3.3.3 Stasiun 3 Stasiun ini terletak di Desa Batu Mbelin, Kecamatan Sibolangit yang
secara geografis terletak pada 03 20’49,30” LU dan 098
36’10,56” BT. Substrat
dasar pada lokasi ini adalah pasir.
Gambar 3. Stasiun 3 Daerah Pengerukan Pasir 3.4 Pengambilan Sampel Ikan
Pengambilan sampel ikan dilakukan bersamaan dengan pengukuran faktor-fisik kimia perairan. Pengambilan sampel ikan dilakukan dengan menebar
jala dengan luas 12,56 m
2
sebanyak 30 ulangan pada masing-masing stasiun. Penebaran jala dilakukan secara acak Purposive sampling di setiap stasiun
pengambilan sampel. Sampel ikan yang diperoleh dimasukkan ke dalam toples plastik dan diawetkan dengan alkohol 70 untuk selanjutnya dibawa ke
laboratorium untuk diidentifikasi dengan menggunakan buku identifikasi ikan yaitu Kottelat et al. 1993.
3.5 Pengukuran Faktor Fisik Kimia Perairan
Faktor fisik kimia perairan yang diukur mencakup:
3.5.1 Suhu
o
C
Suhu air diukur dengan menggunakan termometer air raksa berskala 0-100
o
C yang dimasukkan pada badan air kira-kira 10 menit sampai penunjuk pada skala konstan. Diamati dan dicatat suhu yang tertera pada termometer.
Universitas Sumatera Utara
3.5.2 Penetrasi Cahaya m
Pengukuran penetrasi cahaya dilakukan menggunakan keping secchi yang dimasukkan ke dalam air hingga tidak tampak dari permukaan, kemudian diukur
panjang tali sebagai kedalaman penetrasi cahaya.
3.5.3 Intensitas Cahaya Candela
Intensitas cahaya diukur menggunakan luxmeter. Dicatat angka yang muncul pada luxmeter tersebut.
3.5.4 pH potential of Hydrogen
Pengukuran pH menggunakan pH meter yang telah dikalibrasi, kemudian dimasukkan pH meter ke dalam air lalu dibaca skala yang tertera pada pH meter
tersebut.
3.5.5 Kecepatan Arus
Arus air adalah faktor yang mempunyai peranan yang sangat penting baik pada perairan lotik maupun pada perairan lentik. Hal ini berhubungan dengan
penyebaran organisme, gas-gas terlarut dan mineral yang terdapat di dalam air. Kecepatan aliran air akan bervariasi secara vertikal. Arus air pada perairan lotik
umumnya bersifat turbulen, yaitu arus air bergerak ke segala arah sehingga air akan terdistribusi ke seluruh bagian dari perairan tersebut. Selain itu dikenal arus
laminar, yaitu arus air yang bergerak ke arah tertentu saja Barus, 2004.
3.5.6 Oksigen Terlarut Dissolved Oxygen mgL
Pengukuran oksigen terlarut DO dilakukan dengan menggunakan metode Winkler, yaitu sampel air dimasukkan ke dalam botol Winkler, lalu ditambahkan
masing-masing 1 ml MnSO
4
dan KOH-KI ke dalam botol tersebut dan dihomogenkan. Sampel didiamkan sebentar hingga terbentuk endapan putih,
kemudian ditambahkan 1 ml H
2
SO
4
, dihomogenkan dan didiamkan hingga terbentuk endapan coklat. Sampel diambil 100 ml dan dimasukkan ke dalam
erlenmeyer lalu dititrasi dengan Na
2
S
2
O
3
0,0125 N hingga berwarna kuning pucat, lalu sampel ditetesi amilum sebanyak 5 tetes dan dihomogenkan hingga terbentuk
Universitas Sumatera Utara
larutan biru. Kemudian sampel dititrasi menggunakan Na
2
S
2
O
3
0,0125 N hingga terjadi perubahan warna menjadi bening. Volume Na
2
S
2
O
3
0,0125 N yang terpakai dihitung dan hasilnya dicatat.
3.5.7 BOD