Kondisi Demografis Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur

c. Kondisi Umum Pemerataan Ekonomi Nusa Tenggara Timur

Sektor-sektor ekonomi yang dominan dalam perekonomian Nusa Tenggara Timur adalah sektor pertanian, sektor hotel dan restoran dan sektor jasa-jasa. Peranan dari ketiga sektor ini pada kurun 2000 – 2003 merupakan yang terbesar yaitu sekitar 88,34 persen dari seluruh PDRB Nusa Tenggara Timur masing-masing tahun pada kurun waktu tersebut. Meskipun cenderung terus menurun peranannya dalam kurun 2000 – 2003, namun sektor pertanian masih merupakan yang paling besar sumbangannya terhadap PDRB Nusa Tenggara Timur. Pada tahun 2000 peranan nilai tambah bruto sektor pertanian sebesar 43,36 persen dari seluruh nilai PDRB harga berlaku. Peranan tersebut kemudian terus menurun hingga menjadi hanya sekitar 39,24 persen pada tahun 2003. PDRB per kapita NTT tahun 2010 sebesar Rp. 5,23 juta atau seperlima PDRB Nasional sebesar Rp. 24,26 juta. Produktivitas tenaga kerja di sektor Pertanian rendah dengan elastisitas 0,53 sebagai akibat PDRB sektor pertanian menurun, sedangkan tenaga kerja meningkat. Isu-isu pembangunan daerah yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi NTT antara lain : a. 20 Kabupaten di NTT masuk katagori daerah tertinggal, kecuali Kota Kupang b. Penduduk miskin sampai bulan November 2011 sebesar 20,48 ; c. Kualitas Infrastruktur Jalan, Jembatan, Listrik , Pelabuhan, Perumahan banyak yang belum memadai d. Rendahnya investasi swasta e. Nilai eksporperdagangan antar pulau lebih rendah dibandingkan impor

B. Gambaran Umum Variabel Penelitian 1.

Ketimpangan Ekonomi Wilayah Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara Tingkat ketimpangan ekonomi yang terjadi di Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara berkategori tinggi, menunjukkan perekonomian di ketiga wilayah besar tersebut belum merata. Penyebab kesenjangan ekonomi antar wilayah di Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara adalahmasih terpusatnya pembangunan di wilayah Jawa. Selain itu ketimpangan terjadi karena karakteristik Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau menyebabkan sulitnya aksebilitas dalam pembangunan. Ketimpangan antara wilayah tersebut dapat dilihat dari perkembangan indeks Gini rasio dari tahun ke tahun : TABEL 4.9. Indeks Gini Rasio Wilayah Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara Tahun 2007-2013 No. Provinsi 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 1. Jawa Barat 0.344 0.35 0.36 0.36 0.41 0.41 0.411 2. Jawa Tengah 0.326 0.31 0.32 0.34 0.38 0.38 0.387 3. DI Yogyakarta 0.366 0.36 0.38 0.41 0.40 0.43 0.439 4. Jawa Timur 0.337 0.33 0.33 0.34 0.37 0.36 0.364 5. Banten 0.365 0.34 0.37 0.42 0.40 0.39 0.399 6. Bali 0.333 0.30 0.31 0.37 0.41 0.43 0.403 7. Nusa Tenggara Barat 0.328 0.33 0.35 0.40 0.36 0.35 0.364 8. Nusa Tenggara Timur 0.353 0.34 0.36 0.38 0.36 0.36 0.352 Sumber :BPS Nasional 2014