Dinas Pendidikan sebagai lembaga yang menduduki level makro dalam Dinas Pendidikan sebaiknya menunjukkan kepedulian terhadap tim-tim kerja

dihasilkannya, maka dengan perlahan komitmen afektif guru akan tumbuh dan semakin kuat sehingga keinginan untuk tetap mengabdi dan berkarya sebagai guru akan terus terjalin. 3. Guru tentang :

3.1 Sebaiknya guru konsisten menciptakan dan melaksanakan budaya organisasi

yang telah dibangun oleh seluruh warga sekolah, misalnya patuh terhadap aturan-aturan yang sudah dibuat tidak menempatkan kepentingan pribadi atau keluarga diatas kepentingan sekolah sehingga melanggar aturan-aturan yang sudah dibuat dengan beralaskan kepentingan keluarga. 3.2 Sebaiknya guru perlu menjalin kerjasama tim yang baik dan kompak dan juga memahami perasaan orang lain, menerima sudut pandang orang lain, dan menghargai perbedaan dalam cara mereka mengekspresikan perasaannya terhadap berbagai hal dan segera memperbaiki diri jika ada kesalahan yang diperbuat serta mengutamakan kepentingan tim daripada kepentingan pribadi. 3.3 Sebaiknya guru memiliki dorongan yang kuat untuk mencapai keberhasilan yang terbaik sesuai standar yang ditelah ditetapkan demi kesuksesan tugasnya sebagai guru dan tanggung jawabnya dalam mencapai tujuan pendidikan. Guru seharusnya lebih bersyukur atas apa yang telah diterima dan kemudian lebih mengutamakan kepuasan terhadap kreatifitas dan prestasi yang dicapai dibandingkan kepuasan terhadap penghargaan atau imbalan yang diperoleh. 4. Peneliti lain: Sebaiknya untuk para peneliti lainnya dapat menjadi bahan pertimbangan baginya dalam mengembangkan penelitian tentang bagaimana meningkatkan komitmen afektif guru diluar variabel budaya organisasi, kerjasama tim dan kepuasan kerja guru. DAFTAR PUSTAKA Aditya Risky, Wulandari. 2011. Kepuasan Kerja Guru. Medan: USU Press. Allen, N.J. and Meyer, J.P., 1990, “The Measurement and Antecedents of Affective, continuance and Normative Commitment”, Journal of Occupational Psychology, 63, 1, pp.1-18 Ambarita Biner, Paningkat Siburian. Benyamin Situmorang, Sukarman Purba. 2014 Perilaku Organisasi . Bandung: Alfabeta. Arikunto, S . 2003. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta. Brahmasari, I. A. dan Suprayetno, A., 2008. Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan serta Dampaknya pada Kinerja Perusahaan Studi kasus pada PT. Pei Hai International Wiratama Indonesia. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.10, No. 2. Hal: 124-135. Buku Informasi Sekolah SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan.2014 Colquitt Jasson A. , Jeffery A. Lepine, Michael J. Wesson. 2009. Organizational Behavior . New York : Mc Graw Hill. Cooper, Robert dan Ayman Sawaf. 1997. Executive EQ, Emotional Inteligence in Business. London: Orion Business Book. De Campos, Luiz Carlos. 2012.Project Approaches To Learning in Engineering. Education: The Practice of Teamwork. Rotterdam: Sense Publisher Dikmenjur, 2004, Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta. Echols, John M.. 2003. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia George R Terry. 1990. Prinsip-Prinsip Manajemen. Terjemahan J. Smith D.F.M. Jakarta: Bumi Aksara. Gibson, Ivancevich, Donnelly, 1997. Organisasi , Prilaku, Struktur, Proses. Terjemahan Agus Dharma . Jakarta: Erlangga. Gibson, James l, Jhon M. Ivancevich, and James H Donnelly, Jr. 1996 Organisasi: Perilaku, Struktur, dan proses. Terjemahan Agus Dharma . Jakarta: Erlangga. Ginting, Bersitah. 2009, “Hubungan Budaya Organisasi Sekolah dan Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru SMA Negeri Kota