a. Tema
Pengertian atau tema adalah aspek makna yang bersifat obyektif, yakni ide yang sedang diceritakan, berupa hubungan bunyi dengan obyeknya. Tema
merupakan lanadasan penyapa untuk meyampaikan hal-hal tertentu kepada pesapa dengan mengharapkan reaksi tertentu.
b. Perasaan
Perasaan adalah aspek makna yang bersifat subyektif, yakni sikap penyapa terhadap tema atau pokok pembicaraan. Misalnya, sedih, gembira, dan
marah.
c. Nada
Nada adalah aspek makna yang bersifat subyektif, yakni panyapa terhadap pesapanya. Pesapa yang berlainan akan mempengaruhi pilihan kata
diksi dan cara penyampaian amanat.
Karena itu, relasi penyapa dan pesapa melahirkan nada tertentu dalam komunikasi. Misalnya: sinis, ironi, dan imperatif.
d. Amanat
Amanat adalah aspek makna yang berupa maksud dan tujuan yang ingin dicapai oleh penyapa, berupa sampainya ide panyapa kepada pesapa secara tepat.
Amanat berkaitan dengan maksud penyapa serta penafsiran dari pesapa. Jika amanat tidak diterima dengan tepat oleh pesapa, maka akan timbul salah paham atau salah
komunikasi. Karena itu, amanat sebenarnya merupakan pesan penyapa yang telah diterima oleh pesapa. Dalam kaitannya dengan aspek makna, Verhaar 1982:131
menjelaskan bahwa ujaran manusia itu berkaitan dengan tiga aspek, yakni maksud, makna, dan informasi. Maksud berupa amanat, bersifat subyektif, berada pada
Universitas Sumatera Utara
pemakai bahasa. Makna berupa isi suatu bahasa, bersifat lingual. Informasi berupa tema, apa yang sedang diceritakan, bersifat obyektif, dan nonlingual. Hubungan di
antara ketiga aspek itu dapat dibagankan sebagai berikut.
Tanda-tanda tersebut kemudian dimaknai sebagai wujud dalam memahami kehidupan. Manusia melalui kemampuan akalnya berupaya berinteraksi dengan
menggunakan tanda sebagai alat untuk berbagai tujuan, salah satu tujuan tersebut adalah untuk berkomunikasi dengan orang lain sebagai bentuk adaptasi dengan
lingkungan.
Komunikasi bukan hanya sebagai proses, melainkan komunikasi sebagai pembangkitan makna the generation of meaning . Ketika kita berkomunikasi
dengan orang lain, setidaknya orang lain tersebut memahami maksud pesan kita, kurang kebih secara tepat. Supaya komunikasi dapat terlaksana, maka kita harus
membuat pesan dalam bentuk tanda bahasa, kata. Pesan-pesan yang kita buat, medorong orang lain untuk menciptakan makna untuk dirinya sendiri yang terkait
dalam beberapa hal dengan makna yang kita buat dalam pesan kita. Semakin banyak kita berbagi kode yang sama, makin banyak kita menggunakan sistim
tanda yang sama, maka makin dekatlah “makna” kita dengan orang tersebut atas pesan yang datang pada masing-masing kita dengan orang lain tersebut.
2.2 Sakura 2.2.1 Sejarah Bunga Sakura