memperoleh dan menyediakan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan. Dia membuat pedoman, membagi evaluasi
-
menjadi empat macam yaitu:
1. Context Evaluation to serve planning decision. Konteks evaluasi ini membantu
merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan yang akan dicapai oleh program dan merumuskan tujuan program. Context merupakan deskripsi rinci
mengenai kekhususan karakteristik lokasi daerah dan masyarakatnya, sebagai dasar untuk menentukan strategi yang paling tepat bagi pelaksanaan program.
Berbagai hal yang perlu dikaji antara lain meliputi kondisi masyarakat,kondisi sosial budaya masyarakat petani.
2. Input evaluation, structuring decision. Evaluasi ini menolong mengatur
keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternatif apa yang diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai kebutuhan. Bagaimana prosedur kerja
untuk mencapainya. Input merupakan usaha yang dilakukan dengan menyajikan beragam hal baik fisik maupun non fisik yang menjadi dasar dan
kelengkapan untuk terselenggaranya proses dan mekanisme kerja bagi tercapainya tujuan. Beragam input yang diselenggarakan antara lain: fasilitas
fisik dan dana yang disediakan untuk pelaksanaan program Penyuluhan Pertanian dalam menyampaikan materi Penyuluhan Pertanian.
3. Process Evaluation, to serve implementing decision. Evaluasi proses untuk
membantu mengimplimentasikan keputusan. Sampai sejauh mana rencana telah diterapkan? Apa yang harus direvisi? Begitu pertanyaan tersebut
terjawab, prosedur dapat dimonitor, dikontrol dan diperbaiki. Process merupakan pelaksanaan beragam kegiatan dan mekanisme kerja program bagi
pencapaian tujuan. Proses kegiatannya meliputi: survey lokasi dan pendataan
Universitas Sumatera Utara
petani, melakukan penyuluhan pertanian sesuai dengan program penyulhan pertanian, dan traning petani.
4. Product Evaluation, to serve recycling decision. Evaluasi produk untuk
menolong keputusan selanjutnya. Apa hasil yang telah dicapai? apa yang dilakukan setelah program berjalan? Huruf pertama dari konteks evaluasi
dijadikan ringkasan CIPP model ini terkenal dengan nama model CIPP oleh
Stafflebeam. Product merupakan hasil dari proses kegiatan program yang menggambarkan tingkat efektivitasnya, dengan adanya product ini dapat
meningkatkan kemampuan dan keterampilan petani
Dari uraian diatas, maka dapat di simpulkan :
1. Context, meliputi :
a. Kondisi masyarakat yang meliputi umur dan tingkat pendidikan formal
petani b.
Kondisi sosial budaya masyarakat, yaitu kebiasaan yang masih berlaku dalam masyarakat yang meliputi: norma yang ada, organisasi
kemasyarakatan yang ada dan tingkat interaksi dengan masyarakat luar.
2. Input, meliputi :
a. Fasilitas fisik, yaitu alat yang disediakan dalam penyuluhan pertanian,
seperti alat tulis, gambar, brosur, tempat lokasi, dll b.
Dana, yaitu sejumlah uang yang digunakan untuk menjalankan proses penyuluhan.
3. Process, meliputi :
Universitas Sumatera Utara
a. Survei lokasi dan pendataan peserta, survei lokasi untuk menentukan
lokasi yang tepat untuk penyelenggaraan penyuluhan pertanian. Pendataan peserta meliputi nama, umur, pendidikan, jenis kelamin
peserta penyuluhan. b.
Pertemuan, yaitu Penyuluh Pertanian dan Petani memusyawarahkan hal-hal yang berhubungan dengan yang disuluhkan.
4. Product, meliputi :
a. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan petani.
b. Meningkatkan kerjasama kelompok dalam berusaha tani yaitu
kerjasama petani dalam kelompoknya setelah mengikuti program penyuluhan pertanian diukur melalui baik, sedang dan rendah.
c. Meningkatkan kualitas agro ekosistem yaitu kualitas agro ekosistem
setelah mengikuti Penyuluhan Pertanian diukur melalui baik, sedang dan rendah.
Universitas Sumatera Utara
kerangka pemikiran
Penyuluhan Pertanian merupakan sarana kebijaksanaan yang dapat digunakan pemerintah untuk mendorong pembangunan pertanian. Di lain pihak, petani
mempunyai kebebasan untuk menerima atau menolak saran yang diberikan penyuluh pertanian.
Faktor penting dalam komunikasi ini adalah adanya peran aktif dari masing – masing pihak, yanitu penyuluh lapangan PPL sebagai komunikator dan kelompok
tani sebagai penerima pesan. Komunikasi merupakan inti dari kegiatan penyuluhan karena melalui komunikasi ini akan terjadi alih pengetahuan dan keterampilan dari
penyuluh lapangan kepada anggota – anggota kelompok tani, yang pada gilirannya anggota kelompok tani akan meneruskan pengetahuan dan keterampilan yang
diperolehnya kepada anggota keluarga masing – masing yang membantu mengusahakan usaha taninya.
Pelaksanaan penyuluhan dalam sektor pertanian, dapat dipermudah dengan membagi wilayah kerja pertanian, yang mana di Indonesia dibagi dalam wilayah kerja
penyuluhan yang lebih kecil. Sebagai unit terkecil dalam pembagian wilayah kerja penyuluhan pertanian ini adalah Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian WKPP.
Hubungan tau tujuan yang tidak tercapai, mungkin sebahagian dapat disebabkan apabila ide yang disampaikan itu bertentangan dengan adat istiadat dan
kepercayaan petani setempat. Mungkin juga karena yang disampaikan tidak sesuai dengan tingkat kemapuan dan jenis usaha tani yang sudah biasa dilakukan oleh
masyarakat yang di beri anjuran. Atau mungkin kurang tanggapnya pembuat rencana pembangunan pertanian dalam hal penyiapan media dan penyusunan materi
penyuluhan serta para petugas penyuluhan lapangan terhadap petani.
Universitas Sumatera Utara
Pada akhirnya, perubahan sikap terjadi pada semua masyarakat dan dalam setiap proses waktu. Namun dampak perubahan tersebut dapat bernilai positif dan
dapat pula bernilai negatif. Terjadinya perubahan sikap merupakan gejala yang wajar didalam kehidupan sehari – hari dalam masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Skema Kerangka Pemikiran
Keterangan : : hubungan
: dampak WKPP
PPL
Kegiatan Penyuluhan
Proses Komuniksi
Materi dan media Penyuluhan
Kelompok Tani
Petani
Sikap
Positif Negatif
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN, PENETAPAN SAMPEL,