3.5.9 Kandungan Nitrat
Pengukuran kandungan nitrat dan fosfat dilakukan dengan menggunakan metode spektrofotometer di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Sumatera Utara BTKL.
Secara keseluruhan pengukuran faktor fisik kimia perairan beserta satuan dan alat yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan satuan yang digunakan dalam pengukuran faktor
fisik-kimia perairan
No Parameter Fisik-
Kimia Satuan
Alat Tempat
Pengukuran 1
Suhu °C
Termometer In situ
2 Penetrasi cahaya
Meter Keping secchi
In situ 3
Intensitas cahaya Candela
Lux meter In situ
4 pH air
- pH meter
In situ 5
Kecepatan Arus MDet
Stopwatch, Gabus, Meteran In situ
6 DO
MgL Metoda Winkler
In situ 7
BOD
5
MgL Metode Winkler dan Inkubasi
Laboratorium 8
Kejenuhan Oksigen -
Laboratorium 9
Kadar Nitrat NO
3
MgL Spektrofotometri
Laboratorium
3.6 Analisis Data 3.6.1 Ikan
Data ikan yang diperoleh dianalisis dengan menghitung kepadatan populasi, kepadatan relatif, frekuensi kehadiran, indeks diversitas Shannon Wiener, Indeks
keseragaman dan indeks kesamaan.
a. Kepadatan Populasi K
K indm
2
= Luasjala
Ulangan spesies
suatu individu
Jumlah Michael, 1994
b. Kepadatan Relatif KR
KR =
K total
spesies setiap
dalam K
jumlah
x 100 Apabila KR 10 maka suatu habitat dikatakan cocok dan sesuai bagi
perkembangan suatu organisme. Barus, 2004
Universitas Sumatera Utara
c. Frekuensi Kehadiran FK
FK =
100 x
plot total
Jumlah jenis
suatu ditempati
yang plot
Jumlah Apabila nilai FK :
0 - 25 = kehadiran sangat jarang
25 - 50 = kehadiran jarang
50 -75 = kehadiran sering
75 - 100 = kehadiran absolut sangat sering
Michael, 1994
d. Indeks Diversitas Shannon – Wiener H’
H’ =
∑
− pi
pi ln
dimana : H’
= indeks diversitas Shannon – Wiener ln
= logaritma Nature pi
=
∑
N ni
Perhitungan jumlah individu suatu jenis dengan keseluruhan jenis
e. Indeks EquitabilitasIndeks Keseragaman E
E =
max H
H
dimana : H’
= indeks diversitas Shannon – Wienner H max
= keanekaragaman spesies maximum = ln S dimana S banyaknya genus
Krebs, 1985
f.
Indeks Similaritas IS IS =
100 X
b a
2c +
dimana: IS
= Indeks Similaritas a
= Jumlah spesies pada lokasi a b
= Jumlah spesies pada lokasi b c
= Jumlah spesies yang sama pada lokasi a dan b Michael, 1994
Universitas Sumatera Utara
3.7 Analisis Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui faktor-faktor lingkungan yang berkorelasi terhadap nilai indeks keanekaragaman ikan.Analisis korelasi
dihitung menggunakan Analisis Korelasi Pearson dengan metode komputerisasi SPSS Ver. 21.00. Nilai korelasi Pearson dapat diklasifikasikan seperti tertera pada
Tabel 2 berikut ini;
Tabel 2. Kriteria Nilai Korelasi Pearson
Nilai Korelasi Kriteria Korelasi
0,00-0,199 Sangat Rendah
0,20-0,399 Rendah
0,4-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,00 Sangat Kuat
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Jenis-jenis Ikan yang diperoleh setiap stasiun Selama penelitian yang telah dilakukan pada setiap stasiun, telah diperoleh
beberapa jenis ikan. Famili Cyprinidae ditemukan paling mendominasi di ketiga stasiun penelitian. Hal ini disebabkan kondisi perairan Sungai Sembahe cocok
sebagai habitat untuk famili Cyprinidae. Menurut Kottelat et.al., 1993, famili Cyprinidae merupakan penghuni terbesar ikan air tawar yang memiliki adaptasi
yang cepat terhadap perubahan kondisi perairan.
Tabel 3. Jenis-jenis Ikan yang diperoleh pada Setiap Stasiun
No Ordo
Famili Spesies
Stasiun 1
2 3
1 Cypriniformes
1. Cyprinidae
1. Mystacoleucus marginatus
+ +
+ 2.
Puntius binotatus +
+ +
3. Tor douronensis
+ +
- 4.
Tor soro +
- -
2 Siluriformes
2. Sisoridae
5. Glyptothorax
platypogonoides +
+ -
3. Bagridae
6. Mystus nemurus
- -
+
Dari Tabel 3. dapat dilihat bahwa Mystacoleucus marginatus dan Puntius binotatus terdapat pada ketiga stasiun penelitian, hal ini disebabkan karena ikan
tersebut memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap perubahan lingkungan di suatu perairan. Tor soro hanya terdapat pada stasiun 1 karena ikan
tersebut merupakan tipikal ikan yang menyukai arus yang deras, berair jenih dan bersubstrat batu. Dan ikan ini memiliki kadar toleransi yang rendah terhadap
perubahan kondisi fisik kimia di badan perairan. Pada stasiun 2 diperoleh 4 spesies, hal ini disebabkan karena stasiun 2 merupakan daerah pariwisata yang
terdapat banyak kegiatan masyarakat yang dilakukan sehingga dengan adanya aktifitas masyarakat dapat mempengaruhi keberadaan ikan. Mystus nemurus
hanya terdapat pada stasiun 3, ini disebabkan karena ikan ini merupakan tipikal ikan yang hidup di perairan yang cukup tenang.
Menurut Suroto 2008 bahwa, beberapa studi mengungkapkan bahwa perubahan fisik mempunyai pengaruh yang penting dalam menentukan distribusi
Universitas Sumatera Utara