Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham Pada Perusahaan Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA

PERUSAHAAN TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH CHAIRUL RIZKI

110522129

PROGRAM STUDI AKUNTANSI EKSTENSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrohmaanirrohim. Assalaammualaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham Pada Perusahaan Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Penyusunan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan S-1 Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumater Utara.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya petunjuk, pengarahan, bimbingan, dukungan, bantuan, motivasi, saran serta doa dari berbagai pihak, baik dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis dengan ketulusan hati mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak. selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak. selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(3)

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak. selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM. Ak. selaku Sekretaris Ketua Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak. Selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu dan tenaganya untuk memberikan petunjuk, bimbingan, pengarahan dan saran kepada penulis dalam penyusunan skrispi ini.

5. Ibu Dra. Naleni Indra, MM, Ak. selaku Dosen Pembaca Skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu dan tenaganya untuk memberikan koreksi dan saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

6. Yang teristimewa saya persembahkan untuk kedua orang tua yang telah memberikan dukungan dan motivasi, Ayahanda H. M. Nasiruddin, Ibunda Hj. Ratna Juwita dan keluarga tercinta yang telah memberikan, doa dan motivasi baik moril dan materil yang tidak pernah putus. Semoga penulis dapat memberikan yang terbaik.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki penulis. Meskipun demikian, penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan benar.


(4)

Pada akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari seluruh pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Wassalaamualaikum Wr. Wb.

Medan, 1 Juli 2013 Penulis,

NIM. 110522129 CHAIRUL RIZKI

ABSTRAK

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan baik secara parsial maupun secara bersama-sama terhadap harga saham. Variabel yang digunakan


(5)

dalam penelitian ini adalah Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), dan Earning per Share (EPS) sebagai variabel independen. Penelitian ini juga bertujuan mengetahui seberapa besar kemampuan dari variabel tersebut dalam menjelaskan variabel harga saham sebagai variabel dependen.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian berupa perusahaan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2012. Pemilihan sample dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh 25 perusahaan sebagai sample. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda dan dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa secara parsial hanya ROA berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan ROE, NPM, DER, dan EPS tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara simultan ROA, ROE, NPM, DER, dan EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini dapat dijelaskan dalam adjusted R² sebesar 28% dimana variabel harga saham dapat dijelaskan oleh variabel independen yang ada. Sisanya sebesar 72% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam model penelitian ini.

Kata kunci : Return on Asset, Return on Equity, Net Profit Margin, Debt to Equity Ratio, Earning per Share, Harga saham, Perusahaan LQ-45


(6)

ABSTRACT

FACTOR THAT EFFECT THE PRICE OF SHARES IN COMPANIES LISTED ON THE INDONESIAN STOCK EXCHANGE

This study aims to analyze the influence of financial performance partially and simultaneously to stock price. The variable that is used in this study are the Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER) as independence variable, and Earning per Share (EPS). This study also aims to know how big the capabilities of variables such in clarifying variable stock prices as dependence variable.

This research is the classified as causal research and replication against previous research with a population of research LQ-45 companies listing on the indonesia stock exchange during the period 2009-2012. The sample selections use purposive sampling methods and resulting 25 corporation as a sample. The statistic methods that’s used is multiple regressions analysis and the model has been tested in classic assumption.

The result of this study shows that, partially only ROA is significantly influences stock price, whereas ROE, NPM, DER, and EPS are not significantly influences stock price. Simultaneously ROA, ROE, NPM, DER, and EPS are signifincantly influences stock price. Adjusted R² expressed 28% influence given by independent variable. The rest 72% influence given by other variable are not mentioned in this research model. Key Word : Return on Asset, Return on Equity, Net Profit Margin, Debt to Equity


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... I ABSTRAK... IV

ABSTRACT... V DAFTAR ISI ... VI DAFTAR TABEL ... VIII DAFTAR GAMBAR... IX DAFTAR LAMPIRAN... X BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Perumusan Masalah... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Sistematika Pembahasan... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Tinjauan Teoritis... 9

2.1.1. Saham... 9

2.1.1.1. Pengertian Saham... 9

2.1.1.2. Jenis Saham... 10

2.1.1.3. Keuntunngan dan Resiko Saham... 13

2.1.1.4. Indeks Saham... 15

2.1.2. Harga Saham... 18

2.1.2.1. Pengertian Harga Saham... 18

2.1.2.2. Teori Harga Saham... 18

2.1.2.3. Pendekatan Penilaian Harga Saham... 19

2.1.3. Kinerja Keuangan Perusahaan... 20

2.1.3.1. Pengertian Kinerja... 20

2.1.4. Analisis Rasio Keuangan... 23

2.1.4.1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan... 23

2.1.4.2. Jenis-Jenis Rasio Keuangan... 25

2.1.5. Kerangka Konseptual... 33

2.1.6. Pengembangan Hepotesis... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian... 39

3.2. Pemilihan Objek Penelitian... 39

3.3. Metode Penarikan Sampel... 40


(8)

3.5. Metode Pengumpulan Data... 44

3.6. Metode Analisis Data... 45

3.6.1. Pengujian Asumsi Klasik... 46

3.6.2. Pengujian Hipotesis... 49

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN 4.1. Data Penelitian... 53

4.2. Analisis Hasil Penelitian... 56

4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif... 56

4.2.2. Pengujian Asumsi Klasik... 58

4.2.2.1. Uji Normalitas... 59

4.2.2.2. Uji Heterokedastisitas... 62

4.2.2.3. Uji Multikolinearitas... 64

4.2.2.4. Uji Autokorelasi... 66

4.3.Pengujian Hipotesis... 68

4.3.1. Persamaan Regresi... 68

4.3.2. Analisis Koefisien Regresi... 71

4.3.2.1. Uji Signifikansi Parsial... 71

4.3.2.2. Uji Signifikansi Simultan... 74

4.3.3. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi... 76

4.3.3.1. Analisis Hasil Penelitian... 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan... 84

5.2. Keterbatasan Penelitian... 86

5.3. Saran... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 88


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Ringkasan Operasionalisasi Variabel ... 3

Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 31

Tabel 3.1 Operasional dan Pengukuran Variabel ... 43

Tabel 4.1 Proses Penyeleksian Sampel ... 54

Tabel 4.2 Daftar Emiten LQ-45 di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-20112.. 55

Tabel 4.3 Hasil Statistik Deskriptif ... 57

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 59

Tabel 4.5 Uji Multikolinearitas Variance Inflation Factor (VIF) ... 65

Tabel 4.6 Uji Autokorelasi Durbin-Watson (D-W) ... 67

Tabel 4.7 Analisis Hasil Regresi Berganda ... 68

Tabel 4.8 Hasil Uji t (Test of Significant) ... 72

Tabel 4.9 Hasil Uji F (Anova Test) ... 75

Tabel 4.10 Hasil Analisis Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 76

Tabel 4.11 Rangkuman Hasil Penelitian Berdasarkan Uji Hipotesis ... 77


(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Skema Kerangka Konseptual ... 34

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ... 36

Gambar 4.1 Histogram ... 60

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot ... 61

Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Scatterplot) ... 63


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan ... 89 Lampiran 2 Data Penelitian Tahun 2009-2012 ... 91 Lampiran 3 Hasil Output IMB SPSS Statistics... 95 Lampiran 4 Pengumuman Saham Emiten yang Masuk dan Keluar

dalam Perhitungan Indeks LQ-45 Periode Februari 2009 – Januari 2012 ... 103


(12)

dalam penelitian ini adalah Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), dan Earning per Share (EPS) sebagai variabel independen. Penelitian ini juga bertujuan mengetahui seberapa besar kemampuan dari variabel tersebut dalam menjelaskan variabel harga saham sebagai variabel dependen.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian berupa perusahaan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2012. Pemilihan sample dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh 25 perusahaan sebagai sample. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda dan dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa secara parsial hanya ROA berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan ROE, NPM, DER, dan EPS tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara simultan ROA, ROE, NPM, DER, dan EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini dapat dijelaskan dalam adjusted R² sebesar 28% dimana variabel harga saham dapat dijelaskan oleh variabel independen yang ada. Sisanya sebesar 72% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam model penelitian ini.

Kata kunci : Return on Asset, Return on Equity, Net Profit Margin, Debt to Equity Ratio, Earning per Share, Harga saham, Perusahaan LQ-45


(13)

ABSTRACT

FACTOR THAT EFFECT THE PRICE OF SHARES IN COMPANIES LISTED ON THE INDONESIAN STOCK EXCHANGE

This study aims to analyze the influence of financial performance partially and simultaneously to stock price. The variable that is used in this study are the Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER) as independence variable, and Earning per Share (EPS). This study also aims to know how big the capabilities of variables such in clarifying variable stock prices as dependence variable.

This research is the classified as causal research and replication against previous research with a population of research LQ-45 companies listing on the indonesia stock exchange during the period 2009-2012. The sample selections use purposive sampling methods and resulting 25 corporation as a sample. The statistic methods that’s used is multiple regressions analysis and the model has been tested in classic assumption.

The result of this study shows that, partially only ROA is significantly influences stock price, whereas ROE, NPM, DER, and EPS are not significantly influences stock price. Simultaneously ROA, ROE, NPM, DER, and EPS are signifincantly influences stock price. Adjusted R² expressed 28% influence given by independent variable. The rest 72% influence given by other variable are not mentioned in this research model. Key Word : Return on Asset, Return on Equity, Net Profit Margin, Debt to Equity


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Setiap investor mengharapkan tingkat keuntungan dari dana yang diinvestasikan. Sebelum mengambil keputusan investasi, seorang investor harus melakukan serangkaian analisis untuk mengantisipasi risiko yang mungkin terjadi dari investasi tersebut di masa mendatang. Investor perlu melakukan penelitian terhadap saham-saham yang akan dipilihnya, untuk selanjutnya menentukan apakah saham tersebut akan memberikan keuntungan yang sesuai dengan tingkat keuntungan yang diharapkannya. Salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham adalah faktor mikro atau yang disebut juga faktor dari dalam perusahaan.

Kinerja perusahaan yang baik akan dicerminkan oleh kinerja keuangan yang baik, di mana kinerja keuangan tersebut ditunjukkan melalui rasio-rasio keuangan, sedangkan kinerja keuangan perusahaan akan mempengaruhi harga saham di pasar modal. Kinerja keuangan tersebut akan digunakan oleh para investor sebagai alat dalam pengambilan keputusan untuk menginvestasikan dananya di pasar modal yang mempunyai prospek yang baik, karena dengan adanya kinerja keuangan perusahaan yang meningkat maka harga saham di bursa efek diharapkan juga meningkat. Dengan kata lain, kinerja keuangan perusahaan menjadi salah satu tolak ukur yang digunakan investor untuk menentukan pilihan dalam membeli saham. Namun perluh dikaji lebih


(15)

lanjut rasio keuangan mana saja yang dapat secara langsung mempengaruhi harga saham.

Setiap perusahaan merupakan kesatuan entitas antara pengelola perusahaan (manajemen) dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan (stockholders). Salah satu dari stockholders adalah pemegang saham. Para pemegang saham sebagai pihak yang menginvestasikan sumber daya tentunya ingin memperoleh nilai yang paling ekonomis atas investasinya.

Investasi merupakan penempatan sejumlah dana atau sumber daya lainnya pada saat ini dengan harapan dapat memperoleh keuntungan di masa mendatang. Investasi dapat berupa aset real (misalnya emas, tanah, dan aktiva tetap) maupun aset finansial (misalnnya saham, deposito, ataupun obligasi). Saat ini alternatif investasi yang paling populer adalah pasar modal.

Perkembangan investasi tidak terlepas dari perkembangan pasar modal di Indonesia, sejak berdiri pada tanggal 14 Desember 1912 oleh pemerintah Hindia Belanda hanya sebagai sarana untuk menghimpun dana bagi kepentingan sektor perkebunan. Namun, kebangkitan pasar modal mulai terasa saat pemerintah Indonesia mengeluarkan paket-paket deregulasi yang berkaitan dengan upaya mendorong kegiatan di pasar modal, di antaranya Paket Desember 1987, Paket Oktober 1988, dan juga Paket Desember 1988. Deregulasi yang penting dan berkaitan langsung dengan pasar modal adalah pengenaan pajak penghasilan atas bunga deposito dan tabungan berjangka lainnya sebesar 15 persen final, sehingga keuntungan dari menabung tidak lagi memberikan keuntungan yang besar bagi pendapatan masyarakat. Hal inilah yang


(16)

mendorong masyarakat pemodal untuk menginvestasikan dana mereka di pasar modal, khususnya investasi dalam bentuk saham yang harganya lebih terjangkau.

Tabel 1.1

Paket Deregulasi Dalam Upaya Mendorong Kegiatan Di Pasar Modal

No. Tahun Keterangan Hasil

1 Desember 1987

Deregulasi pasar modal, Deregulasi di bidang pariwisata dan sektor hotel,

Perubahan persyaratan ekspor kategori dari kuantitas produksi (dari 85% menjadi 65%)

Pengurangan peran pemerintah dalam stok sales dan investor asing dapat membeli saham. Untuk bidang pariwisata yang semula ada 33 jenis ijin, dengan kebijakan Desember itu, dipotong tinggal dua ijin. Untuk ekspor, pemerintah menghapus semua perijinan ekspor dan menggantinya dengan ijin usaha.

2 Oktober 1988

Lisensi pembukaan bank baru dan

joint-venture asing; persyaratan cadangan

yang menurun dari 15% menjadi 2%.

Berbagai macam bentuk dan nama bank baru bermunculan sebagai akibat kemudahan dalam pendirian suatu bank.

3 Desember 1988

Deregulasi industri asuransi

Kesempatan pendirian perusahaan asuransi kerugian,

asuransi jiwa, raesuransi, broker asuaransi, adjuster asuransi, dan aktuaria.

Sebagai efek yang terjadi di dalam pasar modal, harga saham selalu mengalami fluktuasi harga. Fluktuasi ini tergantung pada penawaran dan permintaan akan saham. Harga saham cenderung naik apabila suatu saham mengalami kelebihan permintaan, dan apabila terjadi kelebihan penawaran, maka harga suatu saham akan cenderung menurun. Hal ini disebabkan oleh sifat komoditasnya sangat sensitif terhadap


(17)

perubahan-perubahan yang terjadi, baik perubahan di dalam negeri maupun di luar negeri, perubahan di bidang politik, ekonomi, moneter, undang-undang atau peraturan pemerintah. Perubahan-perubahan ini dapat berdampak positif dan dapat pula berdampak negatif.

Menurut Pakarti (2006: 54) pengertian saham dapat diartikan sebagai berikut Saham merupakan tanda penyertaan modal pada suatu perseroan terbatas dan memiliki manfaat diantaranya :

1. Dividend, bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham.

2. Capital gain, adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih harga jual dengan harga belinya.

3. Manfaat non-finansial yaitu timbulnya kebanggaan dan kepuasan memperoleh hak suara dalam menentukan jumlahnya perusahaan.

Selain keuntungan yang diperoleh investor, investor juga harus menghadapi beberapa resiko, diantaranya resiko pasar berupa penurunan harga saham (capital loss), resiko finansial dimana perusahaan emiten tidak dapat memenuhi kewajibannya (dividend) dan nilai likuidasi lebih rendah dibandingkan harga beli saham apabila perusahaan emiten dilikuidasi, dan resiko sistematis lainnya seperti tingkat bunga, inflasi, resesi ekonomi, dan lain-lain. Untuk menghindari resiko tersebut, maka sebelum melakukan pembelian saham para investor seharusnya memperhatikan dan menganalisis


(18)

kinerja perusahaan, perkembangan industri dimana perusahaan emiten berada, kondisi mikro dan makro ekonomi.

Kondisi mikro dan makro ekonomi merupakan faktor yang tidak dapat didiversifikasi, maka dalam hal ini investor cenderung menggunakan analisis fundamental untuk menilai kinerja perusahaan secara intern. Analisis fundamental ini menunjukkan adanya hubungan antara harga saham dengan kinerja perusahaan dan secara implisit harga saham juga mengarah pada peningkatan kesejahteraan pemegang saham. Analisis fundamental ini menitik beratkan pada rasio finansial.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka pada penulisan skripsi ini disusun suatu pembahasan mengenai faktor yang mempengaruhi harga saham yang berkaitan dengan rasio profitabilitas, rasio leverage, dan rasio pasar yang berjudul dengan judul:

“FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAN TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Return on Asset terhadap harga saham pada perusahaan LQ-45 yang terdaftar di BEI?

2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Return on Equity terhadap harga saham pada perusahaan LQ-45 yang terdaftar di BEI?

3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Net Profit Margin terhadap harga saham pada perusahaan LQ-45 yang terdaftar di BEI?


(19)

4. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Debt to Equity Ratio terhadap harga saham pada perusahaan LQ-45 yang terdaftar di BEI?

5. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Earning per Share terhadap harga saham pada perusahaan LQ-45 yang terdaftar di BEI?

6. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Return on Asset, Return on Equity, Net Profit Margin, Debt to Equity Ratio, dan Earning per Share secara bersama terhadap harga saham pada perusahaan LQ-45 yang terdaftar di BEI?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

1. Untuk menguji pengaruh hubungan Return on Asset, Return on Equity, Net Profit Margin, Debt to Equity Ratio, dan Earning per Share secara parsial terhadap harga saham LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,

2. Untuk menguji pengaruh hubungan Return on Asset, Return on Equity, Net Profit Margin, Debt to Equity Ratio, dan Earning per Share secara bersama-sama terhadap harga saham LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,

3. Untuk mengetahui seberapa besar kemampuan dari variabel tersebut dalam menjelaskan variabel harga saham.


(20)

Suatu gambaran yang sistematis mengenai materi dan pokok-pokok yang dibahas dalam skripsi ini dapat digambarkan dalam sistematika untuk mempermudah pembahsan secara terperinci dan terarah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian yang menerangkan secara singkat alasan penulis mengangkat topik penelitian ini, adapun hal yang melatarbelakangi penelitian ini adalah keingintahuan penulis mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham suatu perusahan. Selain itu bab ini juga menjelaskan latar belakang masalah, identifikasi masalah, ruang lingkup penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan.

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL

Bab ini membahas mengenai tinjauan secara teoritis yang akan digunakan dalam pembahasan yang merupakan uraian, dan teori-teori atau referensi-referensi yang mendasari penyusunan skripsi, tinjauan penelitian terdahulu, kerangka konseptual, dan pengembangan hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menelaskan tentang metodologi yang akan digunakan dalam penelitian ini. Dalam bab ini diuraikan mengenai desain penelitian, pemilihan objek penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, metode analisis data, dan metode pengujian hipotesis.


(21)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Bab ini menguraikan mengenai gambaran umum objek penelitian, statistik deskriptif yang menguraikan tentang karakteristik sampel yang digunakan secara lebih rinci, pengujian asumsi klasik, pengujian hipotesis, serta hasil analisis dan pembahasan yang berkaitan dengan masalah penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab terakhir ini menguraikan mengenai kesimpulan dari hasil analisis dan pembahasan yang dapat diambil berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan serta saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat untuk mengembangkan penelitian selanjutnya.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis

2.1.1. Saham

2.1.1.1. Pengertian Saham

Pengertian definisi saham yang telah dikemukan oleh para ahli maupun berbagai buku-buku teks, antara lain menurut Gitman (2009: 25) yang dimaksud dengan saham adalah bentuk paling murni dan sederhana dari kepemilikan perusahaan. Sedangkan menurut Mishkin (2006: 4) saham adalah suatu sekuritas yang memiliki klaim terhadap pendapatan dan asset suatu perusahaan. Sekuritas sendiri dapat diartikan sebagai klaim atas pendapatan masa depan orang peminjam yang dijual oleh peminjam kepada yang meminjamkan, sering juga disebut instrumen keuangan.

Husnan (2002: 303) menyebutkan bahwa sekuritas (saham) merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya. Saham memberikan indikasi kepemilikan atas perusahaan, sehingga para pemegang saham berhak menentukan arah kebijaksanaan perusahaan lewat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Para pemegang saham juga berhak memperoleh dividen yang dibagikan oleh


(23)

perusahaan dan turut menanggung risiko sebesar saham yang dimiliki apabila perusahaan tersebut bangkrut.

Berdasarkan fungsinya, nilai suatu saham dapat dibagi atas tiga kelompok, antara lain :

1. Par value (Nilai nominal)

Par value atau disebut juga stated value atau face value atau menurut bahasa Indonesia disebut sebagai nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum pada saham yang bersangkutan yang berfungsi untuk tujuan akuntansi.

2. Base price (Nilai/harga dasar)

Harga dasar suatu saham sangat erat kaitannya dengan harga pasar suatu saham yang dipergunakan didalam perhitungan indeks harga saham. Harga dasar suatu saham baru merupakan harga perdananya. Harga dasar ini dapat berubah sesuai aksi emiten yang dilakukan.

3. Market Price (nilai/harga pasar)

Harga pasar merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena harga pasar merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung. Apabila pasar bursa efek sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya (closing price). Jadi harga pasar inilah yang menyatakan naik turunnya suatu saham.


(24)

Dalam praktek menurut Darmadji dan Hendi (2001: 6) menyebutkan bahwa dikenal adanya beraneka ragam jenis saham, antara lain:

1. Cara peralihan hak

a. Saham atas unjuk (bearer stock)

Diatas sertifikat saham atas unjuk tidak dituliskan nama pemiliknya. Dengan pemilikan saham ini, seorang pemilik sangat mudah untuk mengalihkan atau memindahkannya kepada orang lain karena sifatnya mirip dengan uang.

b. Saham atas nama (registered stock)

Diatas sertifikat saham ini ditulis nama pemiliknya. Cara pemindahannya harus memenuhi prosedur tertentu yaitu dengan dokumen peralihan, kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku perusahaan yang khusus memuat daftar nama pemegang saham.

2. Hak tagihan (klaim)

a. Saham biasa (common stock)

Saham biasa selalu muncul dalam setiap struktur modal saham perseroan terbatas. Besar kecilnya deviden yang diterima tidak tetap, tergantung pada keputusan RUPS.

b. Saham preferen (preferred stock)

Saham preferen merupakan gabungan pendanaan antara hutang dan saham biasa. Dalam praktek terdapat beraneka ragam jenis saham preferen diantaranya adalah:


(25)

1) Cumulative Preferred Stock

Saham preferen jenis ini memberikan hak pada pemiliknya atas pembagian deviden yang sifatnya kumulatif dalam suatu persentase atau jumlah tertentu.

2) Non Cumulative Preferred Stock

Pemegang saham jenis ini mendapat prioritas dalam pembagian deviden sampai pada suatu persentase atau jumlah tertentu, tapi tidak bersifat kumulatif. Dengan demikian apabila pada suatu tahun tertentu deviden yang dibayarkan lebih kecil dari yang ditentukan atau tidak dibayar sama sekali, maka hal ini tidak dapat diperhitungkan pada tahun berikutnya.

3) Participating Preferred Stock

Pemilik saham jenis ini disamping memperoleh deviden tetap seperti yang telah ditentukan, juga memperoleh ekstra deviden apabila perusahaan dapat mencapai sasaran yang ditetapkan.

4) Convertible Preferred Stock (saham istimewa)

Pemegang saham istimewa mempunyai hak lebih tinggi dibanding pemegang saham lainnya. Hak lebih itu terutama dalam penunjukkan direksi perusahaan.

3. Berdasarkan kinerja saham


(26)

Yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar deviden.

b. Income Stock

Merupakan saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.

c. Growth Stock

Saham ini merupakan saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.

d. Speculative Stock

Adalah saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang meskipun belum pasti.

e. Counter Cyclical Stock

Saham ini merupakan saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.


(27)

2.1.1.1.3. Keuntungan dan Risiko Saham

Pada dasarnya ada 2 keuntungan yang diperoleh pemodal dengan membeli atau memiliki saham, yaitu:

a. Dividend

Dividend yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai dan dividen saham.

b. Capital gain

Capital gain merupakan selisih lebih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Umumnya permodal dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui capital gain.

Beberapa risiko dihadapi pemodal dengan kepemilikan saham, antara lain: a. Tidak mendapat dividen

Perusahaan akan membagikan dividen jika operasi perusahaan mengalami keuntungan. Dengan demikian perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika perusahaan mengalami kerugian.

b. Capital loss

Dalam aktivitas perdagangan saham, tidak selalu pemodal mendapatkan capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada kalanya pemodal harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli. Dengan demikian pemodal mengalami capital loss.


(28)

c. Saham di delist dari bursa (Delisting)

Suatu saham perusahaan di delist dari bursa umumnya karena kinerja yang buruk, misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan deviden secara berturut- turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan peraturan pencatatan di bursa efek pada umumnya.

2.1.1.1.4. Indeks Saham

Indeks harga saham merupakan indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Fungsinya sebagai indikator trend pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat, apakah pasar sedang aktif atau lesu. Indeks saham menunjukan trend pergerakan saham pada saat ini, apakah harga saham naik, stabil, atau turun. Pergerakan indeks menjadi indikator penting bagi para investor untuk menentukan apakah mereka akan menjual, menahan atau membeli satu atau beberapa saham. Karena harga-harga saham bergerak dalam hitungan detik dan menit, maka nilai indeks pun bergerak turun naik dalam hitungan waktu yang cepat pula.

Di Bursa Efek Indonesia terdapat sebelas jenis indeks, antara lain:

1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), menggunakan semua Perusahaan Tercatat sebagai komponen perhitungan Indeks. Agar IHSG dapat menggambarkan keadaan pasar yang wajar, Bursa Efek Indonesia berwenang mengeluarkan dan atau tidak memasukan satu atau beberapa Perusahaan Tercatat dari perhitungan IHSG. Dasar pertimbangannya antara lain, jika jumlah saham


(29)

Perusahaan Tercatat tersebut yang dimiliki oleh publik (free float) relatif kecil sementara kapitalisasi pasarnya cukup besar, sehingga perubahan harga saham Perusahaan Tercatat tersebut berpotensi mempengaruhi kewajaran pergerakan IHSG. IHSG adalah milik Bursa Efek Indonesia

2. Indeks Sektoral, menggunakan semua Perusahaan Tercatat yang termasuk dalam masing-masing sektor. Sekarang ini ada sepuluh sektor yang ada di Bursa Efek Indonesia yaitu sektor Pertanian, Pertambangan, Industri Dasar, Aneka Industri, Barang Konsumsi, Properti, Infrastruktur, Keuangan, Perdagangan dan Jasa, dan Manufaktur.

3. Indeks LQ-45, indeks yang terdiri dari 45 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang sudah ditentukan. Review dan penggantian saham dilakukan setiap 6 bulan.

4. Jakarta Islamic Index (JII), indeks yang menggunakan 30 saham yang dipilih dari saham-saham yang masuk dalam kriteria syariah (Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh Bapepan-LK) dengan mempertimbangkan kapitalisasi padar dan likuiditas.

5. Indeks Kompas-100, indeks yang terdiri dari 100 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang sudah ditentukan. Review dan penggantian saham dilakukan setiap 6 bulan.


(30)

6. Indeks BISNIS-27, kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan harian Bisnis Indonesia meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks BISNIS-27. Indeks yang terdiri 27 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih berdasarkan kriteria fundamental, teknikal atau likuiditas transaksi dan Akuntabilitas dan tata kelola perusahaan.

7. Indeks PEFINDO-25, kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan lembaga rating PEFINDO meluncurkan indeks saham yang diberi nama indeks PEFINDO-25. Indeks ini dimaksudkan untuk memberikan tambahan informasi bagi pemodal khususnya untuk saham-saham emiten kecil dan menengah (Small Medium Enterprises/SME). Indeks ini terdiri dari 25 saham Perusahaan Tercatatat yang dipilih dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria seperti: Total Aset, tingkat pengenmbalian modal (Return on Equity) dan opini akuntan publik. Selain kriteria tersebut di atas, diperhatikan juga faktor likuiditas dan jumlah saham yang memiliki publik

8. Indeks SRI-KEHATI, indeks ini dibentuk atas kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI). SRI adalah singkatan dari Sustainable Responsible Investment. Indeks ini diharapakan memberi tambahan informsi kepada investor yang ingin berivestasi pada emiten-emiten yang serta memiliki kesadaran terhadap lingkungan dan menjalankan tata kelola perusahaan yang baik. Indeks ini terdiri dari 25 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih dengan mempertimbangkan kriteri-kriteria seperti: Total Aset, Price Earming Ratio (PER), dan Free Float.


(31)

9. Indeks Papan Utama, menggunakan saham-saham Perusahaan Tercatat yang masuk dalam papan utama.

10.Indeks Papan Pengembangan, menggunakan saham-saham Perusahaan Tercatat yang masuk dalam kriteria Papan Pengembangan.

11.Indeks Individual, indeks harga saham masing-masing emiten.

2.1.2. Harga Saham

2.1.2.1. Pengertian Harga Saham

Pengertian harga saham menurut Apridar (2009: 441) adalah sebagai berikut: “Harga saham adalah harga yang ditetapkan oleh bursa sebagai pedoman tawar menawar atas saham pada saat dimulainya perdagangan pertama di pasar regular apabila harga pembukaan tidak terbentuk.” Harga saham merupakan nilai suatu saham yang mencerminkan kekayaan perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut. Harga dasar suatu saham merupakan harga perdananya. Perubahan harga saham dipengaruhi oleh kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar sekunder. Semakin banyak investor yang ingin membeli atau menyimpan suatu saham, maka harganya akan semakin naik. Secara umum, semakin banyak kinerja suatu perusahaan, maka semakin tinggi laba usahanya dan semakin banyak keuangan yang dapat dinikmati oleh pemegang saham juga semakin besar kemungkinan harga saham akan naik. Meskipun demikian, saham yang memiliki kinerja baik sekalipun harganya bisa saja turun karena keadaan pasar.


(32)

2.1.2.2. Teori Harga Saham

1. Valuation Model (model penilaian)

Model penilaian merupakan suatu mekanisme untuk merubah serangkaian variabel ekonomi atau variabel perusahaan yang diramalkan atau yang diamati menjadi perkiraan tentang harga saham. Variabel-variabel ekonomi tersebut seperti laba perusahaan, dividen yang dibagikan, varibialitas laba dan sebagainya.

2. Strong Form Eficiency

Strong Form Eficiency menyatakan bahwa semua informasi yang tercermin dalam harga saham meliputi informasi yang sifatnya pribadi maupun yang dipublikasikan (Lubis, 2006: 123). Ada tiga jenis informasi yang dimaksud yaitu informasi yang bersifat fundamental, informasi yang bersifat teknis, dan informasi yang berhubungan dengan kondisi sosial, ekonomi, dan politik.

2.1.2.3. Pendekatan Penilaian Harga Saham

Untuk menentukan harga saham terdapat dua pendekatan, yaitu: a. Analisa Fundamental

Analisis fundamental merupakan salah satu cara yang lazim digunakan oleh para pemodal untuk menilai saham. Analisis fundamental memiliki asumsi dasar bahwa harga saham tidaklah diukur dari standar harga di pasar, melainkan diprediksikan terlebih dahulu dengan analisis perusahaan (Husnan, 2002: 336).


(33)

Analisis fundamental menekankan bahwa faktor-faktor fundamental mempengaruhi harga saham karena menitikberatkan pada analisis rasio keuangan Melalui analisis rasio keuangan dapat diperoleh informasi atau gambaran tentang kondisi keuangan perusahaan dan hasil operasional yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut.

b. Analisis Teknikal

Analisis teknikal didahului dengan asumsi dasar bahwa harga saham terbentuk dari hasil spekulasi (Ghozali, 2005: 94). Kegiatan spekulasi tersebut menitikberatkan pada trend yang dibentuk harga saham ada periode yang lalu dan tidak ada hubungannya dengan nilai intrinsik saham. Kenaikan dan penurunan harga saham pada periode sebelumnya digunakan untuk memprediksi harga saham pada periode berikutnya. Trend harga saham menjadi tolok ukur untuk memprediksi harga saham periode berikutnya.

2.1.3. Kinerja Keuangan Perusahaan 2.1.3.1. Pengertian Kinerja

Pengukuran kinerja didefinisikan sebagai “performing measurement“, yaitu kualifikasi dan efisiensi perusahaan atau segmen atau keefektifan dalam pengoperasian bisnis selama periode akuntansi. Dengan demikian pengertian kinerja adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu (Hanafi, 2003: 69).


(34)

Bagi investor, informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain. Apabila kinerja perusahaan baik maka nilai usaha akan tinggi. Dengan nilai usaha yang tinggi membuat para investor melirik perusahaan tersebut untuk menanamkan modalnya sehingga akan terjadi kenaikan harga saham. Atau dapat dikatakan bahwa harga saham merupakan fungsi dari nilai perusahaan.

1. Tujuan Pengukuran Kinerja

Munawir (2002: 31) menyatakan bahwa tujuan dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan adalah :

a. Mengetahui tingkat likuiditas

Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera diselesaikan pada saat ditagih. b. Mengetahui tingkat solvabilitas

Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabia perusahaan tersebut dilikuidasi, baik keuangan jangka panjang maupun jangka pendek.

c. Mengetahui tingkat rentabilitas

Rentabilitas atau yang sering disebut dengan profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.


(35)

d. Mengetahui tingkat stabilitas (aktivitas)

Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya serta membayar beban bunga atas hutang-hutangnya tepat pada waktunya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja keuangan memberikan penilaian atas pengelolaan aset perusahaan oleh manajemen dan manajemen perusahaan dituntut untuk melakukan evaluasi dan tindakan perbaikan atas kinerja keuangan perusahaan yang tidak sehat.

2. Ukuran Kinerja

Ada tiga macam ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja secara kuantitatif, yaitu:

a. Ukuran kriteria tunggal

Ukuran kriteria tunggal (single criteria) adalah ukuran kinerja yang hanya menggunakan satu ukuran untuk menilai kinerja manajer. Kelemahan apabila kriteria tunggal digunakan untuk mengukur kinerja yaitu orang akan cenderung memusatkan usahanya pada kriteria pada usaha tersebut sehingga akibatnya kriteria lain diabaikan.

b. Ukuran kriteria beragam

Ukuran kriteria beragam (multiple criteria) adalah ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran untuk menilai kriteria manajer. Tujuan


(36)

penggunaan beragam ini adalah agar manajer yang diukur kinerjanya mengarahkan usahanya kepada berbagai kinerja.

c. Ukuran kinerja gabung

Ukuran kriteria gabungan (composite criteria) adalah ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran, untuk memperhitungkan bobot masing- masing ukuran dan menghitung rata-ratanya sebagai ukuran yang menyeluruh kinerja manajer.

2.1.4. Analisis Rasio Keuangan

2.1.4.1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan bentuk atau cara yang umum digunakan dalam analisis laporan keuangan. Dengan kata lain, diantara alat-alat analisis yang selalu digunakan untuk mengukur kekuatan atau kelemahan yang dihadapi perusahaan dibidang keuangan, adalah analisis rasio. Rasio merupakan alat yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara faktor yang satu dengan faktor yang lain dari suatu laporan finansial (Alwi, 1994).

Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005: 36) “Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio”. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perlambangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio yang akan menjelaskan atau


(37)

menggambarkan kepada penganalisa baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan.

Kegunaan rasio keuangan bagi ketiga kelompok utama pemakai laporan keuangan menurut Brigham dan Houston (2006: 119) adalah sebagai berikut:

a. Manajer, yang menerapkan rasio untuk membantu menganalisis, mengendalikan, dan kemudian meningkatkan operasi perusahaan,

b. Analis kredit, termasuk petugas pinjaman bank dan analis peringkat obligasi, yang menganalisis rasio-rasio untuk membantu memutuskan kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utangnya, dan

c. Analis saham, yang tertarik pada efisiensi, resiko, dan prospek pertumbuhan perusahaan.

Analisis rasio keuangan memiliki beberapa keunggulan sebagai alat analisis, yaitu :

• Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan

• Rasio merupakan pengganti yang sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit

• Rasio mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain

• Rasio sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (z-score)


(38)

• Dengan rasio lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lainnya atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series

Ada beberapa keterbatasan atau kelemahan analisis rasio keuangan :

• Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha.

• Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan.

• Rasio keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda bahkan bisa merupakan hasil manipulasi.

• Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan hasil manipulasi.

2.1.4.2. Jenis-jenis Rasio Keuangan

Ada banyak rasio keuangan yang dibuat sesuai kebutuhan para analis yang biasa digunakan dalam melakukan analisis keuangan. Menurut Hanafi dan Halim (2003), rasio keuangan dibagi menjadi lima kelompok bagian, yaitu :

a. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas menurut Horne dan Wachowicz (2005: 206) adalah “rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya”. Karena likuiditas menyangkut tentang kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya, maka pengujian likuiditas


(39)

difokuskan pada hubungan antara aktiva lancar dan hutang lancar yang dimiliki perusahaan. Ada beberapa macam rasio likuiditas, antara lain: current ratio, acid test ratio, quick ratio, dan net working capital.

b. Rasio Leverage

Rasio leverage (rasio utang) menurut Horne dan Wachowicz (2005: 209) adalah “rasio yang menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh utang”. Rasio

leverage disebut juga rasio solvabilitas. Pihak yang paling berkepentingan terhadap rasio solvabilitas perusahaan adalah kreditur dan pemegang saham. Semakin besar jumlah pendanaan yang berasal dari kreditur, semakin tinggi resiko perusahaan tidak dapat membayar seluruh kewajiban dan bunganya. Bagi pemegang saham, semakin tinggi rasio solvabilitas, semakin rendah tingkat pengembalian yang akan diterima pemegang saham karena perusahaan harus melakukan pembayaran bunga sebelum laba dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Ada beberapa macam rasio leverage, antara lain: debt ratio, debt to equity ratio, long term debt to equity, dan time intersted earned.

c. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas (activity ratio) menurut Horne dan Wachowicz (2005: 212) adalah “rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan berbagai aktivanya”. Rasio-rasio ini dirancang untuk mengetahui apakah jumlah total dari tiap-tiap jenis aktiva seperti yang dilaporkan dalam neraca terlihat wajar, terlalu tinggi, atau terlalu rendah jika dibandingkan dengan tingkat penjualan saat ini dan proyeksinya. Ada beberapa macam rasio aktivitas, antara


(40)

lain: total aset turnoverratio, account receivable turnover ratio, fixed asset turnover ratio, inventory turnover ratio, average collection period ratio, dan

day’s sales in inventory. d. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas menurut Horne dan Wachowicz (2005: 222) adalah “rasio yang menghubungkan laba dari penjualan dan investasi”. Setiap perusahaan menginginkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Untuk dapat melangsungkan hidupnya, perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan (profitable). Apabila perusahaan berada dalam kondisi yang tidak menguntungkan, maka akan sulit bagi perusahaan untuk memperoleh pinjaman dari kreditor maupun investasi dari pihak luar.

Rasio ini sangat penting untuk mengetahui sampai sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba baik yang berasal dari kegiatan operasional maupun kegiatan non operasional. Ada beberapa macam rasio profabilitas, antara lain: gross profit margin ratio, operating profit margin ratio, net profit margin ratio, return on investment, return on equity, return on asset, dan basic earning power.

e. Rasio Pasar

Rasio pasar adalah rasio yang menunjukkan bagian dari laba perusahaan, dividen, dan modal yang dibagikan pada setiap saham (Fakhruddin dan Hadianto, 2001: 59). Rasio ini menunjukkan informasi yang cenderung dilihat dari sudut pandang investor dan biasanya diungkapkan dalam basis per saham.


(41)

Ada beberapa macam rasio pasar, antara lain: dividen yield, earning yield, dividen per share, earning per share, dividen payout ratio, price earning ratio, dan price to book value.

Adapun rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio profitabilitas yaitu Return On Asset, Return On Equity, dan Net Profit Margin, rasio leverage yaitu Debt to Equity Ratio, serta rasio pasar yaitu Earning Per Share.

a. Return on Asset (ROA)

Return on Asset merupakan bagian dari rasio profitabilitas. Dimana rasio profitabilitas menujukan kemampuan perusahaan menciptakan laba. Menurut Hanafi dan Halim (2009: 159), “Return on Asset (ROA) sering diterjemakan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai rentabilitas ekonomi untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa lalu. Analisis ini kemudian bisa di proyeksikan di masa depan untuk melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa-masa mendatang.”

Dalam berinvestasi biasanya calon investor hanya terpaku pada net income suatu perusahaan. Hal ini harus dihindari, karena investor yang bagus biasanya juga melihat tingkat efektivitas pengembalian atas dasar sumber daya yang digunakan. Dengan menggunakan rasio ini maka investor dapat menilai apakah perusahaan dapat menghasilkan laba sesuai dengan sumber daya yang digunakan. Hasil dari rasio ini jika semakin tinggi maka akan semakin bagus, yang menunjukan bahwa


(42)

keuntungan dari dana yang diinvestasikan semakin meningkat. Formula yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah:

b. Return on Equity (ROE)

Return on Equity merupakan turunan dari Return on Asset, sehingga hasilnya dapat lebih menggambarkan profitabilitas. Menurut Hanafi dan Halim (2009: 179), ”Return on Equity sering juga disebut rentabilitas saham sendiri (rentabilitas modal saham) merupakan bagian dari total profitabilitas yang bisa dialokasikan ke pemegang saham.” Semakin tinggi rasio ini berarti tingkat pengembalian atas investasi yang ditanamkan semakin meningkat dari tahun sebelumnya, sehingga calon investor akan lebih tertarik untuk berinvestasi. Formula yang digunakan untuk menghitung ratio ini adalah:

c. Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin merupakan rasio laba bersih dengan penjualan, yaitu pendapatan dikurangi dengan seluruh biaya termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan. Net Profit Margin menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, semakin tinggi Net Profit Margin semakin baik kinerja perusahaan karena menampakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh sisa


(43)

hasil usaha dari penjualan. Formula yang digunakam untukk menghitung ratio ini adalah:

d. Debt to Equity Ratio (DER)

Untuk mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai dengan hutang salah satunya dapat dilihat melalui Debt to Equity Ratio. Debt to Equity Ratio mencerminkan besarnya proposri antara total debt (total hutang) dengan total shareholder’s equity (total modal sendiri). Debt to Equity Ratio merupakan financial leverage

yang dipertimbangkan sebagai variabel keuangan karena secara teoritis menunjukkan resiko suatu perusahaan sehingga berdampak pada ketidakpastian harga saham. Debt to Equity Ratio yang tinggi mempunyai dampak yang buruk terhadap kinerja perusahaan karena tingkat utang yang semakin tinggi berarti beban bunga akan semakin besar yang berarti mengurangi keuntungan. Sebaliknya, tingkat Debt to Equity Ratio yang rendah menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena menyebabkan tingkat pengembalian yang semakin tinggi. Sehingga investor cenderung memilih saham dengan Debt to Equity Ratio yang rendah. Formula yang digunakan untuk menghitung ratio ini adalah:


(44)

Earning per Share merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan per lembar saham bagi pemiliknya. Dengan menggunakan rasio Earning per Share, investor dapat mengetahui besarnya pertumbuhan earning yang telah dicapai perusahaan terhadap jumlah saham perusahaan. Semakin besar tingkat kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan per lembar saham maka perusahaan semakin baik kinerja perusahaannya.

Tabel 2.1

Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu

Nama Judul Variabel Peneliti Hasil Penelitian

Noer Sasongko dan Nila Wulandari (2006) Pengaruh EVA dan Rasio-rasio Profibabilitas terhadap Harga Saham - Dependen: Stock Price - Independen: Economic Value Added, Return on Asset, Return on Equity, Return on Sales, Basic Earning Power, Earning per Share

Secara simultan, EVA dan rasio-rasio profitabilitas mempengaruhi harga saham. Secara parsial, hanya Earning per Share yang memiliki pengaruh positif terhadap harga saham.

Tabel 2.1 lanjutan

Nama Judul Variabel Peneliti Hasil Penelitian

Stella (2009)

Pengaruh Price to Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Asset, dan Price to Book Value

- Dependen:

Stock Price

- Independen:

Price to Earning Ratio, Debt to Equity Ratio,

Secara parsial, hanya Price to Earning Ratio yang memiliki pengaruh positif signifikan terhadap harga saham dan

Debt to Equity Ratio yang memiliki pengaruh negatif


(45)

terhadap Harga Saham

Return on Asset, Price to Book Value

signifikan terhadap harga saham Umi Mardiyati dan Nurima Ratu Berlian (2010) Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham pada saat Krisis dan Sebelum Krisis di BEI - Dependen: Stock Price - Independen:

Return on Asset, Return on Equity, Net Profit Margin, Price Book Value, Price Earning Ratio

Secara simultan, ROA, ROE, NPM, PER dan PBV mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

Secara parsial, hanya ROA yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham

Witaryo Iwan (2010) Analisis Pengaruh Good Corporate Governance Dan Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan LQ-45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia - Dependen: Stock Price - Independen: Good Corporate Governance,

Return on Asset, Return on Equity, Net Profit Margin

Secara simultan, GCG, ROA, ROE, dan NPM secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Secara parsial, hanya ROA dan NPM yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham sedangkan GCG dan ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Mutia Salman (2011) Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di BEI

- Dependen:

Stock Price

- Independen:

Debt to Equity Ratio, Earnings per

Share, Price Erning Ratio, Return on Equity

Secara simultan, DER, ROE, EPS, PER secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Secara parsial, hanya ROE yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Tabel 2.1 lanjutan

Nama Judul Variabel Peneliti Hasil Penelitian

Niekie Arwiyati Pengaruh EVA, Rasio - Dependen: Stock Price

Secara simultan, variabel bebas (EVA, ROA, ROE,


(46)

(2012) Profitabilitas dan EPS terhadap Harga Saham pada Perusahaan Asuransi yang terdaftar di BEI

- Independen:

Economic Value Added, Return on Asset, Return on Equity, Return on Sales, Earning per Share

ROS, EPS) mempunyai pengaruh terhadap harga saham.

Secra parsial, variabel EVA dan EPS mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham

2.1.5. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dalam penulisan skripsi ini terdiri dari beberapa tahap. Tahap pertama adalah dikumpulkannya informasi-informasi dari berbagai penelitian sebelumnya dan literatur yang berkaitan dengan topik, yaitu mengenai faktor-faktor pengaruh terhadap harga saham, lalu dilakukan studi kepustakaan dari perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, dan mengumpulkan semua laporan tahunan perusahaan dari pojok Bursa Efek Indonesia Universitas Trisakti finance.yahoo.com untuk data-data variabel dependen dan idependen.

Tahap selanjutnya adalah diidentifikasi faktor-faktor yang akan dianalisis. Kemudian dikembangkan hipotesis mengenai pengaruh setiap faktor yang telah diidentifikasikan terhadap harga saham. Data tersebut dianalisis dengan meggunakan bantuan IBM SPSS Statistics Version 20, lalu dilakukan Analisis Regresi Berganda, Uji Normalitas, Uji Asumsi Klasik, dan Uji Hipotesis. Setelah dilakukan pengujian hipotesis, maka diketahui hasil penelitian yang telah dilakukan dan dibandingkan hasil penelitian terdahulu serta beri saran dan kesimpulan untuk penelitian selanjutnya.


(47)

Gambar 2.1

Skema Kerangka Konseptual

Tahap Perencanaan Pengambilan Judul

Perumusan Masalah Pembatasan Ruang Lingkup

Identifikasi Masalah

Membaca jurnal-jurnal penelitian ekonomi dan akuntansi untuk memperolah gambaran umum

mengenai penelitian yang akan dilakukan

Mengumpulkan laporan keuangan perusahaan

darecord


(48)

Para penganut analisis fundamental berasumsi bahwa apabila kondisi fundamental atau kinerja keuangan perusahaan semakin baik maka harga saham yang diharapkan juga akan mengalami kenaikan (Husnan, 2002: 63). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen (variabel bebas) adalah rasio keuangan yang terdiri dari rasio Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Marjin

(NPM), Debt to Equity Ratio (DER), dan Earning per Share (EPS). Variabel dependen (variabel terikat) dalam penelitian ini adalah harga saham.

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

a. Harga Saham adalah harga yang tercatat dalam bursa dan merupakan harga yang ada di pasar sekunder, dan biasanya dipublikasikan setiap hari di surat

Debt to Equity

Ratio Earnings

per Share Net

Profit Margin Return

on Equity Return

on Asset

Hipotesis

Analisis data menggunakan IBM SPSS Statistics Version 20

Hasil Penelitian

Kesimpulan dan Saran Tahap Penyelesaian


(49)

kabar atau media lain. Harga saham adalah variabel terikat dan dilambangkann dengan Y.

b. Return on Asset merupakan kemampuan perusahaan menciptakan laba serta mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Return on Asset adalah variabel bebas dan dilambangkan X₁.

c. Rerutn on Equity merupakan kemampuan perusahaan dalam memberikan hasil kepada pemegang saham biasa. Return on Equity adalah variabel bebas dan dilambangkan X₂.

d. Net Profit Margin merupakan pengukuran laba bersih secara keseluruahan yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan. Net Profit Margin adalah variabel bebas dan dilambangkan X₃.

e. Debt to Equity Ratio merupakan perbandingan antara hutang–hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya. Debt to Equity Ratio adalah variabel bebas dan dilambangkan X₄.

f. Earnings per Share merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan per lembar saham bagi pemiliknya. Earnings per Share adalah variabel bebas dan dilambangkan X₅.

Berdasarkan uraian diatas, maka dibuat kerangka konseptual sebagai berikut:


(50)

Harga Saham (Y)

Kerangka Konseptual

H₁ H₂ H₃ H₄ H₅ H₆

2.1.6. Pengembangan Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual beserta landasan teori yang telah dikemukakan, maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:

Hipotesis I : Return on Asset (X₁) berpengaruh terhadap harga saham perusahaan

(Y), dengan demikian: Ho₁ : b₁ = 0

Ha₁ : b₁≠ 0 Return on Asset (X₁)

Return on Equity (X₂)

Net Profit Matgin (X₃)

Debt to Equity Ratio (X₄)


(51)

Hipotesis II : Return on Equity (X₂) berpengaruh terhadap harga saham perusahaan (Y), dengan demikian:

Ho₂ : b₂ = 0

Ha₂ : b₂ ≠ 0

Hipotesis III : Net Profit Margin (X₃) berpengaruh terhadap harga saham perusahaan

(Y), dengan demikian: Ho₃ : b₃ = 0

Ha₃ : b₃ ≠ 0

Hipotesis IV : Debt to Equity Ratio (X₄) berpengaruh terhadap harga saham perusahaan (Y), dengan demikian:

Ho₄ : b₄ = 0

Ha₄ : b₄ ≠ 0

Hipotesis V : Earnings per Share (X₅) berpengaruh terhadap harga saham perusahaan (Y), dengan demikian:

Ho₅ : b₅ = 0

Ha₅ : b₅ ≠ 0

Hipotesis VI : Return on Asset (X₁), Return on Equity (X₂), Net Profit Margin (X₃),

Debt to Equity Ratio (X₄), Ernings per Share (X₅) secara bersam a -sama berpengaruh terhadap harga saham perusahaan (Y), dengan demikian:

Ho₆ : b₆ = 0


(52)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian

Penelitian adalah aplikasi secara formal dan sistematis dari metode ilmiah untuk mempelajari dan menjawab permasalahan. Tujuan penelitian identik dengan tujuan ilmu pengetahuan pada umumnya yaitu membuat penjelasan, menyusun prediksi, serta mengendaikan fenomena yang terjadi di dalam suatu batasan yang ditentukan. Desain penelitian merupakan kerangka kerja untuk merinci hubungan antara variabel bebas dan terikat dalam suatu penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam hal ini adalah penelitian asosiatif kausal yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiono, 2004: 11).

3.2. Pemilihan Objek Penelitian

Pemilihan objek penelitian merupakan suatu tahap yang penting dalam melakukan penelitian. Objek penelitian yang akan diteliti dalam skripsi ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham pada perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ-45 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2012. Objek penelitian terdiri atas variabel independen dan dependen, antara lain:

1. Variabel harga saham (Y) merupakan variabel terikat (dependent variabel). 2. Variabel Return on Asset (X₁) merupakan variabel bebas (independent variabel). 3. Variabel Return on Equity (X₂) merupakan variabel bebas (independent


(53)

4. Variabel Net Profit Margin (X₃) merupakan variabel bebas (independent variabel).

5. Variabel Debt to Equity Ratio (X₄) merupakan variabel bebas (independent variabel).

6. Variabel Earning per Share (X₅) merupakan variabel bebas (independent variabel).

3.3. Metode Penarikan Sampel

1. Populasi dan Teknik Pemilihan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004: 56). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ-45 yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2012. Berdasarkan data yang diperoleh dari Pojok Bursa Efek Indonesia Universitas Trisakti, jumlah populasi dari penelitian ini adalah 68 perusahaan.

Yang dimaksud dengan sampel adalah unsur-unsur dari populasi yang mewakili populasi yang bersangkutan. Sampel adalah sebagian dari unit populasi yang diperoleh melalui sampling tertentu (Rochaety et al, 2007: 64). Metode yang digunakan untuk pemilihan sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik penentuan sampel secara purposive sampling. Menurut Jogiyanto (2004: 79)


(54)

“pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling) dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu”.

Pertimbangan perusahaan yang akan dijadikan sampel penelitian adalah perusahaan yang memiliki kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode analisa pada tahun 2009-2012.

2. Perusahaan yang masuk kelompok LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2011.

3. Perusahaan LQ-45 tersebut memiliki laporan keuangan yang lengkap selama periode 2009-2012 dan telah diaudit oleh kantor akuntan publik.

4. Perusahaan-perusahaan LQ-45 tersebut memiliki laba bersih selama periode 2009-2012.

5. Laporan keuangan disajikan dalam mata uang rupiah selama periode 2009-2012.

Berdasarkan kriteria tersebut, terdapat 25 perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini dari 68 perusahaan yang masuk ke dalam daftar emiten LQ-45 yang terdaftar di BEI periode 2009-2012.

2. Operasional Variabel Penelitian

Variabel adalah salah satu konsep yang dapat diasumsikan sebagai suatu kisaran nilai. Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi mengenai hal tersebut (sugiono, 2007). Variabel-variabel yang akan dianalisis dalam


(55)

penelitian ini terdiri dari variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas).

a. Variabel dependen (terikat)

Variabel dependen menurut Sugiyono (2004: 3) adalah “variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham dari setiap perusahaan yang terpilih menjadi sampel. Harga saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham penutup (closing price) per 31 Desember setiap tahunnya. Variabel harga saham dalam penelitian ini dilambangkan dengan Y.

b. Variabel independen (bebas)

Variabel independen menurut Erlina dan Mulyani (2007: 34) adalah “variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan positif dan negatif bagi variabel dependen lainnya”. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan yang terdiri Return on Asset, Return on Equity, Net Profit Margin, Debt Equity Ratio, dan Earning per Share.

Tabel 3.1


(56)

Variabel Konsep Variabel Pengukuran Skala Variabel Dependen

Harga Saham (Y)

Harga yang tercatat dalam bursa dan merupakan harga yang ada di pasar sekunder.

Harga Saham Penutup

(Closing Price) Rasio

Variabel Independen Return on

Asset

(ROA) (X₁)

Rasio ini digunakan untuk menunjukan kemampuan perusahaan menciptakan laba serta mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Rasio Return on Equity (ROE) (X₂)

Rasio ini mengukur

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan modal sendiri yang dimiliki perusahaan, sehingga sering disebut rentabilitas modal sendiri. Rasio Net Profit Margin (NPM) (X₃)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan

net income dari kegiatan operasi pokoknya. Rasio Debt to Equity Ratio (DER) (X₄)

rasio yang membandingkan utang perusahaan dengan total ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya

Rasio

Earning per Share

(EPS) (X₅)

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar tiap lembar saham dapat

menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya.


(57)

3.4. Jenis dan Sumber Data

Berdasarkan sumber datanya, data yang digunakan adalah data sekunder dimana sumber data tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Menurut Umar (2003: 60), ”Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar, dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain.” Data sekunder untuk penelitian ini diperoleh dari Pojok Bursa Efek Indonesia Universitas Trisakti dan situs resmi Bursa Efek Indonesia, yaitu www.idx.co.id berupa laporan keuangan sampel perusahaan yang dipublikasikan serta harga saham perusahaan tersebut dan dari finance.yahoo.com berupa harga saham yang masih aktif diperdagangkan dari sampel perusahaan tersebut.

Data yang diperoleh adalah data panel yaitu kombinasi antara data time series

dan data cross section yang bersifat kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala

numerik atau angka. Penelitian ini diambil dari 25 perusahaan LQ-45 (section) selama periode 3 tahun (series) yaitu tahun 2009 sampai dengan tahun 2012.

3.5. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Dalam penelitian kepustakaan, penelitian ini dilakukan dengan cara pengkajian dan pendalaman literatur-literatur, seperti buku, jurnal dan laporan penelitian yang berkaitan dengan

masalah yang diteliti guna memperoleh dasar teoritis dan acuan untuk mengolah data yang diperoleh dari perpustakaan dan penelusuran internet. Selain itu juga untuk


(58)

memperoleh data sekunder dari BEI yang akan digunkan sebagai landaan teori dan dasar untuk menganalisis data penelitian ini. Penelitian lapangan dilakukan dengan mencari data sekunder yaitu mengambil data dari Indonesian Stock Exchange (IDX) berupa laporan keuangan yang telah diaudit periode 2009-2012 untuk data variabel ROA, ROE, NPM, DER, dan EPS dan data harga saham perusahaan yang dijadikan sampel untuk tahun 2009-2012 di finance.yahoo.com.

3.6. Metode Analisis Data

Setelah proses pengumpulan data selesai, maka tahap berikutnya adalah tahap analisis data. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kuantitatif agar lebih mampu menunjukan hasil yang cepat dan tepat dan metode analisis statistik dengan bantuan software IBM SPSS Statistics Version 20. Penilaian kuantitatif diperoleh dari data kuanlitatif yang telah ada, jawaban dari elemen-elemen tersebut kemudian dilakukan pembobotan indeks untuk setiap perusahaan berdasarkan nilai mean yang dilakukan dengan menjumlahkan seluruh data dibagi dengan banyaknya data. (Kuncoro, 2003: 173). Pengukuran Return on Asset (ROA), Return on Equity

(ROE), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), dan Earnings per Share

(EPS), dengan menghitung berdasarkan pada rumus yang ada menggunkan data laporan keuangan yang telah diaudit tahun 2009-2012.

Harga saham menggunakan rasio berupa nilai rupiah harga saham pada harga saham penutup (Closing Price) per 31 Desember setiap tahunnya untuk memudahkan dalam penelitian yang disebabkan keterbatasan waktu. Perolehan angka hasil analisis


(59)

rasio tersebut kemudian diuji terlebih dahulu dengan uji prasyarat analisis statistik parametrik. Setelah dinyatakan lulus uji prasyarat tersebut, pengolahan data dilakukan dengan analisis regresi berganda untuk menguji besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian statistik didahului dengan pengujian asumsi klasik atas variabel bebas dan variabel terikat yang ada untuk mendapatkan hasil parameter yang lebih baik. Sebelum dianalisis, peneliti terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.

3.6.1. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Data

Priyatno (2008: 28) menjelaskan uji normalitas sebagai uji yang digunakan untuk mengetahui apakah populasi data terdistribusi normal atau tidak. Uji asumsi normalitas data ini dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik sumbu diagonal dan mengikuti arah garis diagonal dari grafik). Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memehuni asumsi normalitas, dan sebaliknya jika data tidak menyebar disekitar garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi data normal. Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov test dengan membandingkan nilai signifikasi dengan alpha 0,05.


(60)

uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi (Priyatno, 2008: 41). Jika varians dari faktor pengganggu selalu sama dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain, maka model regresi tersebut bersifat homosedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah regresi yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji ini menggunakan scatterplot

sebagai dasar analisis data. Deteksi adanya heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada/tidaknya pola tertentu pada grafik pengujian heteroskedastisitas, dimana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu Y adalah residual (Y prediksi - Y sesungguhnya) yang telah studentized. Dasar pengambilan keputusannya adalah jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang membentuk suatu pola tertentu yang teratur, maka talah terjadi heteroskedastisitas, tetapi jika tidak ada pola yang jelas, dimana titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

c. Uji Multikolinearitas

Menurut Priyatno (2008: 39), pengujian multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Apabila terdapat hubungan linear antar variabel bebas maka akan sulit untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, dan dalam melihat


(61)

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, antar variabel bebas tersebut harus diperhatikan. Metode yang dapat digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinearitas adalah dengan memperhatikan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Pada umumnya, jika VIF lebih besar dari 10 dan angka tolerance

kurang dari 0.1, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya. Jika dalam suatu model regresi terjadi multikolinearitas, maka salah satu variabel bebas harus dikeluarkan dari model regresi.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi (Priyatno, 2008: 47). Adanya masalah autokolerasi menyebabkan model regresi yang seharusnya signifikan menjadi tidak layak untuk dipakai. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari masalah autokorelasi. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi digunakan uji Dustin-Watson (D-W) yang dapat dilihat dari hasil uji regresi berganda dan membandingkannya dengan nilai yang terdapat di tabel

Durbin-Watson. Dasar pengambilan pada uji ini adalah: 1. Jika D-W < dL berarti ada autokorelasi positif, 2. Jika (4-dU) < D-W berarti ada autokorelasi negatif,


(62)

4. Jika dL < D-W < dU atau (4-dU) < D-W < (4-dL), maka tidak dapat menghasilkan kesimpulan (incon clusive).

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terkait. Dalam analisis regresi berganda terdapat uji secara parsial dan uji secara simultan. Uji secara parsial dapat dilakukan dengan melihat uji signifikasi (t-test) digunakan untuk menunjukan pengaruh variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Uji simultan dapat dilakukan dengan uji Anova ( F-test), mengantikan multiple Correlation (R), dan multiple Determination (R

square / R²).

3.6.2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan model regresi berganda, Priyatno (2008: 66) menjelaskan model regresi berganda digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Model regresi untuk menguji hipotesis tersebut dinyatakan dalam bentuk fungsi harga saham.

Model regresi berganda yang digunakan:

Y = β₀ + β₁ X ₁ + β₂ X ₂ + β₃ X ₃ + β₄ X ₄ + β₅X₅ + e


(63)

Y = variabel dependen atau kriterium, yaitu variabel yang nilainya akan diprediksi (harga saham)

β₀ = konstanta

β₁, β₂, β₃, β₄, β = koefisien regresi ₅

X₁ = variabel independen, yaitu Return on Asset

X₂ = variabel independen, yaitu Return on Equity

X₃ = variabel independen, yaitu Net Profit Margin

X₄ = variabel independen, yaitu Debt on Equity Ratio

X₅ = variabel independen, yaitu Earnings per Share

e = variabel pengganggu atau Error Term (residual)

Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda karena ada dua atau lebih variabel independennya. Pengujian hipotesis ditujukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen.

Uji test of significance (uji t statistik) digunakan untuk menentukan pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat (bersifat signifikan/tidak signifikan). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan probabilita signofikansi dengan tingkat kesalahan 5% atau 0,05.

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat secara parsial.

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat secara parsial.


(64)

Jika nilai t hasil regresi mempunyai signifikasi yang lebih besar dari 0.05 dan t hitung lebih baik dari t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

− jika thitung < ttabelpada α 0.05, maka Ha ditolak

− jika thitung > ttabelpada α 0.05, maka Ha diterima.

Uji Varians Fisher (uji F statistik) digunakan untuk menguji pengaruh seluruh variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat. Pengujian ini dilakukan dengan probabilita signifikan dengan tingkat kesalahan 5% atau 0,05.

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat secara simultan.

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat secara simultan.

Jika nilai F hasil regresi mempunyai signifikansi yang lebih besar dari 0.05 dan F hitung lebih kecil dari F tabel, maka Ho diterima dan Ho ditolak. Sebaliknya jika nilai F hasil regresi mempunyai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 dan F hitung lebih besar dari F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

− jika Fhitung < Ftabelpada α 0.05, maka Ha ditolak dan

− jika Fhitung > Ftabelpada α 0.05, maka Ha diterima.

Uji Multiple Correlation (Uji R) dilakukan untuk menentukan apakah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikatnmya kuat atau lemah, yang dapat dilihat daru nilai R apakah lebih besar atau lebih kecil dari 0,5. Jika lebih besar dari 0,5, berarti


(65)

hubungan variabel bebas dengan variabel terikat adalah kuat, sebaliknya jika R lebih kecil dari 0,5 maka hubungan variabel bebas dengan variabel terikat lemah.

Uji Multiple Determination (uji R²) dilakukan untuk mengkaji seberapa besar variabel bebas dapat menjelaskan perubahan pada variabel terikat. Nilai koefisien regresi berganda berada antara 0 sampai 1. Semakin besar nilai R² (mendekati nilai 1) menunjukan semakin besar kemampuan variabel bebas menjelaskan perubahan pada variabel terikat. Dasar yang digunakan dalam pengambilan keputusan terhadap nilai R dari analisis korelasi, yaitu:

1. Interval nilai R 0,001 – 0,200 menunjukan korelasi sangat lemah 2. Interval nilai R 0,201 – 0,400 menunjukan korelasi lemah

3. Interval nilai R 0,401 – 0,600 menunjukan korelasi cukup kuat 4. Interval nilai R 0,601 – 0,800 menunjukan korelasi kuat


(1)

(2)

DESCRIPTIVES VARIABLES=ROA ROE NPM DER EPS HargaSahamRupiah

/STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX.

Descriptives

[DataSet1]

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ROA (%) 75 1,092 40,669 12,18760 9,851650 ROE (%) 75 3,625 85,476 23,59327 15,779333 NPM (%) 75 3,269 43,840 19,86788 9,025990 DER (%) 75 15,364 1088,210 226,64259 310,898172 EPS (%) 75 18,295 4439,017 387,00621 808,397454 Harga Saham (Rupiah) 75 260,0 26350,0 6957,533 6841,9275 Valid N (listwise) 75

NPAR TESTS

/K-S(NORMAL)=RES_1

/MISSING ANALYSIS.

NPar Tests

[DataSet1]

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 75

Normal Parametersa,b Mean 0E-7 Std. Deviation 5607,90295273

Most Extreme Differences

Absolute ,136 Positive ,136 Negative -,067


(3)

Kolmogorov-Smirnov Z 1,177 Asymp. Sig. (2-tailed) ,125 a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

CORRELATIONS

/VARIABLES=ROA ROE NPM DER EPS HargaSahamRupiah RES_1

/PRINT=TWOTAIL NOSIG

/MISSING=PAIRWISE.

Correlations

[DataSet1] D:\Skripsi\Data Penelitian.sav

Correlations ROA (%) ROE (%) NPM (%) DER (%) EPS (%) Harga Saham (Rupiah) Unstandar dized Residual ROA (%)

Pearson Correlation 1 ,761** ,163 -,539** ,551** ,547** ,000 Sig. (2-tailed) ,000 ,161 ,000 ,000 ,000 1,000

N 75 75 75 75 75 75 75

ROE (%)

Pearson Correlation ,761** 1 ,254* -,062 ,819** ,457** ,000 Sig. (2-tailed) ,000 ,028 ,595 ,000 ,000 1,000

N 75 75 75 75 75 75 75

NPM (%) Pearson Correlation ,163 ,254 *

1 ,287* -,070 ,122 ,000 Sig. (2-tailed) ,161 ,028 ,013 ,549 ,298 1,000


(4)

N 75 75 75 75 75 75 75

DER (%)

Pearson Correlation -,539** -,062 ,287* 1 -,082 -,163 ,000 Sig. (2-tailed) ,000 ,595 ,013 ,487 ,162 1,000

N 75 75 75 75 75 75 75

EPS (%)

Pearson Correlation ,551** ,819** -,070 -,082 1 ,338** ,000 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,549 ,487 ,003 1,000

N 75 75 75 75 75 75 75

Harga Saham (Rupiah)

Pearson Correlation ,547** ,457** ,122 -,163 ,338** 1 ,820** Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,298 ,162 ,003 ,000

N 75 75 75 75 75 75 75

Unstandardized Residual

Pearson Correlation ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,820** 1 Sig. (2-tailed) 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 ,000

N 75 75 75 75 75 75 75

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

NONPAR CORR

/VARIABLES=ROA ROE NPM DER EPS HargaSahamRupiah RES_1

/PRINT=SPEARMAN TWOTAIL NOSIG

/MISSING=PAIRWISE.

Nonparametric Correlations

[DataSet1] D:\Skripsi\Data Penelitian.sav

Correlations ROA (%) ROE (%) NPM (%) DER (%) EPS (%) Harga Saham (Rupiah) Unstandar dized Residual S pear m an' s rh o ROA (%)

Correlation Coefficient 1,000 ,694** ,175 -,759** ,466** ,366** -,128 Sig. (2-tailed) . ,000 ,133 ,000 ,000 ,001 ,275

N 75 75 75 75 75 75 75

ROE (%)

Correlation Coefficient ,694** 1,000 ,443** -,194 ,608** ,597** ,082 Sig. (2-tailed) ,000 . ,000 ,095 ,000 ,000 ,486


(5)

N 75 75 75 75 75 75 75

NPM (%)

Correlation Coefficient ,175 ,443** 1,000 ,053 ,078 ,215 ,063 Sig. (2-tailed) ,133 ,000 . ,652 ,504 ,064 ,593

N 75 75 75 75 75 75 75

DER (%)

Correlation Coefficient -,759** -,194 ,053 1,000 -,119 -,074 ,172 Sig. (2-tailed) ,000 ,095 ,652 . ,310 ,526 ,140

N 75 75 75 75 75 75 75

EPS (%)

Correlation Coefficient ,466** ,608** ,078 -,119 1,000 ,639** ,250* Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,504 ,310 . ,000 ,051

N 75 75 75 75 75 75 75

Harga Saham (Rupiah)

Correlation Coefficient ,366** ,597** ,215 -,074 ,639** 1,000 ,731** Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,064 ,526 ,000 . ,000

N 75 75 75 75 75 75 75

Unstandardized Residual

Correlation Coefficient -,128 ,082 ,063 ,172 ,250* ,731** 1,000 Sig. (2-tailed) ,275 ,486 ,593 ,140 ,030 ,000 .

N 75 75 75 75 75 75 75

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


(6)

Lampiran 4

Pengumuman Saham Emiten yang Masuk dan Keluar dalam Perhitungan Indeks

LQ-45 Periode Februari 2009 – Januari 2012