Nilai Rerata Jarak Interkantal Berdasarkan Jenis Kelamin Nilai Rerata Jarak Interkantal Berdasarkan Usia

sedangkan ras penelitian Egwu dkk. 2008 adalah ras negroid. 20 Ras Kaukasoid memiliki wajah yang lurus dengan tulang hidung yang berbentuk menara dan sempit. Manakala ras Negroid memiliki profil yang menonjol atau prognatik terutama di daerah alveolar, memliki tulang nasal berbentuk “kubah metal” dan lebar. 35 Hal ini menunjukkan jarak interkantal suku India Malaysia yaitu ras kaukasoid lebih kecil jika dibanding dengan ras negroid.

5.2.1 Nilai Rerata Jarak Interkantal Berdasarkan Jenis Kelamin

Penelitian terhadap nilai rerata jarak interkantal dilihat berdasarkan jenis kelamin Tabel 7. Uji Independent T-Test digunakan untuk membandingkan rerata nilai jarak interkantal pada laki-laki dan perempuan. Hasil penelitian ini Tabel 7 menunjukkan nilai rerata jarak interkantal pada laki-laki sebesar 31,428 ± 1,249 dan pada perempuan sebesar 31,266 ± 1,440 mm. Pada penelitian ini menunjukkan nilai rerata jarak interkantal lebih besar pada laki- laki dibanding perempuan. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan nilai rerata jarak interkantal antara laki-laki dan perempuan p0,05. Penelitian Vasanthakumar dkk. 2013 mendapatkan nilai rerata jarak interkantal pada laki-laki sebesar 34,27 ± 3,57 mm dan pada perempuan sebesar 33,41 ± 3,09 mm p0,05. Hubungan dengan hasil penelitian ini Tabel 3 adalah sama-sama menunjukkan nilai rerata jarak interkantal lebih besar pada laki-laki dibanding perempuan dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin. Nilai rerata penelitian ini dan penelitian Vasanthakumar dkk. 2013 juga menunjukkan keduanya adalah jarak interkantal normal. 33

5.2.2 Nilai Rerata Jarak Interkantal Berdasarkan Usia

Penelitian terhadap nilai rerata jarak interkantal dilihat berdasarkan kelompok usia 21-25 tahun Tabel 8. Uji Oneway ANOVA digunakan untuk membandingkan rerata nilai jarak interkantal antara kelompok usia 21-25 tahun. Hasil penelitian ini Tabel 8 menunjukkan rerata nilai jarak interkantal pada kelompok usia 21 tahun sebesar 31,238 ± 1,068 mm, pada kelompok usia 22 tahun Universitas Sumatera Utara sebesar 31,817 ± 1,143 mm, pada kelompok usia 23 tahun sebesar 30,822 ± 1,389 mm, pada kelompok usia 24 tahun sebesar 31,417 ± 1,600 mm, dan pada kelompok usia 25 tahun sebesar 30,950 ± 0,591 mm. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan nilai rerata jarak interkantal antara kelompok usia 21-25 tahun p 0,05. Berdasarkan teori, pada usia 8-11 tahun proses tumbuh kembang jarak interkantal sudah selesai, maka penelitian ini dilakukan pada suku India Malaysia dewasa yang berusia 21 tahun hingga 25 tahun. 5 Mendukung hasil penelitian ini, tidak ada perbedaan signifikan pada nilai rerata jarak interkantal maksila antara umur 21-25 tahun. Selain itu, sampel penelitian yang diambil merupakan kelompok usia yang tidak terlalu jauh perbedaanya satu sama lain hanya berbeda satu tahun dan hanya lima kelompok usia saja sehingga tidak terdapat perbedaan ataupun perubahan yang signifikan pada jarak interkantal sampel antara masing-masing kelompok usia sehingga hasil yang didapatkan kurang terlihat perbedaanya satu sama lain. 5.3 Nilai Golden Proportion antara Jarak Interkantal dengan Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila pada Suku India Malaysia Golden proportion merupakan suatu konsep yang menilai matematika yang menghasilkan suatu dasar pemahaman tentang proporsi yang seimbang serta dapat digunakan untuk mencapai sesuatu yang indah. Pada tahun 1978, Levin menemukan sebuah konstanta rasio matematika yang menggambarkan dimensi antara bagian yang terkecil dan terbesar yaitu 0,618 : 1 dan proporsi ini disebut sebagai golden proportion. 3 Teknik menentukan nilai Golden Proportion diperoleh dari perhitungan yaitu membagi lebar kedua gigi insisivus sentralis permanen maksila dengan antropometrik jarak interkantal mata. Pengukuran lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila dan jarak interkantal ini diukur dengan menggunakan golden mean gauge. Hasil penelitian ini Tabel 4 menunjukkan nilai rerata golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila sebesar 0,558 ± 0,021 yaitu diantara 0,537 dan 0,579. Hubungan dengan hasil penelitian ini, nilai rerata golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila lebih kecil jika dibanding dengan konsep golden proportion dan Universitas Sumatera Utara penelitian George dk. 2010 dan Bali dkk. 2013. Hal ini disebabkan karena terdapat perbedaan antara nilai rerata jarak interkantal dan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada suku India Malaysia. Selain itu, terdapat perbedaan faktor lingkungan dimana penelitian ini dilakukan pada suku India Malaysia manakala penelitian George dk. 2010 dan Bali dkk. 2013 dilakukan pada suku India di India. 2,3 Faktor lingkungan adalah dari segi jenis makanan dan asupan gizi. Konsumsi makanan yang berbeda mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan manusia. Negara Malaysia lebih ke arah modern dimana asupan gizi dari konsumsi makanan lebih kecil jika dibanding dengan negara India. Faktor genetik juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jarak interkantal dan gigi insisivus sentralis maksila. 42 Hal-hal ini menyebabkan nilai golden proportion yang diperoleh lebih kecil jika dibanding dengan penelitian di India. 5.3.1 Nilai Rerata Golden Proportion antara Jarak Interkantal dengan Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila Berdasarkan Jenis Kelamin Penelitian terhadap nilai rerata golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada laki-laki dan perempuan Tabel 9 telah dianalisis dengan uji Independent T-Test. Hasil penelitian ini Tabel 9 menunjukkan rerata nilai golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada laki-laki sebesar 0,559 ± 0,020 dan sedangkan pada perempuan 0,558 ± 0,022. Berdasarkan uji Independent T-Test, diperoleh 0,898 p0,05 dan ini menunjukkan Hα ditolak karena tidak terdapat perbedaan yang signifikan nilai golden proportion antara laki-laki dan perempuan. Faktor-faktor yang mempengaruhi tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin adalah asupan nutrisi yang sama sehingga pertumbuhan juga sama dan mungkin sampel yang diambil adalah kecil. Pada penelitian ini peneliti hanya meneliti keadaan sampel saat ini, tanpa meneliti faktor- faktor ini sehingga penelitian selanjutnya perlu diteliti dengan faktor-faktor tersebut untuk memperoleh hasil yang lebih akurat. Universitas Sumatera Utara 5.3.3 Nilai Golden Proportion antara Jarak Interkantal dengan Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila Berdasarkan Kelompok Usia Penelitian terhadap nilai rerata golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada kelompok usia 21- 25 tahun Tabel 10 telah dilakukan menggunakan alat golden mean gauge. Hasil penelitian ini Tabel 10 menunjukkan rerata nilai golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada kelompok usia 21 tahun sebesar 0,557 ± 0,017, pada kelompok usia 22 tahun sebesar 0,558 ± 0,024, pada kelompok usia 23 tahun sebesar 0,558 ± 0,020, pada kelompok usia 24 tahun sebesar 0,571 ± 0,031 dan pada kelompok usia 25 tahun sebasar 0,556 ± 0,021. Hal ini menunjukkan Hα ditolak karena tidak terdapat perbedaan yang signifikan nilai golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila antara kelompok usia 21-25 tahun p0,05. Berdasarkan hasil penelitian, terbukti bahwa proses tumbuh kembang jarak interkantal dan kedua gigi insisivus sentralis maksila sudah selesai pada suku India Malaysia usia 21 - 25 tahun dan ini menyebabkan tidak terdapat perbedaan signifikan nilai golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila antara umur 21-25 tahun. Sampel yang diambil merupakan kelompok usia yang tidak terlalu jauh perbedaannya satu sama lain hanya lima kelompok usia saja sehingga tidak terdapat perbedaan ataupun perubahan yang signifikan pada nilai golden proportion subjek antara kelompok usia. 5.4 Nilai Rerata Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila, Rerata Jarak Interkantal dan Nilai Golden Proportion Antara Jarak Interkantal dengan Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila Berdasarkan Alat Golden Mean Gauge Golden mean gauge merupakan suatu alat yang digunakan untuk menghasilkan proporsi yang harmonis dengan konsep golden proportion. Dalam penelitian ini, golden mean gauge telah digunakan untuk mengukur jarak interkantal pada sampel dan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada model kerja. Ketika melakukan Universitas Sumatera Utara pengukuran dengan satu bagian dari golden mean gauge, bagian disebelahnya akan melebar secara langsung. Ukuran bagian melebar secara langsung ini juga telah dicatat. Hasil penelitian ini Tabel 12 dan Tabel 13 menunjukkan rerata nilai jarak interkantal yang didapatkan dari golden mean gauge Y’ ketika pengukuran lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada model kerja sebesar 28,320 ± 1,322 mm, rerata lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila yang didapatkan dari golden mean gauge X’ ketika pengukuran jarak interkantal pada sampel sebesar 19,373 ± 0,822 mm, nilai golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila dari alat golden mean gauge Z’ sebesar 0,618 ± 0, dan nilai golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila dari sampel dan model kerja Z sebesar 0,558 ± 0,021 . Hα diterima, yaitu terdapat perbedaan yang signifikan nilai golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada suku India Malaysia dan alat golden mean gauge. Nilai golden proportion pada suku India Malaysia lebih kecil. Hal ini disebabkan, lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila didapatkan pada suku India Malaysia lebih kecil dibanding dari alat golden mean gauge, sedangkan jarak interkantal lebih besar, sehingga nilai golden proportion yang didapatkan lebih kecil pada suku India Malaysia. Alat golden mean gauge tidak spesifik untuk semua suku. Latar belakang, pengetahuan umum dan sosial mempengaruhi asupan nutrisi sehingga menimbulkan gangguan pertumbuhan. Hal ini menunjukkan perlu penelitian lebih lanjut dan alat golden mean gauge ini tidak sesuai dengan nilai golden proportion pada suku India Malaysia. 5.5 Rerata Nilai Golden Proportion Z pada Laki-laki dan Perempuan dengan Nilai Golden Proportion Z’ Berdasarkan Alat Golden Mean Gauge Hasil penelitian ini Tabel 13 menunjukkan nilai golden proportion pada laki- laki sebesar 0,559 ± 0,020, nilai golden proportion pada perempuan sebesar 0,558 ± 0,022 dan nilai golden proportion dari alat golden mean gauge Z’ sebesar 0,618 ± 0. Terdapat perbedaan yang signifikan nilai rerata golden proportion pada laki-laki Universitas Sumatera Utara dan perempuan dengan nilai golden proportion dari alat golden mean gauge p0,05. Nilai golden proportion yang didapatkan pada laki-laki dan perempuan lebih kecil daripada nilai golden proportion yang didapatkan dari alat golden mean gauge. Nilai golden proportion dari alat golden mean gauge tidak sesuai dan tidak dapat diaplikasikan untuk perawatan kedokteran gigi untuk suku India Malaysia. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini maka dapat disimpulkan : 1. Nilai rerata jarak interkantal pada suku India Malaysia usia 21-25 tahun : 31,347 ± 1,333 mm, tidak ada perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin p0,05, tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok usia p0,05. 2. Nilai rerata lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada suku India Malaysia usia 21-25 tahun : 17,502 ± 0,817 mm, tidak ada perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin p0,05, tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok usia p0,05. 3. Nilai rerata golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada suku India Malaysia usia 21-25 tahun : 0,558 ± 0,021, tidak ada perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin p0,05, tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok usia p0,05. 4. Nilai golden proportion pada suku India Malaysia lebih kecil dari nilai golden proportion dari alat golden mean gauge 0,618.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat disarankan bahwa perlu penelitian survei lebih lanjut mengenai nilai golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada suku India Malaysia yang dihubungkan dengan faktor pertumbuhan dan perkembangan, status sosial, ekonomi, dan gizi. Universitas Sumatera Utara