Kutipan Haiku 4 Sakuragari Analisa Makna Simbolik Bunga Sakura Dalam Haiku Karya Matsuo Basho

juga memiliki makna religius. Pohon-pohon bunga sakura sengaja di tanam di sekitar kuil bahkan pegunungan karena bunga sakura dianggap sebagai pagar Tuhan dan manusia. Di bait pertama, Basho mengatakan ‘ubin kuil Kannon’ pilihan kata ‘ubin’ bukan bagian yang lain dari sebuah kuil memberi makna bahwa manusia harus memberi segenap penghambaan dan penyembahan kepada Tuhan. Di bait kedua, ‘atapnya mengapung jauh di awan’, pilihan kata ‘atap’ bila dikaitkan dengan kata di bait pertama yaitu ‘ubin’ memperjelas hubungan antar manusia dengan Tuhannya. Di bait ketiga, ‘Dari bunga sakura kasih sayang Buddha’ memperjelas makna simbolik bunga sakura sebagai pagar antara Tuhan dan manusia. Ternyata keindahan bunga sakura adalah lambang kasih sayang sekaligus pelajaran bagi manusia. Dimana bunga sakura adalah simbol refleksi kehidupan manusia dan sesungguhnya hidup manusia tidak kekal.

3.4. Kutipan Haiku 4 Sakuragari

Kidoku ya hibi ni Gori rokuri Terjemahannya adalah: Cherry blossoming viewing Admirable it is to walk Ten or twelve miles a day Pemandangan mekarnya bunga sakura Begitu mengagumkan melakukan perjalanan 10 sampai 12 mil sehari dalam buku Basho’s Journey: The Literary Prose of Matsuo Basho:38 Universitas Sumatera Utara Gubahan haiku Basho di atas secara umum menggambarkan tentang salah satu perjalanan yang ia lakukan. Di bait pertama Basho membuka gubahan haiku-nya dengan menceritakan pemandangan bunga sakura yang sedang bermekaran dengan indahnya di musim semi. Di bait kedua, Basho mengungkapkan perasaan bahagianya dan kekagumannya akan bunga sakura yang menemani perjalanannya sejauh sepuluh sampai dua belas mil atau sekitar lebih kurang dua puluh kilometer. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa perjalanan yang ia tempuh sampai dua belas mil begitu tak terasa ketika perjalanan itu dilakukan pada saat musim semi dimana bunga sakura sedang mekar dengan indahnya. Keindahan sakura mampu membius mereka yang melihatnya hingga lelah pun tidak mampu mengalahkan semangat perjalanan Basho karena perjalanan itu di temani oleh keindahan sakura. Bunga Sakura memberi makna simbolik tentang perjalanan hidup. Sedangkan jarak sejauh dua belas mil memberi makna setiap ujian yang datang dalam kehidupan. Perjalanan yang Basho maksudkan itulah kehidupan. Banyaknya perjalanan yang dilakukan Basho lebih terkesan sebagai sebuah perjalanan spiritual. Sesuai dengan keyakinan spiritual yang dianutnya, yaitu zen. Makna perjalanan pada bait kedua jika dihubungkan dengan makna bunga sakura dalam haiku tersebut di atas dapat dikatakan memiliki keterkaitan secara makna filosofis. Masyarakat Jepang secara filosofis memaknai bunga sakura sebagai simbol kehidupan. Kehidupan yang singkat, layaknya bunga sakura harus bisa memberi manfaat. Seperti bunga sakura yang hanya muncul di musim semi dan hanya mekar selama tujuh hari, kemudian harus berguguran karena musim semi berlalu. Walaupun umur mekar bunga sakura hanya sebentar saja, tetapi bunga sakura mampu memberikan banyak manfaat dan membawa Universitas Sumatera Utara kebahagiaan. Kehidupan dan perjalanan adalah dua hal yang identik atau sering dikaitkan. Bagi Basho yang berlatarbelakang zen, perjalanan dan kehidupan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan karena paham zen mengajarkan bahwa pengalaman pribadi adalah segalanya dalam kehidupan, dengan tujuan jika ingin memahami sesuatu yang paling mendasar tentang sesuatu maka harus dialami sendiri. Itulah alasan yang memotivasi Basho melakukan banyak perjalanan. Banyak hal yang ia temui di sepanjang perjalanan semakin memperkaya dirinya dengan pengalaman-pengalaman hidup. Perjalanan bagi Basho adalah rumahnya. Berikut haiku gubahan Basho yang juga menceritakan tentang sakura sebagai simbol replika kehidupan manusia. On a journey Resting beneath the cherry blossom, I feel myself to be in a Noh play Terjemahannya adalah: Di sebuah perjalanan Beristirahat di bawah pohon bunga sakura Aku merasa seperti berada dalam sebuah drama Noh Matsuo Basho:httpthe greenleaf.co.ukhpbasho00bashohaiku Haiku di atas mengekspresikan makna yang senada dengan haiku sebelumnya. Sama-sama mengungkapkan tentang perjalanan kehidupan yang menggunakan bunga sakura untuk melambangkan makna hidup yang ideal. Di bait pertama, Basho mengekspresikan hal yang paling ia sukai yaitu melakukan perjalanan. Perjalanan adalah rumahnya, perjalanan memperkaya ruh Universitas Sumatera Utara kejiwaannya. Di bait kedua “ beristirahat di bawah pohon bunga sakura” memberi makna perjalanan kehidupan ini memang terkadang melelahkan, berhenti sejenak untuk beristirahat dan mengumpulkan semangat. Mengapa di bawah pohon sakura? Memberi makna beristirahat di bawah pohon sakura bisa memberi enrgi baru, mengingatkan kembali tentang makna hidup yang diajarkan oleh bunga sakura. Hidup layaknya bunga sakura yang hanya mekar tujuh hari dan harus rela berguguran setelah memberikan kebahagiaan, keceriaan, dan semangat baru bagi orang yang melihat keindahannya. Hal ini dipertegas dengan pemaparan isi haiku di bait ketiga ‘Aku merasa seperti berada dalam sebuah drama Noh’ , hidup juga layaknya sebuah drama merupakan panggung sandiwara dan kita bisa memilih peran apa dalam hidup, yang baik atau yang buruk. Berikut haiku lainnya yang memiliki ekspresi senada dengan haiku sebelumnya. Sakura yori Matsu wafutaki o Matsu kigoshi Terjemahannya adalah: After three months passage I’ve long to see this pine; two thunks After three month’s passage Sejak sakura bermekaran Telah lama menunggu untuk melihat cemara ini: dua cemara Setelah perjalanan tiga bulan dalam buku Basho’s Journey: The Literary Prose of Matsuo Basho:38 Universitas Sumatera Utara Di bait pertama, kata-kata sejak sakura bermekaran mengekspresikan sebuah tanda dimulainya musim semi karena datangnya musim semi identik dengan bunga-bunga yang bermekaran. Di bait kedua, Basho mengungkapkan waktu penantiannya agar dapat melihat cemara kembali. Waktu penantian yang diekspresikan dengan kata lama menunjukkan keinginan yang sangat agar dapat bertemu lagi dengan musim semi agar bisa melihat cemara. Cemara secara simbolik bermakna keawetan persahabatan. Penegasan dua cemara pada bait kedua tersebut bermakna Basho dan temannya yang akan saling bertemu kembali di musim semi yang ditandai dengan sakura. Di bait ketiga, melalui kata-kata setelah perjalanan tiga bulan mengarah pada selang masa pergantian musim di Jepang setelah sebelumnya tiga bulan harus menikmati musim dingin, tiga bulan di musim gugur dan tiga bulan di musim panas. Musim dingin bagi orang Jepang adalah waktu yang dianggap sebagai masa penderitaan karena suhu udara yang dingin menghambat aktivitas mereka. Oleh karena itu, kedatangan musim semi menjadi simbol berakhirnya penderitaan musim dingin dan dimulainya kebahagiaan musim semi. Di haiku ini Basho mengungkapkan betapa bahagianya ia menyambut datangnya musim semi karena ia bisa bertemu lagi dengan temannya yang sangat ingin di temui. Dengan demikian, di dalam haiku ini sakura juga memberi makna simbolik sebagai lambang kebahagiaan bagi masyarakat Jepang. Kebahagiaan yang nilainya sangat mahal karena harus ditebus dengan kesabaran menghadapi segala penderitaan yang ada, serta dengan usaha dan kerja terbaik. Universitas Sumatera Utara

3.5. Kutipan Haiku 5