12
2.3 Landasan Teori
Perkembangan kajian sastra yang bersifat interdisipliner telah mempertemukan ilmu sastra dengan berbagai ilmu lain. Seperti contohnya, psikologi yang berhubungan
dengan sastra. Sastra muncul dari dalam jiwa manusia dan ditunjukkan dengan berbagai macam ekspresi melalui proses imajinasi. Psikologi sastra saling membutuhkan, karena
sastra muncul disebabkan oleh adanya rasa yang ingin disampaikan dari dalam jiwa manusia.
Psikologi sastra adalah telaah karya sastra yang diyakini mencerminkan proses dan aktivitas kejiwaan. Dalam menelaah suatu karya psikologis hal penting yang perlu
dipahami adalah sejauh mana keterlibatan psikologi pengarang dan kemampuan pengarang menampilkan tokoh-tokoh rekaan yang terlibat dengan masalah kejiwaan Minderop,
2011:54-55. Endraswara 2008:87-88 menyatakan
“Sastra sebagai „gejala kejiwaan‟, di dalamnya terkandung fenomena-fenomena kejiwaan yang tampak lewat prilaku tokoh-
tokohnya. Dengan demikian, karya sastra dapat di dekati dengan pendekatan psikologi.”
Pendekatan psikologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah psikologi individual yang dikembangkan oleh Alfred Adler. Adler yang dijuluki sebagai bapak
psikologi individual memiliki pandangan yang berbeda dengan apa yang telah dikemukakan oleh Sigmund Freud.
Perbedaan pertama, Adler melihat manusia lebih banyak dimotivasi oleh pengaruh sosial dan perjuangan mereka untuk mencapai superiorita atau keberhasilan, sedangkan
Freud mereduksi semua motivasi menjadi seks dan agresi. Kedua, Adler percaya bahwa manusia mempunyai tanggung jawab besar akan siapa diri mereka, sedangkan Freud
berasumsi bahwa manusia mempunyai sedikit pilihan atau tidak punya sama sekali dalam membentuk kepribadian.
Universitas Sumatera Utara
13
Ketiga, Adler berasumsi bahwa perilaku saat ini dibentuk oleh pandangan manusia akan masa depan, sedangkan Freud berasumsi bahwa perilaku saat ini disebabkan oleh
pengalaman masa lalu. Keempat, Adler percaya bahwa manusia sadar dengan apa yang mereka lakukan, sedangkan Freud menekankan pada komponen ketidaksadaran Feist,
2010:76-77. Psikologi individual Adler terus menekankan nama superiorita. Pengertian dari
superiorita ialah bukan lebih baik daripada orang lain atau mengalahkan orang lain, tetapi berjuang menuju kesuksesan. Superiorita merupakan perjuangan secara terus menerus dan
berusaha menjadi lebih baik, menjadi semakin dekat dengan tujuan akhir. Perjuangan menjadi superior disebabkan oleh motivasi, dan motivasi ini disebabkan oleh adanya suatu
keinginan. Alwisol 2009:67 motif utama setiap orang, pria dan wanita, anak-anak dan dewasa, adalah untuk menjadi kuat, kompeten, berprestasi, dan kreatif.
Adler telah mengemukakan bahwa perilaku penentu masa depan. Tekad yang kuat akan memberi harapan pada masa yang akan datang. Kepribadian manusia dibangun
bukan oleh realita, tetapi oleh keyakinan akan masa depannya. Keyakinan dan pikiran itulah yang akan membentuk tingkah laku. Oleh sebab itu, teori psikologi individual yang
dikembangkan oleh Adler menekankan pada kepribadian. Pikiran dan perasaan diarahkan pada satu tujuan.
Perjuangan merupakan sebuah ambisi untuk mencapai tujuan, Adler menjabarkannya dalam empat bentuk, yaitu:
1. Berjuang Mencapai Tujuan Akhir Manusia berjuang demi sebuah tujuan akhir, entah itu superioritas pribadi atau
keberhasilan untuk semua umat manusia Feist, 2010:82.
Universitas Sumatera Utara
14
2. Daya Juang sebagai Kompensasi Manusia berjuang meraih superioritas atau keberhasilan sebagai cara untuk
mengganti perasaan inferior atau lemah Feist, 2010:83. 3. Berjuang Meraih Superioritas Pribadi
Manusia berjuang dengan sedikit atau tanpa memperhatikan orang lain. Tujuan mereka bersifat personal dan usaha mereka dimotivasi oleh perasaan inferior atau lemah
Feist, 2010:84. 4. Berjuang Meraih Keberhasilan
Manusia dimotivasi oleh minat sosial dan keberhasilan untuk umat manusia. Keberhasilan mereka tidak diperoleh dengan mengorbankan orang lain Feist, 2010:85.
Teori Psikologi individual Adler sangatlah penting bagi peneliti untuk dapat menganalisis dan mendeskripsikan bentuk-bentuk perjuangan tokoh utama untuk meraih
impian dalam novel SP.
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah