a. Memilih bibit yang digunakan sebagai batang bawah onderstam,
pangkal pohon dibersihkan dengan lap. b.
Kulit pohon diiris dengan membentuk huruf U terbalik, kulit bawahnya dikorek dengan menggunakan ujung pisau, kemudian
dikelupas. c.
Memotong dua pertiga bagian kulit batang bawah yang telah dikelupas, sedangkan sepertiga bagian tersisa digunakan untuk
menjepit kulit ’mata’ yang akan ditempelkan. d.
Menyediakan pucuk yang berfungsi sebagai batang atas entris, pucuk diiris sepanjang 3 cm, kemudian dipotong.
e. Disisipkan mata tunas ke dalam celah sayatan batang bawah hingga
benar-benar melekat. f.
Bidang tempelan dililitkan dengan tali rafia. Kemudian dibiarkan selama 25 hari.
5. Perawatan Bibit Okulasi
Langkah-langkah perawatan bibit okulasi yang dilakukan di daerah penelitian, antara lain :
a. Pemeriksaan okulasi, yaitu dengan cara membuka lilitan penempelan dan mengamati mata tunas yang menempel. Jika mata
tunas berwarna hijau segar, berarti okulasi berjalan sukses, tetapi jika mata tunas berwarna coklat, hitam, dan kering, maka okulasi
tidak berhasil. b. Penyiraman, dilakukan secara rutin dengan frekuensi 1 sampai 2
kali sehari, terutama jika sedang musim kemarau.
Universitas Sumatera Utara
c. Pemupukan, dilakukan dengan frekuensi 1 kali dalam 3 bulan, dengan menggunakan campuran pupuk urea, TSP, dan KCl dengan
perbandingan 2:1:1 sebanyak 3 sampai 5 gram per bibit. d. Pemotongan ujung batang yang tumbuh di atas bekas okulasi, hal ini
dilakukan jika mata tempel sudah mengeluarkan 2 sampai 3 helai tunas atau daun.
6. Penjualan bibit
Bibit yang telah berumur enam sampai delapan bulan kemudian dipindahkan ke dalam polybag yang berukuran 25 cm x 20 cm. Polybag diisi
dengan campuran tanah, pupuk kandang, pupuk kompos dengan perbandingan 2 : 1 : 1 hingga mencapai ¾ volume polybag.
Selama masa penyimpanan, bibit harus dipelihara, seperti penyiangan rumput dan gulma, penyiraman pada sore hari dan pengendalian hama dan
penyakit. Setelah berumur enam sampai delapan bulan, dan bibit telah mencapai tinggi tanaman 70-100 cm, bibit sudah siap untuk dijual.
Jadwal kegiatan usahatani pembibitan tanaman buah dilakukan dengan pola usaha polikultur durian, mangga, dan rambutan mulai dari pengumpulan
biji, pembuatan bedengan, hingga panen berlangsung selama 14 bulan untuk satu musim tanam. Secara rinci, jadwal kegiatan usaha pembibitan tanaman buah dapat
dilihat pada tabel 9 dan tabel 10.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 9. Jadwal Kegiatan Usahatani Pembibitan Tanaman Durian dan Mangga.
No. Bulan
Kegiatan
1. Desember
Pengumpulan Biji dan Pengolahan Tanah 2.
Januari Pembuatan Bedengan
3. Februari
Penyemaian biji untuk batang bawah 4.
Maret – Juni Pemeliharaan bibit untuk batang bawah
5. Juli
Penyambungan dengan pucuk atas 6.
Agustus Pemeliharaan di dalam sungkup
7. September-Desember Pemeliharaan bibit hasil sambung pucuk
8. Januari
Panen dan Penjualan bibit
Sumber : Data diperoleh dari Hasil Wawancara dengan Penangkar Bibit Tanaman
Tabel 10. Jadwal Kegiatan Usahatani Pembibitan Tanaman Rambutan No.
Bulan Kegiatan
1. Desember
Pengumpulan Biji dan Pengolahan Tanah 2.
Januari Pembuatan Bedengan
3. Februari
Penyemaian biji untuk batang bawah 4.
Maret – Juni Pemeliharaan bibit untuk batang bawah
5. Juli
Okulasi bibit dengan batang atas 6.
Agustus - Desember Pemeliharaan bibit hasil okulasi.
7. Januari
Panen dan Penjualan bibit
Sumber : Data diperoleh dari Hasil Wawancara dengan Penangkar Bibit Tanaman
Universitas Sumatera Utara
Tabel 11. Perbandingan Pengelolaan Usahatani Bibit Durian dan Bibit
Mangga Antara Anjuran Tinjauan Literatur dengan Keadaan di Daerah Penelitian.
No. Tahapan
Kegiatan Anjuran
Keadaan di Lapangan
Keterangan 1.
Pengumpulan Biji
Pada biji mangga, biji yang telah dikumpulkan
terlebih dahulu kulit luarnya dibuang lalu
dikeringkan. Sedangkan untuk biji durian, biji
yang telah dikumpulkan langsung dibersihkan dari
sisa-sisa daging buah, dicuci sampai bersih.
Setelah itu dikeringkan. Untuk biji mangga,
biji terlebih dahulu dikupas dari kulit
luarnya. Sedangkan untuk biji durian, biji
dibersihkan dari sisa- sisa daging buah,dan
dicuci sampai bersih, setelah itu biji
dikeringkan dengan meletakkannya di
atas goni plastik.
Sesuai
2. Penyemaian Biji
Biji yang telah dicuci dan dikeringkan kemudian
disemai selama 2 sampai 3 bulan dengan sistem
bedengan menggunakan media tanam tanah, dan
pupuk dengan perbandingan 1:1
Biji yang telah dicuci dan dikeringkan
kemudian disemai di bedengan selama 2
sampai 3 bulan dengan media tanam
tanah yang telah dicampurkan pupuk
kandang dengan perbandingan 1:1 .
Penyemaian dilakukan di
bedengan. Di sekeliling media
semai dibuat pagar pelindung, untuk
menghindari gangguan binatang
piaraan atau ternak yang ada di sekitar
lahan.
Sesuai
3. Penyambungan
Bibit Bibit yang telah berumur
sekitar 2 sampai 3 bulan disambung dengan pucuk
yang telah disediakan. Penyambungan dilakukan
di polybag yang telah diisi dengan campuran sabut
kelapa cocopeat dan tanah dengan
perbandingan 1:3 Bibit yang telah
disemai kemudian dipindahkan ke
dalam polybag yang berukuran tinggi 20
cm dan lebar 12 cm yang telah diisi
dengan campuran sabut kelapa
cocopeat dan tanah dengan perbandingan
1: 3, lalu disambung dengan pucuk yang
telah disediakan.
Sesuai
Universitas Sumatera Utara
4. Pembuatan
Sungkup Plastik Setelah disambung, bibit
diletakkan di dalam sungkup selama ± 1
bulan, kemudian bibit dibiarkan selama ± 1
bulan untuk beradaptasi dengan lingkungan luar.
Bibit yang telah disambung kemudian
diletakkan di dalam sungkup selama ± 1
bulan sampai keluar tunas daun.
kemudian bibit dibiarkan
selama 20 hari untuk beradaptasi dengan
lingkungan luar.
Sesuai
5. Pemeliharaan
Setelah keluar dari sungkup, bibit harus
dipelihara, seperti penyiangan rumput dan
gulma, penyiraman pada sore hari dan
pengendalian hama dan penyakit.
Pemeliharaan setelah dikeluarkan dari
sungkup harus dilakukan seperti
penyiraman, penyiangan dan
pengendalian hama dan penyakit.
Sesuai
6. Penjualan Bibit
Bibit yang telah berumur lebih dari 1 bulan
dikeluarkan dari dalam sungkup dipindahkan ke
polybag baru yang diisi dengan campuran tanah,
pupuk kandang,pupuk kompos dengan
perbandingan 2 : 1 : 1 hingga mencapai ¾
volume polybag. Setelah bibit berumur empat
sampai enam bulan, dan telah mencapai tinggi
tanaman 40-80 cm, bibit sudah siap untuk dijual.
Bibit yang keluar dari sungkup kemudian
dipindahkan ke dalam polybag yang
berukuran 20 cm x 18 cm. Polybag diisi
dengan campuran tanah, pupuk
kandang, pupuk kompos dengan
perbandingan 2 : 1 : 1 hingga mencapai ¾
volume
polybag. Setelah bibit
berumur empat sampai enam bulan,
dan telah mencapai tinggi tanaman 40-80
cm, bibit sudah siap untuk dijual.
Sesuai
Universitas Sumatera Utara
Tabel 12.
Perbandingan Pengelolaan
Usahatani Bibit
Rambutan Antara Anjuran Tinjauan Literatur dengan Keadaan di
Daerah Penelitian.
No. Tahapan
Kegiatan Anjuran
Keadaan di Lapangan
Keterangan 1.
Pengumpulan Biji
Biji rambutan yang telah dikumpulkan dikupas kulit
buahnya hingga diperoleh daging buah yang
mengandung biji. Untuk menghilangkan daging
buahnya dilakukan dengan cara fermentasi biasa atau
dengan fermentasi asam keras.
Biji diperoleh penangkar dari
penjual biji, biji yang digunakan penangkar
ialah biji yang dibersihkan dengan
fermentasi biasa. Kemudian biji dicuci
bersih dengan air mengalir sampai
bersih.
Sesuai
2. Penyemaian
Biji Penyemaian biji rambutan
dilakukan dengan sistem
pembedengan. Bedengan dilengkapi dengan tiang
persemaian dan atap yang terbuat dari anyaman daun
kelapa atau plastik transparan tembus cahaya.
Semaikan biji rambutan satu per satu sedalam 1,5 cm
sampai 2,5 cm. Siram medium semai hingga tanah
agak basah atau lembab, biji rambutan biasanya akan
tumbuh atau berkecambah setelah umur 15 hari.
Penyemaian dilakukan di
bedengan pembibitan yang dibuat dengan
lebar 1 sampai 2 meter dan dengan
tinggi 20 sampai 30 cm.
Setelah biji ditanam, media semai disiram
hingga cukup basah jenuh dengan air.
Kemudian media semai ditutup dengan
plastik transparan untuk menjaga
kelembapan media semai.
Sesuai
3. Perawatan
Bibit Semai Dilakukan kegiatan
perawatan, seperti penyiraman yang dilakukan
1 sampai 2 kali sehari, penyiangan, pemupukan,
penyemprotan pestisida dengan dosis rendah jika ada
serangan hama dan penyakit. Bibit rambutan
kemudian dirawat sampai umur bibit 4-6
bulan. Dengan cara: Penyiraman,
Penyiangan, Pemupukan, dan
Pemberantasan hama penyakit
Sesuai
4. Okulasi Bibit
Tahapan pertama dalam okulasi ialah menyediakan
cabangdahan yang digunakan sebagai batang
atas. Kulit dahan yang bermata tunas beserta
kayunya disayat menyerupai huruf U terbalik. disediakan
cabang yang berfungsi sebagai batang atas yang
telah diiris tipis sepanjang 3 cm.Kemudian disisipkan
Dipilih bibit yang digunakan sebagai
batang bawah, pangkal pohon.
Kulit pohon diiris dengan membentuk
huruf U terbalik, kulit bawahnya dikorek
dengan menggunakan ujung pisau, lalu
dikelupas. Memotong dua pertiga bagian
Universitas Sumatera Utara
mata tunas ke dalam celah sayatan batang bawah yang
telah disayat, lilit bidang tempelan dengan rafia,
tempelan dibiarkan selama ± 2 sampai 3 minggu.
kulit batang bawah yang telah dikelupas,
sedangkan sepertiga bagian tersisa
digunakan untuk menjepit kulit ’mata’
yang akan ditempelkan.
Menyediakan pucuk yang berfungsi
sebagai batang atas, pucuk diiris sepanjang
3 cm, lalu dipotong. Disisipkan mata tunas
ke dalam celah sayatan batang
bawah. Bidang tempelan dililitkan
dengan tali rafia. Dibiarkan selama 25
hari.
Sesuai
5. Perawatan
Bibit Okulasi Bibit okulasi harus
dipelihara, antara lain dengan langkah-langkah
seperti pemeriksaan mata tunas tempel,
penyiraman,pemupukan, pemotongan ujung batang
pokok. Bibit okulasi sebaiknya dirawat selama
kira-kira 6-8 bulan. Bibit okulasi
diperiksa, yaitu dengan cara membuka
lilitan penempelan dan mengamati mata
tunas yang menempel Penyiraman,
Pemupukan, dilakukan dengan
frekuensi 1 kali dalam 3 bulan,
menggunakan campuran pupuk urea,
TSP, dan KCl dengan perbandingan 2:1:1
sebanyak 3 sampai 5 gram per bibit.
Pemotongan ujung batang yang tumbuh.
Sesuai
6. Penjualan
Bibit Setelah umur bibit mencapai
6-8 bulan, dan tinggi bibit tanaman mencapai 70-100
cm kemudian dipindahkan ke dalam polybag yang
berukuran 25 cm x 20 cm. Polybag diisi dengan
campuran tanah, pupuk kandang, pupuk kompos
dengan perbandingan 2 : 1 : 1 hingga mencapai ¾ volume
polybag,bibit rambutan dapat dijual.
Bibit yang telah berumur enam sampai
delapan bulan
kemudian dipindahkan ke dalam
polybag yang berukuran 25 cm x 20
cm. Polybag diisi dengan campuran
tanah, pupuk kandang, pupuk
kompos dengan perbandingan 2 : 1 : 1
hingga mencapai ¾ volume polybag.
Sesuai
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 11 dan 12, dapat diketahui bagaimana pengelolaan usahatani Bibit Tanaman Buah di daerah penelitian. Dalam melakukan pengelolaan
usahatani, petani di daerah penelitian pada umumnya sudah mengikuti anjuran yang terdapat pada literatur karangan AAK dan Neni Suhaeni. Maka hipotesis 1
yang menyatakan bahwa pengelolaan usahatani pembibitan tanaman buah sudah intensif dapat diterima.
Kesempatan Kerja
Dalam menjalankan usahataninya, petani membutuhkan tenaga kerja. Tenaga kerja manusia ini digunakan untuk tahapan kerja seperti pengupasan biji,
penyemaian benih, penyiraman, penyambunganokulasi, penyiapan media tanam, pemupukan, dan pengendalian hama dan penyakit tanaman. Besarnya jumlah
tenaga kerja yang digunakan diukur dari besarnya jumlah hari kerja setara pria HKP. Tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani pembibtan tanaman buah
ini meliputi tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga, akan tetapi di daerah penelitian lebih banyak dgunakan tenaga kerja luar keluarga
dibandingkan tenaga kerja dalam keluarga. Besarnya curahan tenaga kerja dalam usahatani pembibitan tanaman buah
menurut jenis tanaman di daerah penelitian selama 1 tahun dapat dilihat pada tabel 13 :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 13. Total Rata-rata Curahan Tenaga Kerja pada Usahatani Pembibitan Tanaman Durian Per Petani Selama 1 Tahun.
Tahapan Kegiatan
Jlh.T.Kerja Orang
Curahan Tenaga Kerja
HKP Total
Per Petani
HKP Persentase
TKD K
TKL K
TKD K
HKP TKL
K HKP
TKD K
TKL K
Pembersihan Biji
6,40 16,30
6,8 17,96
24,76 27,46
72,53
Penyemaian Benih
1,40 4,70
4,04 13,5
17,54 23,03
76,96
Penyiraman 1,17
4,03 39,66
134,16 173,82 22,81
77,18
Penyiapan Media Tanam
0,70 3,50
7 33,2
40,2 17,41
82,58
Penyambunga n
0,93 3,00
3.4 19,43
22,83 14,89
85,10
Pemupukan 0,97
3,33 3.8
19,06 22,86
16,62 83,37
Pengendalian HPT
1,13 3,30
6,8 19,8
26,6 25,56
74,43 TOTAL
12,70 38,16
71,5 257,11 328,61
21,75 78,25
Sumber : Data diolah dari Lampiran 8. Berdasarkan tabel 13 di atas dapat diketahui bahwa total rata-rata untuk
curahan tenaga kerja pada usahatani pembibitan tanaman durian per petani selama 1 tahun adalah sebesar 328,61 HKP dengan uraian curahan tenaga dalam keluarga
adalah sebesar 71,5 HKP per petani atau 21,75 dari total curahan tenaga kerja per petani dan curahan tenaga luar keluarga adalah sebesar 257,11 HKP atau
78,25 per petani dari total curahan tenaga kerja per petani.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 14. Total Rata-rata Curahan Tenaga Kerja pada Usahatani Pembibitan Tanaman Mangga Per Petani Selama 1 Tahun.
Tahapan Kegiatan
Jlh.T.Kerja Orang
Curahan Tenaga Kerja
HKP Total
Per Petani
HKP Persentase
TKD K
TKL K
TKD K
HKP TKL
K HKP
TKD K
TKL K
Pembersihan Biji
6,90 16,00
7,20 17,44
24,64 29,22
70,77
Penyemaian Benih
1,06 5,10
3,12 14,48
17,6 17,72
82,27
Penyiraman
1,00 3,40
33,83 111,53 145,36
23,27 76,72
Penyiapan Media Tanam
0,70 3,70
7,00 34,73
41,73 16,77
83,22
Penyambunga n
0,97 2,33
3,8 15,03
18,83 20,18
79,81
Pemupukan 0,97
2,33 3,66
14,86 18,52
19,76 80,23
Pengendalian HPT
0,97 2,33
5,8 14,00
19,8 29,29
70,70 TOTAL
12,57 35,19
64,41 222,07 286,48
22,48 77,51
Sumber : Data diolah dari Lampiran 10 Berdasarkan tabel 14 di atas dapat diketahui bahwa total rata-rata untuk
curahan tenaga kerja pada usahatani pembibitan tanaman durian per petani selama
1 tahun adalah sebesar 286,48 HKP dengan uraian curahan tenaga dalam keluarga
adalah sebesar 64,41 HKP per petani atau 22,48 dari total curahan tenaga kerja per petani dan curahan tenaga luar keluarga adalah sebesar 222,07 HKP atau
77,51 per petani dari total curahan tenaga kerja per petani.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 15. Total Rata-rata Curahan Tenaga Kerja pada Usahatani Pembibitan Tanaman Rambutan Per Petani Selama 1 Tahun.
Tahapan Kegiatan
Jlh.T.Kerja Orang
Curahan Tenaga Kerja HKP
Total Per
Petani HKP
Persentase TKDK TKLK
TKDK HKP
TKLK HKP
TKDK TKLK
Pembersihan Biji
6,60 17,00
7,03 19,57
26,60 26,43
73,56
Penyemaian Benih
1,36 6,40
3,96 18,44
22,4 17,67
82,32
Penyiraman 1,17
4,03 36,83 124,58 161,41
22,81 77,18
Pemupukan
4,70 15,10
7,6 38,4
46 16,52
83,47
Okulasi Bibit 0,97
3,33 3,96
20,06 24,03
16,50 83,49
Pemeriksaan Hasil
Okulasi 0,97
3,33 2,97
15,05 18,02
16,50 83,49
Pengendalian HPT
0,97 3,33
5,8 20
25,8 22,48
77,51 TOTAL
16,74 52,52
68,19 256,14 324,24 21,01
78,92
Sumber : Data diolah dari Lampiran 12 Berdasarkan tabel 15 di atas dapat diketahui bahwa total rata-rata untuk
curahan tenaga kerja pada usahatani pembibitan tanaman rambutan per petani selama 1 tahun adalah sebesar 324,24 HKP dengan uraian curahan tenaga dalam
keluarga adalah sebesar 68,19 HKP per petani atau 21,01 dari total curahan tenaga kerja per petani dan curahan tenaga luar keluarga adalah sebesar
256,14 HKP atau 78,92 per petani dari total curahan tenaga kerja per petani.
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa untuk keseluruhan penggunaan tenaga kerja dalam usahatani pembibitan buah di daerah penelitian lebih banyak
menggunakan tenaga kerja luar keluarga daripada tenaga kerja dalam keluarga. Untuk tahapan kerja seperti pembersihan biji, penyemaian benih,
penyiraman, dan penyiapan media tanam tidak memerlukan skill kemampuan
Universitas Sumatera Utara
khusus, dan tahapan kerja ini lebih banyak dikerjakan oleh tenaga kerja pria dan wanita yang berasal dari luar keluarga.
Sedangkan untuk tahapan kerja seperti penyambungan, pemupukan, dan pengendalian HPT memerlukan skill kemampuan khusus seperti teknik
penyambungan bibit, teknik okulasi bibit, dimana petani lebih banyak menggunakan tenaga kerja pria luar keluarga yang telah memiliki skill khusus ini.
Di daerah penelitian, petani memberikan upah yang lebih tinggi kepada tenaga kerja yang memiliki skill khusus yaitu Rp.60.000HKP, dan upah untuk tenaga
kerja yang tidak memiliki skill khusus yaitu Rp.30.000HKP untuk tenaga kerja pria dan Rp.25.000 untuk tenaga kerja wanita.
Dengan demikian hipotesis 2 yang menyatakan bahwa curahan tenaga kerja luar keluarga lebih besar daripada curahan tenaga kerja dalam keluarga pada
usahatani pembibitan tanaman buah di daerah penelitian dapat diterima.
Biaya Produksi
Biaya produksi ialah keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh petani selama proses produksi masih berlangsung. Biaya produksi terdiri dari biaya tetap
fixed cost dan biaya tidak tetap variable cost. Di dalam usahatani pembibitan tanaman buah, yang menjadi komponen
biaya tetap fixed cost meliputi biaya : biaya pajak tanah PBB, dan penyusutan peralatan. Biaya tidak tetap variable cost meliputi : biaya tenaga kerja, yaitu
tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga, biaya sarana produksi yaitu biaya pupuk, biaya obat-obatan, biaya bibit, biaya polybag, dan biaya media
tanam.
Universitas Sumatera Utara
Komponen Biaya Tetap Fixed cost Biaya Lahan
Biaya lahan yang dimaksud adalah biaya pajak tanah PBB. Sebagian besar petani di daerah penelitian mempunyai lahan sendiri, sehingga petani harus
membayar pajak tanah PBB sebesar yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah.
Besarnya biaya lahan yang harus dibayar oleh petani setiap tahunnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 16. Total Rata-rata Biaya Pajak Tanah Pada Usahatani Pembibitan Tanaman Buah Selama 1 Tahun
Luas Lahan Ha Biaya Pajak Per Petani
Rp
Total 13,86
2.962.000 Rataan
0,46 98.733
Range 0,12 – 3
25.000-645.000 Sumber : Data diolah dari Lampiran 15.
Berdasarkan tabel 16 di atas dapat diketahui bahwa total rata-rata biaya untuk pajak tanah PBB selama 1 Tahun adalah Rp. 98.733petani dengan rataan
luas lahan adalah 0,46 Hapetani.
Biaya Penyusutan Peralatan
Nilai penyusutan peralatan yang dihitung adalah biaya penyusutan peralatan yang digunakan petani selama 1 tahun.
Peralatan yang digunakan dalam usahatani pembibitan tanaman buah adalah : Cangkul, Pisau Okulasi, Bambu, Plastik Sungkup, Beko, Selang air, dan
Mesin air.
Universitas Sumatera Utara
Besarnya biaya penyusutan peralatan pada usahatani pembibitan tanaman buah ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 17. Total Rata-rata Biaya Penyusutan Peralatan Usahatani Pembibitan Tanaman Buah Per Petani Selama 1 Tahun.
No. Peralatan
Biaya Penyusutan Per Petani Rp
Persentase
1. Cangkul
12.400 0,4
2. Pisau Okulasi
12.083 0,38
3. Bambu
280.670 9,04
4. Plastik Sungkup
2.058.212 66,22
5. Beko
118.667 3,82
6. Selang air
55.958 1,80
7. Mesin air
570.000 18,34
Total Biaya 3.107.990
100 Sumber : Data diolah dari Lampiran 14
Berdasarkan tabel 17 di atas dapat diketahui bahwa total biaya untuk penyusutan peralatan pada usahatani pembibitan tanaman buah per petani selama
1 tahun adalah sebesar Rp. 3.107.990. Biaya penyusutan terbesar adalah pada plastik sungkup yaitu Rp. 2.058.212petani atau 66,22 , hal ini disebabkan
karena plastik sungkup memiliki umur ekonomis yang tidak terlalu lama yaitu 2 tahun apabila dibandingkan dengan peralatan lainnya, sehingga petani lebih sering
mengganti dan membeli plastik sungkup yang baru. Biaya penyusutan terkecil
adalah pada
pisau okulasi
yaitu Rp.12.083 petani atau 0,38 . Hal ini disebabkan pisau okulasi yang memiliki
umur yang lebih lama dibandingkan dengan peralatan lainnya yaitu 6 tahun, sehingga petani tidak sering mengganti dan membeli pisau okulasi.
Komponen Biaya tidak tetap Variable cost Biaya Sarana Produksi
Biaya sarana produksi pada usahatani pembibitan tanaman buah meliputi : biaya pupuk, biaya obat-obatan, biaya bibit, biaya polybag, dan biaya media
Universitas Sumatera Utara
tanam. Besarnya biaya sarana produksi pada usahatani pembibitan tanaman buah di daerah penelitian menurut jenis tanaman dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 18. Total Rata-rata Biaya Sarana Produksi Usahatani Pembibitan Tanaman Durian Per Petani Selama 1 Tahun
No. Sarana
Produksi Biaya Sarana Produksi Per
Petani Rp Persentase
1. Bibit
2.287.200 31,79
2. Polybag
470.318 6,53
3. Pupuk
1.993.676 27,71
4. Obat-obatan
1.757.332 24,42
5. Media Tanam
686.160 9,53
Total Biaya 7.194.686
100
Sumber : Data diolah dari Lampiran 3 Berdasarkan tabel 18 di atas dapat diketahui bahwa total biaya untuk
sarana produksi pada usahatani pembibitan tanaman durian per petani selama 1
tahun adalah sebesar Rp. 7.194.686.
Biaya bibit
adalah sebesar
Rp. 2.287.200 petani. Biaya polybag adalah sebesar Rp. 470.318 petani. Biaya pupuk adalah sebesar Rp. 1.993.676 petani. Biaya obat-obatan adalah sebesar
Rp. 1.757.332 petani. Biaya media tanam adalah sebesar Rp. 686.160 petani. Biaya sarana produksi terbesar adalah bibit yaitu Rp. 2.287.200petani atau
31,51. Hal ini disebabkan karena petani membeli biji dan pucuk yang berasal dari luar daerah, sehingga harga per bijinya mahal. Biaya sarana produksi terkecil
adalah polybag yaitu Rp. 470.318 petani atau 6,53 , hal ini disebabkan karena petani tidak sulit dalam memperoleh sarana produksi ini, harga per polybagnya
juga tidak mahal karena petani membeli dalam jumlah banyak per 1 bal.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 19. Total Rata-rata Biaya Sarana Produksi Usahatani Pembibitan Tanaman Mangga Per Petani Selama 1 Tahun.
No. Sarana
Produksi Biaya Sarana Produksi Per
Petani Rp Persentase
1. Bibit
3.038.933 31,14
2. Polybag
341.264 3,49
3. Pupuk
2.884.170 29,55
4. Obat-obatan
2.542.261 26,05
5. Media Tanam
951.280 9,75
Total Biaya 9.757.908
100
Sumber : Data diolah dari Lampiran 5 Berdasarkan tabel 19 di atas dapat diketahui bahwa total biaya untuk
sarana produksi pada usahatani pembibitan tanaman mangga per petani selama 1
tahun adalah sebesar Rp. 9.757.908.
Biaya bibit
adalah sebesar
Rp. 3.038.933petani. Biaya polybag adalah sebesar Rp. 341.264 petani. Biaya pupuk adalah sebesar Rp. 2.884.170 petani. Biaya obat-obatan adalah sebesar
Rp. 2.542.261 petani. Biaya media tanam adalah sebesar Rp. 951.280 petani. Biaya sarana produksi terbesar adalah pada bibit yaitu Rp. 3.033.067petani atau
31,10 . Hal ini disebabkan karena petani memperoleh biji dan pucuk berasal dari luar daerah, sehingga harga bibit per bijinya mahal. Biaya sarana produksi terkecil
adalah pada polybag yaitu Rp. 340.624 petani atau 3,49 , hal ini disebabkan karena petani tidak sulit dalam memperoleh sarana produksi ini, harga per
polybagnya juga tidak mahal karena petani membeli dalam jumlah banyak per 1 bal.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 20. Total Rata-rata Biaya Sarana Produksi Usahatani Pembibitan Tanaman Rambutan Per Petani Selama 1 Tahun.
No. Sarana
Produksi Biaya Sarana Produksi Per
Petani Rp Persentase
1. Bibit 2.198.900
33,83 2. Polybag
651.833 10.04
3. Pupuk 439.955
6,77 4. Obat-obatan
1.621,479 24,98
5. Media Tanam 1.557.823
24,31
Total Biaya 6.489.991
100
Sumber : Data diolah dari Lampiran 7 Berdasarkan tabel 20 di atas dapat diketahui bahwa total biaya rata-rata
untuk sarana produksi pada usahatani pembibitan tanaman rambutan per petani
selama 1 tahun adalah sebesar Rp. 6.489.991. Biaya bibit adalah sebesar
Rp. 2.198.900 petani. Biaya polybag adalah sebesar Rp. 651.833 petani. Biaya pupuk adalah sebesar Rp. 439.955 petani. Biaya obat-obatan adalah sebesar
Rp. 1.621,479 petani. Biaya media tanam adalah sebesar Rp. 1.557.823 petani. Biaya sarana produksi terbesar adalah pada bibit yaitu Rp. 2.198.900petani atau
33,83 . Hal ini disebabkan karena petani memperoleh biji dan pucuk berasal dari luar daerah, sehingga harga bibit per bijinya mahal. Biaya sarana produksi terkecil
adalah pada pupuk yaitu Rp. 439.955 petani atau 6,77 . Hal ini disebabkan karena bibit rambutan menggunakan dosis pupuk yang lebih sedikit dibandingkan
dengan pupuk yang digunakan pada tanaman durian dan mangga.
Universitas Sumatera Utara
Biaya Tenaga Kerja
Dalam usahatani pembibitan tanaman buah ini, petani lebih banyak menggunakan tenaga kerja manusia dalam kegiatan usahataninya. Tenaga kerja
manusia ini digunakan untuk tahapan kerja seperti pengupasan biji, penyemaian benih, penyiraman, penyambunganokulasi, penyiapan media tanam, pemupukan,
dan pengendalian hama dan penyakit tanaman. Besarnya biaya tenaga kerja pada usahatani pembibitan tanaman ini berbeda untuk setiap tahapan kerja yang
dilakukan. Rata-rata penggunaan tenaga kerja di daerah penelitian menurut jenis tanaman dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 21.Total Rata-rata Biaya Tenaga Kerja Usahatani Pembibitan Tanaman Durian Per Petani Selama 1 Tahun.
Biaya Tenaga Kerja Curahan Tenaga
Kerja Per Petani Rp Persentase
TKDK TKLK
TKDK TKLK
Pembersihan Biji
196.667 521.000
8,85 6,43
Penyemaian Benih 118.000
393.000 5,33
4,85
Penyiraman 1.166.667
3.885.000 52,53
48,01
Penyiapan Media Tanam
210.000 960.000
9,46 11,86
Penyambungan
204.000 1.166.000
9,18 14,41
Pemupukan 114.000
572.000 5,13
7,06
Pengendalian HPT 204.000
594.000 9,18
7,34 TOTAL
2.213.334 8.091.000
21,48 78,52
TOTAL BIAYA 10.304.334
100
Sumber : Data diolah dari Lampiran 9 Berdasarkan tabel 21 di atas dapat diketahui bahwa total biaya rata-rata
untuk penggunaan tenaga kerja pada usahatani pembibitan tanaman durian per
petani selama 1 tahun adalah sebesar Rp. 10.304.334. Biaya tenaga kerja ini
terdiri dari biaya tenaga kerja dalam keluarga TKDK dan biaya tenaga kerja luar keluarga TKLK. Biaya tenaga kerja dalam keluarga untuk usahatani pembibitan
durian adalah sebesar Rp. 2.213.334petani atau 21,48 , dan biaya tenaga kerja
Universitas Sumatera Utara
luar keluarga adalah sebesar Rp. 8.091.000petani atau 78,52 . Penggunaan tenaga kerja terbesar pada usahatani pembibitan mangga adalah pada penggunaan
tenaga kerja luar keluarga. Untuk tahapan kerja pembersihan biji, dilakukan selama 3-4 hari dengan 8
jam kerja per hari dengan upah Rp. 30.000hari untuk tenaga kerja pria dan Rp.25.000hari untuk tenaga kerja wanita. Penyemaian benih dilakukan selama
selama 3 hari dengan 8 jam kerja per hari dengan upah Rp. 30.000hari untuk tenaga kerja pria dan Rp.25.000hari untuk tenaga kerja wanita. Penyiraman
dilakukan selama 70 hari dengan 4 jam kerja per hari dengan upah Rp.30.000hari untuk tenaga kerja pria dan Rp.25.000hari untuk tenaga kerja wanita. Penyiapan
media tanam dilakukan selama 10 hari dengan 8 jam kerja per hari dengan upah Rp.30.000hari untuk tenaga kerja pria dan Rp.25.000hari untuk tenaga kerja
wanita. Penyambungan dilakukan selama 2-12 hari dengan 8 jam kerja per hari dengan upah Rp.60.000hari, tahapan kerja ini hanya dilakukan oleh pria.
Pemupukan dilakukan sebanyak 2 kali yaitu ketika penyemaian biji dan pemindahan bibit semai ke sungkup, tahapan kerja ini hanya dilakukan oleh pria
selama 8 jam hari dengan upah Rp. 30.000 untuk sekali memupuk. Pengendalian HPT dilakukan sebanyak 12 kali dengan frekuensi 1 kali seminggu, tahapan kerja
ini hanya dilakukan oleh pria selama 4 jam per hari dengan upah Rp. 30.000 untuk sekali menyemprot.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 22. Total Rata-rata Biaya Tenaga Kerja Usahatani Pembibitan Tanaman Mangga Per Petani Selama 1 Tahun.
Biaya Tenaga Kerja Curahan Tenaga
Kerja Per Petani Rp Persentase
TKDK TKLK
TKDK TKLK
Pengupasan Biji 206.333
504.667 10,14
7,34
Penyemaian Benih
92.000 418.000
4,52 6,07
Penyiraman 991.667
3.196.667 48,77
46,49
Penyiapan Media Tanam
210.000 996.667
2,35 14,49
Penyambungan 228.000
902.000 11,21
13,11
Pemupukan
73.333 297.333
3,60 4,32
Pengendalian HPT 232.000
560.000 11,40
8,14 TOTAL
2.033.333 6.875.334
22,82 77,18
TOTAL BIAYA 8.908.667
100
Sumber : Data diolah dari Lampiran 11 Berdasarkan tabel 22 di atas dapat diketahui bahwa total biaya rata-rata
untuk penggunaan tenaga kerja pada usahatani pembibitan tanaman mangga per
petani selama 1 tahun adalah sebesar Rp. 8.908.667. Biaya tenaga kerja ini terdiri
dari biaya tenaga kerja dalam keluarga TKDK dan biaya tenaga kerja luar keluarga TKLK. Biaya tenaga kerja dalam keluarga untuk usahatani pembibitan
mangga adalah sebesar Rp. 2.033.333petani atau 22,82 , dan biaya tenaga kerja luar keluarga adalah sebesar Rp.6.875.334petani atau 77,18 . Penggunaan
tenaga kerja terbesar pada usahatani pembibitan mangga adalah pada penggunaan tenaga kerja luar keluarga.
Untuk tahapan kerja pengupasan biji, dilakukan selama 3-4 hari dengan 8 jam kerja per hari dengan upah Rp. 30.000hari untuk tenaga kerja pria dan
Rp.25.000hari untuk tenaga kerja wanita. Penyemaian benih dilakukan selama selama 3 hari dengan 8 jam kerja per hari dengan upah Rp. 30.000hari untuk
tenaga kerja pria dan Rp.25.000hari untuk tenaga kerja wanita. Penyiraman dilakukan selama 70 hari 10 minggu dengan 4 jam kerja per hari dengan upah
Universitas Sumatera Utara
Rp.30.000hari untuk tenaga kerja pria dan Rp.25.000hari untuk tenaga kerja wanita. Penyiapan media tanam dilakukan selama 10 hari dengan 8 jam kerja per
hari dengan upah Rp.30.000hari untuk tenaga kerja pria dan Rp.25.000hari untuk tenaga kerja wanita. Penyambungan dilakukan selama 2-12 hari dengan 8 jam
kerja per hari dengan upah Rp.60.000hari, tahapan kerja ini hanya dilakukan oleh pria. Pemupukan dilakukan sebanyak 2 kali yaitu ketika penyemaian biji dan
pemindahan bibit semai ke sungkup, tahapan kerja ini hanya dilakukan oleh pria selama 8 jam per hari dengan upah Rp. 30.000 untuk sekali memupuk.
Pengendalian HPT dilakukan sebanyak 12 kali dengan frekuensi 1 kali seminggu, tahapan kerja ini hanya dilakukan oleh pria selama 4 jam per hari dengan upah
Rp. 30.000 untuk sekali menyemprot.
Tabel 23. Total Rata-rata Biaya Tenaga Kerja Usahatani Pembibitan Tanaman Rambutan Per Petani Selama 1 Tahun.
Biaya Tenaga Kerja Curahan Tenaga Kerja
Per Petani Rp Persentase
TKDK TKLK
TKDK TKLK
Pembersihan Biji 422.000
1.086.667 17,29
11,95
Penyemaian Benih 116.000
538.000 4,75
5,91
Penyiraman 1.083.333
3.607.500 44,40
39,68
Pemupukan 228.000
1.152.000 9,34
12,67
Okulasi Bibit 238.000
1.204.000 9,75
13,24
Pemeriksaan Hasil Okulasi
178.500 903.000
7,31 9,93
Pengendalian HPT 174.000
600.000 7,13
6,59 TOTAL
2.439.833 9.091.167
21,15 78,85
TOTAL BIAYA 11.531.000
100
Sumber : Data diolah dari Lampiran 13 Berdasarkan tabel 23 di atas dapat diketahui bahwa total biaya rata-rata
untuk penggunaan tenaga kerja pada usahatani pembibitan tanaman rambutan per
petani selama 1 tahun adalah sebesar Rp. 11.531.000. Biaya tenaga kerja ini
terdiri dari biaya tenaga kerja dalam keluarga TKDK dan biaya tenaga kerja luar
Universitas Sumatera Utara
keluarga TKLK. Biaya tenaga kerja dalam keluarga untuk usahatani pembibitan tanaman rambutan adalah sebesar Rp. 2.439.833petani atau 21,15, dan biaya
tenaga kerja luar keluarga adalah sebesar Rp. 9.091.167petani atau 78,85 . Penggunaan tenaga kerja terbesar pada usahatani pembibitan rambutan adalah
pada penggunaan tenaga kerja luar keluarga. Untuk tahapan kerja pembersihan biji, dilakukan selama 3-4 hari dengan 8
jam kerja per hari dengan upah Rp. 30.000hari untuk tenaga kerja pria dan Rp.25.000hari untuk tenaga kerja wanita. Penyemaian benih dilakukan selama
selama 3 hari dengan 8 jam kerja per hari dengan upah Rp. 30.000hari untuk tenaga kerja pria dan Rp.25.000hari untuk tenaga kerja wanita. Penyiraman
dilakukan secara kontinu 1-2 kali sehari dimulai dari umur bibit 3 minggu sampai 3 bulan 65 hari dengan 4 jam kerja per hari dengan upah Rp.30.000hari untuk
tenaga kerja pria dan Rp.25.000hari untuk tenaga kerja wanita. Pemupukan dilakukan setiap 3 bulan sekali sampai bibit mencapai umur 1 tahun yaitu
frekuensi sebanyak 4 kali, pemupukan hanya dilakukan oleh tenaga kerja pria yaitu selama 1-6 hari dengan 8 jam kerja per hari dengan upah Rp.30.000hari.
Okulasi Bibit Rambutan dilakukan selama 2-12 hari dengan 8 jam kerja per hari dengan upah Rp.60.000hari, tahapan kerja ini hanya dilakukan oleh pria.
Pemeriksaan bibit hasil okulasi dilakukan selama 2-12 hari dengan 6 jam kerjahari dengan upah Rp.30.000hari, tahapan kerja ini hanya dilakukan oleh
pria. Pengendalian HPT dilakukan seminggu sekali mulai dari umur bibit 2 minggu-3 bulan, dilakukan sebanyak 12 kali dengan frekuensi 1 kali seminggu,
tahapan kerja ini hanya dilakukan oleh pria selama 4 jam per hari dengan upah Rp. 30.000 untuk sekali menyemprot.
Universitas Sumatera Utara
Produksi, Penerimaan, dan Pendapatan Bersih Usahatani Bibit Tanaman Buah.
Produksi
Menurut mutu, produksi bibit tanaman buah dapat dibedakan berdasarkan jenis dan tinggi bibit tanaman, yaitu :
1. Bibit Tanaman Durian Jenis bibit tanaman durian yang dibibitkan di lokasi penelitian adalah jenis
durian bintankani. Produk yang dihasilkan yang adalah bibit tanaman yang sudah siap dijual dengan tinggi bibit tanaman adalah sekitar 60-80 cm, dengan ukuran
polybag 18, ukuran ini adalah ukuran penjualan untuk partai besarborongan, polybag 25, dan polybag 40.
2. Bibit Tanaman Mangga Jenis bibit tanaman mangga yang dibibitkan di lokasi penelitian adalah
jenis mangga tongdam. Produk yang dihasilkan yang adalah bibit tanaman yang sudah siap dijual dengan tinggi bibit tanaman adalah sekitar 30-40 cm dengan
ukuran polybag 12, ukuran ini adalah ukuran penjualan untuk partai besarborongan, polybag 18, dan polybag 25.
3. Bibit Tanaman Rambutan Jenis bibit tanaman mangga yang dibibitkan di lokasi penelitian adalah
jenis rambutan brahrang. Produk yang dihasilkan yang adalah bibit tanaman yang sudah siap dijual dengan tinggi bibit tanaman adalah sekitar 70-100 cm dengan
ukuran polybag 18, ukuran ini adalah ukuran penjualan untuk partai besarborongan, polybag 25, dan polybag 40.
Universitas Sumatera Utara
Total Biaya Produksi Usahatani Pembibitan Tanaman Buah
Total biaya produksi merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan petani untuk usahatani pembibitan tanaman buah. Total biaya produksi pada
usahatani pembibitan tanaman buah terdiri dari biaya pajak tanah PBB, penyusutan peralatan, sarana produksi, dan tenaga kerja. Rata-rata total biaya
produksi usahatani pembibitan tanaman buah menurut jenis tanaman dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 24. Total Rata-rata Biaya Produksi Pada Usahatani Pembibitan Tanaman Durian Per Petani Selama 1 Tahun.
No. Komponen Biaya
Produksi Total Biaya Per Petani
Rp Persentase
1. Biaya Pajak Tanah
PBB 32.911
0,15 2.
Penyusutan Peralatan 3.107.990
15,06 3.
Sarana Produksi 7.194.686
34,86 4.
Tenaga Kerja 10.304.333
49,93
Total Biaya 20.639.920
100
Sumber : Data diolah dari Lampiran 16 Berdasarkan tabel 24 di atas dapat diketahui bahwa total biaya rata-rata
biaya produksi pada usahatani pembibitan tanaman durian per per petani selama 1
tahun adalah sebesar Rp. 20.639.920 per petani. Biaya produksi terbesar adalah
pada biaya tenaga kerja yaitu sebesar Rp. 10.304.333petani atau 49,93 dari total rata-rata biaya produksi. Biaya produksi terkecil adalah pada biaya pajak
tanah PBB yaitu sebesar Rp. 32.911petani atau 0,15 dari total biaya produksi.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 25. Total Rata-rata Biaya Produksi Pada Usahatani Pembibitan Tanaman Mangga Per Petani Selama 1 Tahun.
No. Komponen Biaya
Produksi Total Biaya Per Petani
Rp Persentase
1. Biaya Pajak Tanah
PBB 49.367
0,22 2.
Penyusutan Peralatan 3.107.990
14,07 3.
Sarana Produksi 9.757.909
44,18 4.
Tenaga Kerja 9.173.067
41,53
Total Biaya 22.088.333
100
Sumber : Data diolah dari Lampiran 17 Berdasarkan tabel 25 diatas dapat diketahui bahwa total biaya rata-rata
biaya produksi pada usahatani pembibitan tanaman mangga per petani selama 1
tahun adalah sebesar Rp. 22.088.333 per petani. Biaya produksi terbesar adalah
pada biaya sarana produksi yaitu sebesar Rp. 9.757.909petani atau 44,18 dari total rata-rata biaya produksi. Biaya produksi terkecil adalah pada biaya pajak
tanah PBB yaitu sebesar Rp. 49.367petani atau 0,22 dari total biaya produksi.
Tabel 26. Total Rata-rata Biaya Produksi Pada Usahatani Pembibitan Tanaman Rambutan Per Petani Selama 1 Tahun.
No. Komponen Biaya
Produksi Total Biaya Per Petani
Rp Persentase
1. Biaya Pajak Tanah
PBB 251.489
1,22 2.
Penyusutan Peralatan 3.107.990
15,05 3.
Sarana Produksi 6.489.991
31,43 4.
Tenaga Kerja 10.799.333
52,30
Total Biaya 20.648.804
100
Sumber : Data diolah dari Lampiran 18 Berdasarkan tabel 26 diatas dapat diketahui bahwa total biaya rata-rata
biaya produksi pada usahatani pembibitan tanaman rambutan per petani selama 1
tahun adalah sebesar Rp. 20.648.804 per petani. Biaya produksi terbesar adalah
pada biaya tenaga kerja yaitu sebesar Rp. 10.799.333petani atau 52,30 dari total rata-rata biaya produksi. Biaya produksi terkecil adalah pada biaya pajak
Universitas Sumatera Utara
tanah PBB yaitu sebesar Rp. 251.489petani atau 1,22 dari total biaya produksi.
Dari uraian di atas dapat dilihat total biaya produksi yang dikeluarkan pada usahatani pembibitan tanaman buah berdasarkan jenis bibit buahnya, dimana total
biaya produksi terbesar adalah total biaya produksi untuk pembibitan tanaman mangga yaitu sebesar Rp. 22.088.333, sedangkan total biaya produksi terkecil
adalah total biaya produksi untuk pembibitan tanaman durian yaitu sebesar Rp. 20.639.920.
Penerimaan
Penerimaan usahatani merupakan hasil perkalian jumlah produksi bibit tanaman dengan harga jual per polybag. Harga terbagi menurut jenis dan umur
bibit tanaman yang dijual di daerah penelitian, yaitu : 1.Bibit Tanaman Durian
Bibit tanaman durian yang dijual didaerah penelitian antara lain yang bibit berumur 4-6 bulan dengan harga jual Rp. 5.000-5.500polybag, untuk tanaman
yang berumur 7-9 bulan adalah Rp. 10.000polybag, untuk tanaman yang berumur 10-12 bulan adalah Rp.20.000-25.000polybag.
2. Bibit Tanaman Mangga Bibit tanaman mangga yang dijual didaerah penelitian antara lain yang
bibit berumur 4-6 bulan dengan harga jual Rp. 2.500-3.000polybag, untuk tanaman yang berumur 7-9 bulan adalah Rp. 5.500-6.000polybag, untuk tanaman
yang berumur 10-12 bulan adalah Rp.10.000-12.000polybag. 3. Bibit Tanaman Rambutan
Universitas Sumatera Utara
Bibit tanaman rambutan yang dijual didaerah penelitian antara lain yang bibit berumur 4-6 bulan dengan harga jual Rp. 5.000polybag, untuk tanaman
yang berumur 7-9 bulan adalah Rp. 8.000polybag, untuk tanaman yang berumur 10-12 bulan adalah Rp.15.000polybag.
Di daerah penelitian bibit tanaman yang paling banyak terjual adalah bibit tanaman yang berumur 4-6 bulan hal ini disebabkan bibit lebih banyak dijual
untuk partai besarborongan. Besarnya Penerimaan Usahatani Pembibitan Tanaman menurut jenis
tanaman dan umur tanaman dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 27. Total Penerimaan Rata-rata Usahatani Pembibitan Tanaman Durian Per Petani Selama 1 Tahun.
No. Umur Bibit Bulan Jumlah Tanaman yang
Terjual Polybag
Penerimaan Per Petani
Rp
1. 4 – 6
4.574 23.197.533
2. 7 – 9
851 8.543.333
3. 10 – 12
433 9.482.000
Total 41.222.866
Sumber : Data diolah dari Lampiran 19
Berdasarkan tabel 27 di atas dapat diketahui bahwa total penerimaan rata-rata pada usahatani pembibitan tanaman durian per petani selama 1 tahun
adalah sebesar Rp. 41.222.866. Penerimaan bibit tanaman durian yang berumur
4 – 6 bulan yaitu sebesar Rp. 23.197.533, umur 7 – 9 bulan yaitu sebesar Rp. 8.543.333, dan yang umur 10 – 12 bulan yaitu sebesar Rp. 9.482.000.
Penerimaan terbesar adalah penerimaan dari produksi bibit tanaman durian yang berumur 4-6 bulan yaitu sebesar Rp. 23.197.533 per petani. Sedangkan
penerimaan terkecil adalah penerimaan dari produksi bibit durian yang berumur 7-9 bulan yaitu sebesar Rp. 8.543.333 per petani.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 28. Total Penerimaan Rata-rata Usahatani Pembibitan Tanaman Mangga Per Petani Selama 1 Tahun.
No. Umur Bibit Bulan Jumlah Tanaman yang
Terjual Polybag
Penerimaan Per Petani
Rp
1. 4 – 6
6.634 17.000.333
2. 7 – 9
1.187 6.622.133
3. 10 - 12
604 6.148.800
Total 29.771.267
Sumber : Data diolah dari Lampiran 20 Berdasarkan tabel 28 di atas dapat diketahui bahwa total penerimaan
rata-rata pada usahatani pembibitan tanaman mangga per petani selama 1 tahun adalah sebesar Rp. 29.771.267. Penerimaan bibit tanaman mangga yang berumur
4 – 6 bulan yaitu sebesar Rp. 17.000.333, umur 7 – 9 bulan yaitu sebesar Rp. 6.622.133, dan yang umur 10 – 12 bulan yaitu sebesar Rp. 6.148.800.
Penerimaan terbesar adalah penerimaan dari produksi bibit tanaman mangga yang berumur 4-6 bulan yaitu sebesar Rp. 17.000.333 per petani. Sedangkan
penerimaan terkecil adalah penerimaan dari produksi bibit mangga yang berumur 10-12 bulan yaitu sebesar Rp. 6.148.800 per petani.
Tabel 29. Total Penerimaan Rata-rata Usahatani Pembibitan Tanaman Rambutan Per Petani Selama 1 Tahun.
No. Umur Bibit Bulan Jumlah Tanaman yang
Terjual Polybag
Penerimaan Per Petani
Rp
1. 4 – 6
5.351 26.754.167
2. 7 – 9
1.503 12.023.333
3. 10 - 12
791 11.869.000
Total 50.646.500
Sumber : Data diolah dari Lampiran 21 Berdasarkan tabel 29 di atas dapat diketahui bahwa total penerimaan
rata-rata pada usahatani pembibitan tanaman rambutan per petani selama 1 tahun
adalah sebesar Rp. 50.646.500. Penerimaan bibit tanaman rambutan yang berumur
Universitas Sumatera Utara
4 – 6 bulan yaitu sebesar Rp. 26.754.167, umur 7 – 9 bulan yaitu sebesar Rp.
12.023.333, dan yang umur 10 – 12 bulan yaitu sebesar
Rp. 11.869.000. Penerimaan terbesar adalah penerimaan dari produksi bibit tanaman rambutan yang berumur 4-6 bulan yaitu sebesar Rp. 26.754.167 per
petani. Sedangkan penerimaan terkecil adalah penerimaan dari produksi bibit rambutan yang berumur 10-12 bulan yaitu sebesar Rp. 11.869.000 per petani.
Dari uraian di atas secara keseluruhan dapat dilihat bahwa penerimaan terbesar adalah penerimaan yang diperoleh dari produksi bibit yang berumur 4-6
bulan, hal ini disebabkan karena bibit pada umur ini banyak dijual untuk partai besarborongan, sehingga bibit terjual dalam jumlah yang besar. Sedangkan untuk
penerimaan terkecil adalah pada penerimaan bibit yang berumur 10-12 bulan, hal ini disebabkan karena bibit pada usia ini tidak dijual dalam jumlah yang besar
seperti bibit yang berumur 4-6 bulan, selain itu permintaan pedagang untuk bibit pada umur ini tidak banyak karena bibit belum menghasilkan buah.
Selain itu dari tabel di atas dapat dilihat total penerimaan rata-rata pada usahatani pembibitan tanaman buah berdasarkan jenis bibit buahnya, dimana total
penerimaan terbesar adalah total penerimaan untuk pembibitan tanaman rambutan yaitu sebesar Rp. 50.646.500, sedangkan total penerimaan terkecil adalah total
penerimaan untuk pembibitan tanaman mangga yaitu sebesar Rp. 29.771.267. Pendapatan Bersih
Pendapatan bersih usahatani pembibitan tanaman buah diperoleh dari total penerimaan usahatani dikurangi dengan total biaya produksi. Pendapatan bersih
usahatani ini dipengaruhi oleh jumlah produksi bibit tanaman buah yang terjual,
Universitas Sumatera Utara
seluruh biaya produksi untuk usahatani pembibitan tanaman buah, dan harga jual bibit tanaman buah per polybag.
Besarnya pendapatan bersih usahatani pembibitan tanaman buah selama setahun berdasarkan jenis bibitnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 30. Pendapatan Bersih Usahatani Pembibitan Tanaman Durian Per Petani Selama 1 Tahun
No. Keterangan
Per PetaniTahun
1. Total Penerimaan
Rp. 41.222.867 2.
Total Biaya Produksi Rp. 20.639.920
Pendapatan Bersih Rp. 20.582.947
Sumber : Data diolah dari Lampiran 22 Berdasarkan tabel 30 di atas dapat diketahui bahwa total pendapatan
rata-rata pada usahatani pembibitan tanaman durian per petani selama 1 tahun adalah sebesar Rp. 20.582.947.
Tabel 31. Pendapatan Bersih Usahatani Pembibitan Tanaman Mangga Per Petani Selama 1 Tahun
No. Keterangan
Per PetaniTahun
1. Total Penerimaan
Rp. 29.771.267 2.
Total Biaya Produksi Rp. 22.088.33
Pendapatan Bersih Rp. 7.682.934
Sumber : Data diolah dari Lampiran 24 Berdasarkan tabel 31 di atas dapat diketahui bahwa total pendapatan
rata-rata pada usahatani pembibitan tanaman durian per petani selama 1 tahun
adalah sebesar Rp. 7.698.517
Universitas Sumatera Utara
Tabel 32. Pendapatan Bersih Usahatani Pembibitan Tanaman Rambutan Per Petani Selama 1 Tahun
No. Keterangan
Per PetaniTahun
1. Total Penerimaan
Rp. 50.646.500 2.
Total Biaya Produksi Rp. 20.648.804
Pendapatan Bersih Rp. 29.997.696
Sumber : Data diolah dari Lampiran 26 Berdasarkan tabel 32 di atas dapat diketahui bahwa total pendapatan
rata-rata pada usahatani pembibitan tanaman rambutan per petani selama 1 tahun adalah sebesar Rp. 29.997.696.
Dari keseluruhan tabel pendapatan bersih pada usahatani pembibitan tanaman buah diatas, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan untuk total pendapatan bersih
rata-rata yang diperoleh pada masing-masing usahatani pembibitan tanaman buah di daerah penelitian, dimana pendapatan bersih terbesar adalah total pendapatan
bersih untuk pembibitan tanaman rambutan yaitu sebesar Rp. 29.997.696., sedangkan total pendapatan bersih terkecil adalah total pendapatan bersih untuk
pembibitan tanaman mangga yaitu sebesar Rp. 7.682.934. Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa total biaya produksi terbesar ialah
total biaya produksi untuk pembibitan tanaman mangga sedangkan untuk total penerimaan dan pendapatan bersih penangkaran bibit tanaman rambutan lebih
tinggi daripada penangkaran bibit tanaman durian dan mangga pada usahatani pembibitan tanaman buah di daerah penelitian. Dengan demikian hipotesis 3 yang
menyatakan bahwa Penerimaan, Biaya Produksi, Pendapatan Bersih pembibitan tanaman durian lebih tinggi daripada penangkaran bibit tanaman mangga dan
rambutan pada usahatani penangkaran bibit tanaman buah di daerah penelitian tidak dapat diterima.
Universitas Sumatera Utara
Analisis RC Ratio