BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan
penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk dan tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada sektor pertanian
atau produk nasional yang berasal dari pertanian Mubyarto, 1985.
Sektor pertanian adalah salah satu sektor yang selama ini masih diandalkan oleh Negara kita karena sektor pertanian mampu memberikan pemulihan dalam mengatasi
krisis yang sedang terjadi. Keadaan inilah yang menampakkan sektor pertanian sebagai salah satu sektor yang andal dan mempunyai potensi besar untuk berperan
sebagai pemicu pemulihan ekonomi nasional Husodo dkk, 2004 .
Pertambahan jumlah penduduk yang semakin meningkat serta pembangunan industri yang terus berkembang mengakibatkan permintaan akan lahan semakin besar,
hal ini yang berpengaruh pula terhadap meningkatnya permintaan terhadap penyediaan bahan pangan sehingga diperlukan upaya-upaya dalam memenuhi
kebutuhan pangan guna menciptakan kemandirian dan ketahanan pangan nasional. Disisi lain terjadinya alih fungsi lahan dari pertanian menjadi non pertanian,
pencapaian tingkat produksi pangan tidak sesuai karena menciutnya luas lahan dan juga terjadinya penuruna kualitas lahan yang ada, akibatnya terjadi degradasi lahan
dan air Tohir, K.A, 1983.
Sektor pertanian pada dasarnya adalah suatu upaya untuk meningkatkan kualitas hidup petani yang dicapai melalui dtrategi investigasi dan kebijakan pengembangan
Universitas Sumatera Utara
profesionalisme dan produktivitas tenaga kerja pertanian, pengembangan IPTEK disertai penataan dan pengembangan kelembagaan pedesaan secara konseptual
maupun empiris, sektor andalan ekonomi nasional termasuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani Mubyarto, 1985.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik BPS pada tahun 2007 jumlah penduduk miskin tercatat 37,2 juta jiwa. Sekitar 63,4 dari jumlah tersebut berada di
perdesaan dengan mata pencaharian utama di sektor pertanian dan 80 berada pada skala usaha mikro yang memiliki luas lahan lebih kecil dari 0,3 hektar. Kemiskinan di
pedesaan merupakan masalah pokok nasional yang penanggulangannya tidak dapat ditunda dan harus menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan
kesejahteraan sosial. Oleh karena itu pembangunan ekonomi nasional berbasis pertanian dan pedesaan secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada
pengurangan penduduk miskin Departemen Pertanian, 2009.
Permasalahan mendasar yang dihadapi petani adalah kurangnya akses kepada sumber permodalan, pasar dan teknologi, serta organisasi tani yang masih lemah.
Untuk mengatasi dan menyelesaikan permasalahan tersebut Pemerintah menetapkan Program Jangka Menengah 2005-2009 yang fokus pada pembangunan pertanian
perdesaan. Salah satunya ditempuh melalui pendekatan mengembangkan usaha agrbisnis dan memperkuat kelembagaan pertanian di perdesaan Departemen
Pertanian, 2009. Meningkatkan produksi pertanian suatu Negara adalah suatu tugas yang sangat
kompleks, bahkan tidak jarang merupakan tugas yang memusingkan. Dikatakan kompleks karena sedemikian banyak kondisi berbeda-beda harus dibina atau diubah
oleh orang atau kelompok yang berbeda-beda pula memusingkan karena semangat orang tersangkut di dalamnya. Untuk mewujudkan pembangunan pertanian tidak
Universitas Sumatera Utara
cukup hanya dengan tekhnologi saja tetapi juga harus didukung kerja keras semua pihak sehingga dapat meningkatkanketerampilan dan pengetahuan para petani
A.T.Moser,1983. Pada tahun lima puluh dan enam puluhan para pakar sosiologi pedesaan di
Amerika banyak melakukan penelitian mengenai proses adopsi oleh para petani. Menurut Dudung Abdul Adjid, dalam proses adopsi dapat dibedakan lima tahapan
sebagai berikut :
Sadar, pertama kali mendapat suatu ide, prakter baru yang menarik bagi petani
Minat, mencari irncian informasi yang baru serta berkaitan dengan usaha taninya
Evaluasi, menilai manfaat inovasi sampai dimana menguntungkannya
Mencoba, menerapkan inovasi pada skala kecil sambil memperagakannya
Adopsi, menerapkan inovasi pada skala besar dalam kegiatan-kegiatan usaha
tani. Untuk menciptakan perubahan perilaku masyarakat petani, penyuluh pertanian
pun diharapkan mampu mengarahkan wawasan berfikir dan menumbuhkan karakter sebagai bangsa yang sedang melakukan pembangunan E.Sastraatmadja,1993.
Timbulnya perubahan dalam tata cara berusaha tani karena ada penyerapan ilmu dan tekhnologi pertanian melalui kegiatan penyuluhan pertanian. Petani akan
sukar menerima hal baru yang sekiranya hal tersebut tidak dapat dimengerti oleh mereka. Untuk mengatasi masalah demikian dalam penyuluhan pertanian segala
sesuatunya dijabarkan menjadi bentuk materi yang dapat diterima oleh petani dilengkapi dan diubah menjadi bahasa yang sesuai dengan bahasa yang dapat
dimengerti oleh petani Samsudin,1982.
Universitas Sumatera Utara
Petani-petani pada umumnya sudah mempunyai banyak pengalaman berusaha tani. Sehingga memberikan kesan pada mereka, bahwa caranya adalah yang paling
mantap. Kalau ada cara yang baru, maka sikapnya adalah menanti dahulu, atau harus dibuktikan dengan contoh - contoh yang meyakinkan S.Wiriaatmadja,1986.
Kenyataan petani biasanya tidak menerima begitu saja ide-ide baru teknologi baru pada saat pertama kali mereka mendengar, mereka mungkin hanya mengetahui
saja tetapi untuk sampai pada tahapan mereka mau menerima ide baru tersebut diperlukan waktu yang relative lama. Suatu keputusan untuk mau melakukan
perubahan dari yang semula yang hanya mengetahui sampai sadar dan mengubah sikapnya untuk melakukan suatu ide baru tersebut, biasanya juga merupakan suatu
ururtan kejadian dan pengaruh-pengaruh tertentu berdasarkan perubahan waktu tertentu, dengan kata lain suatu perubahan sikap yang dilakukan petani atau
komunikasi adalah merupakan suatu proses yang memerlukan waktu yang berbeda- beda satu sama lainnya. Perbedaan ini disebabkan oleh berbagai hal yang melatar
belakangi petani itu sendiri, misalnya kondisi petani itu sendiri, lingkungannya, karakteristik teknologi baru yang mereka adopsi Soekartawi,1988.
Materi penyuluhan pertanian harus sesuai dengan kebutuhan sasaran petani dengan demikian maka petani akan tertarik perhatiannya dan terangsang untuk
mempraktekannya. Materi yang menarik perhatian para petani tentunya adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan usaha perbaikan produksi, perbaikan tingkat
pendapatan dan perbaikan tingkat kehidupannya A.G.Kartasapoetra,1994. Penyuluhan Pertanian adalah suatu upaya atau usaha untuk mengubah perilaku
petani dan keluarganya, agar mereka mengetahui dan mempunyai pengetahuan serta mampu memecahkan masalahnya sendiri dalam usaha atau kegiatan – kegiatan
meningkatkan hasil usaha dan tingkat kehidupannya.
Universitas Sumatera Utara
Penjelasan diatas dapat memperlihatkan pentingnya perhatian khusus mengenai masalah – masalah petani terutama yang berada diwilayah pedesaan
mengenai sikap petani terhadap materi dan media yang disampaikan oleh petugas – petugas penyuluhan. Bagaimana sebenarnya tanggapan petani tehadap materi dan
media penyuluhan pertanian, apakah mereka mau menerima dan menerapkan materi dan media yang diberikan kepada mereka, dan apakah materi dan media penyuluhan
tersebut dapat meningkatkan pendapatan mereka. Dalam hal ini, petani yang menjadi sampel penelitian adalah petani komoditi belimbing. Alasan memilih komoditi
belimbing adalah karena didaerah ini komoditi belimbing merupakan komoditi utama di daerah penelitian dan telah mengeksport ke luar negeri. Oleh karena itu, peneliti
ingin mengetahui apakah materi dan media penyuluhan pertanian yang ada di daerah penelitian mempengaruhi dan berperan terhadap petani sehingga mereka dapat
mengeksport komoditi tersebut keluar negeri.
Universitas Sumatera Utara
Identifikasi Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian di daerah penelitian?
2. Materi apa saja yang diperoleh oleh petani?
3. Media penyuluhan apa saja yang di gunakan didaerah penelitian ?
4. Bagaimana sikap petani responden terhadap materi dan media penyuluhan
yang disampaikan oleh PPL ? 5.
Bagaimana keberhasilan program penyuluhan pertanian yang di laksanakan di daerah penelitian?
6. Masalah – masalah apa saja yang dihadapi PPL dalam menyusun materi dan
media penyuluhan pertanian yang sesuai dengan kebutuhan ?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian di
daerah penelitian. 2.
Untuk mengetahui Jenis materi yang diperoleh oleh petani. 3.
Untuk mengetahui media penyuluhan yang di gunakan di daerah penelitian. 4.
Untuk mengetahui bagaimana sikap petani responden terhadap materi dan media penyuluhan yang di sampaikan PPL.
5. Untuk mengetahui keberhasilan program penyuluhan yang dilaksanakan di
daerah penelitian. 6.
Untuk mengetahui masalah – masalah apa saja yang dihadapi oleh PPL dalam menyusun materi dan media penyuluhan pertanian yang sesuai
dengan kebutuhan.
Universitas Sumatera Utara
Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan skripsi di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
2. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa yang melakukan penelitian
seperti ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN