35
4.2.4 Berjuang Meraih Keberhasilan
Manusia yang sehat secara psikologi adalah manusia yang dimotivasi oleh minat sosial dan keberhasilan untuk sesama. Individu yang sehat peduli dengan tujuan-tujuan
ataupun cita-citanya. Keberhasilannya tidak diperoleh dengan cara mengorbankan orang lain Feist, 2010:85
Manusia berjuang untuk meraih keberhasilan daripada superioritas pribadi akan mampu mempertahankan keadaan dirinya, tetapi mereka lebih melihat masalah sehari-hari
dari sudut pandang sosial daripada pribadi. “Untuk menyokong keluarga, sudah dua tahun kami menjadi kuli ngambat-tukang
pikul ikan- di dernaga.” SP:4
Karena mayoritas masyarakat di kampung Ikal, Arai, dan Jimbron adalah
masyarakat yang secara ekonomi dapat dikatakan kurang mampu atau miskin. Sehingga, untuk mengurangi beban keluarga, maka mau tak mau mereka harus berjuang untuk
memenuhi kebutuhannya. Mulai dari beranjak remaja, mereka sudah terbiasa mencari uang sendiri.
“Dan seperti kebanyakan anak-anak Melayu miskin di kampung kami yang rata- rata beranjak remaja mulai bekerja mencari uang, Arai-lah yang mengajariku
mencari akar banar untuk dijual kepada penjual ikan.” SP:32 Untuk mencari uang sendiri, dan membantu beban orangtua, sering kali Ikal, Arai,
dan Jimbron berubah profesi atau pekerjaan. Setelah berhenti bekerja mencari akar banar, mereka berjualan kue. Kue ini dibuat oleh Mak Cik Maryamah yang tidak
mempunyai pekerjaan, sehingga Mak Cik Maryamah terbantu. Dari mereka modal untuk membuat kuenya. Modal ini didapat dari hasil penjualan akar banar.
“Penghasilan sebagai penjual kue rupanya jauh lebih baik dari penjual akar banar. Yang paling mengembirakan, Mak Cik tak perlu lagi meminjam beras ke mana-
mana. Bertahun-tahun berikutnya kami berganti dari satu profesi ke profesi lain untuk membantu nafkah orangtua.
” SP:52
Universitas Sumatera Utara
36
Bahkan Ikal, Arai, dan Jimbron bekerja bukan hanya semata untuk kebutuhan sendiri. Mereka bekerja untuk bisa sekolah dan membantu keluarga.
“Pada momen ini kami memahami bahwa persahabatan kami yang lama dan lekat lebih dari saudara, berjuang senasib sepenanggungan, bekerja keras bahu-
membahu sampai titik keringat terakhir untuk sekolah dan keluarga, tidur sebantal makan sepiring, susah senang bersama, ternyata telah membuahkan maslahat yang
tak terhingga bagi kami.” SP:139 Bukan hanya membantu keluarga, Ikal juga membantu orang lain yang
membutuhkannya. Ketika merantau di Jawa dan saat bekerja di jawatan pos. “Yang menghiburku hanya jika menyortir aku menemukan surat dan wesel dari
Belitong untuk beberapa mahasiswa Belitong di IPB. Sering mereka datang ke kantor pos jika bermasalah dengan KTP sehingga susah mencairkan wesel. Maka
dengan sebuah cap karet berukiran nama dan nomor induk pegawaiku, aku memberi otoritas di belakang wesel itu: DIKENAL PRIBADI. Bangga minta
ampun aku dengan privilege sebagai pegawai pos itu, selain senang dapat memberikan bantuan kecil
untuk rekan sekampung.” SP: 245 Selama di Jawa, ketika Ikal diterima bekerja di jawatan pos, Arai pergi mencari
kerja ke Kalimantan. Selama itu Ikal sangat merindukan Arai dan ingin membantunya jika ingin kuliah bersamanya.
“Aku mengatur jadwal shift meyortir surat sesuai dengan kesibukan kuliah. Aku merindukan Arai setiap hari dan ingin kukirimkan kabar padanya bahwa jika ia
kembali ke Bogor ia dapat kuliah karena aku telah berpenghasilan tetap. Walaupun sangat pas-pasan tapi jika ia juga bekerja part time, aku yakin kami dapat bersama-
sama membiayai kuliah kami.” SP:246
Universitas Sumatera Utara
37
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Perjuangan tokoh Ikal, Arai, dan Jimbron dalam novel SP karya Andrea Hirata merupakan perjuangan tiga tokoh utama yang ingin sekolah ke Prancis. Dimulai dari
sebuah SMA, cita-cita itu sudah tertanam di dalam pikiran mereka. Apa pun mereka lakukan demi terwujudnya cita-cita tersebut. Mereka mulai bekerja keras dari pagi hingga
malam. Semangat dan rasa optimis mereka datang dari sosok yang sangat karismatik, yaitu
pak Balia. Beliau merupakan kepala sekolah sekaligus guru kesusastraan mereka. Ia sering memberikan semangat kepada murid-muridnya untuk terus berjuang meraih semua impian
yang kita inginkan. Perjuangan mereka dimulai dari bekerja sebagai pencari akar banar, pencari akar
rumpun purun, penyelam di padang golf, part tme office boy di kompleks kantor pemerintahan, hingga menjadi kuli ngambat yang harus sempoyongan memikul ikan pada
pukul dua pagi. Bentuk-bentuk perjuangan tokoh utama tersebut dibagi ke dalam empat bentuk,
yaitu berjuang mencapai tujuan akhir, daya juang sebagai kompensasi, berjuang meraih superioritas pribadi, dan berjuang meraih keberhasilan.
Universitas Sumatera Utara
38
5.2 Saran