3.6 Definisi Operasional 1. Golden proportion adalah rasio matematika yang menggambarkan
perbandingan antara panjang yang terkecil dengan yang terbesar.
2. Anthropometrik merupakan Ilmu pengukuran tubuh manusia, seperti
pengukuran diameter atau lingkar, panjang dan lebar.
3. Interkantal mata adalah Sudut mata dalam di mana bagian atas dan bagian
bawah kelopak mata bertemu.
4. Jarak interkantal adalah Jarak dari sudut dalam mata kiri ke kanan atau
jarak dari kedua sudut medial mata pada ujung fisura antara kedua kelopak mata kiri dan kanan.
5. Lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila adalah Pengukuran marginal
ridge yang paling lebar dari distal gigi kanan insisivus sentralis hingga ke distal kiri pada rahang atas.
6. Nilai golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila adalah Perbandingan jarak interkantal terhadap lebar
kedua gigi insisivus sentralis maksila.
7. Suku India Malaysia Dua Generasi ke Atas adalah kakek, nenek, ayah,
dan ibu sampel merupakan suku India Malaysia.
8. Oklusi Klas I Angle adalah oklusi yang ditandai dengan tonjol mesio bukal
molar permanen atas terletak pada celah groove bagian bukal molar pertama permanen bawah.
9. Golden mean gauge Golden Ruler adalah Alat ukur yang digunakan untuk
mengukur proporsi gigi dan jarak interkantal.
10. Operator adalah Orang yang melakukan tindakan pengukuran lebar kedua
gigi insisivus sentralis maksila dan juga jarak interkantal.
11. Penyusutan model shrinkage adalah perubahan ukuran dan bentuk model
yang semakin kecil dibandingkan dengan ukuran sebelumnya.
12. Usia: jika usia 21-25 tahun pada tahun dilakukan perlakuan tersebut
lebihnya ≤ 6 bulan maka dimasukkan ke kelompok usia tersebut, jika lebihnya 6
bulan dimasukkan ke kelompok usia diatasnya.
Universitas Sumatera Utara
3.7 Alat dan Bahan Penelitian 3.7.1 Alat Penelitian
Peralatan yang digunakan pada penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut: Golden mean gauge, Sendok cetak rahang atas, Rubber bowl, Spatula, kaliper digital,
Lekron, Pensil alis, Kaca Mulut, Pulpen, Pensil, Penghapus, Kursi, Labtob Acer, Microsoft Office word 2010 Microsoft Corporation, Printer Epson L300.
3.7.2 Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut: Alginat, Air, Dental stone tipe IV, Kertas Quarto Paper ONE, Tinta Printer
Epson, Lembar Kuesioner, Larutan desinfektan Dettol, Tissue, Sarung tangan handscoon, Masker, Celemek.
3.8 Prosedur Kerja 3.8.1 Ethical Clearance
Ethical Clearance diperoleh peneliti dengan mengajukan surat permohonan izin penelitian yang ditujukan ke Komisi Etik dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Sumatera Utara.
3.8.2 Pemilihan Sampel
Masyarakat Malaysia yang ada di Fakultas Kedokteran Gigi dan merupakan Ras Kaukasoid Suku India diberi lembar keusioner dan dilakukan pemeriksaan klinis
untuk mendapatkan sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
3.8.3 Informed Consent
Setiap calon subjek penelitian akan diberikan Lembaran Penjelasan tentang penelitian yang akan dilakukan, dan jika bersedia menjadi subjek penelitian, maka
subjek penelitian diwajibkan menandatangani Lembaran Persetujuan setelah Penjelasan informed consent yang sudah disediakan oleh peneliti.
Universitas Sumatera Utara
3.8.4 Pengukuran Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila 3.8.4.1 Pembuatan model kerja
Tahapan dalam melakukan pembuatan model rahang atas sebagai berikut: 1. Pasien didudukkan pada kursi.
2. Sendok cetak yang dipilih besarnya sesuai dengan rahang pasien dan mencakup seluruh rahang, biasanya lebih besar 4-5 mm dari arcus dentalis.
3. Alginate dicampur air dengan rasio 1 : 1 di dalam rubber bowl kemudian diaduk dengan spatula sampai homogen dan dimasukkan kedalam sendok cetak
sampai penuh. 4. Untuk maksila sendok cetak dimasukkan dari sudut mulut sebelah kanan.
5. Sendok cetak dipertahankan pada tempatnya dengan jari sampai alginate mengeras kurang lebih 2 menit.
6. Kemudian lepaskan sendok cetak dari mulut dengan perlahan dan hati-hati kemudian disemprot dengan desinfektan.
7. Untuk menghindari terjadinya perubahan hasil cetakan yang didapatkan, yaitu terjadi penyusutan shrinkage maka segera dilakukan pengisian cetakan dengan
gips tipe IV dental stone segera mungkin. Sehingga penyusutan yang terjadi pada model kerja merupakan penyusutan yang benar-benar tidak bisa dihindarkan lagi.
8. Setelah mengeras, lepaskan hasil cetakan secara perlahan dan hati-hati, kemudian rapikan dengan menggunakan lekron.
9. Beri nama atau kode pada model hasil cetakan dari setiap subjek.
3.8.4.2 Pengukuran lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada model kerja
1. Hasil cetakan yang sudah didapatkan diberi tanda berupa titik dengan menggunakan pensil pada bagian yang akan titik pengukuran.
2. Pada maksila dilakukan pengukuran gigi insisivus sentralis yaitu pada marginal ridge yang paling lebar dari distal gigi kanan hingga ke distal gigi kiri
dengan menggunakan golden mean gauge.
Universitas Sumatera Utara
3. Golden mean gauge diletakkan di atas kertas putih dengan hati-hati ditanda ukuran dari golden mean gauge pada kertas putih.
4. Ukuran yang telah dicatat pada kertas putih diukur menggunakan kaliper digital.
5. Pengukuran dilakukan oleh tiga operator dan diambil rata-rata untuk pengukuran yang representif.
Gambar 12. Pengukuran gigi insisivus sentralis maksila pada
marginal ridge yang paling lebar menggunakan
golden mean gauge dok.
3.8.5 Pengukuran Jarak Interkantal
1. Subjek diiinstrusikan untuk duduk di kursi dalam keadaan istirahat dan diinstruksikan untuk menutup mata.
2. Subjek terlebih dahulu ditandai interkantal kedua-dua mata dengan menggunakan pensil alis.
3. Dilakukan pengukuran jarak interkantal oleh operator menggunakan golden mean gauge dengan cara mengukur jarak dari sudut dalam mata kiri ke kanan atau
jarak dari kedua sudut medial mata pada ujung fisura antara kedua kelopak mata kiri dan kanan.
4. Golden mean gauge diletakkan di atas kertas putih dengan hati-hati ditanda ukuran dari golden mean gauge pada kertas putih.
Universitas Sumatera Utara
5. Ukuran yang telah dicatat pada kertas putih diukur menggunakan kaliper digital.
6. Pengukuran dilakukan oleh tiga operator dan diambil rata-rata untuk pengukuran yang representif.
Gambar 13. Pengukuran jarak interkantal dengan menggunakan
golden mean gauge dok.
3.8.6 Contoh Cara Perhitungan Nilai Golden Proportion
Setelah mendapatkan ukuran lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila dan jarak interkantal, maka nilai golden proportion didapatkan dengan memasukkan lebar
kedua gigi insisivus sentralis maksila dan jarak interkantal yang diperoleh ke dalam
rumus.
17.68 28.62
= 0,618
Jadi Nilai Golden Proportion yang diperoleh adalah 0,618.
Rumus : Nilai Golden Proportion =
x Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila x Jarak Interkantal
Nilai Golden Proportion =
Universitas Sumatera Utara
3.8.7 Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh diolah menggunakan program komputer dan dianalisis dengan Uji T tidak berpasangan untuk melihat nilai golden proportion pada laki-laki
dan perempuan pada suku India Malaysia. Uji Oneway ANOVA diguna untuk melihat nilai golden proportion antara masing-masing kelompok usia pada suku India
Malaysia.
Universitas Sumatera Utara
3.9 Alur Penelitian
Populasi penelitian
Sampel yang memenuhi kriteria
Pengukuran pada sampel
Hasil Data Marginal ridge yang paling lebar dari
distal gigi kanan ke distal gigi kiri Jarak sudut median mata dari fisura
palpebral antara mata kiri ke kanan
Golden Mean Gauge Masyarakat Malaysia di Fakultas Kedokteran Gigi
Suku India Kuesioner
Informed Consent
Pengukuran gigi insisivus sentralis maksila
Pencetakan maksila pada sampel
Pembuatan model kerja Pengukuran jarak interkantal
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional mengenai nilai golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar
kedua gigi insisivus sentralis maksila. Subjek penelitian suku India Malaysia laki-laki dan perempuan dua generasi India dengan usia 21-25 tahun. Total subjek penelitian
yang digunakan sebanyak 40 orang, yang terdiri dari 20 orang laki-laki dan 20 orang perempuan yang telah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Subjek penelitian harus
memiliki normal oklusi atau Oklusi Klas I Angle, tidak ada gigi berjejal, tidak ada diastema dan tidak ada kelainan pada wajah. Pada sampel dilakukan pencetakan
maksila dan pembuatan model kerja dengan menggunakan gips tipe IV. Pengukuran jarak interkantal pada sampel dan pengukuran gigi insisivus sentralis maksila pada
model kerja dengan menggunakan golden mean gauge. Golden mean gauge merupakan alat yang digunakan untuk menghasilkan
proporsi yang sesuai dengan konsep golden proportion. Golden mean gauge ini
mempermudah dalam memperoleh rasio golden proportion dengan cepat. Alat ini digunakan pada wajah dan juga gigi geligi asli. Dalam pemakaiannya, golden mean
gauge akan melebar secara langsung antara bagian yang lebih besar dengan yang lebih kecil dan memiliki perbandingan golden proportion yang sama. Nilai golden
proportion dalam penelitian ini didapatkan dengan membandingkan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila dengan jarak interkantal.
Dalam penelitian ini, peneliti telah menetapkan X sebagai lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila yang didapatkan dari model kerja, X’ adalah lebar kedua
gigi insisivus sentralis maksila dari alat golden mean gauge, Y merupakan jarak interkantal yang didapatkan dari sampel, Y’ adalah jarak interkantal dari alat golden
mean gauge, Z adalah nilai golden proportion dari sampel atau model kerja dan Z’ adalah nilai golden proportion dari alat golden mean gauge.
Universitas Sumatera Utara