BAB III METODOLOGI PENELITIAN, PENETAPAN SAMPEL,
DEFENISI DAN BATASAN OPERASIONAL
Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditentukan secara purposive. Daerah yang ditentukan yaitu di Desa Namoriam dan Tiang Layar, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli
Serdang. Adapun dasar pemilihan kedua desa ini sebagai desa penelitian karena di desa ini telah mengekspor buah belimbing ke daerah lain bahkan ke luar negeri.
Metode penentuan sampel
Penentuan sampel penelitian ini adalah dengan cara purposive sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah petani yang menanam tanaman belimbing di desa
Namoriam dan Desa Tiang layar, Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Para petani ini tergabung dalam 8 kelompok tani, dimana 6 diantaranya
terdapat di Desa Namoriam,dan 2 lagi terdapat di desa Tiang Layar. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 sampel. Penentuan jumlah
sampel untuk masing-masing desa dilakukan secara proporsional yaitu sebagai berikut Tabel 2. Jumlah Sampel masing – masing Desa
Nama Desa Jumlah Populasi
Jumlah Sampel Namoriam 220
22 Tiang Layar
120 8
Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari PPL dan kelompok tani di WKPP Tiang Layar,
Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang melalui wawancara langsung
Universitas Sumatera Utara
dengan menggunakan daftar pertanyaan quisioner yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi terkait yaitu Kantor Kepala Desa, Balai Penyuluhan Pertanian BPP, Kantor Camat yang berada di
Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang serta literatur yang mendukung dan berhubungan dengan penelitian ini.
Metode Analisis Data
Untuk identifikasi masalah 1,dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif, hal yang dianalisis adalah mengenai program penyuluhan pertanian di
daerah penelitian. Untuk identifikasi masalah 2, dianalisis dengan menggunakan metode
deskriptif, hal yang dianalisis adalah materi penyuluhan pertanian yang di gunakan di daerah penelitian.
Untuk identifikasi masalah 3 dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif, hal yang dianalisis adalah media penyuluhan pertanian yang di gunakan di
daerah penelitian. Untuk identifikasi masalah 4, dianalisis dengan menggunakan skala
pengukuran likert, dengan rumus : T = 50 + 10
s x
x
Keterangan : T = Skor standart
x = Skor responden x = Skor rata-rata responden
s = Deviasi standart skor kelompok
Universitas Sumatera Utara
Kriteria Pengujian : T
≥ 50 = Sikap petani sampel adalah positif T 50 = Sikap petani sampel negatif
Azwar, 2005. Petani akan diberikan beberapa pertanyaan yang akan bersifat positif dan juga negatif,
yang berhubungan dengan materi dan media penyuluhan pertanian. Kemudian petani responden akan diminta untuk menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuannya
terhadap isi pertanyaan ke dalam lima kategori, yaitu sangat tidak setuju STS, tidak setuju TS, ragu – ragu R, setuju S, dan sangat setuju SS.
Untuk identifikasi masalah 5, dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan Model CIPP Contexts, Input, Process, Product dan memberikan
pertanyaan kepada petani yang mengikuti program Penyuluhan Pertanian mengenai pelaksanaan Program Pertanian di Desa Namoriam dan Tiang Layar, kemudian
jawaban dari sampel tersebut diskoringkan berdasarkan pemberian skor atas pelaksanaan Program Peyuluhan Pertanian, skor penilaiannya ditentukan sebagai
berikut :
Pertanyaan dijawab A Skor 3
Pertanyaan dijawab B
Skor 2
Pertanyaan dijawab C Skor 1
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3. Penilaian Pelaksanaan Program Penyuluhan Pertanian di Desa Tiang Layar No Model
CIPP Indikator Kinerja
Penilaian skor
1 .
Context 1.
Perencanaan program penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan petani
2. Perencanaan program penyuluhan dapat
meningkatkan pendapatan petani 3.
Perencanaan program penyuluhan dapat membantu petani dalam berusaha tani
4. Perencanaan program penyuluhan dapat
mempercepat tingkat adopsi petani
a. Ya
b. Kadang – kadang
c. tidak
a. Ya
b. Kadang – kadang
c. tidak
a. Ya
b. Kadang – kadang
c. tidak
a. Ya
b. Kadang – kadang
c. tidak
3 2
1 3
2 1
3 2
1 3
2 1
2 .
Input 1.
Terjadi rasa saling percaya antara Penyuluh dan petani
2. Penyuluhan di lakukan oleh penyuluh
sebagai fasilitator Program Penyuluhan. 3.
Penyuluh dapat menjamin keberhasilan program penyuluhan
4. Program penyuluhan dapat
memperdayakan kemampuan petani
a. Ya
b. Kadang – kadang
c. tidak
a. Ya
b. Kadang – kadang
c. tidak
a. Ya
b. Kadang – kadang
c. tidak
a. Ya
b. Kadang – kadang
c. tidak
3 2
1 3
2 1
3 2
1 3
2 1
3 .
Process 1.
Penyuluh memberikan penyuluhan secara langsung.
2. Penyuluh dapat memenuhi
permintaankeinginan yang sesuai dengan kebutuhan petani.
3. Petani melaksanakan apa yang dianjurkan
oleh peyuluh. 4.
Frekwensi pelaksanaan pelatihan yang berkaitan dengan program penyuluhan
a. Ya
b. Kadang – kadang
c. tidak
a. Ya
b. Kadang – kadang
c. tidak
a. Ya
b. Kadang – kadang
c. tidak
a. Ya
b. Kadang – kadang
c. tidak
3 2
1 3
2 1
3 2
1 3
2 1
4 .
Product 1.
Peningkatan produksi setelah adanya program penyuluhan.
2. Perubahan kemampuan tingkat adopsi
petani 3.
Peningkatan pendapatan petani setelah adanya program penyuluhan
4. Kepuasan petani terhadap program
penyuluhan pertanian.
a. Ya
b. Kadang – kadang
c. tidak
a. Ya
b. Kadang – kadang
c. tidak
a. Ya
b. Kadang – kadang
c. tidak
a. Ya
b. Kadang – kadang
c. tidak
3 2
1
3 2
1 3
2 1
3 2
1
Sumber : Diolah berdasarkan teori yang dibangun
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengetahui hasil penjumlahan seluruh skor dari masing-masing pelaksanaan Program Penyuluhan Pertanian, dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
Tabel 4. Skor Pelaksanaan Program Penyuluhan Pertanian No
Model CIPP
Jumlah Parameter
Skor Rentang 1.
Context 4 1-3
4-12 2.
Input 4 1-3
4-12 3.
Process 4 1-3
4-12 4.
Product 4 1-3
4-12 Total
16 16-48
Hasil penilaian menghasilkan skor, dari skor tersebut akan ditentukan bagaimana pelaksanaan Program Penyuluhan Pertanian. Skor pelaksanaan Program
Penyuluhan Pertanian berada di antara 16 – 48, dimana panjang kelas dapat dihitung dengan range dibagi jumlah kelas. Range adalah jarakselisih antara data terbesar dan
terkecil Subagyo, 1992 : 10.
Keterangan :
Skor 38-48 : Kinerja baik
Skor 27-37 : Kinerja kurang baik
Skor 16-26 : Kinerja tidak baik
Untuk identifikasi masalah 6 dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif, hal yang dianalisis adalah mengenai masalah – masalah yang yang di
hadapi oleh penyuluh pertanian.
Universitas Sumatera Utara
Defenisi dan Batasan Operasional
1. Petani sampel adalah petani yang ada di Desa Namoriam dan Desa Tiang
Layar 2.
Sikap adalah hasil dari suatu proses sosialisasi dimana seseorang bereaksi sesuai dengan rangsangan yang diterimanya
3. Materi Penyuluhan Pertanian adalah informasi atau teknologi atau inovasi
yang akan disampaikan kepada sasaran penyuluhan masyarakat tani 4.
Media penyuluhan Pertanian adalah alat penyampai atau penghantar suatu materi pesan sehingga dapat sampai kepada penerima sasaran penyuluh
5. Pengukuran sikap digunakan Skala Likert, dimana dalam pendekatan ini tidak
diperlukan adanya kelompok panel penilaian dikarenakan nilai skala setiap pernyataan tidak akan ditentukan oleh derajat fariabelnya masing – masing
tetapi akan ditentukan oleh distributor respon setuju atau tidak setuju dari kelompok responden yang bertindak sebagai kelompok uji coba. Yang
merupakan metode rating yang dijumlahkan, dimana responden akan diminta untuk menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuannya terhadap isi pernyataan
dalam lima kategori jawaban, yaitu sangat tidak setuju STS, tidak setuju TS, ragu – ragu R, setuju S, dan sangat setuju SS. Dengan skor masing
– masing STS = 0, TS = 1, R = 2, S = 3, SS = 4, dengan demikian nilai skala mengunakan deviasi normal dengan rumus : Nilai Skala = Z + nilai STS,
yang mana Z diperoleh dari pk, pk = penjumlahan dari pernyataan sebelumnya dengan melihat p =
, yang mana f adalah jumlah responden keseluruhan. Kemudian skor sikap yang sudah diperoleh diubah menjadi skor
standar.
Universitas Sumatera Utara
6. PPL adalah orang yang menyampaikan informasi pengetahuan untuk petani
dan keluarga petani dipedesaan, dan bertangung jawab atas terlaksananya kegiatan penyuluhan pertanian di suatu WKPP
7. Penyuluhan adalah suatu cara atau media yang dipakai sebagai alat pendidikan
yang digunakan sebagai dari transformasi informasi yang dianggap perlu, yang disampaikan kepada sasaran baik berupa ilmu pengetahuan, tekhnologi
maupun cara-cara yang dianggap cocok sesuai dengan tujuan yang di tetapkan.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN