4.4 Rerata Nilai Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila X Berdasarkan Usia
Hasil dari pengukuran diperoleh rerata nilai lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada kelompok usia 21-25 tahun yang berkisar antara 17,190 ± 0,671 mm
hingga 17,950 ± 0,736 mm Berdasarkan uji Oneway ANOVA, diperoleh nilai signifikan 0,167 p0,05, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan lebar
kedua gigi insisivus sentralis maksila antara kelompok usia 21 - 25 tahun.
Tabel 6. Rerata lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada suku India Malaysia berdasarkan kelompok usia
Usia tahun n
Lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila X p
Mean ± SD
21 9
17,950 ± 0,736 0,167
22 9
17,758 ± 1,089
23 15
17,190 ± 0,671
24 3
17,347 ± 0,732
25 4
17,205 ± 0,429
Uji Oneway ANOVA, signifikan p0,05 4.5 Rerata Nilai Jarak Interkantal Y Berdasarkan Jenis Kelamin
Hasil dari pengukuran diperoleh rerata jarak interkantal pada laki-laki 31,428 ± 1,249 mm dan pada perempuan 31,266 ± 1,440 mm. Berdasarkan uji Independent T-
Test, diperoleh 0,707 p0,05, artinya tidak terdapat perbedaan signifikan jarak interkantal antara laki-laki dan perempuan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7. Rerata nilai jarak interkantal pada suku India Malaysia berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin n
Jarak interkantal Y p
Mean ± SD
Laki-laki 20
31,428 ± 1,249 0,707
Perempuan 20
31,266 ± 1,440 Uji Independent T-Test, signifikan p0,05
4.6 Rerata Nilai Jarak Interkantal Y Berdasarkan Usia
Hasil dari pengukuran diperoleh rerata nilai jarak interkantal pada kelompok usia 21-25 tahun berkisar antara 30,822 ± 1,389 mm hingga 31,817 ± 1,143 mm.
Berdasarkan uji Oneway ANOVA, diperoleh nilai signifikan 0,07 p0,05, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan jarak interkantal antara kelompok usia 21-25
tahun.
Tabel 8. Rerata jarak interkantal pada suku India Malaysia berdasarkan usia
Uji Oneway ANOVA, signifikan p0,05
4.7 Rerata Nilai Golden Proportion antara Jarak Interkantal dengan Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila Z Berdasarkan Jenis Kelamin
Hasil dari perhitungan antara lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila dan jarak interkantal diperoleh nilai rerata golden proportion pada laki-laki 0,559 ± 0,020
dan pada perempuan 0,558 ± 0,022. Berdasarkan uji Independent T-Test, diperoleh
Usia tahun n
Jarak Interkantal Y p
Mean ± SD
21 9
31,238 ± 1,068 0,07
22 9
31,817 ± 1,143
23 15
30,822 ± 1,389
24 3
31,417 ± 1,600
25 4
30,950 ± 0,591
Universitas Sumatera Utara
0,898 p0,05 dan ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan nilai golden proportion antara laki-laki dan perempuan.
Tabel 9. Rerata nilai golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua
gigi insisivus sentralis maksila pada suku India Malaysia berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin N
Nilai golden proportion Z p
Mean ± SD
Laki-laki 20
0,559 ± 0,020 0,898
Perempuan 20
0,558 ± 0,022 Uji Independent T-Test, signifikan p0,05
4.8 Rerata Nilai Golden Proportion antara Jarak Interkantal dengan Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila Z Berdasarkan Usia
Hasil dari perhitungan antara lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila dan jarak interkantal diperoleh nilai rerata golden proportion pada kelompok umur 21- 25
tahun berkisar antara 0,556 ± 0,0210 hingga 0,571 ± 0,031. Berdasarkan uji Oneway ANOVA, diperoleh nilai signifikan 0,886 p0,05 dan ini menunjukkan tidak terdapat
perbedaan yang signifikan nilai golden proportion antara kelompok usia 21 -25 tahun.
Tabel 10. Rerata nilai golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada suku India Malaysia berdasarkan usia
Usia tahun n
Nilai golden proportion Z p
Mean ± SD
21 9
0,557 ± 0,017 0,886
22 9
0,558 ± 0,024
23 15
0,558 ± 0,020
24 3
0,571 ± 0,031
25 4
0,556 ± 0,021 Uji Oneway ANOVA, signifikan p0,05
Universitas Sumatera Utara
4.9 Rerata Nilai Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila X’, Jarak Interkantal Y’ dan Nilai Golden Proportion Z’ yang Didapatkan Berdasarkan
Alat Golden Mean Gauge
Hasil pengukuran pada model kerja maksila didapatkan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila X sebesar 17,502 ± 0,817 mm, dari alat golden mean
gauge didapatkan rerata jarak interkantal Y’ sebesar 28,320 ± 1,322 mm, dan nilai golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis
maksila berdasarkan model kerja Z sebesar 0,558 ± 0,021 dan berdasarkan alat golden mean gauge Z’ sebesar 0,618 ± 0. Berdasarkan uji Independent T-Test
terhadap jarak interkantal diperoleh nilai signifikan 0,000 p0,05, artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai jarak interkantal dari sampel Y dengan
golden mean gauge Y’. Berdasarkan uji Independent T-Test terhadap nilai golden proportion diperoleh nilai signifikan 0,000 p0,05, artinya terdapat perbedaan yang
signifikan antara nilai golden proportion dari sampel dan model kerja Z dengan golden mean gauge Z’.
Tabel 11. Hasil pengukuran lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila
Uji Independent T-Test, signifikan p0,05
Hasil pengukuran sampel didapatkan jarak interkantal Y sebesar 31,347 ± 1,333 mm, dan dari alat golden mean gauge didapatkan rerata lebar kedua gigi
insisivus sentralis maksila X’ sebesar 19,373 ± 0,822 mm, dan nilai golden Lebar kedua gigi
insisivus sentralis
maksila mm Jarak interkantal
mm p
Nilai golden
proportion P
X 17,502±0,817
Y’ 28,320±1,322
0,000 Z’ =
XY’ 0,618 ± 0
0,000
Y 31,347±1,333
Z = XY
0,558±0,021
Universitas Sumatera Utara
proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila berdasarkan sampel dan model kerja Z sebesar 0,558 ± 0,021 dan berdasarkan alat
golden mean gauge Z’ sebesar 0,618 ± 0. Berdasarkan uji Independent T-Test terhadap lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila diperoleh nilai signifikan 0,000
p0,05, artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai lebar interkaninus dari model kerja X dengan golden mean gauge X’. Berdasarkan uji Independent
T-Test terhadap nilai golden proportion diperoleh nilai signifikan 0,000 p0,05, artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai golden proportion dari model
kerja dan sampel Z dengan golden mean gauge Z’.
Tabel 12. Hasil pengukuran jarak interkantal
Uji Independent T-Test, signifikan p0,05
4.10 Rerata Nilai Golden Proportion Z pada Laki-laki dan Perempuan dengan Nilai Golden Proportion Z’ Berdasarkan Alat Golden Mean Gauge
Berdasarkan uji Independent T-Test terhadap nilai golden proportion pada laki- laki dan perempuan dengan nilai golden proportion dari alat golden mean gauge
diperoleh nilai signifikan 0,000 p0,05, artinya terdapat perbedaan yang terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai golden proportion pada laki-laki dan
perempuan Z dengan nilai golden proportion dari alat golden mean gauge. Jarak interkantal
mm
Lebar kedua gigi insisivus sentralis
maksila mm p
Nilai golden
proportion P
Y 31,347±1,333
X’ 19,373 ±0,822
0,000 Z’ =
X’Y 0,618 ± 0
0,000
X 17,502±0,817
Z = XY
0,558±0,021
Universitas Sumatera Utara
Tabel 13. Rerata nilai golden proportion Z pada laki-laki dan perempuan dengan nilai golden proportion Z’ berdasarkan alat golden mean gauge
Jenis
Kelamin n
Nilai golden proportion p
Sampel Golden mean gauge
Laki-laki 20
0,559 ± 0,020 0,618 ± 0
0,000
Perempuan 20
0,558 ± 0,022 0,618 ± 0
0,000 Uji Independent T-Test, signifikan p0,05
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN