Bibit biji berfungsi sebagai batang bawah, dan pucuk berfungsi sebagai batang atas.
Penyambungan juga memerlukan kecepatan, ketepatan, dan kebersihan. Pada saat penyambungan, bagian kulit dari batang atas dan batang bawah harus
menempel tepat, begitu pula kayunya. Keberhasilan proses penyambungan benar- benar bergantung pada ketepatan dan keakuratan penempelan.
Setelah disambung, bibit diletakkan di dalam sungkup selama ± 1 bulan, kemudian bibit dibiarkan selama ± 1 bulan untuk beradaptasi dengan lingkungan
luar, bibit yang telah berumur lebih dari 1 bulan dikeluarkan dari dalam sungkup dipindahkan ke polybag baru yang diisi dengan campuran tanah, pupuk kandang,
pupuk kompos dengan perbandingan 2 : 1 : 1 hingga mencapai ¾ volume polybag, kemudian sudah bisa dijual. Selama masa penyimpanan, bibit harus
dipelihara, seperti penyiangan rumput dan gulma, penyiraman pada sore hari dan pengendalian hama dan penyakit. Setelah berumur empat sampai enam bulan, dan
bibit telah mencapai tinggi tanaman 40-80 cm, bibit sudah siap untuk dijual. Cara perbanyakan Bibit Tanaman Durian dan Mangga yang dilakukan di
daerah penelitian ternyata sesuai dengan cara perbanyakan yang telah dikemukakan oleh AAK dan Neni Suhaeni.
Tahapan perbanyakan bibit durian di daerah penelitian dengan cara sambung pucuk yaitu :
1. Pengupasan Biji
Ketersediaan biji atau seedling mempengaruhi jenis dan jumlah produksi bibit. Jika jumlah biji yang diperlukan tidak tersedia maka penangkar membatasi
produksi. Penangkar umumnya membeli biji dari pedagang biji yang berasal dari
Universitas Sumatera Utara
Aceh atau penangkar membeli langsung ke petani buah. Untuk biji mangga, biji terlebih dahulu dikupas dari kulit luarnya. Sedangkan untuk biji durian, biji
dibersihkan dari sisa-sisa daging buah,dan dicuci sampai bersih, setelah itu biji dikeringkan. Biji yang telah dicuci dan dikeringkan dengan meletakkannya di atas
goni plastik.
2. Penyemaian Biji dengan Sistem Bedengan
Meskipun pembibitan dilakukan di dalam polybag, bedengan pembibitan tetap dibuat. Biji yang telah dicuci dan dikeringkan kemudian disemai di
bedengan selama 2 sampai 3 bulan dengan media tanam tanah yang telah dicampurkan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1 . Penyemaian dilakukan di
bedengan pembibitan yang dibuat membujur dengan arah dari timur ke barat, dengan ukuran lebar sekitar 1 m - 1,5 m dan panjang disesuaikan dengan
kebutuhan atau keadaan lahan. Jarak antar bedengan berkisar antara 100 cm dan antara bedengan dibuat saluran pembuangan air drainase yang berukuran lebar
± 40 cm dan kedalaman ± 30 cm. Penyemaian dilakukan dengan alat bantu tugal sehingga tidak terjadi
kerusakan pada biji. Setelah biji ditanam, media semai disiram hingga cukup basah jenuh dengan air. Kemudian media semai ditutup dengan plastik
transparan untuk menjaga kelembapan media semai. Di sekeliling media semai dibuat pagar pelindung, untuk menghindari gangguan binatang piaraan atau ternak
yang ada di sekitar lahan.
3. Penyambungan Bibit
Bibit yang telah disemai kemudian dipindahkan ke dalam polybag yang berukuran tinggi 20 cm dan lebar 12 cm yang telah diisi dengan campuran sabut
Universitas Sumatera Utara
kelapa cocopeat dan tanah dengan perbandingan 1: 3, lalu disambung dengan pucuk yang telah disediakan. Pucuk dapat dengan mudah diperoleh penangkar
dari tanaman induk yang telah ditanam di lahannya sendiri. Bibit biji berfungsi sebagai batang bawah, dan pucuk berfungsi sebagai batang atas. Setelah di tanam
di polybag, bibit segera disiram.
4. Pembuatan Sungkup Plastik Media Pemeliharaan Bibit