Pembahasan .1 Pengaruh ROE Terhadap Harga Saham

4.3 Pembahasan 4.3.1 Pengaruh ROE Terhadap Harga Saham Hasil pengujian secara parsial dengan metode Common Effect Model CEM menunjukkan bahwa Return on Equity memiliki koefisien yang bernilai positif dengan tingkat signifikansi sebesar 0,15430,05. Hal ini menunjukkan bahwa Return on Equity berpengaruh positif tidak signifikan terhadap harga saham. Dengan demikian, jika Return on Equity meningkat, tidak menyebabkan peningkatan harga saham pada perusahaan sub sektor otomotif dan komponen di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. Return on Equity merupakan salah satu alat analisis dari rasio profitabilitas. Alat analisis ROE mengukur perbandingan antara laba bersih yang dihasilkan untuk setiap ekuitas keuangan karena dengan melakukan pengukuran menggunakan ROE dapat mengukur bagaimana perusahaan dapat memanfaatkan modal yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan laba. Semakin tinggi ROE berarti kinerja perusahaan semakin bagus. Return on Equity ROE mencerminkan seberapa besar return yang dihasilkan bagi pemegang saham atas setiap rupiah yang ditanamakannya Murhadi, 2013:64. Return on Equity berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap harga saham. Hal ini karena fluktuasi tingkat Return on Equity pada perusahaan otomotif dan komponen tidak searah dengan fluktuasi yang terjadi pada harga saham. Pada beberapa perusahaan otomotif dan komponen ditemukan tingkat ROE yang tinggi namun harga sahamnya rendah demikian sebaliknya, beberapa Universitas Sumatera Utara perusahaan otomotif dan komponen ditemukan ROE yang rendah namun ternyata memiliki harga saham yang lebih tinggi. Return on Equity pada perusahaan otomotif dan komponen tidak menjadi perhatian utama para investor sehingga Return on Equity berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan sub sektor otomotif dan komponen di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015.

4.3.2 Pengaruh ROA Terhadap Harga Saham

Hasil penelitian secara parsial Uji t dengan metode Common Effect Model CEM menunjukkan bahwa Return on Assets berpengaruh negatif namun signifikan terhadap harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa Return on Assets berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor otomotif dan komponen di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. Return on Assets merupakan salah satu rasio profitabilitas untuk mengkur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari sejumlah aset yang dimiliki. Semakin besar ROA mencerminkan semakin efisiennya perusahaan dalam mengelola aset sehingga mampu memperoleh laba seperti dikemukakan oleh Menurut Brigham dan Houston 2010: 148 mengatakan bahwa Return on Assets adalah rasio laba bersih terhadap total aset mengukur pengembalian atas total aset. Return on Assets berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham perusahaan otomotif dan komponen periode 2011-2015. Hal ini karena Return on Assets perusahaan otomotif dan komponen secara umum berfluktuasi dengan nilai rata-rata sebesar 7,87 namun fluktuasi yang terjadi tidak searah dengan fluktuasi Universitas Sumatera Utara yang terjadi pada harga saham. Pada sebagian besar perusahaan ditemukan Return on Assets meningkat ternyata tidak diikuti oleh meningkatkan harga saham, namun sebaliknya ketika Return on Assets meningkat, harga saham perusahaan tidak mengalami peningkatan bahkan mengalami penurunan. Kondisi ini juga disebabkan oleh tingginya beban perusahaan sehingga meskipun Return on Assets meningkat namun peningkatan tersebut juga diiringi oleh meningkatnya sejumlah hutang untuk membiayai aset sehingga para investor di pasar saham tidak tertarik untuk membeli saham perusahaan sebab dengan jumlah hutang yang terus meningkat meskipun laba meningkat dikhawatirkan perusahaan tidak mampu membayarkan dividen seperti harapan investor karena kemungkinan besar sebagian laba akan digunakan untuk melunasi hutang dibanding membayar dividen.. Hal ini menyebabkan Return on Assets berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham pada perusahaan otomotif dan komponen di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015.

4.3.3 Pengaruh DER Terhadap Harga Saham

Hasil pengujian secara parsial Uji t dengan metode Common Effect Model CEM menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan yang terjadi pada Debt to Equity Ratio menyebabkan penurunan yang signifikan terhadap harga saham perusahaan otomotif dan komponen di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. Debt to Equity Ratio pada penelitian ini berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham. Hal ini karena sebagian besar perusahaan otomotif dan Universitas Sumatera Utara komponen memiliki DER yang relatif tinggi dan cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan yang terjadi pada Debt to Equity Ratio secara umum tidak searah dengan pergerakan harga saham. Saat Debt to Equity Ratio meningkat, harga saham cenderung mengalami penurunan. Debt to Equity Ratio yang tinggi menyebabkan permintaan saham menurun sehingga harga saham juga menurun. Kondisi inilah yang menyebabkan DER berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Weston dan Copeland 2010: 238 menyatakan bahwa rasio leverage leverage ratios seberapa besar aktiva perusahaan telah dibiayai oleh penggunaan hutang. Debt to Eqiuty Ratio DER merupakan salah satu alat analisis dari rasio Leverage yang mengukur tingkat kemampuan perusahaan perusahaan untuk membayar hutang perusahaan dengan menggunakan ekuitas yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi DER yang dimiliki perusahaan semakin besar pula tingkat risiko yang harus dipertanggungjawabkan perusahaan. Selanjutnya hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dadrasmoghadam dan Akbari 2015. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham

4.3.4 Pengaruh PBV Terhadap Harga Saham

Hasil pengujian secara parsial Uji t dengan metode Common Effect Model CEM menunjukkan bahwa Price to Book Value berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa jika Price to Book Universitas Sumatera Utara Value PBV meningkat maka harga saham pada perusahaan sub sektor otomotif dan komponen juga meningkat. Price to Book Value PBV berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham karena Price to Book Value yang tinggi mencerminkan tingginya nilai perusahaan dimata investor sehingga saat Price to Book Value meningkat maka akan menarik minat investor untuk membeli saham perusahaan sehingga harga saham akan mengalami peningkatan. Price to Book Value merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur nilai perusahaan seperti dikemukakan oleh Brigham dan Houston 2010:151 yang menyatakan bahwa nilai perusahaan dapat diukur dengan Price book Value PBV atau marketbook MB ratio. Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh. Perusahaan yang dipandang baik oleh investor yaitu perusahaan dengan laba dan arus kas yang aman, hal itu dapat dicerminkan melalui Price to Book Value. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Suaryana 2013. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Price to Book Value berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.

4.3.5 Pengaruh PER Terhadap Harga Saham

Hasil pengujian secara parsial Uji t menunjukkan bahwa Price to Earning Ratio berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa jika Price to Earning Ratio akan diikuti oleh peningkatan Universitas Sumatera Utara harga saham pada perusahaan sub sektor otomotif dan komponen periode 2011- 2015. Price to Earning Ratio berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham karena Price to Earning Ratio pada perusahaan sub sektor otomotif dan komponen cenderung berfluktuasi namun fluktuasi yang terjadi tidak selalu searah dengan fluktuasi pada harga saham. Pada beberapa perusahaan meskipun memiliki harga saham yang tinggi, namun memiliki Earning per Share sehingga Price to Earning Ratio berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan sub sektor otomotif dan komponen di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Murhadi 2013:65 yang menyatakan bahwa Price Earning Ratio PER menunjukkan hubungan antara harga pasar saham biasa dengan Earning Per Share EPS. Semakin tinggi PER menunjukkan bahwa perusahaan memliki pertumbuhan keuangan yang baik dan biasanya semakin tinggi PER semakin banyak diminati oleh investor. Price Earing Ratio PER terlalu tinggi, mendindentifikasi bahwa harga pasar saham perusahaan tersebut mahal. Selanjutnya, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ratih, et al 2013. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Price Earning Ratio berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham pada perusahaan sektor pertambangan di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012. Universitas Sumatera Utara

4.3.6 Pengaruh EPS Terhadap Harga Saham

Hasil pengujian secara parsial Uji t dengan metode Common Effect Model CEM menunjukkan bahwa Earning per Share berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa jika Earning per Share meningkat, maka akan diiringi dengan meningkatnya harga saham pada perusahaan sub sektor otomotif dan komponen di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. Earning per Share berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap harga saham karena Earning per Share pada perusahaan sub sektor otomotif dan komponen meskipun berfluktuasi namun fluktuasi yang terjadi secara umum searah dengan fluktuasi yang terjadi pada harga saham. Earning per Share pada mencerminkan besar laba yang diperoleh per lembar saham sehingga semakin tinggi Earning per Share memberi sinyal positif pada investor tentang keuntungan yang diperoleh pada setiap lembar saham sehingga menyababkan Earning per Share berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham perusahaan sub sektor otomotif dan komponen di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Menurut Fahmi 2012:97 yang menyatakan bahwa Earnings Per Share EPS adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham dari setiap saham yang dimilikinya. Selanjutnya Tandelilin 2010:373 menyatakan bahwa Earning per share adalah laba bersih yang siap di bagikan kepada pemegang saham di bagi dengan jumlah lembar saham perusahaan. Selanjutnya hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Universitas Sumatera Utara Dewi dan Suaryana 2013. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Earning per Share EPS berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Universitas Sumatera Utara 85 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan