Pemilihan Masalah Pembatasan Masalah Perumusan Masalah

belum mampu membuat siswa belajar menyelesaikan permasalahannya dalam lingkungan dan kehidupan sehari-hari. Apalagi selama proses pembelajaran, transfer ilmu terpusat pada guru teacher centered instruction sehingga berlangsung satu arah dan kurang respon dari siswa. Penggunaan pembelajaran yang terlalu dominan seperti ini membuat siswa merasakan kebosanan dan kurang merangsang siswa dalam belajar matematika sehingga prestasi belajar matematika siswa rendah.. Dari hal ini dapat diteliti apakah pemilihan model pembelajaran dapat membantu siswa dalam menyelesaikan permasalahannya dan menambah respon siswa terhadap pembelajaran matematika sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar matematika. 3. Proses belajar mengajar memerlukan sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Salah satu sarana dan prasana yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah alat peraga. Dari hal ini dapat diteliti apakah jika alat peraga pembelajaran matematika tersedia akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 4. Proses pembelajaran yang berpusat pada guru menyebabkan keaktifan siswa dalam mengekplorasi kemampuan dirinya menjadi menurun. Aktivitas belajar siswa merupakan salah satu faktor internal yang mendukung pembelajaran. Dari hal ini juga dapat diteliti apakah dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. 5. Penggunaan media pembelajaran yang kurang optimal dapat pula mempengaruhi rendahnya prestasi belajar matematika, apalagi mengingat bahwa matematika sebagian terdiri atas objek-objek abstrak sehingga perlu adanya media pembelajaran yang dapat merangsang pemikiran siswa dalam pembelajaran. Salah satu media pembelajaran yang mungkin dapat membantu siswa ketika belajar adalah presentasi dengan menggunakan microsoft powerpoint. Dari hal ini dapat diteliti apakah pemanfaatan media pembelajaran melalui microsoft powerpoint dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan prestasi belajar matematika.

C. Pemilihan Masalah

Berdasarkan berbagai identifikasi masalah yang dipaparkan, penelitian ini mencoba menjawab permasalahan kedua yang berkaitan dengan model pembelajaran yaitu membandingkan prestasi belajar matematika siswa menggunakan model kooperatif teknik Make A Match dengan menggunakan model pembelajaran Direct Instruction, dan permasalahan keempat yang berkaitan dengan aktivitas belajar siswa.

D. Pembatasan Masalah

Dari berbagai identifikasi masalah yang ada, agar penelitian ini menjadi jelas dan terarah maka pembatasan masalah antara lain: 1. Pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif teknik Make A Match pada kelas eksperimen yang berorientasi pada teori belajar konstruktivisme dan model Direct Instruction DI pada kelas kontrol yang berorientasi pada teori belajar behaviorisme. 2. Aktivitas belajar pada siswa yang dikategorikan ke dalam aktivitas belajar tinggi, sedang, dan rendah. 3. Prestasi belajar matematika siswa adalah hasil belajar siswa yang didapatkan dari nilai yang dicapai pada materi luas bangun datar trapesium dan layang-layang. 4. Penelitian dilakukan pada siswa SD Negeri kelas V Kecamatan Pontianak Kota di Kota Pontianak tahun ajaran 20092010.

E. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang ada, maka permasalahan penelitian yang terjadi dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah prestasi belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Make A Match lebih baik daripada menggunakan model pembelajaran Direct Instruction pada materi luas bangun datar trapesium dan layang-layang? 2. Apakah siswa dengan aktivitas belajar tinggi memiliki prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada siswa dengan aktivitas belajar sedang dan rendah, dan apakah siswa dengan aktivitas belajar sedang memiliki prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada siswa dengan aktivitas belajar rendah pada materi luas bangun datar trapesium dan layang-layang? 3. Apakah perbedaan prestasi belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Make A Match dan dengan model pembelajaran Direct Instruction konsisten pada setiap kategori aktivitas belajar siswa, dan apakah perbedaan prestasi belajar matematika antara tiap-tiap kategori aktivitas belajar konsisten pada pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Make A Match dan model pembelajaran Direct Instruction?

F. Tujuan Penelitian