Pembelajaran bahasa arab berbasis cd pembelajaran di Universitas Negeri Jakarta

(1)

BERBASIS CD PEMBELAJARAN

DI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Mohammad Tatang Wahyudi

Penerbit YPM

2011


(2)

WAHYUDI, Mohammad Tatang

Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis CD Pembelajaran di Universitas Negeri Jakarta oleh Mohammad Tatang Wahyudi. – Tangerang Selatan: YPM, 2011

Vi, 128hlm, 26cm ISBN 978-602-99996-1-7

Hak Cipta 2011, pada penulis

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara apapun, termasuk dengan cara penggunaan mesin fotokopi, tanpa izin sah dari penerbit Editor:

Dr. Ahmad Dardiri Penerbit:

YPM

Jl. Pisangan Barat I, Kel. Cirendeu Rt03/09 No. 57 Ciputat Timur 15419


(3)

Buku ini kupersembahkan

untuk ibunda tercinta


(4)

(5)

Kompetensi yang beragam dan berbeda bagi setiap peserta didik bahasa Arab menuntut adanya varian metode dan pendekatan dalam proses pembelajaran. Muncul dan berkembangnya metode dan pendekatan baru berawal dari ketidakpuasan atas metode sebelumnya yang dianggap kurang efektif dan mengena terhadap peserta didik. Contohnya metode gramatika dan terjemah (t}ari>qah al-qawa>‘id wa al-tarjamah) yang sedikit bergeser penggunaanya pada awal abad ke- 20. Metode ini berkembang pada abad ke-15 hingga akhir abad ke-19, yang dianggap tidak relevan dengan kehidupan pendidikan abad ke-20. Sebab itu, metode ini dianggap kurang memberikan perhatian terhadap kemahiran membaca, dan menulis peserta didik, karena metode ini seolah mengkonstruksi belajar bahasa hanyalah kajian atau latihan gramatika dan terjemah.

Sebab itu, muncullah metode langsung (al-t}ari>qah al-muba>sharah) yang populer di Eropa dan Amerika pada awal abad ke-20. Metode ini juga dinamakan metode membaca (t}ari>qah al-qira’ah), yang berarti porsi membaca lebih diutamakan dari pada latihan membaca dan menulis. Kemudian, pada dekade tahun 40-an, metode tersebut dianggap tidak memadai, karana hanya terpaku pada membaca teks-teks dan tidak bisa mendorong peserta didik untuk mampu mendengarkan dan melafalkan bahasa sumber dengan benar, maka muncullah metode audiolingual (al-t}ari>qah al-sam‘iyah al-shafa>hiyah) yang dikembangkan di Amerika Serikat, bersamaan dengan perkembangan oral approach di Inggris (Efendi: 2005, 30-52). Metode ini berlangung hingga awal tahun 60-an dan banyak mendapat kritik dari kalangan praktisi pendidikan, diantaranya Noam Chomsky. Ia mengkritik metode audiolingual yang didasarkan pada tatabahasa strukturalisme dan teori ilmu jiwa behaviorisme, karana baginya kemampuan berbahasa tidak hanya ditentukan oleh faktor eksternal, melainkan juga faktor internal.

Sebab itu, muncul pendekatan komunikatif (the communicative approach), yaitu metode yang mendasarkan konsepnya pada kemampuan bawaan manusia yang disebut dengan ‛alat pemerolehan bahasa‛ (language acquisition device) dan menganggap bahwa kemampuan berbahasa adalah proses kreatif yang lebih ditentukan oleh faktor internal (Efendi: 2005, 52-55). Setelah itu muncul juga metode eklektik (al-t}ari>qah al-intiqa>’iyah), sebagai gabungan dari metode-metode yang telah dikemukakan di atas. Kemudian, muncul juga metode Pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep pembelajaran yang mengaitkan isi pelajaran dengan realitas pembelajar dan memotivasi mereka untuk membuat hubungan


(6)

Perkembangan metode pembelajaran bahasa Arab dari masa ke masa bersifat dinamis, dan mengarah pada penemuan konsepsi yang tepat untuk diajarkan kepada peserta didik, tentunya harus sesuai dengan kebutuhan dan orientasi pembelajaran itu sendiri. Apalagi, pada masa sekarang ini (tahun 2010) sistem pendidikan di Indonesia sedang menggalakan pendidikan berbasis ICT atau multi media, yang tentunya menuntu adanya metode atau format yang tepat untak dapat standar kompetensi maksimal. Sebab itu, penulis buku ini mencoba memberikan wawasan dan wacana baru tentang metode pembelajaran bahasa Arab modern, yaitu metode berbasis CD interaktif. Metode ini mencoba memberikan pencerahan terhadap efektifitas pembelajaran yang menggunakan ICT dan multimedia sebagai media pengembangan kemampuan berbahasa Arab.

Sebab itu, Young Progressive Muslim (YPM) Komunitas Ujung Ciputat merekomendir kapada para pembaca, bahwa buku ini layak dijadikan sebagai rujukan bahan bacaan, dan bisa dijadikan sebagai bahan perbandingan terhadap metode pembelajaran yang sudah ada. Dan pada dasarnya ketepatan metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran dikelas ditentukan oleh efektifitas dan daya serap peserta didik terhadap materi yang disampaikan. Hal ini berdasarkan atas apa yang dikatakan oleh John Dewey, yang intinya bahwa siswa akan belajar baik bila apa yang mereka pelajari berhubungan dengan apa yang telah mereka ketahui, dan proses belajar akan produktif jika siswa berperan aktif di dalamnya.

Terakhir... atas nama pimpinan dan anggota Young Progressive Muslim (YPM) Komunitas Ujung Ciputat mengucapkan selamat dan sukses terhada saudara Mohammad Tatang Wahyudi, MA.Pd yang telah menyelasaikan penulisan buku ini. Semoga dapat bermanfaat... Amin

‚Pemuda Berkualitas dan Berkarya tanpa Batas‛

Jakarta, 25 September 2011 Muhamad Qustulani

Direktur YPM Komunitas Ujung Ciputat


(7)

Alhamdulilla>h, berkat rahmat dan karunia Allah Swt. penulis dapat menyelesaikan tesis berjudul Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis CD Pembelajaran di Universitas Negeri Jakarta. Shalawat dan salam senantiasa dicurahkan kehadirat Nabi Muhammad Saw., beserta keluarganya, para sahabat, serta pengikut jejak risalahnya hingga akhir zaman. Aamiin. Setelah melalui proses yang panjang, akhirnya tesis ini dapat selesai dengan segala kekurangan dan kelebihannya, sebagai syarat memperoleh gelar Magister pada Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Seraya memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah Swt., dengan penuh ketulusan hati penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya, khususnya kepada yang terhormat:

1. Dr. Ahmad Dardiri, MA, selaku pembimbing dan penguji dalam penulisan tesis ini. Yang bermurah hati untuk memberikan masukan secara materi dan metodologi dalam pembuatan tesis ini dan bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing. Prof. Dr. Suwito, Dr. Fuad Jabali, MA, dan Dr. Yusuf Rahman, MA, atas segala bimbingan, arahan, dan dorongan yang menyemangatkan dan mencerahkan. Semoga Allah Swt., membelas jasa baik beliau dengan curahan limpahan rahmat dan kasih sayangnya.

2. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA, selaku Rektor Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dan., Prof. Dr. Azyumardi Azra, M.A, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam menempuh pendidikan pada lembaga yang dipimpinnya.

3. Dr. Usman Shihab, MA dan Dr. Suparto, MA yang telah memberikan

kritikan dan masukan dalam penulisan tesis ini. Semoga Allah memberkahi dan memudahkan segala urusan mereka.

4. Ibuku tercinta yang selalu memberikan bantuan baik secara moril maupun materil, dan beliau tidak pernah kenal lelah dan letih dalam memberikan semangat dan motivasi dan selalu mendo’akan dalam setiap sujudnya, serta membesarkan dan mendidik dengan penuh perhatian dan kasih sayang yang tidak mungkin dapat terbalaskan, selalu membimbing dan memfasilitasi dalam banyak hal demi meraih cita-cita dan membentuk karakter dan semangat juang dalam


(8)

5. Kepada ayahku yang memberikan dukungan baik materi dan moril dalam menyelesaikan studi di Sekolah Pascasarjana UIN.

6. Ucapan terima kasih juga saya ucapkan kepada Nuraini yang selalu menemani saya dalam berjuang untuk menyelesailan tesis ini. Semoga Allah selalu memberikan limpahat nikmat dan kasih sayang kepadanya.

7. Ucapan terima kasih juga saya ucapkan kepada Arviantoni Sadri S.Pd, M.Si selaku kepala sekolah Sdit Ibnu Sina yang memberi kesempatan saya untuk dapat menyelesaikan studi di Sekolah Pascasarjana UIN, semoga Allah membalas semua kebaikan beliau.

8. Ucapan terima kasih juga saya ucapkan kepada Nur Huda S.H, MM yang memberi masukan dan gagasan dalam penyusunan tesis ini, semoga Allah selalu merahmati dan membalas semua kebaikan beliau. 9. Ucapan terima kasih tak lupa saya sampaikan kepada staf tata usaha

Sekolah Pascasarjana UIN, Staf perpustakaan UIN, atas segala kesabaran dan keramahannya dalam membantu dan mempermudah segala urusan demi kelancaran tesis ini.

10. Ucapan terima kasih kepada teman-teman di SDIT Ibnu Sina yang selalu mendoakan dalam penulisan tesis ini, semoga Allah memberi kebaikan kepada mereka di dalam dunia dan akhirat nanti.

11. Terakhir buat teman-teman seperjuangan angkatan 2009 di Sekolah Pascasarjana UIN, semoga Allah mempermudah mereka dalam menyelesaikan studinya dan membalas kebaikan mereka semua.


(9)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah — 1 1. Identifikasi Masalah — 4 2. Pembatasan Masalah — 5 3. Perumusan Masalah — 4

B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan — 6 C. Tujuan Penelitian — 8

D. Manfaat Penelitian — 8 E. Metodologi Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian — 9 2. Populasi dan Sanpel — 9

3. Tehnik Pengambilan Sampel — 9

4. Metode Penelitian — 11 5. Variabel Penelitian — 12

6. Kalibrasi Instrumen Hasil Belajar Istima>‘— 12

7. Tekhnik Pengumpulan Data — 13

F. Instrumen Penelitian — 14 1. Hasil Belajar Istima>‘— 14 2. Minat Belajar — 15 G. Tekhnik Analisis Data — 16

1. Teknik Analisa Deskriptif — 17 2. Uji Persyaratan Analisa Data — 17 3. Hipotesis Statistik — 19

H. Sistematika Pembahasan — 20

MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

A. Media Dalam Pembelajaran Meyimak — 21

1. Proses Belajar Mengajar dengan CD Pembelajaran — 25 2. Strategi Pembelajaran Bermedia Komputer — 28

B. Menyimak sebagai salah satu keahlian Berbahasa — 30

1. Kemahiran Berbahasa Arab — 30

2. Batasan dan Tujuan Menyimak — 40

3. Strategi Pembelajaran dan Penilaian Menyimak — 42 4. Aktivitas-aktivitas Kemahiran Menyimak — 4 C. Belajar Bahasa Arab — 47

1. Pengertian Belajar — 47 2. Hasil Belajar Bahasa Arab — 50


(10)

2. Media Berbasis Audio — 58 3. Media Berbasis Audio-Visual — 60

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN CD PEMBELAJARAN DALAM PELAJARAN ISTIMA>‘

A. Teknik Pengajaran Menyimak di Lab UNJ — 71

1. Latihan Pengucapan (pronounciation drill) di Lab UNJ — 72 2. Latihan Identifikasi di Lab UNJ — 76

3. Latihan Mendengarkan dan Menirukan di Lab UNJ — 79

4. Latihan Mendengar dan Memahami di Lab UNJ — 81

B. Kriteria dan Pendekatan Memperoleh Kemampuan Menyimak CD

Pembelajaran 1 di UNJ — 86

C. Pendekatan dalam Memperoleh Kemahiran Menyimak CD

Pembelajaran 1 di Lab UNJ — 89

D. Teknik Pengajaran Menyimak CD 2 di Lab UNJ — 92

1. Latihan Pengucapan (pronounciation drill) di Lab UNJ — 93 2. Latihan Identifikasi di Lab UNJ — 95

3. Latihan Mendengarkan dan Menirukan di Lab UNJ — 97

4. Latihan Mendengar dan Memahami di Lab UNJ — 98

E. Kriteria dan Pendekatan Memperoleh Kemampuan Menyimak CD

Pembelajaran 2 di UNJ — 102

F. Pendekatan dalam Memperoleh Kemahiran Menyimak CD

Pembelajaran 2 di Lab UNJ — 104

G. Uji validitas Minat dan Hasil Belajar — 108 H. Analisis Data — 109

I. Pengujian Persyaratan Data — 112 1. Pengujian Normalitas Data — 112

2. Pengujian Homogenitas Variansi Populasi — 113 J. Pengujian Hipotesis — 116

K. Keterbatasan Penelitian — 116 PENUTUP

A. Kesimpulan — 119

B. Saran — 120

GLOSARY — 121

DAFTAR PUSTAKA — 123


(11)

A. Latar Belakang Masalah

Penelitian membuktikan bahwa penggunaan CD pembelajaran dapat membantu proses belajar mengajar di dalam kelas, terutama dalam meningkatan hasil belajar. Banyak dosen dalam mengajar masih menggunakan metode ceramah yang sudah tidak relevan lagi dengan tuntutan zaman pada masa kini, karena pendidikan masa kini lebih banyak menuntut keaktifan mahasiswa dalam proses belajar mengajar. Keterbatasan media pendidikan dan pengetahuan para dosen terhadap media tersebut yang menyebabkan metode ceramah sangat dominan dalam proses belajar mengajar di dalam kelas karena penggunaan metode ceramah dalam proses belajar mengajar dapat diberikan secara klasikal tanpa memerlukan biaya.

Menurut Danin Sudarwan penggunaan alat bantu media dalam proses belajar-mengajar dapat membantu para dosen untuk mencapai pembelajaran yang efektif dan efisien.1 Oleh sebab itu, guna menciptakan proses belajar mengajar yang lebih efektif dan efisien seyogyanya para dosen sudah mulai memakai alat bantu media dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Azhar

Arsyad berkata:,‛bahwa seyogyanya dosen dapat menggunakan dan

memanfaatkan kemajuan teknologi dalam pembelajaran,‛ yang salah satunya

dapat diterapkan dengan penggunaan media di dalam proses belajar mengajar.2

Sedangkan Sharha>n ‘Aziz ‘Abdu bin Jama<l beranggapan, untuk dapat menggunakan waktu secara lebih efektif dalam pembelajaran haruslah

menggunakan alat bantu seperti media.3

Dalam proses belajar menyimak hal yang semestinya diperhatikan adalah proses komunikasi, adapun proses komunikasi itu adalah proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu ke penerima pesan.4 Karena itu dalam proses komunikasi ini dibutuhkan alat bantu

seperti media yang dapat membantu para mahasiswa agar dapat memahami, dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan materi yang sedang dipelajari.5

Proses komunikasi juga sangat erat kaitannya dengan bahasa. Bahasa adalah suatu yang amat penting dalam kehidupan manusia, dan suatu nikmat yang diberikan Allah kepada manusia. Pada dasarnya bahasa itu sendiri adalah alat berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Menurut Ghulayin bahasa

1 Danim Sadarwan, Media Komunikasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 2. 2 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), 21. 3Sharha>n ‘Aziz ‘Abdu bin Jama<l, Wasa<’il Ta’li<mi<yah Wa Mustajda<t Tiknu<lu<jiya< At

-Ta’li<mi, (Mamlakatul ‘Arabiyah: Ja<miah Imam Muhamad ibnu Su’u<d Al-Isla<mi, 2003), 83.

4 Arief S. Sadiman, dkk, Media Pembelajaran (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), 12. 5 Sharha>n ‘Aziz ‘Abdu bin Jama<l, Wasa<’il Ta’li<mi<yah Wa Mustajda<t Tiknu<lu<jiya< At


(12)

adalah suatu lafadz yang digunakan suatu kaum untuk menyampaikan maksud

dan tujuannya.6 Menurut kamus besar bahasa Indonesia. Bahasa adalah system

lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota masyarakat untuk bekerjasama, berintekaksi, dan mengidentifikasi diri.7

Bahasa Arab dan bahasa Inggris merupakan bahasa internasional, dan bahasa Arab ini sendiri merupakan bahasa ketiga di dunia internasional. Bahasa Arab di Indonesia berkedudukan sebagai bahasa asing yang dipelajari di lembaga-lembaga pendidikan, baik lembaga pendidikan formal maupun nonformal.8 Berdasarkan kurikulum tahun 1994 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, bahasa Arab merupakan salah satu mata pelajaran pilihan bahasa asing yang diberikan pada tahun ketiga di sekolah menengah umum. Pemilihan salah satu bahasa asing ditentukan oleh kesiapan sekolah menyediakan program-program pengajarannya. Khusus untuk madrasah atau sekolah di bawah naungan Departemen Agama, pengajaran bahasa Arab diberikan Pada tingkat Ibtidaiyah.9

Belajar ilmu istima>‘ di Universitas Negeri Jakarta adalah suatu bagian

dalam pembelajaran bahasa Arab yang mempunyai kedudukan penting.Karena

pembelajaran istima>‘ merupakan tahap awal dalam pelajaran bahasa Arab. Mengkaji tujuan pembelajaran bahasa Arab di Universitas Negeri Jakarta, adalah keterampilan istima>‘ yang sulit untuk dikuasai oleh mahasiswa. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis di Universitas Negeri Jakarta, tempat penulis kuliah, hanya beberapa orang saja yang memiliki pemahaman istima>‘ di atas rata-rata. Hal ini merupakan fenomena umum di Universitas Negeri Jakarta.

Idealnya para mahasiswa yang sudah belajar bahasa Arab, sudah dapat menggunakan bahasa tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang ditulis Saepudin dalam sebuah artikel yang berjudul ‚bilingualisme‛ masyarakat dalam wacana analisis deskriptif tentang pemerolehan bahasa kedua.10Akan tetapi

pada kenyataannya sampai saat ini masih banyak mahasiswa yang belum menggunakan bahasa kedua tersebut secara aktif dalam kehidupan sehari-hari.

Masih berbicara tentang kegagalan pengajaran bahasa di Indonesia,

Soedjono Dardjowodjojo guru besar linguistik Atma Jaya, mengemukakan

6 Must}afa > Ghulayin, Ja<mi‘ ad-Duru<s al-A‘rabiyyah (Qa<hirah: Da<rul Hi<syam, 2005), 5. 7 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 2008), 116.

8 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum Sekolah Menengah Umum Mata

Pelajaran Bahasa Arab (Jakarta: Gramedia ,1996), 1.

9 Thoyyib IM, ‚Pengajaran Bahasa Arab dan Politik Bahasa Nasional‛ Makalah

disampaikan pada Pertemuan Ilmiah Nasional Bahasa Arab II (OINBA III), Dilaksanakan di Jakarta.

10 Lihat Saefuddin, ‚Bilingualisme Masyarakat Dalam Wacana Analisis Deskriptif


(13)

beberapa faktor sebagai penyebabnya di antaranya: kekeliruan secara filosofis dalam memandang bahasa, isi kelas bahasa yang terlalu banyak, tidak ada fasilitas yang mendukung seperti Lab bahasa dan buku-buku teks, dan kurangnya tenaga pengajar bahasa yang baik. Jalan keluar yang ditawarkan Soedjono adalah dengan mengirim anak untuk belajar bahasa melalui jalur tidak formal yaitu kursus bahasa yang menurutnya lebih efektif, efisien, dan tidak butuh waktu lama.11

Menurut penulis hal tersebut hanya dapat dilakukan untuk pelajar yang memiliki tingkat kemampuan ekonomi yang lebih baik sehingga dapat mengikuti kegiatan nonformal, penulis juga beranggapan kegiatan atau kursus nonformal juga tidak menjamin para pelajar dapat menggunakan bahasa asing dengan baik terutama bahasa Arab, hal ini di sebabkan karena tidak ada kontinuitas dalam penggunaan bahasa asing tersebut khususnya bahasa Arab.

Hal senada diungkapkan Dewi Irma dalam artikelnya: ‚ Bahasa Asing, Citra, dan Masa depan‛, dia menjelaskan penekanan yang berlebih pada tata bahasa justru menghambat keterampilan menyimak dan berkomunikasi, hal ini ditengarahi terjadi pada pengajaran bahasa asing.12

Adapun permasalahan yang timbul dalam pembelajaran bahasa Arab, baik dari tingkat Madrasah, Pesantren sampai Universitas pada umumnya adalah pembelajaran istima>‘, hal ini diduga karena penggunaan metode ceramah yang masih sangat dominan dalam proses belajar-mengajar.

Faktor lain yang menyebabkan mahasiswa kurang menguasai keterampilan istima>‘ adalah kurangnya fasilitas atau penggunaan media saat pelajaran berlangsung, sehingga terkesan pembelajaran monoton dan membosankan.

Dalam kondisi dunia yang mulai berkembang pada saat ini, media menjadi bagian terpenting dalam pembelajaran bahasa Arab. Para pelajar dari tingkat dasar sampai tingkat Universitas sudah tidak mungkin lagi hanya menerima metode ceramah dalam pembelajaran. Karena dalam kegiatan yang hanya melibatkan dosen saja dalam pembelajaran dapat berimbas pada hasil belajar para mahasiswanya.

Oleh sebab itu, pembelajaran haruslah menggunakan alat bantu seperti media. Media yang digunakan dalam pembelajaran bersifat variatif seperti teks,

gambar, suara dan audio.13 Media tidak hanya digunakan dalam pelajaran eksak

11 Administrator, ‚Mengapa Pengajaran Bahasa Kita Gagal‛? Dari

http://.almuslim.web.id/indeks.php?option=com_content&task=view&id=4&Itemid=1&PHPSESSI D=25ca529870184a1e8e12a9ecb264282e. di akses (6 Septembe 2007).

12 Dewi Irma, ‚Bahasa Asing, Citra dan Masa Depan‛, artikel diakses pada tanggal 6

September 2007.

13 Prabhat Andleigh K and Thakrar Kiran, Multimedia System Design (New


(14)

saja, akan tetapi dapat digunakan dalam mata kuliah bahasa Arab saat belajar

istima>‘ atau menyimak.

Menurut Danim Sudarwan untuk meningkatkan keterampilan istima>‘

atau menyimak dapat digunakan alat bantu seperti media14. Di lain pihak Arief

Sadiman berpendapat untuk membantu menumbuhkan minat gagasan, pikiran

dalam mendengarkan suatu percakapan maka dibutuhkan media.15 Minat

belajar memiliki dominan dalam pembelajaran, dengan minat yang dimiliki oleh para mahasiswa sangat berdampak positif pada hasil belajar. Oleh karena itu, penggunaan media berupa CD sangatlah diperlukan pada pembelajaran

istima>‘ atau menyimak, karena dengan menggunakan CD ini dapat mengurangi metode ceramah yang sudah menjamur pada tenaga pendidik, dan meningkatkan minat belajar para mahasiswa, sehingga cita-cita pembelajaran yang menarik, efektif dan efisien dapat terlaksana.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merasa tema ini sangat penting untuk dikaji lebih lanjut dan diangkat sebagai kasus dan fokus penelitian dalam penyusunan tesis. Dengan asumsi penggunaan CD interaktif dapat membantu mahasiswa dalam membuat kondisi lebih menarik dan variatif pada mata kuliah istima>‘, dan juga dapat meningkatkan minat serta pemahaman menyimak para mahasiswa. Penggunaan CD pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mereka dalam menyimak. Hal inilah yang membedakan penelitian penulis dengan penelitian terdahulu yang umumnya melakukan penelitian di sekolah/madrasah dan universitas yang kurang memperhatikan penggunaan CD dalam pembelajaran. Oleh sebab itu penulis memilih untuk meneliti tema pembalajaran bahasa Arab berbasis CD pembelajaran dalam mata kuliah istima>‘ yang berlokasi di Universitas Negeri Jakarta.

1. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang terdapat dalam pembelajaran istima>‘

sebagai berikut:

 Apakah terdapat pengaruh CD pembelajaran 1 dan CD pembelajaran 2

terhadap hasil belajar istima>‘ pada mahasiswa tingkat satu jurusan Pendidikan Bahasa Arab di Universitas Negeri Jakarta?

 Apakah terdapat pengaruh minat terhadap hasil belajar istima>‘ pada mahasiswa tingkat satu jurusan Pendidikan Bahasa Arab di Universitas Negeri Jakarta ?

14 Danim Sadarwan, Media Komunikasi Pendidikan, 1. 15 Arief S. Sadiman, dkk, Media Pembelajaran, 7.


(15)

 Apakah terdapat interaksi antara CD pembelajaran 1 dan CD pembelajaran 2 terhadap hasil belajar istima>‘ pada mahasiswa tingkat satu jurusan Pendidikan Bahasa Arab di Universitas Negeri Jakarta ?

 CD pembelajaran apakah yang tepat digunakan untuk proses

pembelajaran istima>‘ pada mahasiswa tingkat satu jurusan Pendidikan Bahasa Arab di Universitas Negeri Jakarta ?

 CD pembelajaran apakah yang ideal untuk meningkatkan minat belajar

guna pencapaian hasil belajar mahasiswa secara maksimal terhadap mata kuliah istima>‘ ?

 Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara mahasiswa yang

menggunakan CD pembelajaran 1 dan CD pembelajaran 2 pada mata kuliah istima>‘ ?

 Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara mahasiswa yang

menggunakan CD pembelajaran 1 dan CD pembelajaran 2 pada mata kuliah istima>‘ dari minat belajar yang tinggi ?

 Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara mahasiswa yang

menggunakan CD pembelajaran 1 dan CD pembelajaran 2 pada mata kuliah istima>‘ ditinjau dari minat belajar yang rendah ?

 Apakah terdapat interaksi antara CD pembelajaran dengan minat

belajar terhadap hasil belajar istima>‘ ?

2. Pembatasan Masalah

Mengacu kepada masalah-masalah yang teridentifikasi, pembatasan masalah penelitian ini dapat dilihat dari dua segi yaitu:

 Obyek penelitian, yaitu mahasiswa tingkat satu jurusan Pendidikan Bahasa Arab di Universitas Negeri Jakarta.

 Penelitian dibatasi pada mata kuliah istima>‘ di Universitas Negeri Jakarta.

 Permasalahannya dibatasi pada pengaruh CD pembelajaran 1 dan CD

pembelajaran 2 terhadap hasil belajar, pengaruh minat terhadap hasil belajar dan interaksi antara penerapan CD pembelajaran 1 dan CD pembelajaran 2 dan minat belajar terhadap hasil belajar istima>‘.

3. Perumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, masalah pokok yang akan diteliti pada tesis ini difokuskan pada penerapan penggunaan media CD pembelajaran pada kelas A dan B, treatment yang digunakan dosen pada mata kuliah istima>‘ atau menyimak. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa CD pembelajaran tersebut telah berhasil mengurangi metode ceramah yang sering


(16)

digunakan oleh para dosen pengajar ilmu istima>‘ / menyimak di Universitas Negeri Jakarta dengan penekanan pada menciptakan minat dan keaktifan mahasiswa tanpa harus mendengar dan bersikap vakum dalam pembelajaran.

Jadi berdasarkan asumsi di atas, maka masalah penelitian ini dapat diredaksionalkan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

 Apakah terdapat pengaruh CD pembelajaran 1 dan CD pembelajaran 2

terhadap hasil belajar pada mata kuliah istima>‘ pada mahasiswa tingkat satu jurusan Pendidikan Bahasa Arab di Universitas Negeri Jakarta?

 Apakah terdapat pengaruh minat terhadap hasil belajar istima>‘ pada mahasiswa tingkat satu jurusan Pendidikan Bahasa Arab Universitas Negeri Jakarta ?

 Apakah terdapat pengaruh CD pembelajaran 1 dan CD pembelajaran 2

dan minat belajar terhadap hasil belajar istima>‘ pada mahasiswa tingkat satu jurusan Pendidikan Bahasa Arab di Universitas Negeri Jakarta ?

B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Dalam penelitian yang dilakukan oleh para ahli, terdapat beberapa ahli yang tidak mendukunng tentang penggunaan media diantaranya:

Hede mengatakan media termasuk bagian dari proses belajar akan tetapi menurutnya media tidak memberikan bukti kuat dan tidak menjamin membuat belajar lebih efektif.16

Sementara itu Heinich, Molenda, Russel17, yang menyatakan

penggunaan media komputer, tidaklah efektif, karena media ini tidak menunjukkan adanya interaksi antara manusia dan memerlukan biaya yang sangat mahal.

Wolfgang Schnotz mengatakan fasilitas media tidaklah

menguntungkan pembelajaran, karena menurutnya siswa dicegah untuk menampilkan penampilan proses kognitif yang relevan. Oleh sebab itu ,diperlukan analisis yang seksama terhadap hubungan antara jenis yang berbeda

dengan muatan dan proses kognitif dalam pembelajaran. 18

16 Hede and others, Toward a Generation With Multimedia Learning Research

(Macedonia: University of Macedonia, 2006), 1.

17 Heinich, Molenda, Russell, Instructional Media and The New Technologies of

Instruction (New York: John Wiley & Sons, 1996), 8.

18 Wolfgang Schnotz, ‚Enabling, Facilitating, and Inhibiting Effects of Animations in

Multimedia Learning: Why Reduction of Cognitive Load Can Have Negative Results on Learning,‛ Educational Technology Research and Development, Vol. 53, No. 3, 2005, Pp. 47–58 ISSN 1042– 1629.


(17)

Sedangkan Penelitian tentang pentingnya penggunaan media dalam pembelajaran bukanlah yang pertama dan satu-satunya, sebelumnya penulis menemukan hasil Penelitian yang dilakukan oleh Neo Mai and Ken K.T. Neo mengatakan bahwa manusia dapat mengingat 20% dari apa yang mereka lihat, 40% dari apa yang mereka lihat dan dengar, tetapi sekitar 75% dari apa yang mereka lihat dan dengar serta dilakukan secara bersamaan.19

Tulisan lain yang membahas tentang media ditulis oleh Niken Ariani, pada tahun 2010, penelitian yang dilakukan secara eksperimen, penelitian ini mengambil sample 44 siswa (umur 20-24) yang dibagi 3 kelompok secara acak, masing-masing beranggotakan 13, 14, dan 17 siswa. Adapun hasil dari eksperimen ketiga kelompok tersebut antara lain: (1) perpaduan media berbeda yang digunakan untuk menyajikan bahan ajar kepada siswa akan berpengaruh kepada pemahaman siswa, (2) para siswa yang memiliki gaya belajar berbeda menunjukkan kinerja yang berbeda untuk setiap perpaduan media yang berbeda.20

Dari karya tesis yang disusun oleh ‘Abdul ‘Azis Ah}mad dengan judul

‚Pengembangan Media Interaktif untuk Pembelajaran Tipografi sebuah

Penelitian di Universitas Negeri Makasar"21 di Jakarta, 3 Februari 2008.

penelitian tersebut merupakan penelitian dan pengembangan (reseach and development) dengan uji coba lapangan, yang memiliki tujuan mengembangkan program media interaktif pada pembelajaran tipologi dalam rangka meningkatkan hasil belajar mahasiswa khususnya pada mata kuliah desain komunikasi visual serta untuk mengetahui keefektifan program media terhadap mata kuliah tipologi yang dikembangkan terhadap hasil belajar mahasiswa.

Berdasarkan uraian di atas yang dikutip oleh penulis, semuanya sepakat bahwa media adalah alat bantu yang digunakan dalam pembelajaran, adapun komponen-komponen pembelajaran diantaranya komponen tujuan pengajaran bahasa, komponen kurikulum, komponen metodologi pengajaran, komponen tenaga pengajar, komponen sarana dan prasarana, komponen bahan ajar, komponen motivasi, komponen media pengajaran, dan komponen kegiatan bahasa, yang mana kemungkinan kegagalannya dalam pengajaran bahasa Arab dimungkinkan akan terjadi karena tidak adanya singkronisasi antara beberapa komponen di atas.

19 Neo Mai dan Ken K.T.Neo, Innovative Teaching: Using Multimedia In a Problem

Based Learning Environment (Selangor: University of Selangor, 2001), 1.

20 Niken Ariani, Pembelajaran Multimedia di Sekolah (Jakarta: Prestasi Pustaka,2010),

57.

21 Lihat Ahmad, ‚Pengembangan Multimedia Interaktif Untuk Pembelajaran


(18)

Oleh sebab itu, dalam penulisan tesis ini penulis ingin menggunakan alat bantu media, yang akan diterapkan dalam pembelajaran istima>‘. Yaitu media berbasis CD interaktif yang berguna untuk meningkatkan hasil belajar kemampuan menyimak para mahasiswa.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh media CD dan minat belajar istima>‘ mahasiswa tingkat satu jurusan pendidikan bahasa Arab di Universitas Negeri Jakarta. Secara operasional tujuan penelitian ini adalah untuk :

 Mengetahui pengaruh CD pembelajaran 1 dan CD pembelajaran 2 dan minat belajar terhadap hasil belajar istima>‘ pada mahasiswa tingkat satu jurusan Pendidikan Bahasa Arab di Universitas Negeri Jakarta.

 Mengetahui pengaruh minat terhadap hasil belajar istima>‘ pada

mahasiswa tingkat satu jurusan Pendidikan Bahasa Arab di Universitas Negeri Jakarta.

 Mengetahui pengaruh interaksi CD pembelajaran 1 dan CD pembelajaran

2 serta minat belajar terhadap hasil belajar istima>‘ pada mahasiswa tingkat satu jurusan Pendidikan Bahasa Arab di Universitas Negeri Jakarta.

Dari tujuan yang telah dikemukakan di atas, paling tidak penelitian diharapkan dapat berguna untuk Jurusan Bahasa Arab khususnya dalam pembelajaran istima>‘ di Universitas Negeri Jakarta. Dari sini kemudian diharapkan terwujudnya pola belajar istima>‘ yang lebih baik dan sesuai.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan kepada mahasiswa tingkat satu jurusan pendidikan bahasa Arab Universitas Negeri Jakarta dengan menggunakan rancangan eksperimen ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :

 Mengungkapkan penyebab masalah rendahnya hasil belajar istima>‘ yang diperoleh mahasiswa tingkat satu jurusan Pendidikan Bahasa Arab di Universitas Negeri Jakarta.

 Menemukan media pembelajaran yang tepat untuk memecahkan masalah

belajar mahasiswa yang ditinjau dari minat belajarnya.

 Ikut membantu meningkatkan mutu pendidikan secara umum melalui

penelitian dan pengembangan metode pembelajaran secara sungguh-sungguh.

 Memberi masukan bagi semua pihak yang terkait dalam proses belajar


(19)

sebagi manager belajar dalam memilih media pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi internal mahasiswa, terutama yang berkaitan dengan minat belajar demi peningkatan hasil belajar istima>‘.

E. Metodologi Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa tingkat satu jurusan Pendidikan Bahasa Arab Universitas Negeri Jakarta. Dan waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan selama Lima bulan, dimulai bulan Februari sampai dengan bulan Juni 2011 Pengaturan waktu mengikuti jadwal yang telah ditetapkan Universitas berdasarkan kalender pendidikan 2010-2011.

2. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono populasi adalah wilayah generasi yang terdiri atas obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan mengambil kesimpulan.22 Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang terdaftar di Universitas Negeri Jakarta pada tahun ajaran 2010-2011. Jumlah populasi penelitian sebanyak 320 mahasiswa yang tedaftar di jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Arab.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Suharsini Arikunto sampel adalah wakil populasi yang diteliti, yang dimaksudkan untuk menggeneralisasikan hasil penelitian

sampel.23 Ada beberapa rumus yang digunakan oleh peneliti untuk menentukan

jumlah anggota sampel. Sebagai pedoman jika peneliti mempunyai beberapa ratus subjek dalam populasi, mereka dapat menentukan kurang lebih 25-30% dari jumlah tersebut.24 Sampel penelitian adalah mahasiswa tingkat satu dengan

jumlah mahasiswa sebanyak 40 orang yang terdiri dari 20 orang pada kelas A dan 20 orang pada kelas B. Sampel yang digunakan adalah mahasiswa tingkat satu jurusan Pendidikan Bahasa Arab. Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel 40 orang dengan teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah teknik proporsional random sampling. Pengambilan sampel ini bertujuan untuk menentukan kelas perlakuan. Adapun pelaksanaannya dilakukan dengan model acak kelas sehingga menghasilkan satu kelas dengan metode penggunaan CD pembelajaran 1 dan satu kelas menggunakan CD pembelajaran 2. Selanjutnya ditentukan kelompok mahasiswa yang memiliki minat tinggi dan

22 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2008), 215.

23 Suharsini Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2002),

109.


(20)

rendah dengan tahapan berikut: Dari dua kelas yang ada dipilih secara acak untuk menentukan pengisian instrument minat belajar kepada 20 mahasiswa dari jumlah seluruh mahasiswa jurusan Pendidikan bahasa Arab. Instrumen minat belajar dilakukan berdasarkan setiap kelompok perlakuan. Hal ini bertujuan untuk menentukan kelas perlakuan. Pengacakan ini dilakukan dengan model acak kelas sehingga menghasilkan satu kelas menggunakan CD pembelajaran 1 dan satu kelas dengan menggunakan CD pembelajaran 2. Selanjutnya ditentukan kelompok mahasiswa yang memiliki minat tinggi dan

rendah dengan tahapan sebagai berikut:

Pertama; melaksanakan instrumen minat belajar kepada 40 mahasiswa yang tersebar di dua kelas yang terpilih menjadi sampel. Instrumen minat belajar dilakukan berdasarkan setiap kelompok perlakuan. Hal ini bertujuan untuk menentukan kelompok mahasiswa yang mempunyai minat belajar tinggi dan mahasiswa yang mempunyai minat belajar rendah di masing-masing perlakuan, Kedua; hasil pengelompokan tersebut dilakukan setelah diurutkan mulai dari skor tertinggi sampai terendah, kemudian diambil 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah dalam setiap kelas perlakuan dengan jumlah mahasiswa 40 orang. Dari teknik penetapan tersebut maka diperoleh kelompok mahasiswa yang memiliki minat belajar tinggi 23 orang dan mahasiswa yang memiliki minat belajar rendah 17 orang dalam kelas perlakuan

masing-masing.25 Penentapan kelas perlakuan (CD pembelajaran 1 dan CD

pembelajaran 2) serta mahasiswa yang memiliki minat tinggi atau mahasiswa dengan minat rendah di masing-masing kelas perlakuan. Karena objek penelitian dalam eksperimen adalah manusia, menurut Ibnu Hajar kontrol yang ketat perlu dilakukan26 untuk menjaga kevaliditasan data, pada penelitian ini

dilakukan pengendalian terhadap faktor seleksi dalam pengambilan sampel. Aspek yang dijadikan acuan pengendalian faktor seleksi adalah nilai hasil belajar istima>‘, dilakukan di dalam dua kelas eksperimen.

Dari hasil tersebut dilakukan perhitungan homogenitas, hasil ini kemudian sebagai cerminan kesetaraan kemampuan mahasiswa pada kelas sampel yang akan dikenai perlakuan media pembelajaran yang bersifat homogen. Dari dua kelas ini, selanjutnya dilakukan pemilihan untuk menentukan jenis perlakuan media pembelajaran yang akan diberikan.

25 Lihat lampiran hal 164.

26 Ibnu Hajar, Dasar-Dasar Penelitian Kuwantitatif Dalam Pendidikan (Jakarta: PT


(21)

4. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen dan dilakukan pada mahasiswa tingkat satu jurusan Pendidikan Bahasa Arab Universitas Negeri Jakarta yang dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu kelompok mahasiswa yang diberi perlakuan dan kelompok yang berfungsi sebagai kontrol. Hasil instrument minat belajar yang diisi oleh anggota mahasiswa dijadikan dasar untuk mengelompokkan mahasiswa yang mempunyai minat belajar tinggi dan rendah, selanjutnya untuk melihat perolehan efek pada pemberian CD pembelajaran (CD 1 dan CD 2) terhadap peningkatan hasil belajar istima>‘, maka pada pertemuan awal dan akhir dilakukan test. Obyek kajian penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh CD pembelajaran 1 dan CD pembelajaran 2 terhadap hasil belajar istima>‘, maka

metode penelitian eksperimen menggunakan rancangan factorial 2X2.27 Hal ini

dikarenakan secara teknik cukup efektif dan mempunyai kemanfaatan paraktis (produktif), khususnya dalam rangka memperoleh perbedaan pengaruh dan interaksi antara CD pembelajaran dan minat belajar terhadap hasil belajar

istima>‘.

Adapun rancangan faktorialnya adalah : Tabel I

Rancangan Eksperimen Faktorial 2X2

Keterangan:

A = Metode Pembelajaran

A1 = CD pembelajaran 1

27 L. R. Gay, Educational Research (New York: MacMillan Publishing Company, 1992),

298.

Metode Pembelajaran (A) Minat Belajar Tinggi (B1)

CD pembelajaran 1 (A1)

CD pembelajaran 2 (A2)

Minat Belajar Tinggi (B1)

A1B1 A2B1

Minat Belajar Rendah (B2)


(22)

A2 = CD pembelajaran 2

B = Minat Belajar

B1 = Minat Belajar Tinggi

B2 = Minat Belajar Rendah

5. Variabel Penelitian

Penelitian ini mengacu pada 3 (tiga) variabel, yaitu :

1. Media pembelajaran yang terdiri dari CD pembelajaran 1 dan CD

pembelajaran 2 = Variabel bebas (X1)

2. Minat belajar dilihat dari minat belajar = Variabel bebas (X2) 3. Hasil Belajar istima>‘ = Variabel terikat (Y)

6. Kalibrasi Instrumen Hasil Belajar Istima>‘

Validitas butir dilakukan untuk mengetahui butir soal yang memiliki kualitas yang baik untuk digunakan dalam mengumpulkan data. Uji validitas ini dilakukan setelah data ujicoba terkumpul dan dilakukan secara acak. Untuk menguji validitas butir untuk variabel hasil belajar (Y) menggunakan formula

Point Biserial.28 Mengacu pada jumlah respon ujicoba instrument 40 orang,

maka tabel yang dijadikan kriteria penerimaan adalah 0,444 pada α = 0.05. dengan demikian jika rhitung > rtabel, maka butir tersebut valid sebaliknya jika rhitung < rtabel, maka butir tersebut tidak valid.29 Reliabilitas menunjukkan

pada ketetapan (konsisten) dan nilai yang diperoleh kelompok individu dalam kesempatan yang berbeda dengan tes yang sama ataupun itemnya sepadan

(equivalen). Pengujian reliabilitas dari masing-masing instrument dalam penelitian ini dilakukan dalam dua tahapan yaitu sebelum dihilangkan butir-butir yang tidak valid, dan setelah dihilangkan butir-butir-butir-butir yang tidak valid. Perhitungan reliabilitas variabel hasil belajar istima>‘ ini menggunakan rumus KR-20. Untuk memperoleh konsistensi internal instrument hasil belajar istima>‘,

ditempuh pengujian daya pembeda (DP), dan tingkat kesukaraan (TK), dengan langkah-langkah pertama-tama skor responden diurut mulai dari skor tertinggi sampai rendah. Setelah itu diambil sebanyak masing-masing 100% dari responden yang memiliki skor tertinggi dan terendah (didapatkan masing-masing 20 responden) untuk dianalisis. Untuk efektifitas pengolahan data, baik pengujian validitas butir maupun realibilitas dari kedua instrumen dalam penelitian ini, secara lengkap dihitung menggunakan komputer dengan menggunakan program SPSS.

28 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka

Cipta, 1996), 162

29 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Rawamangun: Prenada Media


(23)

Responden pada ujicoba instrument adalah mahasiswa tingkat satu jurusan Pendidikan Bahasa Arab Universitas Negeri Jakarta sebanyak 20 orang, yaitu mahasiswa yang kelasnya tidak dikenai perlakuan. Responden diminta menjawab soal dengan durasi waktu 90 menit. Skor untuk jawaban yang benar diberi skor satu, dan salah diberi skor nol, hasil ini kemudian dianalisis

Analisis hasil uji coba setiap butir pertanyaan ditujukan untuk memperoleh butir pertanyaan yang baik bagi mahasiswa, baik yang mempunyai minat belajar tinggi maupun rendah. Daya beda ini pula yang dapat membedakan butir-butir pertanyaan yang mudah untuk dijawab ataupun yang sulit oleh mahasiswa tingkat satu jurusan Pendidikan Bahasa Arab UNJ.

Untuk efesiensi pengolahan data, baik pengujian validitas butir maupun reliabilitas dari kedua instrument dalam penelitian ini, secara lengkap dihitung menggunakan komputer dengan program SPSS.

Validitas butir dilakukan untuk mengetahui butir soal yang memiliki kualitas baik untuk digunakan dalam mengumpulkan data. Adapun soal yang diberikan sebanyak 30 soal, setelah dilakukan uji validasi ternyata soal yang valid sebanyak 25 soal dan sisanya dinyatakan tidak valid. Validitas ini dilakukan setelah data uji coba terkumpul. Untuk menguji validitas butir soal untuk variabel minat belajar (X2), dihitung dengan menggunakan korelasi

Product Moment dari Perason.30 Sedangkan untuk perhitungan reliabilitas

menggunakan rumus Alpha Cronbach. 31

7. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini, mencakup data mengenai hasil belajar istima>‘ (Y), dan minat belajar (X2). Data mengenai hasil belajar istima>‘

(Y) menggunakan tes objektif yang terdiri 4 (empat) pilihan, dengan teknik penskoran: berupa jawaban yang benar diberi skor satu, dan untuk jawaban salah diberi skor nol. Selanjutnya untuk kelayakan butir-butir soal yang digunakan dalam tes hasil belajar istima>‘ ditentukan berdasarkan hasil analisis butir soal berupa pengujian validitas, reabilitas, indeks kesukaran dan daya pembeda. Untuk minat belajar (X2) pemberian skor menggunakan skala likert dengan lima alternatif pilihan jawaban.

Bobot masing-masing alternatif tanggapan adalah sebagai berikut:

1. Sangat Sering (SS) diberi skor 5 (lima)

2. Sering (S) diberi skor 4 (empat)

3. Kadang-kadang (KK) diberi skor 3 (tiga)

30 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, 20. 31 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, 25.


(24)

4. Jarang (J) diberi skor 2 (dua) 5. Tidak Pernah diberi skor 1 (satu) F. Instrumen Penelitian

1. Hasil Belajar Istima>‘

a. Definisi Konseptual

Hasil belajar istima>‘ adalah kemampuan yang dimiliki mahasiswa setelah mengikuti proses pembelajaran istima>‘ yang diarahkan pada pencapaian kemampuan kognitif dengan indikator mengingat, pemahaman, penerapan, analisis , evaluasi, dan menciptakan.

b. Definisi Operasional

Hasil belajar istima>‘ adalah skor penguasaan materi yang dicapai mahasiswa setelah mengikuti program pembelajaran dalam rentang tertentu yang berdasarkan indikator : mengingat (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), evaluasi (C5), dan menciptkan (C6).

c. Kisi-kisi Instrumen hasil belajar Istima>‘

Tabel 2 Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar Materi Indikator

Bentuk Soal No. Soal Jml. Soal 1.Menyimak/is tima Memahami informasi secara lisan melalui kegiatan mendengarkan paparan dan dialog tentang perkenalan diri 1.1.Mengide ntifikas diri sendiri dalam سفنلاب فراعت اهم ةلئاع  Menja wab pertan yaan dengan benar tentan g اهم.

PG 1-10 10

Memahami makna kata, frase atau kalimat tentang مساوم  Menja wab soal tentan


(25)

Memahami makna kata, frase atau kalimat tentang ةلئاع دلاخ

Menjawa b soal tentang kehidupa n دلاخ dan keluarga

nya PG 16-23 8

Memahami makna kata, frase atau kalimat tentang

اهم ةليمز عم

Menjawa b soal tentang

ةليمز PG 24-30 7

2. Minat Belajar

a. Definisi Konseptual

Minat belajar adalah suatu faktor yang berasal dari dalam diri manusia dan berfungsi sebagai pendorong dalam berbuat sesuatu yang akan terlihat

pada indikator ‚dorongan dari dalam‛, ‚rasa senang‛, ‚memberi perhatian‛ dan ‚berperan serta dalam kegiatan‛.

b. Definisi Operasional

Minat belajar istima>‘ adalah skor yang diperoleh mahasiswa setelah dan mengikuti pembelajaran istima>‘ dan mengisi angket minat belajar

istima>‘. Syarat pernyataan responden terhadap instrumen yang diberikan kepada mereka dan diukur melalui indikator :

1. Keinginan untuk belajar 3. Memberi perhatian

2. Rasa senang 4. Berperan serta dalam kegiatan

c. Kisi-kisi Instrumen minat belajar

Tabel 3 Kisi-kisi Instrumen minat belajar (sebelum dihitung uji validitas)

No Indikator No Soal Negatif No Soal Positif Jumlah Soal

1

Keinginan

untuk 5,6,8,10,14, 1,3,4,7,9, 16

Belajar 19,31,33,43. 11,41

2 Rasa senang 16,17,20,23, 15,18,21,22, 13

26 24,25,42,44


(26)

perhatian

34,36,46 38,39,40,45

4 Berperan serta 49 2,37,47,48, 6

dalam

kegiatam 50

Setelah peneliti melakukan uji validitas dengan menggunakan SPSS maka diperoleh instrumen minat belajar yang valid sebagai berikut:

Tabel 4 Kisi-kisi instrumen minat belajar (setelah dihitung uji validitas)

G. Teknik Analisa Data

Suharsini Arikunto menjelaskan 32 analisis data adalah pengolahan data

yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang diambil. Setelah diyakini instrumen yang digunakan memiliki kelayakan dan kehandalan sesuai dengan

32 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek , 236.

N o

Indikator Soal

Negatif Soal Negatif Valid Soal Positif Soal Positif Valid

Jmlh Jmlh

Valid

1 Keinginan

5,6,8,10 ,14,

5,6,8,19,31

,43. 1,3,4,7,9,

1,3,4,7,9,1

1,41. 16 12

Untuk belajar

19,31,3

3,43. 11,41.

2 Rasa senang 16,17,2 0,23, 16,20,23,2

6. 15,18,21,

15,18,22,2

5,42 13 10

26. 22,24,25, 44.

42,44.

3 Memberi

27,28,3 0,32,

27,30,32,3

4,36 12,13,29,

12,13,29,3

5, 15 12

Perhatian

34,36,4

6. 46. 35,38,39, 38,40.

40,45.

4

Berperan

serta 49. 49. 2,37,42,

2,37,47,48,

50. 6 6

Dalam


(27)

harapan, selanjutnya instrumen tersebut disebarkan kepada responden. Hasil jawaban yang diberikan oleh masing-masing responden dianalisa melalui teknik analisa data menggunakan kaidah statistik.

1.Teknik Analisa Deskriptif

Teknik analisa data dibagi dalam dua katagori diantaranya teknik analisis deskriptif dan teknik analisis diferensial, dalam analisis deskriptif data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi maupun histogram, selanjutnya dihitung nilai rata-rata, median, modus, simpangan baku dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

: batas bawah median

: jumlah semua frekuensi dengan data kelas median : jumlah kelas median

Keterangan:

: batas bawah kelas modus

: frekuensi kelas modus dikurangi kelas interval dengan data kelas lebih kecil

dikurangi frekuensi kelas dengan tanda lebih besar sesudah kelas modus : frekuensi kelas modus dikurangi kelas interval dengan data kelas lebih

besar sesudah kelas modus : interval kelas modus

2. Uji Persyaratan Analisa Data

a. Uji Normalitas

Sebelum dilakukan hipotesis, berdasarkan data-data yang terkumpul dari hasil penelitian, data tersebut terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan


(28)

program SPSS yaitu dengan kolomogorof smirnof dengan a= 0,05 dengan jumlah responden sebanyak 40 orang dengan hipotesis pengajuan normalitas sebagai berikut:

Ho: data berdistribusi normal H1: data berdistribusi tidak normal

Kriteria pengujian dengan menggunakan nilai probabilitas (sig) Terima Ho: Jika nilai probabilitas > 0,05 yang berarti data berdistribusi normal

Tolak Ho: Jika nilai probabilitas < 0,05 yang berarti data berdistribusi tidak normal.33

Uji Normalitas data dilakukan dengan uji liliefors dengan ketentuan berikut, jika nilai L h > L t maka data berasal dari populasi normal, sebaliknya jika tidak memenuhi persyaratan tersebut maka data bukan berasal dari populasi normal. nilai Lh diperoleh dari rumus liliefors sebagai berikut:.34

s

x

x

z

i

i

Keterangan:

: data dari setiap sampel : rata-rata

: simpangan baku

Data hasil penelitian berdistribusi normal bila harga L hitung > L tabel, dengan taraf signifikan = 0,05.

b. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas untuk menguji kelompok variansi berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas didasarkan melalui uji barlets.35

Kriteria pengujian dengan menggunakan nilai probabilitas (sig) Terima Ho: Jika nilai probabilitas > 0,05 yang berarti data homogen

33 Joko Sulistyo, 6 Hari Jago SPSS 17 (Jakarta: Cakrawala,2010), 102.

34 Santoso M dan Nana K, Statistika Terapan: Metode Statistika (Jakarta: PPs UNJ,

1999), 19.


(29)

Tolak Ho: Jika nilai probabilitas < 0,05 yang berarti data berdistribusi tidak homogen.36

Data penelitian dapat disimpulkan jika variansi data yang digunakan adalah homogen dan jika sig hitung > sig tabel untuk taraf signifikan 0,05.

3. Hipotesis Statistik

a. Terdapat pengaruh penerapan CD Pembelajaran 1 dan CD

Pembelajaran 2 terhadap hasil belajar pada mata kuliah istima>‘

pada mahasiswa tingkat satu jurusan Pendidikan Bahasa Arab Universitas Negeri Jakarta.

Hipotesis Statistiknya

Ho : µ A1 = µ A2 (Tidak ada pengaruh antara CD pembelajaran terhadap hasil belajar istima>‘ mahasiswa).

H1 : µ A1 ≠ µ A2 (terdapat pengaruh antara CD pembelajaran terhadap hasil belajar istima>‘ mahasiswa).

b. Terdapat pengaruh minat belajar tinggi dan minat belajar rendah

terhadap hasil belajar istima>‘ mahasiswa tingkat satu jurusan Pendidikan Bahasa Arab Universitas Negeri Jakarta.

Hipotesis Statistiknya

Ho : µ B1 = µ B2 (Tidak ada pengaruh antara minat belajar terhadap hasil belajar istima>‘ mahasiswa).

H1 : µ B1 ≠ µ B2 (Terdapat pengaruh CD pembelajaran terhadap

hasil belajar istima>‘ mahasiswa).

c. Terdapat interaksi antara penerapan CD pembelajaran 1 dan CD pembelajaran 2 dan minat belajar terhadap hasil belajar istima>‘

mahasiswa tingkat satu jurusan Pendidikan Bahasa Arab Universitas Negeri Jakarta.

Hipotesis Statistiknya

Ho : INT. A X B = 0 (Tidak ada pengaruh interaksi antara CD pembelajaran dan minat belajar mahasiswa terhadap hasil belajar

istima>‘ ).

H1 : INT. A X B ≠ 0 (Terdapat pengaruh interaksi antara CD pembelajaran dan minat belajar mahasiswa terhadap hasil belajar

istima>‘ ).


(30)

H. Sistematika Pembahasan.

Untuk memperoleh gambaran yang utuh dan menyeluruh, tesis ini ditulis dengan menggunakan sistematika pembahasan sebagai berikut:

Pada Bab Pertama penulis menyajikan Pendahuluan yang mencakup latar belakang penulisan tesis, permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan tesis, mencakup juga (identifikasi masalah, pembatasan masalah, dan perumusan masalah), tujuan penelitian tesis, manfaat yang didapat dari penulisan tesis, kajian pustaka yakni membahas tentang siapa saja yang telah menghasilkan karya-karya yang berkaitan dengan tema yang penulis bahas, metodologi penelitian, dan sistematika pembahasan.

Pada Bab kedua, penulis membahas tentang media dan Perolehan Kompetensi Menyimak. Bab ini terdiri dari beberapa sub bab; media meliputi:

Proses belajar mengajar dan peranan media dalam pembelajaran, penulis

memberikan pemahaman peranan dan kebutuhan proses belajar mengajar terhadap penggunaan media, Pembelajaran bermedia komputer, di dalamnya penulis menghadirkan pengertian pembelajaran bermedia komputer, komponen strategi pembelajaran bermedia komputer, lalu dilanjutkan dengan menyimak sebagai salah satu kemahiran berbahasa di dalamnya penulis menghadirkan kemahiran berbahasa yang terdiri dari menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan batasan dan tujuan menyimak, dan yang terakhir pada sub ini penulis memaparkan strategi pembelajaran dan penilaian menyimak yang didalamnya terdiri dari strategi pembelajaran menyimak, aktivitas-aktivitas kegiatan menyimak, media dalam pembelajaran menyimak, hasil belajar bahasa Arab dan minat.

Pada Bab ketiga, penulis mulai membahas tentang media-media yang dipergunakan dalam pembelajaran istima>‘, Bab keempat, penulis menganalisis efektivitas penggunaan CD pembelajaran 1 dan CD pembelajaran 2, pengaruh minat terhadap hasil belajar istima>‘ dan menyimpulkan media mana yang lebih tepat untuk digunakan pada pelajaran istima>‘ di Universitas Negeri Jakarta, terakhir yakni bab kelima, penulis mencakup tentang kesimpulan singkat dari apa yang sudah penulis bahas dari keseluruhan bab-bab sebelumnya.


(31)

Kemampuan menyimak dalam bahasa Arab merupakan kemampuan yang sangat sulit dimiliki oleh mahasiswa. Ironisnya para dosen bahasa Arab dalam proses belajar mengajar masih banyak menggunakan metode ceramah.1

Dosen kurang memperhatikan penggunaan media pada mahasiswa dalam mendengarkan lah}jah langsung dari penutur asli. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dalam kemampuan menyimak perlu kiranya seorang dosen

mulai menggunakan alat bantu seperti media.2

A. Media Dalam Pembelajaran Menyimak.

Banyak batasan yang diberikan manusia tentang media, menurut Arief Sadiman, media merupakan bentuk dan saluran yang digunakan orang

untuk menyalurkan pesan atau informasi saja.3 Adapun menurut Niken Ariani

beranggapan bahwa media merupakan suatu bentuk komunikasi baik tercetak

maupun audio-visual serta peralatannya yang disampaikan kepada publik.4

Istilah media yang merupakan bentuk jamak dari medium (bahasa latin yang berarti sesuatu yang dipakai untuk menyampaikan atau membawa sesuatu) yang secara harfiyah berarti perantara atau pengantar.5 Sedangkan

David Olson mengatakan Kata medium sebagai teknologi untuk menyajikan, merekam, membagi dan mendistribusikan simbol melalui rangsangan indra tertentu, yang disertai dengan penstrukturan informasi.6 Medium juga diartikan sebagai alat untuk mendistribusikan dan mempresentasikan informasi, jadi subyek media adalah informasi yang bisa dipresentasikan kepada manusia, secara sederhana presentasi informasi itu sering dikategorikan sebagai ilmu pengetahuan.7

Danin Sudarwan berpendapat bahwa media adalah seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh dosen atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan mahasiswa atau peserta didik.8 Menurut Andleigh and Thakrar, teknologi yang dikembangkan dalam pendidikan adalah seni

1 Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2004), 122-123.

2 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003), 4. 3Arief Sadiman, dkk, Media Pendidikan(Jakarta: Rajawali Pers, 2009), 6.

4Niken Ariani dan Dany Haryanto, Pembelajaran Multimedia di Sekolah (Jakarta:

Prestasi Pustaka, 2010), 10.

5 Association for Educational Communication and Technology, Definisi Tekhnologi

Pendidikan (Jakarta: CV Rajawali, 1986), 21.

6 David Olson, The Forms of Expression, Communication, and Education (Chicago:

National Society for The Study of Education, 1974), 12.

7 Niken Ariani dan Dany Haryanto, Pembelajaran Multimedia di Sekolah, 1. 8 Danin Sudarwan, Media Komunikasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 7.


(32)

pengambilan gambar (imaging) dan mempresentasikan bahan dasar yang tidak dapat digantikan dengan aplikasi yang akan terus berkembang untuk menciptakan kombinasi yang efektif dari teks, gambar, suara, dan video yang akhirnya menciptakan apa yang dinamakan dengan media interaktif.9 Adapun

media menurut Asnawir dan Basyirudin adalah sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan

audience (mahasiswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya 10.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa media adalah suatu alat yang digunakan oleh dosen untuk menyalurkan pesan kepada mahasiswanya guna menciptakan suasana pembelajaran yang lebih efektif, menarik dan efisien.

Dalam kehidupan manusia mengandung benih-benih pengetahuan secara materi maupun spiritual yang melimpah, pengetahuan tersebut menuntut dipecahkan segala rahasia dan kebenarannya oleh manusia. Dengan

pemikirannya sebagai ‚tongkat eksistensinya‛, manusia memiliki kemampuan untuk mempelajari dan memahami kebenaran tersebut secara universal. Ini semua jelas merupakan suatu proses perjalanan kehidupan peradaban umat manusia sejak awal mula sampai zaman sekarang ini, sejak zaman purba sampai zaman modern sekarang ini, begitu kompleks gerak peradaban manusia tersebut.

Penemuan-penemuan yang banyak ditemukan dalam kehidupan menuntut setiap manusia untuk dapat memecahkan secara rasional sehingga menumbuhkan suatu ide atau informasi yang selalu berkembang pada saat ini sehingga menuntut dipromosikan seluas-luasnya dan secepat-cepatnya. Hal ini

yang menentukan ‚way of life‛ (pandangan hidup) manusia. Siapa yang dapat

mempelajari dan memahami pengetahuan dengan cepat, luas dan akurat, ia akan eksis dalam menjalani kehidupan yang semakin berkembang pesat saat ini. Adapun yang tidak mampu menguasai dan memahami pengetahuan, maka ia akan tertinggal jauh, tak mampu bertahan hidup dan menjalani kehidupan dalam kondisi yang memperihatinkan.

Pengetahuan adalah suatu kekuatan (power) dan juga motivasi dalam

kehidupan umat manusia. Niken Ariani berpendapat pengetahuan adalah jalan kebenaran, kebaikan, dan pembela kehidupan.11 Tanpa pengetahuan manusia

tak tahu harus bagaimana menjalani dan mengisi kehidupannya. Pengetahuan

9 Andleigh Prabhat K and Thakrar Kiran, Multimedia System Design (New Jersey:

Prentice-Hall, 1996), 9.

10 Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),

11.

11


(33)

jelas mempengaruhi daya moralitas dan spiritualitas manusia. Moralitas dan kerohanian merupakan alat kontrol dalam diri manusia untuk membedakan hal yang baik dan buruk dalam kehidupan.

Berbagai macam peralatan dapat dipakai oleh seorang dosen dalam menyampaikan pesan kepada mahasiswa melalui penglihatan dan pendengaran

untuk menghindari verbalisme yang mungkin terjadi kalau hanya menggunakan

alat bantu audio atau visual dalam proses pembelajaran,12 adapun klasifikasi

tersebut dikenal dengan kerucut pengalaman yang tergambar sebagai berikut:13

Menurut Azhar Arsyad pada jenis kerucut Dale tersebut bukanlah tingkat kesulitan, melainkan jumlah keabstrakan jenis pancaindera yang turut serta selama penerimaan isi pengajaran atau pesan.14

Tanpa moralitas dan mental spiritualitas yang memadai, pengetahuan manusia setinggi apapun tak akan memberikan kemuliaan dan kebahagian dalam hidupnya. Ia hanya akan menjadi musuh-musuh kehidupan dan

kemanusiaan.15 Manusia yang memiliki pengetahuan seyogyanya mencintai

kehidupan, kebaikan serta kebenaran menyeluruh, bukan masalah cenderung

destruktif, sombong bahkan menjadi manusia tidak berbudi, keji, bahkan tega menumpahkan darah sesama manusia.

Teknologi itu jelas hanyalah sebuah benda yang selalu mengukir sejarah secara inovatif. Menurut Yusuf Hadimiarso teknologi adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dengan bantuan

12

Arief Sadiman, dkk, Media Pendidikan , 8. 13 Arief Sadiman, dkk, Media Pendidikan , 8. 14 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, 10.


(34)

akal dan pikiran manusia.16 Kelemahan dan keterbatasan kemampuan manusia dapat ditutupi (covered) dan ditopang dengan bantuan teknologi, tujuan penggunaan teknologi tersebut agar segala aktivitas (actus, action) yang dilakukan manusia menjadi lebih mudah, cepat, efektif, akurat dan menghasilkan hasil yang maksimal.

Seiring berjalannya waktu teknologi berperan menjadi presentator-presentator dari berbagai macam informasi yang sangat mengagumkan, sangat kreatif dan inovatif. Internet misalnya bukan rahasia lagi menjadi penerobos berbagai situs informasi yang mampu menggali pengetahuan dari seluruh penjuru dunia.

Akan tetapi, harus diingat media internet juga memiliki kelemahan, hal tersebut disebabkan karena tidak ada pengontrolan dalam penggunaannya yang berakibat pada terkikisnya moralitas yang mungkin dialami oleh penggunanya (manusia).

Metode teknologi dan metode ceramah pun sering berbeda dan bertolak belakang dan tidak selaras dalam mempresentasikan informasi dan pengetahuan. Sekitar 80% mahasiswa mengomentari bahwa metode ceramah

yang cenderung ‚top down‛ sentralistik dari para dosen di kelas cenderung

sangat membosankan sekalipun sudah bertendesi ‚student oriented‛ atau

‚student center‛, tekesan formal, dan sangat minim prosentase daya serap

materi dan atensi peserta didik.17 Ini jelas tidak prospektif, aktual dan nyaman

lagi dalam pembelajaran.

Jika pengajar tidak mampu kreatif dengan sarana-sarana yang terbatas tersebut, maka para mahasiswa dan materi kuliah tak akan terkoneksikan secara maksimal dan utuh. Jika pembelajaran berlangsung seperti itu maka pembelajaran akan tidak efektif dan terkesan hanya buang-buang waktu, tenaga, dan pikiran kedua belah pihak saja. Menurut Azhar Arsyad media berperan untuk menyampaikan informasi dan komunikasi antara dosen dan mahasiswa.18

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa sudah selayaknya kalau media tidak lagi kita pandang sebagai alat bantu belaka dalam pembelajaran, tetapi haruslah mulai digunakan sebagai alat penyalur pesan, gagasan dari pengirim suatu pesan materi (dosen) kepada penerima materi (mahasiswa). Hal ini disebabkan karena penggunaan media dalam pembelajaran dapat membantu para mahasiswa dalam menangkap pesan yang diberikan oleh dosen.

16Yusuf Hadimiarso, Menyemai Benih Tekhnologi Pendidikan (Rawamangun: Prenada

Media,2005), 131.

17 Niken Ariani dan Dany Haryanto, Pembelajaran Multimedia di Sekolah, 4. 18 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, 4.


(35)

Program media yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah CD pembelajaran yang hanya menggunakan suara, teks dan gambar saja dan CD pembelajaran yang mensinergikan atau mengkombinasikan berbagai unsur (misalnya teks, audio, video, gesture, dsb) yang terintegrasi dalam suatu paket pembelajaran melalui sistem komputer. Program sengaja dirancang dalam dua bagian (segmen), hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari kedua CD pembelajaran tersebut. Adapun program tersebut secara fisik dibuat dalam bentuk media CD pembelajaran.

Pembelajaran dengan menggunakan media biasanya ditujukan untuk pembelajaran individual. Dalam penelitian ini akan diuji cobakan untuk pembelajaran klasikal pada perkuliahan. Sejalan dengan ide tersebut, Yusufhadi Miarso menyatakan bahwa media adalah sesuatu alat yang memberikan

rangsangan dan sangat mudah digunakan di dalam kelas‛.19

Selain itu Tjeerd beranggapan media yang interaktif adalah suatu sistem yang dapat digunakan bersama komputer yang menghasilkan sarana seperti teks, grafik, suara dan video dan sangat berpotensi dalam membantu proses pembelajaran.20

Karena penggunaan media yang interaktif berhubungan dengan komputer, menurut Seels dan Richey teknologi berbasis komputer, baik perangkat keras maupun lunak umumnya mempunyai beberapa karakteristik antara lain: (a) bisa digunakan dalam pola acak atau nonsequencials (tidak berurutan) juga linear, (b) bisa digunakan melalui cara yang diharapkan oleh mahasiswa dan melalui cara yang direncanakan oleh pengembang, (c) ide biasanya disajikan dalam pola abstrak dengan kata simbol dan grafis, (d)

prinsip-prinsip ilmu pengetahuan kognitif diaplikasi selama pengembangan dan

(e), pembelajaran bisa terpusat pada mahasiswa dan melibatkan interaksi antar mahasiswa21.

1. Proses Belajar Mengajar Dengan Media

Untuk mencapai hasil yang diinginkan suatu materi pembelajaran harus didesain sedemikian rupa sehingga mengakomodasi banyak tipe pembelajaran, gaya belajar dan bukan hanya menunjukkan gaya mengajar pengajarnya. Salah satu cara yang efektif untuk mencapai hal ini adalah melalui

19 Yusuf Hadimiarso, Menyemai Benih Tekhnologi Pendidikan (Rawamangun: Prenada

Media,2005), 457.

20 Tjeerd Plomp and Ely Donald, International of Instructional Technology (New York:

Elsevier science, ltd, 1996), 440.

21 Seels Barbara and Richey, Instructional Technology: The Definition and Domain of


(36)

penggunaan berbagai macam media yang variatif yang disesuaikan dengan gaya belajar.

Menurut dual coding theory, semua informasi diproses melalui dua channel yang independen. Yaitu channel verbal seperti teks dan suara dan chanel visual seperti diagram, animasi dan gambar.22

Sebagai contoh, informasi yang menggunakan kata-kata (verbal) dan ilustrasi visual yang relevan memiliki kecenderungan lebih mudah dipelajari dan dipahami dari pada informasi yang hanya menggunakan teks, suara, perpaduan teks dan suara, atau ilustrasi.

Dalam era yang sudah canggih seperti pada masa sekarang ini tentu saja metode ceramah sudah tidak relevan dalam pembelajaran. Seyogyanya pada saat ini para dosen, khususnya dosen bahasa Arab sudah mulai mempergunakan media yang interaktif sebagai alat penyalur pesan dari dosen kepada mahasiswa.23

Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Kendala seorang dosen pada saat ini masih didominasi oleh metode ceramah dalam proses belajar mengajar sehingga menyebabkan suasana belajar menjadi membosankan dan berlangsung kurang menarik.

Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media antara lain : (a) tujuan pembelajaran, (b) jenis tugas dan respon yang diharapkan dapat dikuasai oleh mahasiswa setelah pembelajaran berlangsung dan (c) konteks pembelajaran termasuk karakteristik mahasiswa. Meskipun demikian dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran seperti CD adalah alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi kondisi, iklim dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh para dosen di dalam Lab.

Menurut Azhar Arsyad media berfungsi untuk tujuan intruksi dimana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan mahasiswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi.24 Materi yang dirancang lebih sistematis dan

psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar akan dapat menyiapkan instruksi yang efektif dan akurat. Di samping menyenangkan, media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan perorangan bagi setiap mahasiswa.

22 Niken Ariani dan Dany Haryanto, Pembelajaran Multimedia di Sekolah, 55. 23 Arief S Sadiman, Media Pembelajaran, 10.


(37)

Tentu saja dalam pemilihan media sebagai metodologi yang dapat membantu dalam memperbaiki hasil belajar mempunyai alasan. Azhar Arsyad berpendapat terdapat empat peranan media dalam pendidikan, antara lain: (a)

atensi, dimana media dapat menarik dan mengarahkan mahasiswa terhadap

pelajaran, (b) afektif, dimana media dapat menggugah emosi dan sikap

mahasiswa terhadap pelajaran, (c) kognitif, dimana media dapat membantu mahasiswa untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam pelajaran, dan (d) kompensantoris, dimana media dapat membantu mahasiswa yang lemah dalam membaca untuk memahami suatu teks bacaan.25

Sedangkan menurut Arief Sadiman berpendapat bahwa media dapat: (a) memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik, (b) mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, (c) mengatasi sikap pasif mahasiswa

dan (d) memberikan rangsangan, pengalaman dan persepsi yang sama.26

Adapun menurut Niken Ariani dan Dany Haryanto membagi perana media dalam 5 peranan, antara lain: (a) memberikan pengalaman baru dan menyenangkan baik bagi dosen maupun mahasiswanya, (b) mengejar

ketertinggalan dalam iptek di bidang pendidikan, (c) membangkitkan motivasi

belajar para mahasiswa, (d) membantu membentuk model mental yang akan membantunya untuk memudahkan memahami suatu konteks dan (e) mengikuti kemajuan dan perkembangan iptek.27

Dan terakhir menurut Martinis Yami dan Bansul ansari membagi peranan media kedalam 8 peranan, antara lain: (a) penyampaian materi perkuliahan dapat diseragamkan, (b) proses pembelajaran menjadi lebih menarik, (c) proses belajar mahasiswa menjadi interaktif, (d) jumlah waktu belajar mengajar bisa dikurangi, (e) kualitas belajar mahasiswa dapat ditingkatkan, (f) proses belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, (g) mahasiswa bersikap positif terhadap perkuliahan, dan (h) peran dosen dapat berubah kearah yang produktif.28

Pendapat lain dari Nasir Ibn ‘Abdul ‘Aziz Dawud media mempunyai

peranan pendidikan antara lain: (a) media berfungsi untuk memberikan perhatian kepada mahasiswa yang merupakan kebutuhan untuk pembelajaran, kalau dilihat sesungguhnya teknologi media dipergunakan seperti dalam film-film pendidikan, gambar-gambar, contoh-contoh pembelajaran yang memberikan informasi-informasi. Para mahasiswa mengambil makna dan

25 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, 17. 26 Arief S. Sadiman, Media Pembelajaran, 17.

27 Niken Ariani dan Dany Haryanto, Pembelajaran Multimedia di Sekolah, 12.

28 Yamin Martinis dan Ansari I. Bansu, Taktik Mengembangkan Individu Siswa


(38)

kesimpulan dari film dan gambar yang mereka lihat yang menjadi perhatian dan tujuan utama media, (b) mahasiswa menjadikan media sebagai suatu alat untuk memahami suatu materi perkuliahan, (c) media pembelajaran ini dapat membantu para mahasiswa dalam memahami suatu pengetahuan, (d) teknologi media yang interaktif memberikan kesempatan kapada mahasiswa untuk melihat, mendengar, berangan-angan dan latihan berfikir sehingga mereka dapat memahami ilmu yang sedang mereka pelajari. Oleh sebab itu, media tercantum dalam penggunaan dalam pembelajaran yang dialami secara kuat (permanen learning), (e) seperti sebuah permulaan yang baik, teknologi media ini digunakan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan oleh dosen dalam materi perkuliahan, teknologi media juga membuat mahasiswa menjadi lebih paham dan (f) teknologi media berfungsi untuk membantu mahasiswa dalam

pembelajaran untuk mengetahui perbedaan di antara para mahasiswa. 29

Seperti diketahui bahwa setiap mahasiswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Untuk dapat merealisasikan kemampuan mereka ke tingkat yang lebih tinggi maka dibutuhkan media dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu, Penjelasan tentang teori untuk para dosen dan memaparkan sedikit contoh maka bertambahlah pemahaman para mahasiswa dari segi pengetahuan yang terlihat misalnya: menonton film-film, mereka membutuhkan teknologi media untuk pemahaman yang baik dan benar dalam pembelajaran.

Untuk mengurangi metode ceramah yang masih mendominasi dunia pendidikan pada saat ini, maka dapat dikatakan bahwa penggunaan media adalah suatu cara yang tepat dalam pembelajaran. Media itu sendiri merupakan alat yang praktis, mudah, menarik dan efissien dalam membantu proses belajar mengajar sehingga dapat dikatakan dengan menggunaan media dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar secara signifikan.

2. Strategi Pembelajaran Bermedia Komputer

Sebagaimana yang telah diketahui, strategi pembelajaran adalah perpaduan dari urutan kegiatan antara cara pengorganisasian materi perkuliahan, mahasiswa, peralatan, bahan serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Strategi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas empat komponen, yaitu: 1) urutan kegiatan pembelajaran, 2) metode pembelajaran, 3) media pembelajaran, dan 4) waktu.

29 Nasr bin ‘Abdul ‘Azis, Wasa>’il Ta‘limi wa A‘laqatuha bi Taqbili T}ullab lilmaddah


(1)

Indexs

128

Wolfgang Schnotz 8

William Francis Mackey 79, 82, 83 William Littlewood 99, 100, 102 Yamin Martinis dan Ansari I Bansu 50 Yusuf Hadimiarso 28, 70, 71, 72, 77 INDEKS ISTILAH

Afektif 30, 57 Atensi 30 At-

Ta‘

bir

39, 40 Audio 28 Behavioristik 34 Bilingualisme 3 CAI , 75, 76 CALL 34 Covered 27

Drill 80, 82, 99, 103 Eksploratif 97, 115, 116 Elaborasi 48

Headphone 67

Intonasi 80, 82, 83, 105

Istima 3, 9, 10, 78, 87, 91, 92, 111, 116 Kognitif 29

Konsentratif 97, 115, 116 konservatif, 97, 115 Listen 82

Media, 1, 4, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 23 Medium 24

Multimedia, 4, 7, 8, 9, 23, 75 Performance, 50

Tipologi 9 Variatif 4, 5 Verbalistik 31 Visual 9

INDEKS TEMPAT Jakarta 1, 2, 3, 5, 7, 9 Makasar 8


(2)

Ainin, Moch.,

Metodologi Penelitian Bahasa Arab

(Malang: Hilal Pustaka, , cet 1 2007).

Administrator, ‚Mengapa Pengajaran Bahasa Kita Gagal?,(6 Septembe 2007) http://.almuslim.web.id/indeks.php?option=com_content&task=view&id=4&It emid=1&PHPSESSID=25ca529870184a1e8e12a9ecb264282e.

Akhaidah, Sabarti,

Evaluasi dalam Pengajaran Bahasa

(Jakarta:Depdikbud, 2000).

Alessi, Stephen M. And Trollip, S.R.,

Computer Based Instruction: Method and

Development

(New Jersey: Prentice Hall, 1991).

Andleigh, Prabhat K dan Thakrar, K.,

Multimedia System Design

(New Jersey : Prentice-Hall, 1996).

Anis, Ibrahim,

Al-Lugah bayna al-Qawmiyyah wa al-

‘Alamiyyah

(Mesir: Dar al-Ma’arif, 1970).

Anastasi, Anne,

Psychological Testing, 7 th ed.

Alih Bahasa oleh Robertus Hariono (Jakarta: Prenhalindo, 2002).

Asnawir dan Basyiruddin Usman,

Media Pembelajaran

(Jakarta: Ciputat Pers, 2002).

Atabik, Ali, dkk,

Kamus kontemporer Arab Indonesia

(Yogyakarta: Multi Karya Grafika, 1998).

Ariani, Niken dan Dany Haryanto,

Pebelajaran multimedia di Sekolah

(Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010).

Arikunto, Suharsini,

Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek

(Jakarta: Rineka Cipta, 1996).

Arsyad, Azhar,

Media Pembelajaran

(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003). ---,

Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya

(Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2004).

Arsyad, Maidar G. dan Mukti U.S,

Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa

Indonesia

(Jakarta: Erlangga, 1991).

Azies, Furqonul dan Chaedar Alwasilah,

Pengajaran Bahasa Komunikatif

: Teori dan Praktek (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996).

‘Aziz, Sharha>n Abdu bin Jama<l,

Wasa<

’il Ta‘

li<mi<yah Wa Mustajda<tu

Tiknu<lu<jiya< At-

Ta‘

li<mi

(Mamlakatul ‘Arabiyah: Ja<miah Imam Muhamad ibnu Su’u<d Al-Isla<mi).

‘Azis, Sholeh Abdul, http://www.arabiccl.org/tajareb.php (monday, mar 15th 2004).

‘Azis, Abdul bin Nasr,

Wasa

>’il Ta‘

lim

i wa A‘

laqotuha bi Taqbili T}ullab


(3)

Daftar Pustaka

124

Barbara, Seels and Richey,

Instructional Technology: The definition and

Domain of the Field

(Washington DC: AECT, 1994).

Brown, H., Douglas,

Principle of Language Learning

(New York: Harcourt brace & world,1980).

Celce-Murcia Marianne,

Teaching English as a second or foreign Language

(USA: Heinle & Heinle, 2001).

Chaer, Abdul

, Linguistic Umum

(Jakarta :Rineka Cipta, 1994)

Dawson, Mildred A, Guiding Language Learning (New York: Harcourt, Brace and World, 1963).

Departemen Pendidikan Nasional,

Kamus Besar Bahasa Indonesia ,

(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008).

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

Kurikulum Sekolah Menengah

Umum Mata Pelajaran Bahasa Arab

(Jakarta: 1996).

Dewi Irma, Kampus_pra@yahoo.com, artikel diakses pada tanggal 6 September 2007.

Dhieni

,

Nurbiana,

Metode Pengembangan Bahasa

(Jakarta: UT, 2006).

Dulay, Burt, and Krashen,

Languages Two

(New York: Oxford Univ Press, 1982).

Allen, Edward David dan Rebecca M. Valette,

Clasroom techniques: Foreign

Languages and English as a Second Language

(New york: Harcourt Brace Jovanovich, 1977).

Efendi, Ahmad Fuad,

Metodologi Pengajaran Bahasa Arab

(Malang: Misykat, 2003).

Fathi, Ali Yunus dan Abdu al Rauf Muhammad,

al-

Marji’ fi> Ta’lim al

- Lughah

al-

Ar’abiyah lil Ajnabi

(al-Qa>hirah: Maktabah Wahibah, 2003). Francis, William Mackey,

Language Teachiing Analysis

(Longman: Longman,

1976).

Gagne, R., M.,

The Condition of Learning & Theory of Instruction

(New York: CSB College Publishing, 1985).

Hunt, Gary T.

Public Spraking, Englewood Cliffs

(New Jersey: Prentice-Hall Inc, 1981).

Ghulayin, Mus}tofa,

Ja<mi‘ Ad

-Duru<s AL-

A‘

rabiyyah

(Qa<hirah: Da<rul Hi<syam, 2005).

Hadiyanti,

Membudayakan Kebiasaan Menulis

(Jakarta: PT. Fikahati Aneska, 2001).

Harmer, Jeremiy

The practice of English Languages Teaching

(England: Longman, Cet 3, 2001).

Hede and others,

Toward a Generation With Multimdia Learning Research


(4)

Heinich, R., M. Molenda, dan J.D. Russell,

Instructional Media and The New

Technologies of Instruction

(New York: John Wiley & Sons, 1996). Hofstetter, Fred T.,

Multimedia Literacy

(New York: McGraw-Hill, 2001). Iskandarwassid dan Sunendar Dadang,

Stategi Pembelajaran Bahasa

(Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 2008).

Jami‘ah ar Riyadh,

as-Sijl al-

‘Ilmi li an

-Nadwah al-

‘A>lamiyyahal

-U>la> li

Ta‘

li>mi al-

‘Arabiyyah li G

air an-Na>t{iqi>n biha

> (Riyadh: Maktabi’ jami’ah ar Riyadh, 1978).

Littlewood, William,

Comunicative Lnguage Teaching

(New York: Cambridge University Press, 1983).

Ahmad, ‚Pengembangan Multimedia Interaktif Untuk Pembelajaran Tipografi‛, (tesis S2, UNJ Jakarta, 2008).

Saefuddin, ‚Bilingualisme masyarakat dalam Wacana Analisis Deskriptif‚ tentang Pemerolehan Bahasa Kedua‛,

al-T}uras

Vol. II, No,3 (September, 2005).

Undang-undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Naional. Mai, Neo dan Ken K.T.Neo

Innovative Teaching: Using Multimedia In a

Problem

Based Learning Environment

(Selangor: University of Selangor).

Martinis, Yamin dan Ansari I. Bansu,

Taktik Mengembangkan Individu Siswa

(Jakarta: Gaung Persada Press, 2008).

Miarso, Yusufhadi,

Menyemai Benih Tekhnologi Pendidikan

(Rawamangun: Prenada Media,2005).

Mujiono dan Dimyati,

Belajar dan Pembelajaran

(Jakarta: Rineka Cipta, 2000). Olson, David,

The Forms of Expression, Communication and Education

(Chicago: National Society for The Study of Education, 1974). O’Malley, J.Michael and Anna Uhl Chamot, Learning Strategies in Second

Language Acquisition (Cambridge: Cambridge University Press, 1990).

Paul, Andersen, S.,

Language Skills in Elementari Education

(New York: Macmillan Publishing Co. Inc, 1972).

Penny Ur,

A Course in Language Teaching: Practice and Theory

(New York: Cambridge University Press, 1966).

Plomp, Tjeerd & Ely, Donald P,

International of Instructional Technology

(New York: Elsevier science, ltd, 1996).

Thoyyib IM, Pengajaran Bahasa Arab dan Politik Bahasa Nasional, makalah disampaikan pada Pertemuan Ilmiah Nasional Bahasa Arab II (OINBA III), Dilaksanakan dijakarta.


(5)

Daftar Pustaka

126

Syah, Muhibin Syah,

Psikologi Pendidikan Islam Dengan Pendekatan Baru

( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001).

Roestiyah,

Strategi Belajar Mengajar

(Jakarta: Rineka Cipta, 2008).

Russel, David and E.F. Russel,

Listening Aids through the Grades

(New York: Bureau of Publications, Theachers Collage, Columbia University, 1959).

Ralph, Webb, Jr.

Interpersonal Speech Communication

(New Jersey: Prentice-Hall, 1975).

Sadarwan, Danim,

Media Komunikasi Pendidikan

(Jakarta: Bumi Aksara, 2008).

Soekanto, Soerjono,

Sosiologi Suatu Pengantar

( Jakarta: P.T Grafindo Persada, 2006).

Sadiman, Arief S., dkk,

Media Pembelajaran

(Jakarta: Rajawali Pers 2009). Sukardi,

Metodologi Penelitian Pendidikan

(Jakarta:Bumi Aksara, 2003). Tarigan, Hendry Guntur,

Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

(Bandung: Angkasa Bandung, 2008).

T}u‘aimah Rushdi, Ahmad ,

Ta‘lim Al

-arabiyah Li Ghairi Nat}iqina Biha

(Qa>hirah: Jami‘iyah Al-Manshurah, 1989).

Sulistyo, Joko,

6 Hari Jago SPSS 17 (Jakarta: Cakrawala,2010)

Sudijono, Anas,

Pengantar Evaluasi Pendidikan

(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1996).

Syakur, Nazri,

Revolusi Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab

(Yogyakarta: PT. Bintang Pustaka Abadi, 2010).

Kusumo, Thea,

Pengelolaan Pengajaran Bahasa Inggris II

(Jakarta: UT, 1999). Schnotz, Wolfgang, ‚Enabling, Facilitating, and Inhibiting Effects of

Animations in Multimedia Learning: Why Reduction of Cognitive Load Can Have Negative Results on Learning,‛

Educational

Technology Research and Development, Vol. 53, No. 3, 2005, Pp. 47

58 ISSN 1042

1629.

Yunus, Ali Fathi dan Abdu al Rauf Muh}ammad,

al-

Marji’ fi> Ta’lim al

- Lughah

al-

Ar’abiyah lil Ajnabi

(al-Qa>hirah: Maktabah Wahibah, 2003).


(6)

Arbitrer Artikulasi

:

: Sewenang-wenang, manasuka. Sambungan diantara dua bagian yang menghasilkan sebuah lafal dari perubahan rongga dan ruang disaluran suara untuk menghasilkan bunyi bahasa

Bilingual Elaborasi

: :

Mampu atau biasa memakai dua bahasa dengan baik. 2 bersangkutan dengan atau mengandung dua bahasa.

Merangkaikan ide-ide yang terkandung dalam informasi baru atu memadukan ide baru dengan informasi yang telah diketahui.

Fenomena

Interprestasi

:

:

1.Hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindera dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah (spt fenomena alam); gejala: gerhana adalah salah satu alam,n 2 sesuatu yang luar biasa; keajaiban: sementara masyarakat tidak percaya akan adanya pemimpin yang berwibawa, 3 fakta; kenyataan: peristiwa itu merupakan sejarah yang tidak dapat diabaikan. Memberi kesan , pendapat, atau pandangan teoritis terhadap sesuatu (penafsiran) Prototipe

Rekomendasi

: Model yang mula-mula (model asli) yang menjadi contoh; contoh baku; contoh khas: ia merupakan manusia demokrat.

Latihan menggabungkan kalimat-kalimat yang mulanya berdiri sendiri menjadi satu kalimat yang panjang.

Reseptif : Mau menerima atau terbuka dan tanggap terhadap pendapat, saran, dan anjuran orang lain yang dapat diterima.

Terminologi : Konsep-konsep yang sesuai dengan ciri-ciri semantik atau sintaksis yang telah disimak.