pH potential of Hydrogen

di bawah 20°C atau di atas 30°C menyebabkan ikan mengalami stres yang biasanya diikuti oleh menurunnya daya cerna ikan Ardiyana, 2010. Semua jenis ikan mempunyai toleransi yang rendah terhadap perubahan suhu apalagi yang drastis. Kisaran suhu yang baik untuk ikan adalah antara 25-32 C. Kisaran suhu ini umumnya terjadi di daerah yang beriklim tropis seperti Indonesia. Dengan terjadinya kenaikan suhu pada ekosisten perairan akan meningkatkan laju metabolisme ikan dan hewan air lainnya Anwar et al., 1984. Laju metabolisme yang meningkat akan menyebabkan konsumsi oksigen meningkat, sehingga akan mengakibatkan kelarutan oksigen dalam air menjadi berkurang. Hal ini menyebabkan organisme air akan mengalami kesulitan untuk melakukan respirasi Barus, 2004.

2.3.2 pH potential of Hydrogen

Potential of Hydrogen pH merupakan derajat keasaman yang menyatakan keasaman atau kebasaan dalam suatu larutan. Pembuangan limbah dari penduduk dapat menaikkan atau menurunkan pH air di Sungai. Nilai pH air sangatlah penting sebagai faktor lingkungan di Sungai Sembahe, karena berpengaruh terhadap keanekaragam jenis ikan di sungai tersebut. Nilai pH ideal untuk ikan hidup berkisar 7-8,5 Effendi, 2003. Nilai pH merupakan suatu ekspresi dari konsentrasi ion hydrogen H + di dalam air. Biasanya dinyatakan dalam minus logaritma dari konsentrasi ion H, pH sangat penting sebagai parameter kualitas air, karena pH mengontrol tipe dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan di dalam air. Selain itu ikan makhluk-makhluk akuatik lainnya hidup pada selang pH tertentu, sehingga dengan diketahui nilai pH maka kita akan tahu apakah air tersebut sesuai atau tidak untuk menunjang kehidupan organism air Rifai Nasution, 1993. Menurut Barus 2004, organisme air dapat hidup dalam suatu perairan yang mempunyai nilai pH netral dengan kisaran toleransi antara asam lemah sampai basa lemah. Nilai pH yang ideal bagi kehidupan organisme air pada umumnya terdapat pada kisaran 7. Sementara reproduksi atau perkembangbiakan ikan biasanya akan naik pada pH 6,5, walaupun itu tergantung juga kepada jenis ikannya Lesmana dan Dermawan, 2001. Universitas Sumatera Utara 2.3.3 Oksigen Terlarut Dissolved Oxygen Oksigen terlarut merupakan salah satu parameter dalam menentukan kualitas air. Nilai DO yang semakin besar pada air, mengindikasikan air tersebut memiliki kualitas yang bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air tersebut telah tercemar. Pengukuran DO juga bertujuan melihat sejauh mana badan air mampu menampung biota air seperti ikan dan mikroorganisme. Oksigen terlarut pada air yang ideal ikan adalah 5-7 ppm, jika kurang dari itu maka resiko kematian akan semakin tinggi Nurudin, 2013. Pada permukaan sungai kadar oksigen cenderung lebih tinggi karena adanya difusi dari udara bebas dan fotosintesis dibandingkan dengan dasar sungai yang proses fotosintesis berkurang akibat kekurangan intesitas cahaya Odum 1996. Oksigen diperlukan oleh ikan-ikan untuk menghasilkan energi yang sangat penting bagi pencernaan dan asimilasi makanan, pemeliharaan keseimbangan osmotik dan aktivitas lainnya. Jika persediaan oksigen di perairan sungai sedikit maka perairan tersebut tidak baik bagi ikan dan makhluk hidup lainnya yang hidup di air, karena akan mempengaruhi kecepatan makan dan pertumbuhan ikan Wardana, 2001. 2.3.4 BOD Biochemical Oxygen Demand Nilai BOD menyatakan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme aerob dalam proses penguraian senyawa organik, yang diukur pada temperature 20 o C. Dalam proses oksidasi secara biologis ini tentu saja dibutuhkan waktu yang lebih lama jika dibandingkan dengan proses oksidasi secara kimia. Pengukuran BOD didasarkan kepada kemampuan mikroorganisme untuk menguraikan senyawa organik, artinya hanya terhadap senyawa yang mudah diuraikan secara biologis seperti senyawa yang umumnya terdapat dalam limbah rumah tangga. Untuk produk-produk kimia seperti senyawa minyak dan buangan kimia lainnya akan sangat sulit atau bahkan tidak bisa diuraikan oleh mikroorganisme Barus, 2004. Biochemical Oxygen Demand merupakan ukuran jumlah zat organik yang dapat dioksidasi oleh bakteri aerobjumlah oksigen yang digunakan untuk mengoksidasi sejumlah tertentu zat organik dalam keadaan aerob. BOD 5 Universitas Sumatera Utara merupakan salah satu indikator pencemaran organik pada suatu perairan. Perairan dengan nilai BOD 5 tinggi mengindikasikan bahwa air tersebut tercemar oleh bahan organik. Bahan organik akan distabilkan secara biologik dengan melibatkan mikroba melalui sistem oksidasi aerobik dan anaerobik. Oksidasi aerobik dapat menyebabkan penurunan kandungan oksigen terlarut di perairan sampai pada tingkat terendah, sehingga kondisi perairan menjadi anaerobik yang dapat mengakibatkan kematian ikan Wardana, 2001.

2.3.5 COD Chemical Oxygen Demand