Landasan Teori .1 Pasar Modal

16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal Pasar modal adalah sarana pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dan dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjual belikan sekuritas. Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan pasar untuk memperjual-belikan sekuritas yang umurnya lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi. Sedangkan tempat berlangsung kegiatan jual beli sekuritas adalah bursa efek. Di dalam pasar modal, pelaku pasar modal akan berinteraksi dengan sistem jual-beli instrumen yang diperjual-belikan. Jual-beli ini terjadi akibat adanya adanya kelebihan dana ataupun modal dari investornya dengan keinginan mendapatkan nilai tambah dari proses tersebut. Di Indonesia tempat terdapat satu bursa efek, yaitu Bursa Efek Indonesia. Sejak tahun 2007, Bursa Efek Jakarta BEJ dan Bursa Efek Surabaya BES bergabung dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesai Tandelilin, 2010:26. Menurut Husnan 2009:3, pasar modal dapat didefenisikan juga sebagai pasar untuk berbagai instrument keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa diperjual belikan baik bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan pemerintah public authorities, maupun perusahaan swasta. Universitas Sumatera Utara Dalam kegiatan di pasar modal, terdapat pelaku-pelaku di pasar modal diantaranya yaitu emiten, underwritter, broker atau pialang Fahmi, 2012:89. 1. Emiten merupakan perusahan yang terlibat dalam menjual sahamnya di pasar modal. 2. Underwritter atau penjamin, yaitu pihak yang menjamin perusahaan tersebut dala menjual sahamnya di pasar modal. 3. Broker atau pialang, yaitu perantara antara si penjual emiten dengan si pembeli investor. Jadi, fungsi broker dalam hal ini bertugas memberikan informasi kepada investor mengenai emiten serta melakukan penjualan efek kepada investor di pasar modal. Produk-produk pasar modal dapat dijadikan sebagai salah satu investasi yang menarik kepada para pemodal atau investor hal ini di karenakan dapat memberi tingkat hasil dan tingkat likuiditas yang tinggi yang dapat diperjual- belikan setiap saat, sehingga investor dapat dengan mudah melakukan penjualan asset apabila memerlukan dana yang segera sifatnya. Menurut Sunariyah 2011: 12, jenis-jenis pasar modal tersebut beberapa macam, yaitu: 1. Pasar Perdana Primary Market Pasar perdana adalah penawaran saham dari perusahaan yang menerbitkan saham emiten kepada pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh pihak sebelum saham tersebut diperdagangkan di pasar sekunder. Universitas Sumatera Utara 2. Pasar Sekunder Secondary Market Pasar sekunder didifinisikan sebagai saham setelah melewati masa penawaran pada pasar perdana. Jadi, pasar sekunder dimana saham dan sekuritas lain diperjualbelikan secara luas, setelah melalui masa penjualan di pasar perdana. Harga saham di pasar sekunder ditentukan oleh permintaan dan penawaran antara pembeli dan penjual. 3. Pasar Ketiga Third Market Pasar ketiga adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas lain diluar bursa over the counter market. Bursa pararel merupakan suatu sistem perdagangan efek yang terorganisir di luar bursa efek resmi, dalam bentuk pasar sekunder yang diatur dan dilaksanakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek dengan diawasi dan dibina oleh Badan Pengawas Pasar Modal. 4. Pasar Keempat Fourth Market Pasar keempat merupakan bwntuk perdagangan efek antar pemodal dengan kata lain tanpa melalui perantara efek.

2.1.2 Saham

Saham dapat didifinisikan sebagai tanda pernyertaan modal seseorang atau pihak badan usaha dalam suatu perusahaan atau perseoan terbatas. Dengan menyertkan modal tersebut, maka pihak tersebut memilik klaim hak tagih atas pendapatan perusahaan, klaim atas aset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS www.idx.co,id Universitas Sumatera Utara Menurut Indiarto 2009:85 saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan aset-aset yang menerbitkan saham dengan memilik saham perusahaan, maka investor akan smempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan. Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup populer diperjualbelikan di pasar modal. Sedangkan menurut Sjahrial 2012:19 saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahanyang berbentuk perseroan terbatas atau yang disebut dengan emiten. Saham menyatakan bahwa pemilik saham tersebut juga pemilikpemegang saham perusahaan. Menurut Fahmi 2012:81, jenis saham dibagi menjadi 2 dua yaitu saham biasa common stock dan saham istimewa preferred stock. 1. Saham Biasa Common Stock Merupakan surat berharga dimana pemegangnya memiliki hak mengikuti Rapat Umum Pemegang Saham RUPS dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa RUPSLB, serta berhak untuk menentukan membeli right issue penjualan saham terbatas atau tidak, dan memperoleh keuntungan berupa dividen di akhir tahun. Saham Biasa dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu: a. Blue chip-stock saham unggulan, saham dari perusahaan yang dikenal secara nasional dan memiliki sejarah laba, laba pertumbuhan dan manajemen yang berkualitas. Universitas Sumatera Utara b. Growth stock, saham-saham yang diharapkan memberikan pertumbuhan laba yang lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata saham lain. c. Defensive stock saham-saham defensif, saham yang cenderung stabil meskipun dalam keadaan perekonomian yang labil atau tidak menentu, contohnya saham food and beverage. d. Cyclical Stock, saham yang nilainya cenderung naik pesat saat keadaan ekonomi bik, dan turun secara cepat saat keadaan ekonomi buruk. e. Seasonal stock, saham perusahaan yang penjualannya bervariasi karena musiman. Contohnya saat musim liburan mainan anak-anak memiliki penjualan yang tinggi. f. Speculative stock, saham yang kondisinya memiliki tingkat spekulasi yang tinggi, namun kemungkinan tingkat pengembaliannya rendah. 2. Saham istimewa Preffered Stock Merupakan surat berharga dimana pemegangnya akan memperoleh pendapatan tetap dalam bentuk deviden yang diterima setiap kuartal tiga bulan.

2.1.3 Harga Saham

Harga saham mengalami perubahan naik atau turun dari satu waktu ke waktu lain. Perubahan tersebut tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran, apabila suatu saham mengalami kelebihan permintaan, maka harga cenderung naik. Sebaliknya jika terjadi kelebihan penawaran, maka harga saham cenderung turun. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak badan usaha dalam suatu perusahaan atau perseroan Universitas Sumatera Utara terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim hak tagih atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. www.idx.co.id. Menurut Rusdin 2008: 66, “harga saham ditentukan menurut hukum permintaan dan penawaran atau kekuatan tawar-menawar di bursa. Makin banyak orang membeli, maka harga saham tersebut cenderung naik. Sebaliknya, makin banyak orang ingin menjual saham tersebut, maka saham tersebut kaan bergerak turun.” Ada beberapa kondisi dan situasi yang menentukan harga suatu saham mengalami fluktuasi Fahmi, 2012:87, yaitu: 1. Kondisi makro dan mikro ekonomi 2. Kebijakan perusahaan dalam memutuskan untuk ekspansi perluasan usaha, seperti membuka kantor cabang brand office, kantor cabang pembantu sub brand office, baik dibuka domestic maupun luar negeri, 3. Pergantian direksi secara tiba-tiba. 4. Adanya direksi atau pihak perusahaan yang terlibat tindak pidana dan kasusnya sudah masuk ke pengadilan. 5. Kinerja perusahaan yang mengalami penurunan dalam setiap waktunya, 6. Risiko sistematis, yaitu bentuk risiko yang terjadi secara menyeluruh dan telah ikut menyebabkan perusahaan ikut terlibat. 7. Efek dari psikologi pasar yang ternyata mampu menekan kondisi teknikal jual beli saham. Universitas Sumatera Utara Menurut Darmadji dan Fakhrudin 2012:149, bahwa dalam melakukan analasis harga saham, terdapat dua pendekatan yang sering digunakan, yaitu: 1. Analisis Fundamental Analisis fundamental dangat berhubungan dengan kondisi keuangan perusahan. Analisis fundamental merupakan salah satu cara melakukan penilaian saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi makro ekonomi dan kondisi industri suatu perusahaan, termasuk berbagai indikator keuangan dan manajemen perusahaan”. Dengan demikian, analasis fundamental merupakan analisis yang berbasis pada berbagai riil untuk mengevaluasi atau memproyeksi nilai suatu saham. 2. Analisis Teknikal Analisis teknikal merupakan cara menganalisis saham berdasarkan observasi pergerakan saham di masa lalu. Menurut Darmadji dan Fakrudin 2012:160, “analisis teknikal salah satu metode yang digunakan untuk menilai saham, dimana dengan metode ini para analisis melakukan evaluasi saham berbasis pada data-data statistik dari aktivitas perdagangan saham, seperti harga saham dan volume transaksi”.

2.1.4 Manfaat dan Risiko Investasi Saham

Adapun manfaat investasi saham menurut Syahyunan 2015:19 pada dasarnya, ada 2 dua keuntungan yang diperoleh pemodal investor dengan membeli atau memiliki saham, yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Dividen Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen yang diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham RUPS. Dividen yang dibagikan perusahaan emiten dapat berupa dividen tunai, artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa bunga tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham atau dapat pual berupa dividen saham stock dividend yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang investor akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut. 2. Capital gain Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital Gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Sedangkan beberapa kerugianresiko yang ditanggung investor dengan membeli atau memiliki saham menurut Syahyunan 2015:20, yaitu: 1. Capital Loss Capital Loss yaitu kerugian dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih rendah daripada nilai beli saham. 2. Opportunity loss, yaitu kerugian berupa selisih suku bunga deposito dikurangi total hasil yang diperoleh dari total investasi, seandainya terjadi penurunan harga dan tidak dibaginya dividen. Universitas Sumatera Utara 3. Kerugian karena perusahaan dilikuidasi, namun nilai likuidasi yang dibagikan lebih rendah dari harga beli saham. 4. Saham dikeluarkan dari bursa desliting karena memiliki kinerja buruk, misalnya dalam kurun waktu tertentu saham tersebut tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai Peraturan Efek di Bursa. 5. Saham dihentikan sementara perdagangannya di-suspend oleh otoritas Bursa Efek yang menyebabkan investor tidak dapat menjual sahamnya hingga suspensi tersebut dicabut. Suspensi biasanya berlangsung dalam waktu singkat, misalnya satu sesi perdagangan, dua sesi perdagangan, namun dapat pula berlangsung dalam kurun waktu beberapa hari perdagangan. Hal tersebut dilakukan otoritas bursa jika suatu saham mengalami lonjakan harga yang luar biasa, suatu perusahaan dipailitkan oleh kreditornya, atau berbagai kondisi lain yang mengharuskan otoritas bursa menghentikan perdagangan saham tersebut untuk sementara sampai perusahaan yang bersangkutan memberikan konfiarmasi atsu kejelasan informasi lainnya, hingga informasi yang belum jelas tersebut tidak menjadi ajang spekulasi.

2.1.5 Laporan Keuangan

1. Jenis jenis Laporan Keuangan a. Neraca Neraca Balanced Sheet merupakan suatu laporan mengenai posisi kinerja keuangan perusahaan pada saat titik tertentu Brigham dan Houston, 2010:87 Universitas Sumatera Utara b. Laporan laba Rugi Laporan Laba-Rugi Income Statement merupakan laporan yang merangkum pendapatan dan beban perusahaan selama satu periode akuntasi, biasanya satu kuartal atau satu tahun Brigham dan Houston, 2010:87. Menurut Syahyunan 2013:25 laporan keuangan adalah produk dari manajemen dalam rangka mempertanggung-jawabkan stewadship penggunaan sumber daya dan sumber dana yang dipercayakan kepadanya. Secara umum laporan ini menyediakan informasi tentang posisi keuangan pada saat tertentu, kinerja dana arus kas dalam suatu periode yang ditunjukkan bagi pengguna laporan keuangan di luar perusahaan untuk menilai dan mengambil keputusan yang bersangkutan dengan perusahaan. Sebagai sumber informasi, laporan keuangan harus disajikan secara wajar, transparan, mudah dipahami, dan dapat diperbandingkan dengan tahun sebelumnya ataupun antar perusahaan sejenis. Menurut Syahyunan 2013:26 dalam Standar Akuntansi Keuangan SAK Terdapat jenis laporan keuangan utama 3 tiga, yaitu: 1. Neraca Neraca menggambarkan posisi keuangan yang berupa aset, kewajiban, dan ekuitas suatu perusahaan pada saat tertentu. Aset yang disajikan dalam kriteria lancar dan tidak lancar. Kewajiban disajikan sebagai kewajiban jangka pendek dan jangka panjang. Ekuitas adalah hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh kewajiban perusahaan. Universitas Sumatera Utara 2. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi adalah ringkasan mengenai pendapatan dan beban biaya serta laba atau rugi yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu. Perusahaan dapat mengklasifikan pendapatan dan beban atas sifat atau fungsi dalam perusahaan. Berdasarkan sifat, berarti pendapatan dan beban dinamai dengan peruntukkan, misalnya pengeluaran untuk bahan baku dinamakan beban bahan baku, untuk gaji dan upah dinamakan beban pegawai dan seterusnya. Sedangkan fungsi pokok perusahaan biasanya terdiri dari fungsi produksi, beban penelitian dan pengembangan, beban pemasaran serta beban administrasi dan umum. 3. Laporan Arus Kas Laporan arus kas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan perusahaan dalam memanfaatkan dana tersebut, yang diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

2.1.6 Return on Equity ROE

Menurut Sudana 2011:22 return on equity adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Rasio ini penting bagi pihak pemegang saham untuk mengetahui efektifitas dan efesiensi pengelolaan modal sendiri yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan. Return on Equity menurut Brigham Houston 2010:149 adalah rasio laba bersih terhadap ekuitas biasa, mengukur tingkat pengembalian atas investasi Universitas Sumatera Utara pemegang saham biasa. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atas modal sendiri atau seluruh modal yang ada. Return on Equity merupakan salah satu indikator yang digunakan pemegang saham untuk mengukur keberhasilan bisnis yang dijalani. Menurut Brigham Houston 2010:149 ROE dapat dirumuskan sebagai berikut: Menghitung Return on Equity digunakan rumus sebagai berikut:

2.1.7 Return on Assets ROA

Menurut Brigham dan Houston 2010:148 mengatakan bahwa Return on Assets adalah rasio laba bersih terhadap total aset mengukur pengembalian atas total aset. Menurut Hanafi 2008:42 menyatakan rasio Return on Assets adalah mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu. Menurut Rivai et al. 2013:490 Return on Assets menunjukkan kemampuan dalam mengelola aset yang menghasilkan laba sebelum pajak. Return on Assets dihitung dengan rumus sebagai berikut:

2.1.8 Debt to Equity Ratio DER

Menurut Harahap 2010:303 menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik. Rasio ini disebut juga Universitas Sumatera Utara rasio leverage. Debt to Equity Ratio dirumuskan sebagai berikut Harahap, 2010: 303: Rasio ini mengukur seberapa besar harga saham yang ada dipasar dibandingkan dengan nilai buku sahamnya. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan perusahaan semakin dipercaya, artinya nilai perusahaan menjadi lebih tinggi.

2.1.9 Price to Book Value PBV

Menurut Tryfino 2009 :9 Price to Book Value PBV adalah perhitungan atau perbandingan antara market value dengan book value suatu saham. Rasio ini berfungsi untuk melengkapi analisis book value. Jika pada analisis book value, investor hanya mengetahui kapasitas per lembar dari nilai saham, pada rasio PBV investor dapat mengetahui langsung sudah berapa kali market value suatu saham dihargai dari book value-nya. Menurut Brigham dan Houston 2010:151 nilai perusahaan juga dapat diukur dengan Price book Value PBV atau marketbook MB ratio. Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh. Perusahaan yang dipandang baik oleh investor yaitu perusahaan dengan laba dan arus kas yang aman, hal itu dapat dicerminkan melalui Price to Book Value. Menurut Brigham dan Houston 2009:115 Price to Book Value dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara

2.1.10 Price Earning Ratio PER

Menurut Sudana 2013:23 rasio ini mengukur bagaimana investor menilai prospek pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, dan tercermin pada harga saham yang bersedia dibayar investor untuk setiap rupiah laba yang diperoleh perusahaan. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa investor mempunyai harapan yang baik tentang perkembangan perusahaan yang akan datang, sehingga untuk pendapatan per saham tertentu, investor bersedia membayar dengan harga yang mahal. Rumus untuk menghitung Price Earning Ratio PER suatu saham adalah membagi harga saham perusahaan terhadap earning per lembar saham. Secara matematis,rumus untuk menghitung PER adalah sebagai berikut Tandelilin, 2010:320:

2.1.11 Earning per Share EPS

Menurut Tandelilin 2010:373 Earning per share adalah laba bersih yang siap di bagikan kepada pemegang saham di bagi dengan jumlah lembar saham perusahaan. Adapun fungsi dari menghitung EPS adalah untuk mengukur besarnya laba yang diberikan kepada pemegang saham Syahyunan, 2013:95. Maka dari itu laba bersih sesudah pajak harus dikurangi dengan dividen preferen stock. Earning per share EPS merupakan jumlah keuntungan yang diperoleh untuk setiap saham biasa. Menurut Wiguna dan Mendari 2008 menyatakan Universitas Sumatera Utara kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih per lembar merupakan indikator fundamental keuangan perusahaan, yang seringkali dipakai sebagai acuan untuk mengambil keputusan investasi dalam saham. Menurut Fahmi 2013:52 rumus yang digunakan untuk menghitung Earnings Per Share EPS adalah sebagai berikut: Kemampuan sebuah perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dalam per lembar saham merupakan indikator fundamental keuangan perusahaan yang nantinya menjadi acuan para investor dalam memilih saham. Oleh karena itu, penilaian yang akurat dan cermat bisa meminimalkan resiko sekaligus membatu investor dalam meraih keuntungan.

2.2 Penelitian Terdahulu