalah antara 1 dan 1,5. Illite memiliki formasi struktur satuan kristal, tebal dan komposisi yang hampir sama dengan montmorillonite. Perbedaannya ada
pada :
Kalium K berfungsi sebagai pengikat antar unit kristal sekaligus sebagai penyeimbang muatan.
Terdapat ± 20 pergantian silikon Si oleh aluminiumAl pada lempeng
tetrahedral.
Struktur mineral illite tidak mengembang sebagaimana montmorillonite.
Universitas Sumatera Utara
38
Gambar struktur kaolinite dapat dilihat pada Gambar 2.16
Gambar 2.16 Diagram Skematik Struktur Illite Lambe, 1953
2.2.1.3. Sifat Umum Lempung
Bowles 1984 menyatakan beberapa sifat umum mineral lempung antara lain: 1. Hidrasi.
Partikel mineral selalu mengalami hidrasi, hal ini dikarenakan lempung biasanya bermuatan negatif, yaitu partikel dikelilingi oleh lapisan-lapisan molekul
air yang disebut sebagai air terabsorbsi. Lapisan ini umumnya memiliki tebal dua molekul.Oleh karena itu disebut sebagai lapisan difusi ganda atau lapisan ganda.
2. Aktivitas Hasil pengujianindex properties dapat digunakan untuk mengidentifikasi
tanahekspansif.Hardiyatmo2006 merujukpadaSkempton1953
Universitas Sumatera Utara
39
mendefinisikanaktivitastanah lempungsebagaiperbandinganantaraIndeks
PlastisitasIPdenganprosentase butiranyanglebihkecildari0,002mmyangdinotasikandenganhurufC,disederhanakandal
ampersamaan:
A =
PI fraksitanahlempung
2.15
Dimana untuknilai A 1,25 tanah digolongkan aktif dan bersifat ekspansif. Pada nilai1,25A 0,75 tanah digolongkan normalsedangkan
tanahdengannilaiA 0,75 digolongkantidak aktif. Nilai- nilai khas dari aktivitas dapat dilihat pada Tabel 2.5
Tabel 2.5 Aktivitas Tanah Lempung
Minerologi Tanah Lempung Nilai Aktivitas
Kaolinite 0,4–0,5
Illite 0,5–1,0
Montmorillonite 1,0–7,0
Sumber: Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah Mekanika Tanah, Bowles, 1984 3. Flokulasi dan Disperse
Flokulasimerupakanperistiwa penggumpalanpartikellempung didalam larutanair akibatminerallempung umumnyamempunyaipH7. Flokulasilarutandapat
dinetralisir denganmenambahkanbahan-bahan yangmengandungasam ionH+, sedangkan penambahanbahan-bahanalkaliakanmempercepatflokulasi.Untuk
menghindari flokulasi larutan air dapat ditambahkan zatasam. Lempung yang baru saja terflokulasi dapat dengan mudah didispersikan kembali ke dalam larutan dengan
Universitas Sumatera Utara
40
menggoncangnya, menandakan bahwa tarikan antar partikel jauh lebih kecil dari gaya goncangan. Apabila lempung tersebut telah didiamkan beberapa waktu dispersi
tidak dapat tercapai dengan mudah, yang menunjukkan adanya gejala tiksotropik, dimana kekuatan didapatkan dari lamanya waktu. Sebagai contoh, tiang pancang
yang dipancang ke dalam lempung lunak yang jenuh akan membentuk kembali struktur tanah di dalam suatu zona di sekitar tiang tersebut. Kapasitas beban awal
biasanya sangat rendah, tetapi sesudah 30 hari atau lebih, beban desain akan dapat terbentuk akibat adanya adhesi antara lempung dan tiang R.F.Craig, Mekanika
Tanah. 4.
Pengaruh Zat Cair Faseairyang beradadi dalamstrukturtanah lempungadalahairyang tidak
murnisecarakimiawi.Pada pengujiandilaboratoriumuntuk
batasAtterberg, ASTMmenentukanbahwa airsuling
ditambahkansesuaidengankeperluan. Pemakaianairsulingyang
relatifbebasiondapatmembuathasilyangcukup berbedadariapayangdidapatkandari
tanahdi lapangandenganairyang telah
terkontaminasi.Air yangberfungsi sebagai penentu sifat plastisitas dari lempung. Satu molekulair memilikimuatan positif danmuatannegatifpada ujungyang
berbedadipolar.Fenomenahanyaterjadipadaairyangmolekulnyadipolar dantidakterjadipadacairanyangtidakdipolarsepertikarbontetrakolrida
Ccl
4
yangjikadicampurlempungtidakakanterjadiapapun. Sifat dipolar air dapat dilihat pada Gambar 2.17 berikut
Gambar 2.17 Sifat Dipolar Molekul Air Das, 2008
Universitas Sumatera Utara
41
Terdapat 3 mekanisme yang menyebabkan molekul air dipolar dapat tertarik oleh permukaan partikel lempung secara elektrik:
1. Tarikan antar permukaan negatif dan partikel lempung dengan ujung positif
dipolar. 2.
Tarikan antara kation-kation dalam lapisan ganda dengan muatan negatif dari ujung dipolar. Kation-kation ini tertarik oleh permukaan partikel lempung
yang bermuatan negatif. 3.
Andil atom-atom hidrogen dalam molekul air,yaitu ikatan hidrogen antara atom oksigen dalam partikel lempung dan atom oksigen dalam molekul-
molekul air hydrogen bonding.
Gambar 2.18 Tarik Menarik Molekul Dipolar Pada Lapisan Ganda Air biasanya tidak banyak mempengaruhi kekuatan tanah kohesif. Sebagai
contoh, kuat geser tanah pasir mendekati sama pada kondisi kering maupun jenuh air. Tetapi, jika air berada pada lapisan pasir yang tidak padat, beban dinamis seperti
gempa bumi dan getaran lainnya sangat mempengaruhi kuat gesernya. Sebaliknya, tanah butiran halus khususnya tanah lempung akan banyak dipengaruhi oleh air.
Karena pada tanah berbutir halus, luas permukaan spesifik menjadi lebih besar, variasi kadar air akan mempengaruhi plastisitas tanahnya.
Mekanisme 1
Mekanisme 2 Mekanisme 3
Universitas Sumatera Utara
42
2.2.2. Semen 2.2.2.1. Umum
Semencement adalahhasilindustridaripaduanbahanbaku:batu
kapurgampingsebagaibahanutamadanlempungtanah liatataubahan pengganti lainnyadenganhasil akhirberupa padatanberbentuk bubukbulk,tanpa memandang
prosespembuatannya,yang mengerasatau membatu pada pencampurandenganair. Dalam pengertianumum,semenadalahsuatu binder perekat,suatuzatyangdapat
menetapkandanmengeraskandenganbebas,dandapatmengikatmateriallain. Semenyangdigunakandalam konstruksi digolongkankedalamsemen hidrolik
dan semennon-hidrolik.Semenhidrolik adalahsemenyangmemilikikemampuanuntukmengikat
danmengerasdidalamair.Contoh semenhidrolik antaralainsemen portland,semenpozzolan,semenalumina,sementerak,semenalam dan lain-lain.
Sedangkan semennonhidrolikadalahsemenyangtidak memilikikemampuan untuk mengikatdanmengerasdidalam air, akantetapidapatmengerasdiudara. Contoh utama
dari semen non hidrolik adalah kapur. Penguatan danpengerasan semen hidrolik disebabkan adanya pembentukan
airyang mengandung senyawa-senyawa, pembentukan sebagaihasil reaksi antarakomponensemendenganair.Reaksidanhasil reaksi
mengarah kepadahidrasidanhidratsecaraberturut-turut. Sebagaihasildarireaksiawal
dengansegera,suatupengerasandapatdiamati padaawalnya dengansangatkecil danakanbertambahseiringberjalannyawaktu.Setelahmencapaitahap tertentu, titik
inidiarahkanpada permulaantahap pengerasan.Penggabunganlebihlanjut disebut penguatan setelahmulai tahap pengerasan.
Universitas Sumatera Utara
43
Jenis-jenis semen: 1.
SemenAbuatausemenPortlandadalahbubukbulkberwarnaabukebiru- biruan, dibentukdaribahanutama batu kapurgamping berkadar
kalsium tinggiyangdiolahdalam tanuryangbersuhudanbertekanantinggi Semenini
biasadigunakansebagaiperekatuntukmemplester.Semeniniberdasarkan prosentasekandunganpenyusunannyaterdiridari5tipe,yaitutipeIsampai tipe V.
2. SemenPutihgraycementadalahsemenyanglebihmurnidarisemenabu dan
digunakanuntuk pekerjaan penyelesaianfinishing, seperti sebagaifiller ataupengisi. Semenjenisinidibuatdaribahanutamakalsitcalcite limestone
murni. 3.
OilWell Cementatausemensumurminyakadalahsemenkhususyang digunakandalam prosespengeboranminyakbumiataugasalam,baikdidarat
maupun di lepas pantai. 4.
MixedFlyAshCementadalahcampuransemenabudenganPozzolan buatanfly ash.Pozzolanbuatanflyashmerupakanhasilsampingandari
pembakaranbatubarayangmengandungamorphoussilica,aluminium oksida, besioksida danoksidalainnyadalam variasijumlah.Semeninidigunakan
sebagaicampuran untukmembuat beton, sehingga menjadi lebih keras.
2.2.2.2. Semen Portland
Semen Portland sering disebut sebagai OPC, dari Ordinary Portland Cement
adalah jenis yang paling umum dari semen dalam penggunaan umum di seluruh dunia karena merupakan bahan dasar beton, plesteran semen, dan sebagian
besar non-nat khusus. Ini adalah bubuk halus yang diproduksi dengan menggiling klinker semen Portland lebih dari 90, jumlah terbatas kalsium sulfat yang
Universitas Sumatera Utara
44
mengontrol waktu yang ditetapkan dan sampai 5 bagian kecil sebagaimana diizinkan oleh berbagai standar.
2.2.2.3 Jenis-Jenis Semen Portland
Dalam perkembangannya, semen Portland dibagi dalam beberapa jenis sesuaidengankebutuhanpemakaiansemenyangdisebabkanoleh kondisi
lokasimaupunkondisi tertentuyangdibutuhkanpadapelaksanaankonstruksi. Jenis-jenis Semen Portland itu antara lain:
1. Semen Portland Tipe I
Semen portland tipe I dipakai untuk keperluan konstruksi umum yang tidak memerlukan persyaratan khusus terhadap panas hidrasi dan kekuatan tekan awal.
Cocok dipakai pada tanah dan air yang mengandung sulfat 0,0 – 0,10 dan dapat digunakan untuk bangunan rumah pemukiman, gedung-gedung bertingkat,
perkerasan jalan, struktur rel, dan lain-lain. 2.
Semen Portland Tipe II Semen portland tipe II digunakan untuk konstruksi bangunan dari beton
massa yang memerlukan ketahanan sulfat Pada lokasi tanah dan air yang mengandung sulfat antara 0,10 – 0,20 dan panas hidrasi sedang, misalnya
bangunan dipinggir laut, bangunan dibekas tanah rawa, saluran irigasi, beton massa untuk dam-dam dan landasan jembatan.
3. Semen Portland Tipe III
Semen portland tipe III digunakan untuk konstruksi bangunan yang memerlukan kekuatan tekan awal tinggi pada fase permulaan setelah pengikatan
Universitas Sumatera Utara
45
terjadi, misalnya untuk pembuatan jalan beton, bangunan-bangunan tingkat tinggi, bangunan-bangunan dalam air yang tidak memerlukan ketahanan terhadap serangan
sulfat. 4.
Semen Portland Tipe IV Semen portland tipe IV digunakan untuk keperluan konstruksi yang
memerlukan jumlah dan kenaikan panas harus diminimalkan. Oleh karena itu semen jenis ini akan memperoleh tingkat kuat beton dengan lebih lambat ketimbang
Portland tipe I. Tipe semen seperti ini digunakan untuk struktur beton masif seperti dam gravitasi besar yang mana kenaikan temperatur akibat panas yang dihasilkan
selama proses curing merupakan faktor kritis. 5.
Semen Portland Tipe V Semen portland tipe V dipakai untuk konstruksi bangunan-bangunan pada
tanah air yang mengandung sulfat melebihi 0,20 dan sangat cocok untuk instalasi pengolahan limbah pabrik, konstruksi dalam air, jembatan, terowongan, pelabuhan,
dan pembangkit tenaga nuklir. PersyaratankomposisikimiasemenPortlandmenurutASTMDesignationC150-92,
seperti terlhat padaTabel. 2.6
Universitas Sumatera Utara
46
Tabel 2.6 Persyaratan Standart Komposisi Kimia Semen Portland
Sumber: ASTM Standard On Stabilization With Admixture, 1992
2.2.3. Limbah Kalsium Karbida CCR
Kalsium karbida atau karbit adalah sebuah senyawa kimia dengan rumus kimia CaC
2
. Senyawa murninya tidak berwarna, tapi kalsium karbida yang biasanya digunakan warnanya adalah abu-abu atau coklat dengan kandungan CaC
2
hanya sekitar 80-85 sisanya adalah CaO, Ca
3
P
2
, CaS, Ca
3
N
2
, SiC, dll.. Penggunaan utamanya dalam industri adalah untuk pembuatan asetilena dan kalsium sianamida.
Karbit digunakan dalam proses las karbit dan juga dapat mempercepat pematangan buah.
Persamaan reaksi Kalsium Karbida dengan air adalah: CaC
2
+ 2 H
2
O → C
2
H
2
+ CaOH
2
Universitas Sumatera Utara
47
Karena itu 1 gram CaC
2
menghasilkan 349ml asetilen. Pada proses las karbit, asetilen yang dihasilkan kemudian dibakar untuk menghasilkan panas yang
diperlukan dalam pengelasan. Limbah kalsium karbit adalah bahan sisa dari industri pengolahan gas
asitilena acetylene.Limbah karbit yang digunakan pada percobaan ini diperoleh dari industri bengkel las karbit di Jl. Sei Serayu, Kecamatan Medan Baru, Sumatera
Utara.Limbah karbit mengandung sekitar 60 unsur kalsium. Komposisi kimia limbah karbit antara lain yaitu 1,48 SiO
2
, 59,98 CaO, 0,09 Fe
2
O
3
, 9,07 Al
2
O
3
, 0,67 MgO dan 28,71 unsur lain Benny Santoso, Indriyo Harsoyo dalam Novita, 2010.
Tabel 2.7 Hasil Pengujian Analisis Kimia Limbah Karbit
No Parameter
Hasil Satuan
Metode
1 Silika Oksida SiO
2
3,8169 Gravimetri
2 Besi Oksida Fe
2
O
3
0,0007 Spektrofotometri
3 Aluminium Oksida Al
2
O
3
3,1151 Gravimetri
4 Kalsium Oksida CaO
0,0093 Titrimetri
Sumber: Laboratorium Kimia Analitik Fakultas MIPA USU
2.3. Stabilitas Tanah
2.3.1. Konsep Umum Stabilitas Tanah
Bowles 1984 mengemukakan bahwa ketika tanah di lapangan bersifat sangat lepas atau sangat mudah tertekan atau pun memiliki indeks konsistensi yang
tidak stabil, permeabilitas yang cukup tinggi, atau memiliki sifat-sifat lain yang tidak diinginkan yang membuatnya tidak sesuai untuk digunakan di dalam suatu proyek
Universitas Sumatera Utara
48
konstruksi, maka tanah tersebut perlu dilakukan usaha stabilisasi tanah. Stabilisasi tanahmerupakansuatuupayauntukmemperkuat atau
menambahkankapasitasdukung tanahagar tanah tersebutsesuai dengan persyaratandan
memiliki mutu yang baik. Tanahlempungmerupakam
salahsatujenistanahyangseringdilakukan prosesstabilisasi.Halinidisebabkansifatlunakplastisdankohesif padatanah
lempungdisaatbasah.Sehingga menyebabkanperubahanvolumeyangbesar karena pengaruhair dan menyebabkantanahmengembang danmenyusutdalam jangka
waktuyang relatif cepat. Sifat inilahyang menjadi alasan perlunya dilakukan proses stabilisasi agar sifat tersebut diperbaiki sehingga dapat meningkatkan daya
dukung tanah tersebut. Stabilisasi dapat berupa tindakan-tindakan sebagai berikut:
a. Menambah kepadatan tanah
b. Menambah material yang tidak aktif, sehingga mempertinggi kohesi danatau
tahan geser yang timbul c.
Menambah material agar dapat mengadakan perubahan-perubahan alami dan kimiawi material tanah
d. Merendahkan permukaan air tanah
e. Mengganti tanah-tanah yang buruk
Stabilisasi memiliki3tigacara yaitu:mekanis,fisis danpenambahan
campuranadmixtureseperti caradenganmenggunakan lapisan tambahpada tanah misalnyageogrid
atau geotekstil,melakukanpemadatandan pemampatan
dilapangansertadapatjugadenganmelakukanmemompaanairtanahsehingga airtanah mengalamipenurunan. Stabilisatoryang sering digunakan yakni semen,
Universitas Sumatera Utara
49
kapur,abusekam padi,abucangkak sawit,abuampastebu,flyash,bitumendan bahan- bahan
lainnya.Kelebihan stabilisasidenganmenggunakanbahan tambahan admixtureadalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan kekuatan
b. Mengurangideformabilitas
c. Menjaga stabilitas volume
d. Mengurangipermeabilitas
e. Mengurangierodibilitas
f. Meningkatkan durabilitas
Dalam analisa stabilisasi tanah lempung ini, penulis akan melakukan usaha perbaikan tanah lempung dengan menggunakan campuran atau bahan tambahan
admixtures berupa limbah karbit dan semen dengan variasi kadar campuran yang berbeda-beda.
2.3.2. Stabilitas Tanah Dengan Semen
Stabilisasi tanah dengan semen adalah salah satu alternatif perbaikan tanah dengan menambah bahan aditif.Stabilisasi tanah dengan semen diartikan sebagai
pencampuran antara tanah yang telah dihancurkan, semen dan air, yang kemudian dipadatkan sehingga menghasilkan suatu material baru disebut Tanah – Semen
dimana kekuatan, karakteristik deformasi, daya tahan terhadap air, cuaca dan sebagainya dapat disesuikan dengan kebutuhan untuk perkerasan jalan, pondasi
bagunan dan jalan, aliran sungai dan lain-lain. Semen tidak hanya mengisi pori-pori tanah, tetapi juga menempel pada bidang-bidang kontak antara butir-butir tanah dan
berfungsi sebagai bahan pengikat yang kuat Kezdi, 1979.
Universitas Sumatera Utara
50
Selain bisa menaikkan kekuatan dan mengurangi deformability, stabilitas tanah dengan semen juga dapat mengurangi permeabilitas tanah Masyhur,
2002.Bermacam-macam semen yang dapat digunakan untuk stabilitas tanah. Tetapi semen portland tipe I adalah tipe semen yang paling umum digunakan untuk
stabilisasi ini.
2.3.3. Stabilisasi Tanah Dengan Karbit
Dengan bertambah majunya pembangunan di negara kita, terutama di sektor industri, timbul suatu masalah yaitu: pembuangan sisa-sisa atau limbah industri yang
tidak terpakai, dalam hal ini merupakan sisa-sisa produksi gas tabung asetilin yang memakai bahan baku karbit. Limbah pembakaran karbit tersebut akan dimanfaatkan
untuk stabilisasi tanah dengan tujuan untuk meningkatkan daya dukung tanah asli. Mengacu pada pengetesan kadar unsur kimia yang dikandung limbah karbit di
Laboratorium Kimia Industri Teknologi 10 Nopember Surabaya, diketahui bahwa kadar CaO yang terkandung di dalamnya hampir sama dengan kapur, di mana unsur
CaO tersebut memberikan perbaikan terhadap sifat-sifat tanah terutama tanah yang diameter butirannya halus yaitu: jenis tanah lempung, karena bagian tanah yang
halus fined grained soil memberikan respons yang baik tanah yang mempunyai clay content 2M 10 dan P.I. 10.
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 . UMUM
Tanah merupakan bahan yang tidak terkonsolidasi dari kerak bumi dimana di atasnya akan dibangun suatu struktur atau dipakai sebagai bahan konstruksi.Tanah juga
dapat didefenisikan sebagai bahan di atas batuan dasar, yang lepas dan tidak terkonsolidasi, yang dihasilkan oleh pelapukan batuan. Bowles, 1993
Tanah mempunyai peranan yang sangat penting sebagai media pondasi untuk menyebarkan beban bangunan kedalamnya.Kondisi tanah di setiap tempat sangatlah
berbeda karena tanah secara ilmiah merupakan material yang rumit dan sangat bervariasi.Apabila suatu tanah yang terdapat di lapangan bersifat sangat lepas atau sangat
lunak sehingga tidak sesuai untuk pembangunan, maka tanah tersebut sebaiknya distabilisasi.
Stabilisasiadalahpencampuran tanahdenganbahantertentu,gunamemperbaikisifat- sifatteknistanah,ataudapat
pulaberartiusahauntukmerubahataumemperbaiki sifat-
sifatteknistanahtertentuagarmemenuhisyaratteknis tertentuHardiyatmo, 2010. Bahantambahadditivesuntukstabilisasiadalahbahanyangbiladitambahkan
kedalamtanahdengan perbandinganyangtepatakanmemperbaikisifat-sifat
teknistanah,sepertikekuatan, tekstur, workability
danplastisitas.Bahantambahyangbiasadigunakanuntukperbaikan tanahantaralain,semen,kapur, abuterbang,abusekampadi,ataucampuran
antara duaatautigabahantambahtsb.
Universitas Sumatera Utara
2
1.2. LATAR BELAKANG
Seluruhbangunansipilberkaitaneratdengantanah,karenatanahdapatdigunakan sebagaibahan bangunandan sebagaitempatbangunan dapatberdiri.Sepertidiketahui, dalam
setiap pelaksanaan pembangunan, penyelidikan terhadap tanah adalah langkah awalyang harusdilakukan,gunamengetahuiapakahtanahdilokasipembangunantelah memenuhi
persyaratan perencanaanyaitu stabilitas, deformasi dan kepadatan.Jenis tanahyang perlu diperhatikan
adalah tanah lempung. Terdapat beberapa masalahyang
harusdihadapiolehseorang insinyursipildilapangan,dimanasering dihadapkanpadakenyataanbahwalokasimemiliki karakteristiktanahyangkurang baik,
sehingga untuk menambahkekuatan dan memperbaiki daya dukungnya perlu dilakukan upaya stabilisasipadatanah di lokasi tesebut.
Tanah lunak adalah tanah yang jika tidak dikenali dan diselidiki secara berhati-hati dapat menyebabkan masalah ketidakstabilan dan penurunan jangka panjang yang tidak
dapat ditolerir; tanah tersebut mempunyai kuat geser yang rendah dan kompresibilitas yang tinggi.Panduan Geoteknik 1 Proses Pembentukkan dan Sifat-Sifat Dasar Tanah Lunak,
2002. Padatanahlunakterdapatduamasalahpokok.
Pertama, masalahdayadukung
tanahyangrendah.Kedua, masalahpenurunanyangbesar.Sifattanahlunakyang lain, yang jugakurang menguntungkanadalahmempunyaikadarair
yangtinggi.Untuk mengatasihaltersebutdiperlukanupayaperbaikantanahmelaluiusaha stabilisasitanah. Dalam
pengujian inimetoda stabilisasiyang digunakan adalah stabilisisasisecara dengan mencampuran semen dan limbah karbit pada tanah lempung.
Limbahkarbit Calcium Carbide ResidueCCRadalahsisapembakaran
karbityangtidakterpakai.limbah karbit merupakan limbah yang diperoleh dari industri
Universitas Sumatera Utara
3
bengkel las karbit.. Umumnya sisa-sisakarbitsisa pengelasan pada besi dibuang pada daerah tertentu atauditimbun didaerahsekitarbengkel.Disekitardaerah TerminalAmplas
Medansajaadasekitar30bengkellaskarbit.Diperkirakandalam seharitiap bengkelmenghasilkan1kglimbahkarbit,makadalam satutahunsajabengkel
karbitdisekitarTerminalAmplasMedan mampumemproduksi10tonlimbah karbit. Dalam penelitian ini, limbah karbit calcium carbide residuCCR diperoleh dari limbah industri
bengkel las karbit di Jl. Sei Serayu, Kecamatan Medan Baru, Sumatera Utara. Kalsium karbit CaC
2
diperoleh dari reaksi kimia antara kapur dari proses pembakaran batu kapur dan arang batu. Limbah kapur karbit CCR CaOH
2
diperoleh dari reaksi CaC
2
dan air H
2
O untuk membentuk gas asitilena C
2
H
2
, reaksi pembentuk CCR sebagai berikut Jaturapitakkul dan Roongreung; 2003, Makaratat, dkk, 2010: Somna, dkk,
2011; Kampala dan Horpibulsuk, 2013; Horpibulsuk, dkk, 2012 CaC
2
+H
2
O →C
2
H
2
+ CaOH
2
Selamainipemanfaatanlimbahpadattersebutbelum optimal.Limbahini hanya dimanfaatkan sebagai tanah timbun pada area di sekitar pabrik. Apabila
keadaaninidibiarkanterusmenerus,maka semakinlamapabrikakankekurangan lahanuntukpenimbunanlimbahsehinggadimungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
4
1.3.
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1.3.1. Tujuan
Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui sifat fisik index properties dari tanah asli.
2. Untuk mengetahui pengaruh penambahan semen dan limbah karbit terhadap stabilitas
tanah.
3. Untuk mencari kadar persentase yang efektif dengan penambahan semen dan limbah
karbit terhadap daya dukung tanah.
1.3.2. Manfaat
Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk : 1.
Pihak-pihak atau mahasiswa yang akan membahas hal yang sama. 2.
Pihak-pihak yang membutuhkan informasi dan mempelajari hal yang dibahas dalam laporan tugas akhir.
1.4. PEMBATASAN PENELITIAN